• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Proses Kepemimpinan

Dalam dokumen LAPORAN RANCANGAN AKSI PERUBAHAN (Halaman 54-0)

BAB II 4

5.1 Deskripsi Proses Kepemimpinan

Integritas adalah adalah mutu, sifat, dan keadaan yang menggambarkan kesatuan yang utuh, sehingga memiliki potensi dan kemampuan memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Integritas adalah salah satu kunci kesuksesan setiap individu karena individu yang berintegritas merupakan pribadi yang konsisten dalam menjalankan nilai-nilai dan norma yang berlaku. Salah satu syarat utama seseorang dikatakan memiliki integritas tinggi adalah komitmen. Pelaksanaan aksi perubahan memerlukan komitmen bersama stakeholder eksternal dan internal pada Kantor Pertanahan Kota Madiun, terutama pada Seksi Pengandalian dan Penanganan Sengketa sebagai lokus dari aksi perubahan yang bertema Pembuatan Peta Dasar Pertanahan Sebagai Dasar Dalam Kegiatan Pengendalian Lahan Sawah Pada Kantor Pertanahan Kota Madiun. Tentunya aksi perubahan ini akan dapat dicapai jika semua stakeholder terkait mempunyai komitmen dan integritas dalam mencapai output yang telah ditetapkan.

Dalam mewujudkan komitmen dan integritas untuk mewujudkan aksi perubahan ini, diawali dengan meminta persetujuan dan dukungan dari Mentor terkait aksi perubahan yang akan dilaksanakan pada Kantor Pertanahan Kota Madiun. Mentor yang dimaksud disini merupakan Kepala Kantor Pertanahan Kota Madiun yang memiliki peranan yang sangat besar dalam mendukung dan mewujudkan tercapainya aksi perubahan ini.

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 42 Gambar 6. Menghadap Mentor

Pelaksanaan rapat dan pertemuan internal di lingkungan Kantor Pertanahan Kota Madiun merupakan salah cara untuk meminta dukungan dari stakeholder internal. Dalam rapat dapat dijelaskan mengenai rencana kerja, proses, pelibatan stakeholder internal, dan manfaat aksi perubahan bagi Kegiatan pada Seksi Pengendalian dan Penangan Sengketa khususnya dan lingkungan Kantor Pertanahan Kota Madiun pada umumnya.

Gambar 7. Rapat Stakeholder Internal pada Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa Kantor Pertanahan Kota Madiun

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 43 Dalam rapat dibahas mengenai pemilihan dan penentuan anggota tim yang akan dilibatkan dalam aksi perubahan ini. Penentuan anggota tim dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama dan disesuaikan dengan keahlian yang dimiliki oleh masing-masing anggota. Selain Mentor dan Leader pelaksanaan aksi perubahan ini juga melibatkan pejabat fungsional sebagai anggota yang bertugas untuk mengolah hasil pemotretan pesawat, petugas ukur selain membantu pejabat fungsional juga berperan dalam pemasangan titik-titik Ground Control Point (GCP) di lapangan.

Pelaksanaan aksi perubahan ini kita wujudkan dalam Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota Madiun Nomor: 87.1 / SK-35.77.KP.600/ V / 2021 tentang Pembentukan Tim Aksi Perubahan Untuk Kegiatan Pengendalian Pertanahan Melalui Pembuatan Peta Dasar Pertanahan Sebagai Dasar Dalam Kegiatan Pengendalian Lahan Sawah Pada Kantor Pertanahan Kota Madiun.

Dalam pelaksanaan aksi perubahan peran Leader akan sangat penting.

Seorang Leader harus mampu mengelola sumber daya yang tersedia sehingga dalam pelaksanaan dan output yang diperoleh dapat sesuai dengan rencana yang telah disusun. Seorang Leader juga harus mendapat dukungan dari anggota tim sehingga anggota tim mempunyai komitmen dan integritas yang sama dengan Leader-nya. Dalam membangun integritas dan dukungan dari anggota tim, seorang Leader harus mampu :

a. Memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai aksi perubahan yang direncanakan. Pemberian penjelasan dan pemahaman terhadap aksi perubahan akan memberikan wawasan kepada anggota tim mengenai arah pelaksanaan dan hasil yang diharapkan nantinya.

b. Seorang Leader harus mampu memberikan keyakinan kepada anggota tim, bahwa hasil yang didapatkan dari pelaksanaan aksi perubahan ini dapat membantu mempermudah dan mempercepat pelaksanaan tugas keseharian dari anggota tim, serta dapat meningkatkan kualitas data dan kualitas layanan yang ada pada Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa pada khususnya dan Kantor Pertanahan Kota Madiun pada

