i
LAPORAN RANCANGAN AKSI PERUBAHAN
PEMBUATAN PETA DASAR PERTANAHAN SEBAGAI DASAR DALAM KEGIATAN PENGENDALIAN LAHAN SAWAH PADA KANTOR
PERTANAHAN KOTA MADIUN
NAMA : AGUS CAHYADI, S.ST NIP : 198406152003121006 NO. ABSEN : 02
JABATAN : KEPALA SEKSI PENGENDALIAN DAN PENANGANAN SENGKETA
UNIT KERJA : KANTOR PERTANAHAN KOTA MADIUN
LEMBAR JUDUL
PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL TAHUN 2021
ii
LEMBAR PENGESAHAN JUDUL
“PEMBUATAN PETA DASAR PERTANAHAN SEBAGAI DASAR DALAM KEGIATAN PENGENDALIAN LAHAN SAWAH PADA KANTOR
PERTANAHAN KOTA MADIUN”
Disahkan di Cikeas, April 2021
Coach,
Ir. Achmad Taufiq Hidayat, M.Si NIP. 19700214 199503 1 002
Project Leader,
Agus Cahyadi, S.ST NIP. 19840615 200312 1 006
iii
LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR
Laporan Aksi Perubahan diajukan oleh : Nama : Agus Cahyadi, S.ST
NIP : 198406152003121006
Jabatan : Kepala Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa Pelatihan : Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP)
Angkatan : I ( Satu )
Unit Kerja : Kantor Pertanahan Kota Madiun, Provinsi Jawa Timur
Judu Laporan Aksi Perubahan :
“PEMBUATAN PETA DASAR PERTANAHAN SEBAGAI DASAR DALAM KEGIATAN PENGENDALIAN LAHAN SAWAH PADA KANTOR PERTANAHAN
KOTA MADIUN”
Telah diseminarkan di hadapan penguji dan diterima sebagai bagian dari persyaratan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas, untuk selanjutnya aksi perubahan akan dilanjutkan pada jangka menengah dan jangka panjang.
Cikeas, April 2021 Coach,
Ir. Achmad Taufiq Hidayat, M.Si NIP. 19700214 199503 1 002
Project Leader,
Agus Cahyadi, S.ST NIP. 19840615 200312 1 006
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya-Nya pada masa Pandemi COVID-19 seperti sekarang ini penulis masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan penulisan Laporan Aksi Perubahan dengan judul “PEMBUATAN PETA DASAR PERTANAHAN SEBAGAI DASAR DALAM KEGIATAN PENGENDALIAN LAHAN SAWAH PADA KANTOR PERTANAHAN KOTA MADIUN”.
Adapun penulisan laporan aksi perubahan ini merupakan bentuk aktualisasi agenda pembelajaran Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Angkatan I Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang dilaksanakan secara virtual dengan metode Distance Learning melalui LMS PPSDM Kementerian ATR/BPN.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Deni Santo, S.T., M.Sc. selaku Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional beserta semua jajarannya yang telah mendukung serta membantu kami selama proses Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan I;
2. Bapak Ir. Achmad Taufiq Hidayat, M.Si. dari Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional selaku Coach yang telah membimbing penulis menyelesaikan laporan aksi perubahan ini;
3. Bapak Carso Ahdiat, S.H., M.H. selaku Kepala Kantor Pertanahan Kota Madiun selaku Mentor yang telah banyak memberikan saran dan masukan selama aksi perubahan;
4. Seluruh Kepala Seksi, Pejabat Penata Pertanahan Pertama, Pegawai ASN dan PPNPN Kantor Pertanahan Kota Madiun yang telah memberikan saran dan
v pendapat selama kegiatanaksi perubahan.
5. Pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan aksi perubahan ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan aksi perubahan ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan hal ini karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Atas segala kekurangan dan ketidak sempurnaan laporan aksi perubahan ini, penulis sangat mengharapkan masukan, kritikan dan saran yang bersifat membangun ke arah perbaikan dan penyempurnaan laporan aksi perubahan. Penulis menemui cukup banyak kesulitan dalam penulisan laporan aksi perubahan ini, namun syukurlah dapat penulis atasi dan selesaikan dengan baik.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan aksi perubahan ini dapat bermanfaat serta menjadi sarana untuk perbaikan dan pengembangan lebih lanjut.
