• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terobosan Inovasi

Dalam dokumen LAPORAN RANCANGAN AKSI PERUBAHAN (Halaman 35-0)

BAB II 4

4.1. Terobosan Inovasi

Langkah berikutnya yang dilakukan setelah mengetahui isu strategis atau permasalahan prioritas organisasi adalah menentukan solusi yang harus dilakukan untuk penanganannya. Penentuan solusi perlu memperhatikan penyebab-penyebab utama timbulnya isu atau permasalahan agar mampu mengatasi permasalahan secara efektif dan efisien. Secara visual, isu strategis atau permasalahan, penyebab dan akibatnya dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Bagan 2

Bagan Penyebab dan Kondisi yang diharapkan adanya Isu Prioritas

Perlunya ada Inovasi Membuat Peta Dasar Pertanahan Kondisi Diharapkan

 Memiliki Peta Citra terbaru

 Memiliki Peta Dasar Pertanahan terbaru yang di gunakan untuk kegiatan Pengendalian

dan Pemantauan

Pertanahan pada

kantah Kota Madiun

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 23 Dari bagan tersebut, dapat dijelaskan bahwa permasalahan “Belum Memiliki Peta Dasar Pertanahan ter up date” disebabkan oleh adanya beberapa faktor yaitu:

1. Anggaran terbatas

2. Belum adanya peta citra yang baru

3. Meningkatnya perubahan alih fungsi lahan sawah menjadi non pertanian

Atas hal tersebut apabila hal ini dibiarkan maka fungsi pengendalian yang dimiliki oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang akan semakin lemah, dan menyebabkan permasalahan antara lain:

1. Tidak terkontrolnya perubahan alih fungsi lahan

2. Penguasaan, penggunaan dan pemilikan serta pemanfaatan tanah tidak optimal 3. Tingkat produktivitas tanah menurun dan mengganggu

keberlanjutan fungsi lingkungan hidup

4. Tidak terpenenuhinya fungsi sosial hak atas tanah

Selama ini kegiatan pengenadlian menggunakan Peta Dasar Pertanahan yang diterbitkan pada tahun 2015, sudah sekitar 6 tahun lamanya Peta Dasar Pertanahan tersebut tidak di perbaharui, banyak perubahan serta alih fungsi yang telah terjadi di Kota Madiun.

Gambar 1

Peta kerja yang menggunakan Peta Citra Google Earth tahun 2019

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 24 Gambar 2

Peta Administrasi Kota Madiun

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 25 Gambar 3

Peta Pola Tata Ruang Kota Madiun

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 26 Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada kanvas inovasi di bawah ini Rancangan Aksi Perubahan penulis sebagai berikut:

Tabel 10. Canvas Inovasi Rencana Aksi Perubahan

MITRA KERJA 1. Desa

2. Pemenrintah Daerah dan dinas terkait

KEGIATAN UTAMA PEMBUATAN PETA DASAR PERTANAHAN KANTAH KOTA MADIUN

NILAI YANG DITAWARKAN 1. Terciptanya data

pertanahan yang berkualitas sebagai kontrol alih fungsi lahan pertanian 2. Mendukung

program strategis nasional

3. Peta Indikati lahan baku sawah yang lebih akurat 4. Sebagai dasar

penentu arahan fungsi kawasan 5. Data yang akurat

dan up to date

HUBUNGAN KLIEN 1. Terciptanya data

pertanahan yang berkualitas 2. Terjaganya Alih

fungsi lahan

TARGET KLIEN 1. Kantor Pertanahan 2. Masyarakat 3. Pemerintah daerah 4. Dinas Pertanian SUMBER DAYA

1. ASN 2. PPNPN 3. Sarana dan

Prasarana (PUNA, Komputer, Printer)

PELAYANAN 1. Pembuatan Peta

Dasar Pertanahan Tahun Berjalan

UNSUR BIAYA 1. Belanja bahan

2. Belanja Operional

IMBALAN

1. Peta Dasar Pertanahan yang dapat di gunakan dalam kegiatan Pengendalian Alih Fungsi Lahan, kegiatan strategis kantah Kota Madiun.