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 44 umumnya.

c. Seorang Leader juga harus mampu membangun kekompakan dan persatuan serta komitmen bersama kepada seluruh anggota tim.

d. Seorang Leader harus mampu menggali potensi dari angota tim sehingga dapat meningkatkan kinerja dari anggota tim.

e. Seorang Leader harus mampu melaksanakan koordinasi, monitoring, dan evaluasi mengenai pelaksanaan kegiatan sehingga rencana yang sudah disusun tidak melewati batas waktu yang telah ditetapkan.

Keterbatasan anggaran dan peralatan dari pemerintah harus kita siasati dengan melakukan terobosan yang dapat memberikan manfaat bagi pelayanan pada Kantor Pertanahan Kota Madiun. Ketidaktersediaan anggaran dalam pengadaan peta dasar/peta kerja kita siasati dengan pengadaan peta kerja melalui pemotretan dengan Drone yang tetap didasari pada peraturan dan petunjuk teknis yang ada sehingga kualitas dari peta yang dihasilkan dapat dipertanggung jawabkan dan dapat dipergunakan.

Aksi perubahan ini akan memiliki dampak dalam percepatan Kegiatan Pengendalian pada Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa Kota Madiun, dikarenakan aksi perubahan ini menyiapkan Peta Dasar Pertanahan sebagai dasar bagi proses pemetaan bidang-bidang tanah, tidak hanya untuk periode sekarang tapi juga untuk periode yang akan datang. Penyiapan Peta Dasar Pertanahan ini dapat dipakai dalam kegiatan pengendalian lahan sawan di kota Madiun.

Aksi perubahan ini akan menjadi momentum perubahan pemetaan hasil pengukuran dari pemetaan yang dulunya berorientasi pada citra google dengan resolusi yang rendah ke arah peta orthopoto dengan resolusi spatial yang tinggi sehingga memudahkan dalam interpretasi dan pemetaan bidang-bidang tanah.

Diharapkan dengan adanya Peta Dasar Pertanahan ini, perbaikan terhadap pemetaan bidang-bidang tanah pada peta Kelurahan dapat dilakukan bersamaan dengan pemetaan terhadap bidang-bidang tanah terdaftar yang belum terpetakan. Peta Dasar Pertanahan ini dapat juga digunakan sebagai

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 45 dasar dalam penyatuan peta-peta dari berbagai sumber sehingga peta kerja ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam pembentukan peta tunggal.

B. Pengelolaan Tim

Aksi perubahan ini tidak akan dapat dilakukan sendiri oleh Leader, diperlukan keterlibatan orang lain yang tergabung dalam sebuah tim kerja.

Tim kerja harus memiliki komitmen yang tinggi untuk bekerjasama dengan penuh rasa tanggung jawab guna mewujudkan tujuan bersama. Tahapan pembentukan tim efektif berdasarkan Bruce Tuckman adalah: (1). Forming, pemahaman tentang tujuan dan struktur tim; (2). Storming, memperkuat perjanjian tahapan sebelumnya dan penyesuaian; (3). Norming, setiap anggota melakukan tugas dan fungsi masing-masing; (4). Performing, pemantau dan pemeliharaan sistem serta norma (peran aktif dari anggota tim); dan (5).

Adjourning , pemberian apresiasi terhadap capaian anggota tim untuk kemajuan bersama.

Anggota tim kerja ini terdiri dari beberapa orang dengan latar belakang yang berbeda-beda. Diperlukan kerjasama dan pengelolaan tim kerja yang baik sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan. Langkah-langkah pengelolaan tim kerja sehingga memperoleh hasil yang optimal, antara lain :

a. Menjalin komunikasi yang baik.

Anggota tim perlu mengetahui perkembangan dan informasi terbaru mengenai kegiatan yang dilaksanakan, tujuan dan batas waktu penyelesaian pekerjaan. Komunikasi dilakukan untuk membangun koordinasi dan memberikan masukan terhadap pelaksanaan tugas yang diberikan sehingga dapat dicarikan alternatif penanganan bila ditemukan permasalahan.

b. Membangun hubungan kerja yang positif.

Salah satu cara untuk mengelola tim efektif dilakukan dengan mengenal anggota tim kerja sehingga hubungan kerja akan terarah dengan lebih baik. Seorang Leader perlu mengenal kompetensi dari anggotanya dalam pemberian tugas terkait aksi perubahan.