Cikeas, April 2021 Penulis,
Agus Cahyadi, S.ST NIP. 19840615 200312 1 006
vi DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN JUDUL ... ii
LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR BAGAN ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I . 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Tujuan Aksi Perubahan ... 2
1.3. Manfaat Aksi Perubahan ... 3
BAB II 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH KOTA MADIUN ... 4
2.1. Kondisi Fisik Wilayah ... 4
2.2. Kondisi Sosial dan Ekonomi ... 6
2.2.1. Jumlah Penduduk dan Kondisi Sosial ... 6
2.2.2. Pertanian ... 7
2.2.3. Industri dan Perdagangan ... 7
2.3. Rencana Tata Ruang Wilayah ... 8
2.4. Tugas dan Fungsi Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan ……...……. 9
2.5. Area Bermasalah Sesuai dengan Tugas dan Fungsi …….…………...………… 9
2.5. Sumber Daya Instansi ………...………. 11
vii BAB III15
PELAKSANAAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI PENGENDALIAN ALIH
FUNGSI LAHAN SAWAH ... 15
3.1. Identifikasi Masalah Pada Area Tusi Yang Bermasalah ... 15
3.2. Penetapan Masalah Utama ... 16
3.2. Analisis Kelayakan Inovasi ... 20
BAB IV22 STRATEGI MENGATASI MASALAH ... 22
4.1. Terobosan Inovasi... 22
4.2. Hasil Inovasi ... 27
4.3. Manfaat Inovasi ... 27
4.4. Pemanfaatan Sumber Daya ... 28
4.4. Pengendalian Mutu Pekerjaan ... 32
4.5. Pembiayaan Aksi Perubahan ... 34
4.6. Standar Operasional Prosedur Pelayanan ... 35
BAB V41 LAPORAN AKSI PERUBAHAN ... 41
5.1 Deskripsi Proses Kepemimpinan ... 41
A. Membangun Integritas ... 41
B. Pengelolaan Tim ... 45
5.2 Deskripsi Hasil Kepemimpinan ... 48
Capaian Tahapan Inovasi. ... 48
A. Tahap Persiapan. ... 48
B. Tahap Pelaksanaan Lapangan. ... 48
1. Perencanaan Jalur Terbang ... 50
2. Perencanaan, Pemasangan dan Pengukuran GCP (Ground Control Point) ... 56
3. Pelaksanaan Pemotretan Udara dengan Drone ... 60
C. Tahap Pengolahan Data Lapangan. ... 61
1. Add Photos... 62
2. Align Photos ... 63
3. Import Koordinat GCP dan Identifikasi Titik GCP ... 64
4. Build Dense Clouds...64
5. Build Mesh ... 64
6. Build Texture ... 65
7. Build DEM... 65
viii
8. Build Orthomosaic ... 65 D. Tahap Pengaplikasian Hasil Peta Foto ... 66 E. Capaian dalam Kegiatan Pengendalian Lahan Pertanahan ... 67
BAB VI69
PENUTUP ... 69 6.1 Kesimpulan ... 69
Daftar Pustaka Lampiran
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Luas Wilayah Administrasi Kecamatan Di Kota Madiun tahun 2019 menurut Badan Pusat Statistik
……….. 4
Tabel 2. Indikator Kependudukan Kota Madiun Tahun 2019 ……….. 6
Tabel 3. Laporan Kegiatan Seksi PPS Tahun 2018 sampai dengan Bulan April Tahun 2021 ……….. 10
Tabel 4. Sumber Daya Manusia (SDM) Kantah Kota Madiun ……….. 12
Tabel 5. Alokasi Anggaran Kegiatan Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa Kantor Pertanahan Kota Madiun Tahun 2021 ……….. 14
Tabel 6. Identifikasi Permasalahan Pada Tugas dan Fungsi Pengendalian dan Penanganan Sengketa ……….. 15
Tabel 7. Analisis Isu Strategis Dengan Metode APKL ……….. 17
Tabel 8. Analisis Isu Prioritas Dengan Metode US ……….. 19
Tabel 9. Analisis SWOT ……….. 20