RESIKO 1. Cuaca 2. Human error

LEGALITAS

1. Undang undang no 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

2. Peraturan Pemerintah No 1 tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

3. PMNA/Ka.BPN No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

4. Permen ATR/Ka. BPN RI No. 21 Tahun 2019 tentang Peta Dasar Pertanahan.

5. Juknis No. 02 /JUKNIS-300/2017 tentang Pembuatan Peta Kerja dengan Menggunakan Pesawat Nirawak/Drone.

AKUNTABILITAS

1. Output yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan juknis.

2. Pelaksananaanya dlakukan oleh SDM pada Seksi Pengendalian dan

Penanganan Sengketa

SUSTAINABILITAS 1. Basis Data yang

dapat di gunakan pada kegiatan Pengendalian Pertanahan.

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 27 4.2. Hasil Inovasi

Hasil Inovasi Rancangan Aksi Perubahan ini berupa :

Hasil Inovasi berupa Output Jangka Pendek (selama 2 bulan masa Implementasi Aksi Perubahan), yaitu Peta Foto udara terbaru pada beberapa kelurahan di Kota Madiun.

Hasil Inovasi berupa Outcome Jangka Menengah (selama 6 bulan masa Implementasi Aksi Perubahan), yaitu Peta Dasar Pertanahan di seluruh kelurahan kota Madiun pada tahun berjalan yang akan di gunakan dalam kegiatan Pengendalian Pertanahan.

4.3. Manfaat Inovasi

Manfaat Inovasi yang berupa Impact Jangka Panjang (selama satu tahun kedepan dan seterusnya) dari Rancangan Aksi Perubahan ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Bagi Tim Leader

Manfaat inovasi bagi Team Leader adalah dapat mengaktualisasikan kepemimpinan Pejabat Pengawas dalam inisiatif Pembuatan Peta Dasar Pertanahan melalui pemanfaatan puna (pesawat udara nirawak) untuk mendukung kegiatan Pengendalian Pertanahan pada Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa

2. Manfaat Bagi Instansi a. Kantor Pertanahan

1. Memiliki Peta Dasar Pertanahan yang up to date;

2. Peta Dasar Pertanahan dapat di gunakan sebagai basemap dalam kegiatan strategis lainnya seperti PTSL dan kegiatan pertimbangan teknis pertanahan kota Madiun;

b. Instansi Luar

1. Sebagai Input data dalam pembuatan RTRW pada Pemerintah daerah;

2. Dapat memberikan masukkan kepada instansi lain (Dinas Pertanian) yang berkepentingan pada penggunaan lahan pertanian;

3. Dapat memanfaatkan untuk intergrasi Rencana Tataruang (RTRW

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 28

PPNPN (Admin) Jabfung Koordinator

Tertentu Jabfung Koordinator

Tertentu

Kepala Seksi PPS (Project Leader) Kepala Kantor Pertanahan

(Mentor)

Tim Efektif Pembangunan Aplikasi Sistem Informasi Pengendalian Pertanahan oleh Seksi Pengendalian dan

Penanganan Sengketa

Coach

dan RDTR).

c. Bagi Penerima (Masyarakat)

1. Tersediannya lahan sawah yg berkelanjutan, sehingga daerah tersebut dapat menjadi lumbung pangan;

2. Tidak menghilangkan mata pencaharian buruh tani dan petani yang ada.

4.4. Pemanfaatan Sumber Daya Tim Efektif

Struktur Tim Kerja Aksi Perubahan diilustrasikan sebagai berikut : Bagan 3 : Struktur Tim Efektif Aksi Perubahan

Membangun tim kerja efektif dalam satu unit kerja termasuk dalam hal membuat Laporan Aksi Perubahan yang sedang kami rancang sesuai judul yaitu : PEMBUATAN PETA DASAR PERTANAHAN MELALUI PEMANFAATAN PUNA (PESAWAT UDARA NIRAWAK), tentu sangat membutuhkan kejelian pemimpin dalam memotret komposisi dan kompetensi anggota tim. Komposisi Anggota Tim dalam aksi perubahan yang kami rancang boleh dibilang sangat ramping, mengingat Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan terlibat sangat terbatas, sehingga komposisi tim yang terlibat hanya kami fokuskan pada sponsor (mentor),

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 29 project leader (pemimpin rancangan aksi perubuhan), coach (widyaiswara), working team (para tim kerja yang berasal dari Kantor Pertanahan Kota Madiun), team external (Pemerintah Daerah).

