• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh maka dapat disampaikan saran yaitu:

1. Bagi Guru

a. Guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika sebaiknya lebih banyak menggunakan alat peraga untuk memudahkan siswa memahami konsep matematika yang bersifat abstrak. Peningkatan prestasi belajar matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan dapat menggunakan alat peraga teropong pecahan.

2. Bagi Kepala Sekolah

a. Menghimbau guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan media yang sederhana namun dapat meningkatkan pemahaman siswa.

b. Memberi masukan agar dapat mengetahui alat peraga yang bervariasi dalam memperbaiki dan meningkatkan kreativitas pembelajaran Matematika terutama materi pecahan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Membuat alat peraga teropong pecahan yang tiang penyangganya terbuat dari bahan yang tidak membahayakan siswa, misalnya dari bahan plastik atau kayu.

b. Membuat inovasi alat peraga lain yang dapat digunakan untuk memeragakan penjumlahan dn pengurangan pecahan yang hasilnya > 1 dan < 0.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Antonius Cahya Prihandoko. (2006). Memahami Konsep Matematika Secara Benar dan Menyajikannya dengan Menarik. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktur Ketenagaan.

Cholis Sa’dijah. (1998).Pendidikan Matematika II. Malang: Depdikbud.

Cronbach, L. Y. (1959). Essensial of Psychological Testing. New York: Harper & Row Publisher.

Darhim. (1991).Pendidikan Matematika II. Jakarta: Depdikbud.

Lisnawaty Simanjuntak. (1992). Metode Mengajar Matematika 1. Jakarta: Rineka Cipta.

Marsigit. (2004). Konsep Dasar Kurikulum 2004 Matematika. Staffsite UNY Yogyakarta. FMIPA UNY.

Muhibbin Syah . (1999).Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Nana Syaodih Sukmadinata. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana. (2005). Dasar-Dasar Proses Belajar Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

___________. (1995). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Ngalim Purwanto. (1966).Psikologi Pendidikan.Bandung: CV. Remaja Karya.

Pitadjeng. (2006). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktur Ketenagaan.

Ruseffendi. (1984). Dasar-dasar Matematika Modern dan Komputer untuk Guru. Bandung: Tarsito.

Rusgianto. (1984). Beberapa Alat Peraga Matematika dan Penggunaannya dalam Pengajaran Matematika. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Saifudddin Azwar. (2010).Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Slameto. (2003).Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soekartiwi. (1995). Meningkatkan Efektivitas Mengajar (Cetakan I). Jakarta: Dunia Pustaka Raya.

Sri Subarinah. (2006). Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktur Ketenagaan: Jakarta.

Sugiyono (2011).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suharjo. (2006). Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktur Ketenagaan.

Suharsimi Arikunto, dkk .(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

__________. (2015).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Sukayati. (2003).Pecahan. Yogyakarta: Depdiknas.

Sujati. (2000).Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: FIP UNY.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2011).Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(SIKLUS I)

Satuan pendidikan : SDN Warangan I Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : IV / 1

Pokok Bahasan : Penjumlahan & Pengurangan Pecahan Siklus/Pertemuan : I / I&II

Alokasi waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah

B. Kompetensi Dasar

6.3 Menjumlahkan pecahan 6.4 Mengurangkan pecahan

C. Indikator

6.3.1 Menjumlahkan dua pecahan biasa berpenyebut sama 6.3.2 Menjumlahkan dua pecahan biasa berpenyebut tidak sama 6.4.1 Mengurangkan dua pecahan biasa berpenyebut sama 6.4.2 Mengurangkan dua pecahan biasa berpenyebut berbeda

D. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah memperhatikan penjelasan guru tentang penjumlahan pecahan menggunakan alat peraga teropong pecahan, siswa dapat mengerjakan soal penjumlahan dua pecahan biasa berpenyebut sama dengan tepat.