Tabel 10. Canvas Inovasi Rencana Aksi Perubahan ……….. 26
Tabel 11. Identifikasi Stakeholder (Internal dan Eksternal) ……….. 30
Tabel 12. Tahapan Kegiatan Implementasi Aksi Perubahan Jangka Pendek ……….. 33
Tabel 13. Rencana Pembiayaan Aksi Perubahan ……….. 34
Tabel 14. Ketentuan Titik Uji ……….. 36
Tabel 15. Ketentuan Ketelitian Horizontal ……….. 40
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta kerja yang menggunakan Peta Citra Google Earth
tahun 2019 ……….. 23
Gambar 2. Peta Administrasi Kota Madiun ……….. 24
Gambar 3. Peta Pola Tata Ruang Kota Madiun ……….. 25
Gambar 4. Ukuran Titik Kontrol Utama dan Titik Uji ……….. 37
Gambar 5. Bentuk Premark ……….. 37
Gambar 6. Menghadap Mentor ……….. 42
Gambar 7. Rapat Stakeholder Internal pada Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa Kantor Pertanahan Kota Madiun ……….. 42
Gambar 8. Surat Keputusan (SK) Tim Kerja Aksi Perubahan ……….. 47
Gambar 9. Area Of Interest (AOI) Pemotretan Udara ……….. 51
Gambar 10. Contoh Forward Overlap dan Side Overlap pada Kegiatan Pemotretan Udara ……….. 52
Gambar 11. Titik Sebaran GCP pada AOI ……….. 55
Gambar 12. Premark pada Lokasi Pemotretan ……….. 57
Gambar 13. Lokasi Sebaran Ground Control Points (GCPs) ……….. 57
Gambar 14 Pengukuran Ground Control Points (GCPs) dengan Metode NTRIP ……….. 58
Gambar 15. Lokasi Statiun CORS BIG di Kota Madiun ……….. 59
Gambar 16. Pelaksanaan Pemotretan Udara ……….. 60
Gambar 17. Menu Add Foto pada perangkat lunak Agisoft Metashape Photoscan ……….. 63
Gambar 18. Menu Align Photos pada perangkat lunak Agisoft Metashape Photoscan ……….. 63
Gambar 19. Menu Import Koordinat pada perangkat lunak Agisoft Metashape Photoscan ……….. 64
Gambar 20. Overlay Peta Desa dengan Citra Lama ……….. 66
xi
Gambar 21. Overlay Peta Desa dengan Peta Foto ……….. 67
Gambar 22. Perbedaan Kenapakan Visual Citra Google dan Orthopoto
……….. 68
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kota Madiun ……….. 13
Tabel 2. Bagan Penyebab dan Kondisi yang diharapkan adanya Isu Prioritas ……….. 22
Tabel 3. Struktur Tim Efektif Aksi Perubahan ……….. 28
Tabel 4. Net working Stakeholders ……….. 31
Tabel 5. Tahapan Rencana Aksi Perubahan ……….. 35
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Undangan Rapat Pembentukan Tim Aksi Perubahan ……….. L.1
Lampiran 2. SK Pembentukan Tim Aksi Perubahan ……….. L.1
Lampiran 3. Surat Pernyataan Dukungan ……….. L.3
Lampiran 4. Surat Pernyataan Dukungan ……….. L.4
Lampiran 5. Surat Pernyataan Dukungan ……….. L.5
Lampiran 6. Surat Undangan Rapat Tim Efefktif ……….. L.6
Lampiran 7. Peta Pendaftaran Kelurahan Ngegong ……….. L.7 Lampiran 8. Peta Pendaftaran Kelurahan Ngegong + Citra Lama ……….. L.8 Lampiran 9. Peta Pendaftaran Kelurahan Ngegong + Citra Baru ……….. L.9