Struktur Tim memberikan pengaruh yang nyata pada efektivitas sebuah tim. Pilihan bentuk struktur tim akan sangat berpengaruh pada alur komunikasi, pembagian peran dan kejelasan otoritas pengambilan keputusan antar personilt im yang pada gilirannya akan mempengaruhi ketercapaian tujuan tim.

Peranan masing-masing individu dalam Tim Kerja Aksi Perubahan sebagaimana struktur di atas diuraikan sebagai berikut:

a. Mentor/Sponsor :

Kepala Kantor Pertanahan Kota Madiun selaku Pendamping dan Fasilitator Aksi Perubahan.

b. Project Leader :

Kepala Seksi Pengendalian dan Penangan Sengketa selaku Pemimpin Aksi Perubahan.

c. Coach:

Widyaiswara, selaku Pembimbing pada Proyek Leader agar Aksi Perubahan dapat terlaksana dengan baik dan sukses.

d. Tim Efektif

Tim efektif terdiri dari 4 (empat) orang yang bertugas sebagai tim yang melaksanakan aksi perubahan sesuai jadwal yang telah disusun dan dipimpin oleh Project Leader. Tim inti ini terdiri dari Koordinator Subtansi Pengendalian, staff ASN, Konsultan pihak ke 3 (dua orang).

Identifikasi Stakeholder

Stakeholder didefinisikan sebagai perorangan maupun kelompok-kelompok yang tertarik, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi, yang berpengaruh maupun terpengaruh oleh tujuan-tujuan dan tindakan-tindakan sebuah Tim. Dalam organisasi publik, sangat penting untuk mengetahui stakeholder yang memiliki kepentingan dan pengaruh terhadap program yang dimiliki oleh organisasi. Pihak-pihak yang berpengaruh (positif/negatif) dan

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 30 berkepentingan (kuat /lemah) serta hubungan kerja, baik secara kelompok maupun perorangan dalam pelaksanaan aksi perubahan ini diuraikan sebagai berikut :

Tabel 11. Identifikasi Stakeholder (Internal dan Eksternal)

No Nama Stakeholders Peranan Pengaruh Hubungan Kerja

1 2 3 4 5

1. Kepala Kantor  Memberikan Arahan kegiatan aksi

 Mendukung dan Fasilitator

 Pengesahan Dokumen dan Penetapan Tim Efektif

positif Mentor (Atasan Langsung)

2. Kasi PPS Pemimpin Aksi

Perubahan

positif Project Leader 3. Kasi Survey Pemetaan Pendukung Aksi

Perubahan

positif Rekan Kerja Tim Efektif

4. Kasi Penetapan Hak dan Pendaftaran

Pendukung Aksi

perubahan positif

5. Kasi Penataan dan Pemberdayaan

Pendukung Aksi Perubahan

positif

Rekan Kerja Tim Efektif

6. Penata Pertanahan Pertama Koordinator Pengendalian

Pendukung Aksi Perubahan

positif Rekan Kerja Tim Efektif

7 Penata Pertanahan Pertama Koordinator SKP

Pendukung Aksi Perubahan

positif Anggota Tim Efektif 8 Penata Kadastral Pertama Pendukung Aksi

Perubahan

positif Anggota Tim Efektif

9 ASN Seksi PPS Pendukung Aksi

Perubahan

positif Anggota Tim Efektif 10. Kakanwil BPN Prov Jawa

Timur

Pemberi Arahan dan Motivasi Monitoring dan laporan

positif Monitoring dan Pelaporan 11 Kabid PPS Pemberi Arahan dan Motivasi

Monitoring dan Laporan positif

Monitoring dan Pelaporan 12. Dinas Perkebunan Evaluasi dalam

pemberian dan perpanjangan ijin

positif Pengambil kebijakan

13. Dinas Tata Ruang Evaluasi dalam

pengambilan kebijakan terkait tata ruang

positif Pengambil kebijakan

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 31

• Dinas Perkebunan

• Dinas Tata Ruang Project

Leader Jejaring kerja (networking)

Untuk menggambarkan hubungan antar stakeholders dalam aksi perubahan ini digambarkan dalam Net Working Stakeholders sebagaimana diuraikan pada bagan berikut :

Bagan 4. Net working Stakeholders

Keterangan :