2. Setelah memperhatikan penjelasan guru tentang penjumlahan pecahan menggunakan alat peraga teropong pecahan, siswa dapat mengerjakan soal penjumlahan dua pecahan biasa berpenyebut berbeda dengan tepat.

3. Setelah memperhatikan penjelasan guru tentang pengurangan pecahan menggunakan alat peraga teropong pecahan, siswa dapat mengerjakan soal pengurangan dua pecahan biasa berpenyebut sama dengan tepat.

4. Setelah memperhatikan penjelasan guru tentang pengurangan pecahan menggunakan alat peraga teropong pecahan, siswa dapat mengerjakan soal pengurangan dua pecahan biasa berpenyebut berbeda dengan tepat.

E. Materi Pembelajaran

Penjumlahan dan pengurangan pada pecahan

F. Metode Pembelajaran

Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi dan demonstrasi (penggunaan alat peraga teropong pecahan)

G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 (2x35 menit)

1. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam. b. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. c. Guru melakukan apersepsi.

‘Anak-anak siapa diantara kalian yang sering diminta tolong oleh Ibu untuk berbelanja di warung?” “Saya Bu,” Jawab ana-anak. “Coba anak-anak sebutkan biasanya diminta ibu untuk membeli apa?” “Gula, terigu, kerupuk, tempe, dan lain-lain’. “Biasanya ibu menyuruh untuk membeli gula atau terigu seberapa anak-anak?” “setengah kilogram, seperempat kilogram, satu kilogram, (sangat bervariasi jawaban anak-anak.” “Iyaa, ada setengah, seperempat, tiga perempat itu disebut dengan

bilangan pecahan. Dalam matematika, pecahan itu dapat dijumlahkan dan dapat dikurangkan. Pada hari ini kita akan belajar tentang penjumlahan pecahan.”

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Siswa memperhatikan penjelasan guru yang sedang memberi contoh cara menjumlahkan pecahan dengan menggunakan alat peraga teropong pecahan sambil memperagakannya menggunakan alat peraga teropong pecahan yang dimiliki masing-masing kelompok.

Contoh pertama adalah cara menjumlahkan pecahan . c b a c b c a

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Memasang lingkaran pecahan

5

2 berwarna coklat pada tiang penyangga.

2) Kemudian memasang lingkaran pecahan 5

1 berwarna coklat di atasnya dan mengatur sehingga garis pembagi kedua pecahan berimpit dan warna kedua pecahan tersambung.

3) Tampak lingkaran terbagi lima sama besar dan yang berwarna 3 bagian. Jadi, 5 3 5 1 5 2

. c b a c b c a

Contoh kedua adalah cara menjumlahkan pecahan 6 1 3 2 Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Memasang lingkaran pecahan 3

2 pada tiang penyangga.

2) Kemudian memasang lingkaran pecahan 6

1 di atasnya dan mengatur sehingga garis pembagi kedua pecahan berimpit dan warna kedua pecahan tersambung.

3) Karena hasilnya belum jelas (garis pembaginya belum terlihat jelas), maka dipasang lingkaran pecahan yang tidak berwarna untuk melihat pembagiannya yang sama. Guru mencoba memasang lingkaran perempatan, perenaman atau perdelapanan.

b. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang konsep penjumlahan pada pecahan berpenyebut sama, yaitu untuk a, b, c bilangan bulat dengan c ≠ 0, maka

c. Siswa diminta untuk membentuk kelompok. Satu kelompok terdiri dari 3-4 siswa jadi satu kelas terdiri dari 4 kelompok.

d. Perwakilan kelompok mengambil alat peraga teropong pecahan dan LKS untuk kelompoknya.

e. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok

f. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok di LKS. Setiap kelompok mempresentasikan satu soal pada LKS menggunakan alat peraga teropong pecahan.

g. Kelompok yang lain bertugas unuk menanggapi presentasi dari kelompok lain.

h. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas.

3. Kegiatan Akhir (5 menit)

a. Siswa dan guru bersama-sama menarik kesimpulan. b. Siswa diberi motivasi agar rajin belajar.

c. Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam.