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementrian ATR/BPN RI - 2021 1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Alih fungsi lahan sawah menjadi non pertanian telah terjadi dari waktu ke waktu dan merupakan hal yang tidak bisa dihindarkan dalam pelaksanaan pembangunan. Tanah merupakan unsur penting dalam kehidupan, karena segala sesuatu aktifitas manusia terjadi di atas tanah. Alih fungsi lahan sawah terjadi karena meningkatnya jumlah penduduk yang berakibat meningkatnya kebutuhan akan tanah, baik untuk perumahan, tempat usaha, serta fasilitas umum dan sosial. Terjadinya Alih fungsi lahan sawah di suatu wilayah dipengaruhi oleh rencana tata ruang wilayah, kebijakan arah pembangunan dan karena mekanisme pasar. Karena luas tanah tidak bertambah, maka yang terjadi adalah perubahan proporsi penggunaan tanah dari yang sebelumnya adalah tanah pertanian menjadi non pertanian. Seseorang melakukan perubahan penggunaan tanah dengan maksud untuk memaksimalkan sumberdaya tanah tersebut sehingga diharapkan akan memperoleh keuntungan yang maksimal.
Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah adalah kegiatan pengendalian atas terjadinya Alih fungsi lahan sawah yang dilaksanakan secara berkala.
Perubahan tersebut terjadi karena dua hal, pertama perubahan yang terencana berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) misal Proyek Strategis Nasional (PSN) seperti pembangunan jalan tol, bandara, waduk, pelabuhan dan lainnya. Kedua perubahan yang tidak direncanakan seperti pembangunan oleh masyarakat atau badan hukum dalam rangka investasi baik PMA maupun PMDN. Penatagunaan Tanah pada dasarnya dilaksanakan untuk mengatur penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah bagi berbagai kegiatan pembangunan secara optimal dan berkelanjutan sesuai dengan tata ruang. Hal ini tercantum pada pasal 14 dan pasal 15 Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria Jo, Pasal 33 Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dimana pemanfaatan ruang mengacu pada rencana tata ruang yang dilaksanakan dengan penatagunaan tanah, penatagunaan air, dan penatagunaan udara.
2
Ketahanan pangan menjadi salah satu isu strategis yang berkembang pada saat ini. Isu strategis yang berkembang di sektor ketahanan pangan dan pertanian itu antara lain meliputi ketersediaan dan cadangan pangan dalam rangka mewujudkan ketahan pangan masih kurang. Selain itu efektifnya kebijakan pengendalian alih fungsi lahan sawah/pertanian diperlukan guna mempertahankan lahan sawah yang ada.
Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah memerlukan basis data yang terbaru yang dapat di gunakan acuannya. Salah satu basis data yang di perlukan adalah peta dasar pertanahan. Permasalahan yang terdapat dikantor yaitu belum tersedianya Peta Dasar Pertanahan terupdate pada kantah kota Madiun, Peta Dasar Pertanahan pada kantor pertanahan kota Madiun masih menggunakan data lama yaitu Peta Dasar Pertanahan tahun 2015.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 21 Tahun 2019 tentang Peta Dasar Pertanahan, Peta Dasar Pertanahan (PDP) dapat dibuat dengan 4 metode, yaitu (1) Survei Terestris; (2) Pemotretan udara baik menggunakan pesawat berawak atau menggunakan PUNA (Pesawat Udara Nir Awak); (3) Penyelenggaraan citra satelit resolusi tinggi; dan (4) Survei informasi dasar. Dalam perencanaan pembuatan Peta Dasar Pertanahan Tahun 2021 ini menggunakan PUNA dan dilengkapi dengan informasi dasar yang sudah ada.