= Tim Aksi Perubahan

= Coach

= Stakeholder Internal Kantor Pertanahan Kota Madiun

= Stakeholder Eksternal Kakanwil BPN, Kabid PPS

= Stakeholder Eksternal Pemda, pemegang Hak (Badan Hukum dan Perorangan) Strategi Komunikasi :

Mentor Kepala Kantor

Pertanahan

Kasubag Tu, Kasi SP, Kasi PHP, Kasi PP, Kasi Pengadaan

Kakanwil BPN

Pejabat Fungsional Tertentu Kantor

Pertanahan Tim Aksi

Perubahan

• Pejabat Fungsional Seksi PPS

• ASN Seksi PPS

• Konsultan Pihak ke 3

Kepala Bidang PPS Coach

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 32

= Pembimbingan

= Instruksi

= Koordinasi Internal Kantor Pertanahan Kota Madiun

= Koordinasi dan Pelaporan di Lingkungan Kantor Wilayah BPN Jatim

= Koordinasi Eksternal dengan Stakeholder Terkait

4.4. Pengendalian Mutu Pekerjaan

Manajemen Pengendalian mutu pekerjaan memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tujuan awal yaitu optimalisasi media komunikasi publik strategi yang kurang sehingga diharapkan kinerja lebih meningkat dikemudian hari. Kualitas atau mutu dari suatu produk baik beru pabarang maupun jasa, akan dihasilkan apabila pengendalian mutu pekerjaan dilaksanakan dengan baik dan bersifat menyeluruh. Oleh karena itu pengendalian mutu pekerjaan sangat luas, karena semua yang berhubungan dengan kualitas atau mutu harus diperhatikan.

Pengendalian mutu pekerjaan dilakukan untuk mengetahui dan memastikan pelaksanaan kegiatan Aksi Perubahan dapat berjalan dengan baik demi tercapainya tujuan dari kegiatan, dengan memperhatikan beberapa kendala atau hambatan atau capaian ouput yang akan dihasilkan dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan pengendalian mutu pekerjaan dimaksudkan untuk mendapatkan jaminan bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan dengan mengeluarkan biaya yang ekonomis atau serendah mungkin.

Pada Laporan Aksi Perubahan ini pengendalian pekerjaan yang dibuat adalah:

1. Mengawasi Kinerja Tim Kerja (Kepatuhan Tim Kerja pada Tugasnya) Pengawasan Tim Kerja dilakukan oleh Project Leader untuk mengontrol kesesuaian rancangan dengan hasil pekerjaan.

2. Merancang form kendali untuk mengontrol pekerjaan

Dilakukan oleh Project Leader untuk mengorgan isi jalannya pekerjaan.

3. Menggunakan PDCA (Plan, Do, Check, Action)

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 33

 Plan yaitu perencanaan yang telah ditetapkan agar dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang telah di buat;

 Do yaitu dikerjakan sesuai rencana setelah tahapan plan diselesaikan, melakukan kegiatan sesuai dengan urutan pekerjaan yang telah di tentukan

 Check yaitu pekerjaan yang telah diselesaikan perlu dicek hasilnya, apakah dalam pelaksanaannya dikerjakan dengan penuh tanggung jawab atau tidak, apakah sesuai alur dan target, terdapat kendala atau tidak;

 Action yaitu perlu diadakan tindak lanjut apakah Pelaksanaan telah sesuai apabila belum sesuai dilakukan perbaikan.

Untuk pentahapan jangka pendek selama 60 hari diuraikan pada tabel-tabel berikut ini :

Tabel 12. Tahapan Kegiatan Implementasi Aksi Perubahan Jangka Pendek

No. Kegiatan Mulai Dura

si

17 Mei s/d 28 Juni 2021

Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 7 I. PERSIAPAN

1. Melapor Ke Mentor 17/05/21 1

Hari

2. Rapat Pembentukan Tim Aksi

Perubahan 19/05/21 1

Hari

3. Pembuatan SK Tim Aksi Perubahan

20/05/21 1 Hari

4. Rapat Tim Efektif (Pembagian

Tugas dan Perencanaan) 21/05/21 1 Hari

II. PELAKSANAAN

5. Koordinasi Stakeholder Internal 24/05/21 1 Hari

6.