Pertemuan 2 (2x35 menit)

1. Kegiatan awal (5 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam. b. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. c. Guru melakukan presensi.

d. Guru Guru menyampaikan apersepsi mengenai pengurangan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama dengan mengingat kembali materi penjumlahan pecahan pada pertemuan sebelumnya.

2. Kegiatan inti (20 menit)

a. Siswa memperhatikan penjelasan guru yang sedang memberi contoh cara mengurangkan pecahan dengan menggunakan alat peraga teropong pecahan. Contoh pertama adalah cara mengurangkan pecahan

6 2 6 5 Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Memasang pecahan 6

2) Kemudian memasang pecahan 6

2 berwarna abu-abu dan mengatur sehingga garis pembagi kedua pecahan berimpit dan warna kedua pecahan bertumpuk.

3) Tampak lingkaran enam sama besar dan warna yang tidak tertutupi tiga bagian. Jadi, 6 3 6 2 6 5

Contoh kedua adalah cara mengurangkan pecahan 8 3 4 2 Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Memasang pecahan 4

2 pada tiang penyangga

2) Kemudian memasang pecahan 8

3 yang berwarna abu-abu di atasnya dan mengatur sehingga garis pembagi kedua pecahan berimpit dan warnanya bertumpuk.

3) Karena hasilnya belum jelas (garis pembaginya belum terlihat jelas), maka dipasang lingkaran pecahan yang tidak berwarna untuk melihat pembagiannya yang sama. Guru mencoba memasang lingkaran perempatan, perenaman atau perdelapanan.

4) Kemudian guru mengatur agar semua garis pembagi pecahan-pecahan yang berwarna dapat berimpit dengan garis pembagi pecahan tanpa warna sehingga dapat ditemukan penyebut untuk hasil pecahan

8 3 4 2 5) Kemudian dihitung berapa bagian warna yang tidak tertutupi warna

abu-abu

6) Jadi tampak bahwa ada 1 bagian yang tidak tertutupi warna abu-abu, sehingga 8 1 8 3 4 2

i. Perwakilan kelompok mengambil alat peraga teropong pecahan dan LKS untuk kelompoknya.

j. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok

k. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok di LKS. Setiap kelompok mempresentasikan satu soal pada LKS menggunakan alat peraga teropong pecahan.

l. Kelompok yang lain bertugas unuk menanggapi presentasi dari kelompok lain.

m. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas. 4. Kegiatan Akhir (45 menit)

a. Siswa dan guru bersama-sama menarik kesimpulan.

b. Guru memberikan soal post-test kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.

c. Siswa diberi motivasi agar rajin belajar.

d. Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam. H. Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Alat Pembelajaran

a. Alat peraga teropong pecahan b. Soal berupa LKS dan post test 2. Sumber Pembelajaran

Tim Bina Karya Guru. (2007).Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas IV.Jakarta: Erlangga.

I. Evaluasi dan Penilaian

1. Prosedur evaluasi : post test

2. Jenis evaluasi : tes tertulis 3. Bentuk evaluasi : isian singkat 4. Skor

Post test

5. Kriteria keberhasilan

Kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil apabila 75% dari jumlah siswa mampu memperoleh nilai 65-100.

Skor yang diperoleh

Skor = x100

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS II)

Satuan pendidikan : SDN Warangan I Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : IV / 1

Pokok Bahasan : Penjumlahan & Pengurangan Pecahan Siklus/Pertemuan : II / I&II

Alokasi waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah

B. Kompetensi Dasar

6.3 Menjumlahkan pecahan 6.4 Mengurangkan pecahan

C. Indikator

6.3.1 Menjumlahkan dua pecahan biasa berpenyebut sama 6.3.2 Menjumlahkan dua pecahan biasa berpenyebut tidak sama 6.4.1 Mengurangkan dua pecahan biasa berpenyebut sama 6.4.2 Mengurangkan dua pecahan biasa berpenyebut berbeda

D. Tujuan Pembelajaran

5. Setelah memperhatikan penjelasan guru tentang penjumlahan pecahan menggunakan alat peraga teropong pecahan, siswa dapat mengerjakan soal penjumlahan dua pecahan biasa berpenyebut sama dengan tepat.