Metode penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif menggunakan teknologi kombinasi peralatan PUNA dan terestris. Lokus perubahan mengambil wilayah Kota Madiun dengan sampel pada kelurangan Ngegong Keamatan Mangunharjo. Sehubungan dengan kondisi yang demikian, maka penulis tertarik untuk dapat mengangkat permasalahan dengan judul mengenai “PEMBUATAN PETA DASAR PERTANAHAN SEBAGAI DASAR DALAM KEGIATAN PENGENDALIAN LAHAN SAWAH PADA KANTOR PERTANAHAN KOTA MADIUN” sebagai aksi perubahan.
1.2. Tujuan Aksi Perubahan 1. Tujuan Jangka Pendek
Tujuan Aksi Perubahan dalam jangka pendek adalah untuk menghasilkan output (keluaran), yaitu foto udara resolusi tinggi hasil pemotretan
3
dengan menggunakan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA).
2. Tujuan Jangka Menengah
Tujuan jangka menengah adalah untuk menghasilkan Peta Dasar Pertanahan tahun berjalan.
3. Tujuan Jangka Panjang
Sebagai dasar acuan evaluasi atas kegiatan yang telah dilaksanakan dalam pengendalian lahan sawah pada kota Madiun. Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pengendalian alih fungsi lahan sawah ini antara lain :
a. Tersedianya data pengendalian alih fungsi lahan sawah di Kota Madiun.
b. Tersedianya data tekstual dan spasial alih fungsi lahan sawah terbaru.
1.3. Manfaat Aksi Perubahan
Terdapat 2 (dua) manfaat dalam penyusunan aksi perubahan yaitu : Manfaat Internal :
1. Memiliki data luasan baku sawah yang up to date;
2. Dapat memonitor perubahan penggunaan lahan sawah;
Manfaat Eksternal :
1. Dapat digunakan untuk kegiatan Program Strategis Nasional lainnya pada kantor pertnahan kota Madiun seperti kegiatan PTSL, Pertimbangan Teknis Pertanahan, Pembaharuan Zona Nilai Tanah.
2. Dapat memberikan masukkan kepada instansi lain yang berkepentingan pada penggunaan lahan pertanian.
4 BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH KOTA MADIUN
2.1. Kondisi Fisik Wilayah
Kota Madiun merupakan salah satu kota di wilayah Jawa Timur bagian barat yang memiliki letak cukup strategis. Kota Madiun menjadi perlintasan transportasi darat utama antar provinsi di Pulau Jawa, diantaranya dilewati jalur Surabaya–Madiun–Solo-Jakarta, Surabaya– Madiun – Solo – Bandung.
Secara Astronomis, Kota Madiun terletak antara 111o29’45” – 111o33’30” Bujur Timur dan antara 7o35’45”-7o Lintang Selatan. Secara geografis, Kota Madiun mempunyai batas wilayah yang dikelilingi oleh Kabupaten Madiun. Adapun batas-batas admistrasi Kota Madiun antara lain:
Batas wilayah Utara : Kecamatan Sawahan dan Kecamatan Madiun
Batas wilayah Timur : Kecamatan Wungu
Batas wilayah Selatan : Kecamatan Geger
Batas wilayah Barat : Kecamatan Jiwan
Luas Wilayah Kota Madiun berdasarkan Kota Madiun Dalam Angka Tahun 2020 adalah 33,23 Km2 atau 3.323 Ha. Kedudukan atau jarak Kota Madiun dari ibukota Provinsi Jawa Timur, yaitu Surabaya adalah ±169 Km, sedangkan dari ibukota negara, yaitu Jakarta adalah ± 635 Km.
Tabel 1.
Luas Wilayah Administrasi Kecamatan Di Kota Madiun tahun 2019 menurut Badan Pusat Statistik
No.
1. Kecamatan Luas
a. Kelurahan
Km2 %
Wilayah b. dst...
1. Kartoharjo 10,73 32,29%
a. Kanigoro 1,44 4,33%
b. Kartoharjo 0,94 2,83%
c. Kelun 0,95 2,86%
d. Klegen 0,82 2,47%
e. Oro-oro ombo 1,38 4,15%
f. Pilangbango 1,21 3,64%
g. Rejomulyo 2,00 6,02%
h. Sukosari 0,52 1,56%
i. Tawangrejo 1,47 4,42%
5 No.
1. Kecamatan Luas
a. Kelurahan
Km2 %
Wilayah b. dst...