Perencanaan dan Persiapan Kegiatan

25/05/21 4 Hari

7. Pelaksanaan Kegiatan Lapang

01/06/21 21 Hari

8.

Pengolahan dan Analisis Data

22/06/21 7 Hari

III. EVALUASI DAN MONITORING

9. Monitoring Penyelesaian Akhir 23/06/21 3 Hari

10. Penyusunan Laporan dan

Dokumentasi 26s/06/21 7

Hari

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 34 4.5. Pembiayaan Aksi Perubahan

Rencana Anggaran Biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Rancangan Aksi Perubahan adalah sejumlah Rp. 60.000.000,- yang direncanakan dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kantor Pertanahan Kota Madiun. Adapun perincian anggaran/biaya yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

Tabel 13. Rencana Pembiayaan Aksi Perubahan

No. Jenis

Kegiatan

Rencana Biaya

1 2 3

1. Konsumsi Rapat Koordinasi (Tahap Persiapan) 2x Rp.

440.000,-2. Konsumsi Rapat Koordinasi (Tahap Pelaksanaan) 1x Rp.

220.000,-3. Sewa Drone 1x Rp.

31.500.000,-4. Honor Operator Drone 1x Rp.

10.500.000,-5. Pembuatan Patok dan Premark Rp. 7.500.000,-

6. Honor Petugas Lapang Rp.

5.000.000,-7. Perizinan Rp.

1.000.000,-8. Lain-lain Rp. 3.840.000,-

Jumlah Rp.

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 35 4.6. Standar Operasional Prosedur Pelayanan

Standar Operasional Prosedur merupakan suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai denga fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan (Atmoko, 2012). SOP Pelayanan Publik dalam aksi perubahan ini ada di dalam Juknis Nomor 02/JUKNIS-300/2017 tentang Pembuatan Peta Kerja dengan Menggunakan Pesawat Nirawak/Drone.

Tahapan dalam rancangan aksi perubahan ini dimulai pada tahap : - Persiapan awal

- Pelaksanaan kegiatan lapang - Pengolahan dan analisis data - Evaluasi data dan pelaporan

Bagan 5. Tahapan Rencana Aksi Perubahan

Persiapan Awal

Pelaksanaan Kegiatan Lapang

Pengolahan dan Analisis Data

Evaluasi dan Pelaporan

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 36 A. Dalam kegiatan persiapan terdiri dari :

1. Pengurusan perizinan untuk pengukuran titik kontrol;

2. Persiapan mobilisasi dan basecamp;

3. Pembuatan peta rencana jalur terbang;

4. Pembuatan peta rencana distribusi titik kontrol;

5. Pemeriksaan kesiapan alat yang akan digunakan.

B. Pelaksanaan Kegiatan Lapang terdiri dari : 1. Pengukuran Titik Kontrol

- Titik kontrol pemotretan udara adalah berupa titik kontrol dalam sistem koordinat geodetik (Lintang, Bujur dan tinggi) terhadap spheroid WGS-84 dan/atau sistem koordinat proyeksi peta TM-3°

dalam sistem kerangka koordinat referensi sesuai perundang – undangan yang berlaku;

- Titik kontrol dan titik uji terletak pada pojok, perimeter dan tengah dari blok area pekerjaan;

- Dalam suatu area pekerjaan, terdapat titik-titik kontrol dengan jarak grid 500-1000 meter;

- Jumlah titik uji mengikuti ketentuan sebagai berikut Tabel 14. Ketentuan Titik Uji

Luasan (hektar)

Jumlah titik uji untuk ketelitian

horizontal

Jumlah titik uji untuk ketelitian vertikal

<50.000 20 20

50.001-75.000 25 30

75.001-100.000

30 40

100.001-125.000

35 50

125.001-150.000

40 60

150.001-175.000

45 70

175.001-200.000

50 80

200.001-225.000

55 90

225.001-250.000

60 100

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 37 - Titik kontrol dan titik uji menggunakan pilar berbentuk pipa

dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar berikut:

Gambar 4. Ukuran Titik Kontrol Utama dan Titik Uji

- Titik kontrol dan titik uji pemotretan udara dipasang premark dengan bentuk sesuai gambar berikut:

Gambar 5. Bentuk Premark

- Ukuran minimum premark di foto udara adalah panjang 10 piksel dan lebar 3 piksel untuk masing masing sayap premark. Ukuran premark sebenarnya dilapangan mengikuti nilai resolusi tanah pemotretan udara;

- Premark menghadap utara, selatan, barat dan timur kompas (kecuali jalur terbang diagonal, arah Premark menyesuaikan jalur terbang);

- Premark dibuat dari bahan yang tahan cuaca, tidak mudah robek dan tidak pudar;

- Warna premark harus kontras dengan warna sekitarnya;

- Penomoran titik kontrol/titik ikat terdiri dari 10 digit alfanumerik, tiga digit awal alfabet yang diawali huruf P (PUNA) serta akronim (lokasi) dari blok area pekerjaan dengan diikuti tahun pelaksanaan pekerjaan dan tiga digit akhir numerik yang merupakan nomor urut titik dalam blok area pekerjaan;

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 38 - Pengukuran titik kontrol menggunakan peralatan pengukuran

koordinat metode satelit tipe geodetik dual frequency;

- Pengukuran titik kontrol dan titik uji dapat dilakukan secara jaring atau radial;

- Penambahan titik kontrol perlu dilakukan apabila berada kawasan yang variasi reliefnya tinggi.

- Waktu pengamatan pengukuran minimal 15 menit;

- Pengukuran titik kontrol secara radial;

- Jarak baseline tidak melebihi 10 km;

- Interval waktu pengamatan maksimal adalah 15 detik;

- Koleksi data ukuran dicatat pada log pengukuran;

- Koleksi data ukuran titik kontrol/titik uji diikatkan pada minimal terhadap TDT Orde 2 Badan Pertanahan Nasional atau Titik Kontrol Geodesi Orde 1 Badan Informasi Geospasial;

- Apabila dalam jarak 10 km dari area pekerjaan tidak terdapat TDT atau Titik Kontrol Geodesi, maka harus membuat titik kontrol/perapatan yang diikatkan terhadap TDT orde 2 BPN atau Titik Kontrol Geodesi Orde 1;

- Apabila titik kontrol/titik ikat tidak dapat diinterpretasi pada foto udara (hilang/rusak) maka dapat dilakukan pengukuran ulang menggunakan metode postmarking di lokasi terdekat dengan titik tersebut dengan menggunakan titik baik unsur alam atau buatan yang teridentifikasi jelas di dalam foto;

- Ketelitian horizontal 5 cm atau lebih baik;

- Ketelitian vertikal 10 cm atau lebih baik

2. Akuisisi Data Foto Udara

- Jalur terbang pada daerah datar yaitu Timur-Barat atau Utara-Selatan;

- Jalur terbang diagonal digunakan pada area dengan terrain bergunung;

- Jalur terbang pertama dan terakhir harus berada pada luar area pekerjaan;

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 39 - Awal dan akhir pada setiap jalur harus mencakup 2 atau lebih foto

di luar area pekerjaan, atau minimal 100 meter dari batas AoI;

- Pertampalan kemuka (forward overlap) yaitu ≥70%;

- Pertampalan kesamping (side overlap) yaitu ≥70%;

- GSD sebesar 15 cm atau lebih baik untuk Peta Dasar Pertanahan skala 1:2.500 dan 1:5.000;

- Untuk memperoleh nilai GSD tersebut, tinggi terbang disesuaikan berdasarkan panjang fokus dari kamera yang digunakan;

- Base station untuk pengukuran RTK/PPK diikatkan ke Titik Ikat Jaring Kontrol Geodesi Nasional (JKGN) dengan jarak maksimal 10 Km;

- Apabila dalam jarak 10 km dari area pekerjaan tidak terdapat JKGN, maka harus membuat titik kontrol/perapatan yang diikatkan terhadap JKGN;

- Waktu perekaman data base station diatur intervalnya per-1 (satu) detik;

- Tutupan awan tidak lebih dari 10% setiap foto dan obyek yang tertutup awan bukan merupakan bangunan atau transportasi;

- Hasil foto udara harus mencakup seluruh AoI, tidak diperkenankan ada gap foto di dalam AoI;

- Hasil foto tidak diperbolehkan terdapat sun spot dan haze;

- Hasil foto harus memiliki kenampakan yang jelas (tidak - blur/buram/gelap);

- Pemotretan ulang harus dilakukan apabila ada persyaratan yang tidak terpenuhi.