6. Setelah memperhatikan penjelasan guru tentang penjumlahan pecahan menggunakan alat peraga teropong pecahan, siswa dapat mengerjakan soal penjumlahan dua pecahan biasa berpenyebut berbeda dengan tepat.

7. Setelah memperhatikan penjelasan guru tentang pengurangan pecahan menggunakan alat peraga teropong pecahan, siswa dapat mengerjakan soal pengurangan dua pecahan biasa berpenyebut sama dengan tepat.

8. Setelah memperhatikan penjelasan guru tentang pengurangan pecahan menggunakan alat peraga teropong pecahan, siswa dapat mengerjakan soal pengurangan dua pecahan biasa berpenyebut berbeda dengan tepat.

E. Materi Pembelajaran

Penjumlahan dan pengurangan pada pecahan

F. Metode Pembelajaran

Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi dan demonstrasi (penggunaan alat peraga teropong pecahan)

G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 (2x35 menit)

1. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam. b. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.

c. Guru menyampaikan apersepsi mengenai penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama dengan mengingat kembali materi penjumlahan pecahan pada pertemuan sebelumnya.

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Siswa memperhatikan penjelasan guru yang sedang memberi contoh cara menjumlahkan pecahan dengan menggunakan alat peraga teropong pecahan sambil memperagakannya menggunakan alat peraga teropong pecahan yang dimiliki masing-masing kelompok.

Contoh pertama adalah cara menjumlahkan pecahan Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

.... 6 2 6 3

1) Memasang lingkaran pecahan tiga perenam berwarna biru pada tiang penyangga.

2) Kemudian memasang lingkaran pecahan dua perenam berwarna biru di atasnya dan mengatur sehingga garis pembagi kedua pecahan berimpit dan warna kedua pecahan tersambung.

3) Tampak lingkaran terbagi enam sama besar dan yang berwarna 5 bagian. Jadi,

Contoh kedua adalah cara menjumlahkan pecahan .... 4 1 2 1 Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Memasang lingkaran pecahan satu perdua yang berwarna merah pada tiang penyangga.

2) Kemudian memasang lingkaran pecahan satu perempat di atasnya dan mengatur sehingga garis pembagi kedua pecahan berimpit dan warna kedua pecahan tersambung.

6 5 6 2 6 3

. c b a c b c a

3) Karena hasilnya belum jelas (garis pembaginya belum terlihat jelas), maka dipasang lingkaran pecahan yang tidak berwarna untuk melihat pembagiannya yang sama. Guru mencoba memasang lingkaran perempatan, perenaman atau perdelapanan.

4) Tampak tiga bagian yang berwarna yang memeragakan pecahan 4 3 , sehingga 4 3 4 1 2 1

b. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang konsep penjumlahan pada pecahan berpenyebut sama, yaitu untuk a, b, c bilangan bulat dengan c ≠ 0, maka

c. Siswa diminta untuk membentuk kelompok. Satu kelompok terdiri dari 3-4 siswa jadi satu kelas terdiri dari 4 kelompok.

d. Perwakilan kelompok mengambil alat peraga teropong pecahan dan LKS untuk kelompoknya.

e. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok

f. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok di LKS. Setiap kelompok mempresentasikan satu soal pada LKS menggunakan alat peraga teropong pecahan.

g. Kelompok yang lain bertugas unuk menanggapi presentasi dari kelompok lain.

h. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas.

3. Kegiatan Akhir (5 menit)

a. Siswa dan guru bersama-sama menarik kesimpulan. b. Siswa diberi motivasi agar rajin belajar.

c. Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam.