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 46 c. Menghargai pekerjaan anggota tim.

Pekerjaan yang telah dilakukan oleh anggota tim dalam pelaksanaan tugasnya harus diapresiasi untuk mebangun kepercayaan diri dan memberikan semangat. Seorang Leader harus terus mampu mendorong kreativitas dan memastikan semua anggota tim mengetahui tujuan yang akan dicapai nantinya.

d. Mendelegasikan kepada orang yang tepat.

Seorang Leader mampu untuk mengenal anggotanya lebih baik, baik dari segi kemampuan dan kekuatan dari masing-masing anggotanya. Setiap anggota dapat bekerja dengan maksimal jika pekerjaan yang dilakukannya sesuai dengan minat dan kemampuannya. Agar tim kerja bekerja dengan produktif maka pendelegasian tugas kepada anggota harus tepat sesuai dengan kemampuan atau kompetensinnya.

e. Mengatasi konflik

Apabila dalam pelaksanaan aksi perubahan mengalami konflik maka harus dicari akar permasalahannya dan ditemukan solusi pemecahan masalahnya. Konflik yang diabaikan akan memberikan pengaruh negatif terhadap pelaksanaan aksi perubahan.

Pemilihan anggota dalam tim kerja aksi perubahan ini didasarkan pada kompetensi dari masing-masing individu disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi dalam kegiatan keseharian pada Kantor Pertanahan Kota Madiun. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan aksi perubahan dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat ini dan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Tim kerja aksi perubahan dituangkan dalam Surat Keputusan (SK) Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota Madiun Nomor: 87.1 / SK-35.77.KP.600/ V / 2021 tentang Pembentukan Tim Aksi Perubahan Untuk Kegiatan Pengendalian Pertanahan Melalui Pembuatan Peta Dasar Pertanahan Sebagai Dasar Dalam Kegiatan Pengendalian Lahan Sawah Pada Kantor Pertanahan Kota Madiun.

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 47 Surat Keputusan (SK) memuat susunan tim kerja yang berasal dari pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) pada Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa di lingkungan Kantor Pertanahan Kota Madiun. Selain memuat susunan tim kerja, surat keputusan juga dilengkapi dengan deskripsi tugas dari masing-masing anggota. Tim kerja terdiri dari : (1). Project Leader, (2). Petugas pemasangan dan pengukuran titik kontrol tanah (Ground Control Point), (3).

Petugas pemotretan udara, (4). Petugas pengolahan data hasil pemotretan udara, (5). Petugas dokumentasi, (6). Petugas administrator.

Gambar 8. Surat Keputusan (SK) Tim Kerja Aksi Perubahan

Rapat kerja tim aksi perubahan dilakukan setiap minggunya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui progress tim kerja serta evaluasi terhadap pelaksanaan aksi perubahan. Rapat dan evaluasi sangat berguna untuk memonitor hasil pekerjaan dan mengetahui masalah-masalah yang dihadapi sehingga rencana yang telah disusun dapat diselesaikan tepat waktu.

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 48 5.2 Deskripsi Hasil Kepemimpinan

Capaian Tahapan Inovasi.

Aksi perubahan pada Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa Kota Madiun dilaksanakan dalam 4 (empat) tahapan kegiatan yang meliputi tahap persiapan, pelaksanaan lapangan, pengolahan data dan analisis data, serta evaluasi dan pelaporan.

A. Tahap Persiapan.

Pada tahap persiapan dilakukan hal-hal yang diperlukan sebelum melaksanakan kegiatan sebagaimana yang telah banyak diuraikan pada Sub Bab sebelumnya, yang terdiri dari (1). permohonan persetujuan dan pelaporan kepada Kepala Kantor Pertanahan Kota Madiun selaku Mentor atas aksi perubahan ini, (2). pertemuan dengan stakeholder internal dalam pembahasan aksi perubahan, (3). pembentukan tim kerja aksi perubahan yang disahkan dalam bentuk Surat Keputusan oleh Kepala Kantor Pertanahan, (4). pelaksanaan rapat dalam rangka penyusunan dan koordinasi rencana kerja serta, (5). koordinasi perizinan dengan stakeholder eksternal sebagai tempat kegiatan pemotretan dengan pesawat udara nirawak (PUNA), (6). Persiapan mobilisasi serta basecamp, (7).

Pembuatan peta rencana jalur terbang dan rencana distribusi titik kontrol.