C. Pengolahan Data Foto Udara

1. Proses Tie Point Measurement, Camera Calibration, DSM extraction dan proses True Orthophoto dilakukan secara otomatis menggunakan Dense Image Matching;

2. Titik kontrol/Titik Ikat digunakan dalam blok perataan;

3. Titik kontrol/Titik Ikat diberi standar deviasi sesuai dengan ketelitian pengukuran koordinat;

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 40 4. Titik uji (Independent Check Point) dan titik base station tidak boleh

digunakan dalam blok perataan;

5. Ketelitian titik uji horizontal < 2 piksel dihitung pada koordinat titik uji;

6. Hasil residu tie points pada saat bundle adjustment tidak boleh lebih dari 2 piksel;

7. Sampling space DEM yang dihasilkan 0.4 meter;

8. Obyek harus seamless pada perpotongan seamline antar ortofoto;

9. Mosaik dipotong sesuai lembar peta;

10. Hasil pengolahan foto diperiksa kenampakan visualnya agar tidak terdapat objek yang tidak tepat/representatif secara visual (meleyot/bengkok/berbayang/patah/buram)

11. Ketelitian horizontal yang dihasilkan memenuhi Tabel berikut:

Tabel 15. Ketentuan Ketelitian Horizontal

Nomor Skala Interval Kontur

Ketelitian Kelas 1 (m) Ketelitian Kelas 2 (m) Ketelitian Kelas 3 (m) Horizontal Vertikal Horizontal Vertikal Horizontal Vertikal

1 1:10.000 4 3 2 6 3 9 4

2 1:5.000 2 1,5 1 3 1,5 4,5 2

3 1:2.500 1 0,75 0,5 1,5 0,75 2,3 1

4 1:1.000 0,4 0,3 0,2 0,6 0,3 0,9 0,4

D. Analisis Data hasil Foto Udara

Analisis data hasil foto udara dilakukan dengan cara menggabungkan data data yang ada seperti data bidang tanah terdaftar dan peta foto udara hasil pengambilan dari puna.

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementrian ATR/BPN RI - 2021 41 BAB V

LAPORAN AKSI PERUBAHAN

5.1 Deskripsi Proses Kepemimpinan A. Membangun Integritas

Integritas adalah adalah mutu, sifat, dan keadaan yang menggambarkan kesatuan yang utuh, sehingga memiliki potensi dan kemampuan memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Integritas adalah salah satu kunci kesuksesan setiap individu karena individu yang berintegritas merupakan pribadi yang konsisten dalam menjalankan nilai-nilai dan norma yang berlaku. Salah satu syarat utama seseorang dikatakan memiliki integritas tinggi adalah komitmen. Pelaksanaan aksi perubahan memerlukan komitmen bersama stakeholder eksternal dan internal pada Kantor Pertanahan Kota Madiun, terutama pada Seksi Pengandalian dan Penanganan Sengketa sebagai lokus dari aksi perubahan yang bertema Pembuatan Peta Dasar Pertanahan Sebagai Dasar Dalam Kegiatan Pengendalian Lahan Sawah Pada Kantor Pertanahan Kota Madiun. Tentunya aksi perubahan ini akan dapat dicapai jika semua stakeholder terkait mempunyai komitmen dan integritas dalam mencapai output yang telah ditetapkan.

Dalam mewujudkan komitmen dan integritas untuk mewujudkan aksi perubahan ini, diawali dengan meminta persetujuan dan dukungan dari Mentor terkait aksi perubahan yang akan dilaksanakan pada Kantor Pertanahan Kota Madiun. Mentor yang dimaksud disini merupakan Kepala Kantor Pertanahan Kota Madiun yang memiliki peranan yang sangat besar

Dalam mewujudkan komitmen dan integritas untuk mewujudkan aksi perubahan ini, diawali dengan meminta persetujuan dan dukungan dari Mentor terkait aksi perubahan yang akan dilaksanakan pada Kantor Pertanahan Kota Madiun. Mentor yang dimaksud disini merupakan Kepala Kantor Pertanahan Kota Madiun yang memiliki peranan yang sangat besar

Dalam dokumen LAPORAN RANCANGAN AKSI PERUBAHAN (Halaman 35-0)