2. Manguharjo 10,04 31,21%
a. Madiun Lor 0,74 2,23%
b. Mangunharjo 1,42 4,27%
c. Nambangan Kidul 1,03 3,10%
d. Nambangan Lor 0,90 2,71%
e. Ngengong 1,36 4,09%
f. Pangongangan 0,61 1,84%
g. Patihan 0,84 2,53%
h. Sogaten 1,14 3,43%
i. Winongo 2,00 6,02%
3. Taman 12,46 37,50%
a. Banjarejo 1,83 5,51%
b. Demangan 1,92 5,78%
c. Josenan 1,54 4,63%
d. Kejuron 1,59 4,78%
e. Kuncen 0,32 0,96%
f. Manisrejo 2,02 6,08%
g. Mojorejo 1,26 3,79%
h. Pandean 0,92 2,77%
i. Taman 1,06 3,19%
Grand Total 33,23 100,00%
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Madiun Tahun 2020
Kecamatan Taman merupakan wilayah kacamatan terluas dengan luas wilayah 12,46 Km2 dan Kecamatan Manguharjo merupakan kecamatan yang memiliki luas wilayah paling sedikit, yaitu 10,04 Km2. Ketiga kecamatan di Kota Madiun masing-masing memiliki jumlah kelurahan yang sama, yaitu 9 kelurahan, sehingga jumlah kelurahan di Kota Madiun adalah 27 kelurahan.
Kota Madiun terletak pada ketinggian 68-77 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan rata-rata 0% - 2% atau dapat dikatakan relatif datar.
Sebagai daerah tropis, Kota Madiun memiliki iklim yang sama dengan seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia yaitu musim kemarau sekitar bulan Mei hingga Oktober, dan mengalami musim penghujan antara bulan November hingga April. Suhu Udara rata-rata selama tahun 2019 di Kota Madiun adalah antara 23,23-25,00 oC.
6 2.2. Kondisi Sosial dan Ekonomi
Kebijaksanaan pembangunan di bidang sosial menyangkut berbagai aspek memang sangat kompleks, selain harus berdampak terhadap ekonomi juga dalam sosial politik masyarakat. Keberhasilan pembangunan bidang sosial dapat di evaluasi dan dijadikan sebagai indikator tahun-tahun selanjutnya.
Keberhasilan pembangunan bidang sosial tidak hanya dapat dilihat dari bentuk fisik saja, namun harus dilihat secara keseluruhan, yaitu dari segi fisik dan mental. segi fisik meliputi pembangunan sarana dan pra sarana misalnya gedung atau penunjang lainnya, sedangkan kondisi mental dapat dilihat dari kualitas hidup penduduknya.
2.2.1. Jumlah Penduduk dan Kondisi Sosial
Jumlah penduduk Kota Madiun perdasarkan hasil registrasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Madiun pada tahun 2019 sebanyak 210.115 jiwa yang terdiri dari 102.851 jiwa penduduk laki-laki dan 107.264 jiwa penduduk perempuan. Sedangkan untuk hasil proyeksi SP 2010 yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik Kota Madiun sebanyak 177.007 jiwa, penduduk Kota Madiun mengalami pertumbuhan sebesar 0,15% dari tahun 2018 - 2019. Dari tiga kecamatan di Kota Madiun pertumbuhan penduduk yang paling besar adalah Kecamatan Manguharjo yaitu sebesar 0,34%. Untuk rasio jenis kelamin tahunn 2019 penduduk laki- laki terhadap penduduk perempuan sebesar 95.89.
Kepadatan penduduk Kota Madiun tahun 2019 mencapai 6.323 jiwa/km2. Kecamatan Taman merupakan kecamatan yang terpadat dengan kepadatan penduduk 7.171 jiwa/Km2.