B. Tahap Pelaksanaan Lapangan.

Gambaran Umum lokasi yang akan dipetakan adalah seluruh kelurahan yang berada di Kota Madiun dengan cara bertahap. Luas area pemotretan kurang lebih 33,23 km2. Pemotretan ini telah dimulai tanggal 1 Juni 2021. Pemilihan lokasi seluruh Kelurahan pada kota Madiun dikarenakan Kota Madiun merupakan salah satu kota yang menuju Kota Lengkap, sehingga aksi perubahan ini selain sebagai suatu kegiatan dalam pengendalian lahan sawah nantinya juga akan mendukung kegiatan penilaian Kota Lengkap. Diagram alir pelaksanaan pemotretan udara dimulai dari persiapan, pemotretan udara, sampai dengan pemanfaatan peta foto dapat dilihat pada Gambar 18.

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 49 Bagan 6 . Alir Pelaksanaan Pemotretan Udara

Persiapan Pemotretan

Pemasangan Titik Kontrol

Pengukuran Titik Kontrol (GCP)

Pembuatan Jalur Terbang

Pengolahan Data Titik Kontrol (GCP)

Pemotretan Udara

Pengolahan Foto Udara Agisoft Photoscan

GCP

(Groun Control Point

Add Foto

Align Foto

Identifikasi GCP

Build Mesh

Build Dem

Build Orthomosaic

Orthofoto

Updating Peta Dasar Pertanahan

Kegiatan

Program Strategis Nasional

Pengendalian Pertanahan

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 50 Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras dalam penelitian ini meliputi : (a). 1 Unit Komputer Intel(R) Core(TM) i7-8700 RAM 64 GB yang digunakan untuk mengolah data hasil pemotretan udara, (b). 3 Unit Pesawat udara Nirawak (PUNA) 2 berupa DJI Phantom 4 Professional dengan kamera dijital non metrik DJI FC6310, resolusi 20 Megapixel, dengan focal length 8,8 Milimeter dan 1 Unit Fixwing Motodoro MX dengan kamera dijital non metrik Sony RX 0, resolusi 16 Megapixel, dengan focal length 7,7 Milimeter yang digunakan untuk pemotretan udara , (c). 2 unit GPS Type Geodetik CHC i50, untuk pengukuran koordinat Ground Control Points (GCPs) dan Independent Check Points (ICPs) di lapangan.

Sedangkan, perangkat lunak yang digunakan meliputi : (a). sistem operasi windows 10 profesional 64 bit, (b). perangkat lunak pengolahan foto udara Agisoft Metashape Professional untuk mengolah data foto udara, (c). perangkat lunak mission planner untuk membuat jalur terbang Drone, (d). perangkat lunak Pix4dCapture untuk menerbangkan Drone, (e). perangkat lunak Autocad Map 2012 untuk pemetaan bidang tanah.

1. Perencanaan Jalur Terbang

Perencanana jalur terbang merupakan tahap awal dalam pelaksanan penerbangan pesawat UAV. Dalam suatu pekerjaan fotogrametri memerlukan suatu rencana jalur terbang agar foto yang di hasilkan mempunyai kualitas yang baik. Jalur ini direncanakan berdasarkan Area Of Interest (AOI) sehingga bentuk dan luasan lokasi pemotretan dapat ditentukan.

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 51 Gambar 9. Area Of Interest (AOI) Pemotretan

Udara

Penentuan Area Of Interest (AOI) ditentukan dengan menggunakan batas Administrasi kota dan kabupaten yang berbatasan.

Dalam percanaan jalur terbang ini kita menentukan forward overlap, side overlap, tinggi terbang, dan besarnya GSD (Ground Sampling Distance) yang akan berpengaruh dalam proses pengolahan data dan orthopoto yang dihasilkan.

Proses pengambilan jalur terbang biasanya diambil jarak yang terpanjang untuk melakukan perekaman, hal ini untuk memperoleh kestabilan pesawat di saat pemotretan. Dalam mendesain jalur terbang di buat sepanjang garis yang sejajar untuk membuat foto yang bertampalan. Area yang bertampalan overlap, merupakan daerah yang bertampalan antara foto satu dengan foto yang lainnya sesuai dengan nomor urutan jalur terbang. Tujuan dari tampalan ini adalah untuk menghindari daerah yang kosong disaat perekaman dikarenakan wahana pesawat terbang melaju dengan kecepatan yang tinggi. Selain forward overlap foto udara juga harus side overlap. Side overlap merupakan pertampalan antara foto udara satu dengan foto udara lain

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 52 Forward Overlap

Side Overlap

yang ada diatas maupun dibawah area yang direkam Berikut ini gambaran dari proses forward overlap dan side overlap.