Pertemuan 2 (2x35 menit)

f. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. g. Guru melakukan presensi.

h. Guru menyampaikan apersepsi mengenai pengurangan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama dengan mengingat kembali materi pengurangan pecahan pada pertemuan sebelumnya.

2. Kegiatan inti (20 menit)

a. Siswa memperhatikan penjelasan guru yang sedang memberi contoh cara mengurangkan pecahan dengan menggunakan alat peraga teropong pecahan. Contoh pertama adalah cara mengurangkan pecahan

8 3 8 6 Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Memasang pecahan enam perdelapan berwarna ungu pada tiang penyangga.

2) Kemudian memasang pecahan tiga perdelapan berwarna abu-abu dan mengatur sehingga garis pembagi kedua pecahan berimpit dan warna kedua pecahan bertumpuk.

3) Tampak lingkaran enam sama besar dan warna yang tidak tertutupi tiga bagian. Jadi, 8 3 8 3 8 6

Contoh kedua adalah cara mengurangkan pecahan 12

3 3 2 Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Memasang pecahan dua pertiga yang berwarna hijau pada tiang penyangga

2) Kemudian memasang pecahan tiga perduabelas yang berwarna abu-abu di atasnya dan mengatur sehingga garis pembagi kedua pecahan berimpit dan warnanya bertumpuk.

3) Karena hasilnya belum jelas (garis pembaginya belum terlihat jelas), maka dipasang lingkaran pecahan yang tidak berwarna untuk melihat pembagiannya yang sama. Guru mencoba memasang lingkaran perempatan, perenaman atau perdelapanan.

4) Kemudian guru mengatur agar semua garis pembagi pecahan-pecahan yang berwarna dapat berimpit dengan garis pembagi pecahan tanpa warna sehingga dapat ditemukan penyebut untuk hasil pecahan

12 3 3 2 7) Kemudian dihitung berapa bagian warna yang tidak tertutupi warna

abu-abu

8) Tampak bahwa ada 5 bagian yang tidak tertutupi warna abu-abu, sehingga 12 5 12 3 3 2

b. Perwakilan kelompok mengambil alat peraga teropong pecahan dan LKS untuk kelompoknya.

c. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok

d. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok di LKS. Setiap kelompok mempresentasikan satu soal pada LKS menggunakan alat peraga teropong pecahan.

e. Kelompok yang lain bertugas unuk menanggapi presentasi dari kelompok lain.

f. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas. 3. Kegiatan Akhir (5 menit)

a. Siswa dan guru bersama-sama menarik kesimpulan.

b. Guru membagikan soal post-test kepada siswa tentang penjumlahan dan pengurangan pada pecahan kepada siswa.

c. Siswa diberi motivasi agar rajin belajar.

d. Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam. I. Alat dan Sumber Pembelajaran

3. Alat Pembelajaran

c. Alat peraga teropong pecahan d. Soal berupa LKS dan post test 4. Sumber Pembelajaran

Cholis Sa’dijah. (1998). Pendidikan Matematika II. Malang: Depdikbud. Tim Bina Karya Guru. (2007).Terampil Berhitung Matematika untuk SD

Kelas IV.Jakarta: Erlangga. J. Evaluasi dan Penilaian

6. Prosedur evaluasi : post test

7. Jenis evaluasi : tes tertulis 8. Bentuk evaluasi : isian singkat 9. Skor

Post test

Skor yang diperoleh

Skor = x100

10. Kriteria keberhasilan

Kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil apabila 75% dari jumlah siswa mampu memperoleh nilai 65-100.

. c b a c b c a Lampiran 2. Materi Pembelajaran Siklus I dan Siklus II

1. Penjumlahan Pecahan

a. Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Sama Untuk a, b, c bilangan bulat dengan c ≠ 0, maka Contoh:

b. Penjumlahan pecahan Berpenyebut Berbeda

Untuk menjumlahkan dua pecahan dengan penyebut yang tidak sama, lakukan langkah-langkah berikut:

1) Carilah KPK dari penyebut kedua pecahan tersebut.