Gambar 10. Contoh Forward Overlap dan Side Overlap pada Kegiatan Pemotretan Udara

Terkait efektivitas dalam merencanakan jalur terbang drone harus memperhatikan berbagai aspek agar dapat memenuhi kriteria dalam pengukuran sehingga dihasilkan resolusi orthopoto yang baik.

Adapun kriteria yang diperlukan adalah sebagai berikut : a. Tampalan side overlap dan forward overlap.

Berdasarkan Petunjuk Teknis nomor 02 /JUKNIS-300/2017 tentang Pembuatan Peta Kerja dengan Menggunakan Pesawat Nirawak / Drone telah ditentukan besarnya forward overlap sebesar 70% dan side overlap sebesar 60%. Dalam penentuan besarnya forward overlap dan side overlap yang telah ditentukan dalam Petunjuk Teknis nomor 02 /JUKNIS-300/2017 tentang Pembuatan Peta Kerja dengan Menggunakan Pesawat Nirawak / Drone, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut :

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 53 Tinggi terbang yang diinginkan (H)

= 120m Focal length kamera (f) = 8.8mm

Pixel width (foto) = 5472 piksel Pixel height (foto) = 3648 piksel Sensor width = 13.2 mm Sensor height = 8.8 mm

(i). Lakukan perhitungan terhadap GSD

Ground Sampling Distance (GSD) adalah jarak diantara dua pusat

/central pixel berurutan yang diukur dilapangan.

GSD = K x sensor width

ƒ piSel width

= 120 x 13.2 8.8 8.8

= 3.29 cm (ii). Hitung cakupan foto di lapangan

Lebar (Sw) = 5472 x 3.29 = 18002 cm = 180 m Panjang (Sh) = 3648 x 3.29 = 12001 cm = 120 m

(iii). Jika besar forward overlap 70% dan side overlap 60%

maka dapat dihitug jarak pemotretan forward overlap dan jarak antar jalur side overlap dengan rumus :

Jarak antar titik pemotretan D = Sh (1 - overlap)

= 120 (1 – 70%)

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 54

= 36 m

Jarak antar jalur terbang D = Sw (1-sidelap)

= 180 (1 – 60%)

= 72 m

Sehingga untuk memperoleh forward overlap 70% dan side overlap 60%, maka jarak antar jalurnya harus maksimal 72 meter dan jarak antar titik pemotretan maksimal 36 meter.

Perhitungan forward overlap 70% dan side overlap 60% dilakukan untuk mempermudah dalam pengolahan foto. Semakin besar forward overlap dan side overlap akan mempermudah bagi aplikasi pengolah data untuk menentukan daerah pertampalan, sehingga mempermudah dalam proses pengolahan datanya. Semakin besar nilai forward overlap dan side overlap akan memberikan dampak semakin banyaknya foto yang dihasilkan.

b. Tinggi terbang

Ketinggian terbang pesawat Drone disesuaikan dengan spesifikasi sensor kamera. Ketinggian yang digunakan dalam pelaksanaan aksi perubahan ini hanya ± 120 Meter. Beberapa aspek penting lainnya juga ditetapkan terkait ketinggian ketinggian terbang (±

120 Meter) terletak pada kualitas kamera dan perijinan terbang.

c. Waktu perekaman

Pencahayaan untuk menghasilkan foto yang baik dilakukan pada pukul 09.00 pagi sampai 11.00 karena pada saat itu cuaca cerah sehingga cahaya yang tertangkap kamera maksimal. Sedangkan untuk sore hari pencahaayaan yang baik dari jam 15.00 sampai pukul 17.00.

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 55 d. Sebaran Ttik Ground Control Point (GCP)

Sebaran titik-titik GCP harus terletak secara merata diseluruh areal pemotretan udara. Sebaran titik GCP harus dapat direkam oleh kamera untuk proses koreksi geometri foto.

Gambar 11. Titik Sebaran GCP pada AOI

Perangkat lunak yang digunakan dalam perencaan jalur terbang yaitu perangkat lunak Mission Planner, yang dikombinasikan dengan perangkat lunak Pix4dCapture. Perangkat lunak Misson Planner merupakan perangkat lunak yang bisa kita dapatkan dengan mudah di internet.

Mission Planner, maka pembuatan forward overlap dan side overlap menjadi lebih mudah. Hal ini akan membuat proses hitungan manual digunakan sebagai pembanding saja.

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 56 2. Perencanaan, Pemasangan dan Pengukuran GCP (Ground Control

Point)

Hasil pemetaan secara fotogrametrik berupa peta foto dan tidak dapat langsung dijadikan dasar atau lampiran penerbitan peta.

Pemetaan secara fotogrametrik tidak dapat lepas dari refrensi pengukuran secara terestris, mulai dari penetapan ground control points (titik kontrol tanah) hingga kepada pengukuran batas tanah.

Ground Control Point (GCP) adalah suatu titik ikat lapangan yang mengarahkan hasil olahan citra pada lokasi sebenarnya di lapangan. Citra yang tidak memiliki GCP atau titik ikat lapangan, belum terkoreksi geometric dan tidak dapat digunakan sebagai pemandu lapangan, karena tidak dapat menunjukkan posisi sebenarnya dimuka bumi. Citra yang belum terkoreksi geometrik ini perlu dilakukan koreksi dengan cara pemasangan titik ikat lapangannya.

Ground Control Point (GCP) dibuat untuk meningkatkan akurasi/koreksi geometri dari hasil potret udara drone. Pengamatan titik GCP ini menggunakan

GPS Geodetik dengan ketelitian sub millimeter. Penggunaan Ground Control Point (tiitk kontrol tanah) tidak lepas dari pekerjaan fotogrametri agar produk foto udara memiliki akurasi tinggi.

Sebagai tahap awal sebelum dilakukan pengukuran terhadap titik kontrol tanah (Ground Control Point), dalam melakukan kegiatan foto udara diperlukan pembuatan premark (penandaan titik kontrol tanah). Premark biasanya dibuat dengan bentuk tanda silang dengan titik premark berada tepat pada perpotongan tanda tersebut. Warna premak juga biasanya dipilih warna yang mencolok agar terlihat pada saat pengolahan foto udara. Ukuran minimum premark di foto udara sesuai dengan Petunjuk Teknis Pembuatan Peta Kerja dengan Menggunakan Pesawat Nirawak / Drone Nomor : 02 /JUKNIS-300/2017 adalah panjang 10 piksel dan lebar 3 piksel untuk masing masing sayap premark. Ukuran premark sebenarnya dilapangan

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 57 mengikuti nilai resolusi tanah pemotretan udara. Sebagai contoh : apabila rencana GSD 5 cm maka ukuran premark 50 cm X 15 cm.

Gambar 12. Premark pada Lokasi Pemotretan

Lokasi Ground Control Points (GCPs) direncanakan berdasarkan jalur terbang pada lokasi eksposur di sepanjang jalur terbang yang telah direncanakan. Sedapat mungkin Ground Control Points (GCPs) terdistribusi menyebar di Area Of Interest (AOI) yang telah rencana. Untuk memperoleh orthofoto yang dapat digunakan untuk pemetaan skala detail dengan baik, perlu menambahkan koordinat titik kontrol tanah (Ground Control Point) yang diperoleh dari GPS Geodetik dengan ketelitian milimeter.

Gambar 13. Lokasi Sebaran Ground Control Points (GCPs)

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 58 Data lapangan dikumpulkan lewat teknik pengukuran lapangan menggunkan Alat Ukur GPS Geodetic CHC i50, Controller, Receiver, Antena UHF/GSM, Pen Styles, Pole, Bracket, Tripod, Meteran rol, dan peralatan penunjang lainnya. Strategi Pengukuran GPS Terkait pelaksanaan survei GPS, strategi pengamatan yang diaplikasikan akan sangat berperan dalam pencapaian kualitas yang baik dari posisi titik-titik GPS. Adapun metode pengamatan yang dapat dilakukan dengan menggunakan CORS dengan metode static.

Gambar 14. Pengukuran Ground Control Points (GCPs) dengan Metode NTRIP

RTK-NTRIP merupakan metoda pengumpulan data dengan menggunakan jaringan internet, sehingga komunikasi antara base dan rover bergantung pada koneksi internet para pengguna. Sinyal koreksi dikirimkan oleh CORS menggunakan metode NTRIP (Networked Transport of RTCM via Internet Protocol) melalui jaringan internet ke rover station. Prinsip kerja NRTK adalah stasiun-stasiun referensi merekam data dari satelit GNSS secara kontinu yang kemudian

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Dalam dokumen LAPORAN RANCANGAN AKSI PERUBAHAN (Halaman 54-0)