2) Ubah kedua pecahan tersebut sehingga kedua pecahan senama dengan penyebut KPK yang diperoleh dalam langkah 1)

3) Setelah kedua pecahan tersebut senama, jumlahkan dengan ketentuan seperti di bawah ini.

Contoh:

Jawab: KPK dari 2 dan 3 adalah 6 Senilai dengan Senilai dengan Jadi 6 5 6 2 6 3 3 1 2 1 2 1 6 3 3 1 6 2 .. ... 3 1 2 1 4 3 4 2 1 4 2 4 1

2. Pengurangan Pecahan

a. Pengurangan Pecahan Berpenyebut Sama

Untuk a, b, c bilangan bulat dengan c ≠ 0, maka Contoh

b. Pengurangan Pecahan Berpenyebut Berbeda

Untuk mengurangkan dua pecahan dengan penyebut yang tidak sama, lakukan langkah-langkah berikut:

1) Carilah KPK dari penyebut kedua pecahan tersebut.

2) Ubah kedua pecahan tersebut sehingga kedua pecahan senama dengan penyebut KPK yang diperoleh dalam langkah 1)

3) Setelah kedua pecahan tersebut senama, kita kurangkan dengan ketentuan seperti di bagian a.

Contoh :

KPK dari 2 dan 5 adalah 10, sehingga

2 1 senilai dengan 105 5 2 senilai dengan 10 4 Jadi 101 104 105 5 2 2 1 c b a c b c a ... 5 2 2 1 5 2 5 2 4 5 2 5 4

Lampiran 3. Contoh Lembar Kerja Siswa Siklus I dan Siklus II LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I

Lampiran 4. Soal Pretest, Posttest Siklus I, Posttest Siklus II dan Kunci Jawaban

SOALPRE-TEST

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat!

1. Pada teropong pecahan dipasang lingkaran pecahan satu pertiga yang berwarna hijau pada tiang penyangga.

Kemudian lingkaran pecahan sepertiga yang berwarna hijau dipasang di atasnya dan diatur sehingga garis penyekat kedua pecahan berimpit dan warnanya tersambung.

Peragaan di atas menunjukkan bahwa

2. Pada teropong pecahan dipasang lingkaran pecahan dua perlima yang berwarna coklat pada tiang penyangga.

Nama : No :   3 1 3 1

Kemudian lingkaran pecahan satu perlima yang berwarna coklat dipasang di atasnya dan diatur sehingga garis penyekat kedua pecahan berimpit dan warnanya tersambung.

Peragaan di atas menunjukkan bahwa

3. Pada teropong pecahan dipasang lingkaran pecahan satu pertiga yang berwarna hijau pada tiang penyangga.

Kemudian lingkaran pecahan dua perenam yang berwarna biru dipasang di atasnya dan diatur sehingga garis penyekat kedua pecahan berimpit dan warnanya tersambung.

Peragaan di atas menunjukkan bahwa

4. Pada teropong pecahan dipasang lingkaran pecahan satu perdua yang berwarna merah pada tiang penyangga.

5 1 52   6 2 3 1

Kemudian lingkaran pecahan satu perempat yang berwarna kuning dipasang di atasnya dan diatur sehingga garis penyekat kedua pecahan berimpit dan warnanya tersambung.

Lingkaran pecahan belum tersekat menjadi bagian-bagian yang sama besar, maka dipasang lingkaran yang transparan untuk melihat penyekatannya yang sama, dengan mencoba memasang lingkaran perempatan, perenaman, perdelapanan, atau perdubelasan. Dengan demikian didapatkan hasil bahwa pecahan perempatanan yang dapat berimpit dengan garis penyekatnya.

Peragaan di atas menunjukkan bahwa

5. Pada teropong pecahan dipasang lingkaran pecahan tiga perempat yang berwarna kuning pada tiang penyangga

Kemudian lingkaran pecahan satu perempat yang berwarna abu-abu dipasang di atasnya dan diatur sehingga garis penyekat kedua pecahan berimpit dan warnanya bertumpuk. 4 1 2 1

Peragaan di atas menunjukkan bahwa

6. Pada teropong pecahan dipasang lingkaran pecahan lima perenam yang berwarna kuning pada tiang penyangga

Kemudian lingkaran pecahan dua perenam yang berwarna abu-abu dipasang di atasnya dan diatur sehingga garis penyekat kedua pecahan berimpit dan warnanya bertumpuk

Peragaan di atas menunjukkan bahwa

7. Pada teropong pecahan dipasang lingkaran pecahan dua perempat yang berwarna kuning pada tiang penyangga

Kemudian lingkaran pecahan satu perdelapan yang berwarna abu-abu dipasang di atasnya dan diatur sehingga garis penyekat kedua pecahan berimpit dan warnanya bertumpuk

Peragaan di atas menunjukkan bahwa

4 1 4 3 6 2 6 5 8 1 4 2

8. Pada teropong pecahan dipasang lingkaran pecahan dua pertiga yang berwarna hijau pada tiang penyangga

Kemudian lingkaran pecahan satu perempat yang berwarna abu-abu dipasang di atasnya dan diatur sehingga garis penyekat kedua pecahan berimpit dan warnanya bertumpuk

Lingkaran pecahan belum tersekat menjadi bagian-bagian yang sama besar, maka dipasang lingkaran yang transparan untuk melihat penyekatannya yang sama, dengan mencoba memasang lingkaran perempatan, perenaman, perdelapanan, atau perdubelasan. Dengan demikian didapatkan hasil bahwa pecahan perduabelasan yang dapat berimpit dengan garis penyekatnya.

Peragaan di atas menunjukkan bahwa

4 1 3 2

9.   5 1 5 2 10.   9 3 9 2 11.   8 1 4 3 12.   14 1 7 5 13.   6 1 6 5 14.   5 2 5 4 15.   10 1 5 3 16.   6 1 9 5

Kunci Jawaban soal Pretest:

1. 3 2 3 1 3 1 2. 6 4 6 2 3 1 3. 5 3 5 1 5 2 4. 4 3 4 1 2 1 5. 4 2 4 1 4 3 6. 6 3 6 2 6 5 7. 8 3 8 1 4 2 9. 5 3 5 1 5 2 10. 9 5 9 3 9 2 11. 8 7 8 1 4 3 12. 14 11 14 1 7 5 13. 6 4 6 1 6 5 14. 5 2 5 2 5 4 15. 10 5 10 1 5 3

SOALPOST-TEST SIKLUS I

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat!

1. Pada teropong pecahan dipasang lingkaran pecahan dua perempat yang berwarna kuning pada tiang penyangga.

Kemudian lingkaran pecahan satu perempat yang berwarna hijau dipasang di atasnya dan diatur sehingga garis penyekat kedua pecahan berimpit dan warnanya tersambung.

Peragaan di atas menunjukkan bahwa  

4 1 4

2

2. Pada teropong pecahan dipasang lingkaran pecahan tiga perenam yang berwarna biru pada tiang penyangga.

Nama :

Kemudian lingkaran pecahan dua perenam yang berwarna biru dipasang di atasnya dan diatur sehingga garis penyekat kedua pecahan berimpit dan warnanya tersambung.

Peragaan di atas menunjukkan bahwa  

6 2 6

3

3. Pada teropong pecahan dipasang lingkaran pecahan dua pertiga yang berwarna hijau pada tiang penyangga.

Kemudian lingkaran pecahan satu perenam yang berwarna biru dipasang di atasnya dan diatur sehingga garis penyekat kedua pecahan berimpit dan warnanya tersambung.

Peragaan di atas menunjukkan bahwa  

6 1 3

2

4. Pada teropong pecahan dipasang lingkaran pecahan satu perdua yang berwarna merah pada tiang penyangga.

Kemudian lingkaran pecahan satu pertiga yang berwarna hijau dipasang di

Dokumen terkait