Tabel 2. Indikator Kependudukan Kota Madiun Tahun 2019
URAIAN 2019
Luas Wilayah (Km2) 33,23
Jumlah Penduduk (jiwa) Laki - Laki
Perempuan
210.115 102.851 107.264
Sex ratio (%) 95.89
7
Kepadatan Penduduk Per Km2 (jiwa) 6.323
Laju Pertumbuhan (%) 0.15%
Sumber: Kota Madiun Dalam Angka Tahun 2020
Pada akhir tahun 2019, sarana pendidikan formal yang tersedia di Kota Madiun adalah 72 unit SD, 23 unit SMP, dan 42 unit SMA/SMK. Sedangkan untuk sarana kesehatan telah tersedia 5 unit rumah sakit, 2 unit rumah sakit bersalin, 7 unit puskesmas, 12 poliklinik, 18 Pustu dan 22 Apotek yang tersebar di seluruh wilayah Kota Madiun.
2.2.2. Pertanian
Sebagai daerah perkotaan, Kota Madiun tidak begitu menonjol dalam bidang pertanian. Perkembangan fisik wilayah perkotaan mengakibatkan semakin berkurangnya tanah pertanian produktif. Namun demikian Kota Madiun masih memiliki tanaman kebun yaitu tebu dan kelapa walapun arealnya tidak begitu luas. Untuk tanaman kelapa walaupun luas arealnya menyempit dari tahun 2017 sampai tahun 2019, namun produksinya mengalami kenaikan sebesar 7 ton, dengan total hasil produksi pada tahun 2019 adalah 35 ton. Namun sebaliknya untuk tanaman tebu, dimana arealnya yang meluas akan tetapi produksinya menurun sebesar 29 ton, dengan hasil produksi total tahun 2019 adalah 686 ton.
Untuk produksi padi, luas panen pada tahun 2019 adalah 1.390 Ha, dengan produksi gabah kering giling (GKG) sebesar 8.566 ton. Dengan demikian, produktivitas pertanian padi di Kota Madiun pada tahun 2019 adalah 6,16 ton GKG per hektar. Selain padi, terdapat produksi pertanian lainnya yaitu jagung, kedelai, buah-buahan, dan beberapa jenis tanaman hias.
2.2.3. Industri dan Perdagangan
Pada sektor industri dan perdagangan, Kota Madiun merupakan kota yang cukup berkembang, dan disebut kota “Gadis”, atau singkatan dari perdagangan dan industri. Hal tersebut didasarkan pada banyaknya perusahaan dan aktivitas perdagangan di Kota Madiun. Banyak perusahaan yang tumbuh di Kota Madiun baik perusahaan kecil berbentuk UMKM sampai perusahaan besar. Contoh UMKM yang ada di Kota Madiun antara
8
lain adalah industri tahu, kripik tempe, sambel pecel, bluder, dan sebagainya.
Sedangkan industri besar antara lain Pabrik Gula Rejo Agung Baru, serta industri kereta api PT. INKA.
Posisi Kota Madiun cukup strategis, yaitu merupakan tengah-tengah antara jalur Surabaya dan Yogyakarta, juga di tengah kota-kota penyokongnya seperti Magetan, Ngawi, Kabupaten Madiun, Ponorogo, dan Pacitan. Hal ini membuat Kota Madiun menjadi kota transit yang paling diminati oleh masyarakat yang ingin pergi ke kota-kota tersebut, baik dalam rangka bisnis maupun wisata. Oleh sebab itu, pertumbuhan sektor perhotelan, rumah makan, serta perdagangan dan jasa lainnya cukup pesat di Kota Madiun.
2.3. Rencana Tata Ruang Wilayah
Ruang merupakan suatu wadah atau tempat bagi manusia dan mahluk lainnya hidup dan melakukan kegiatannya yang perlu disyukuri, dilindungi dan dikelola. Ruang wajib dikembangkan dan dilestarikan pemanfaatannya secara optimal dan berkelanjutan demi kelangsungan hidup yang berkualitas.
Berkaitan dengan pengaturannya, diperlukan kejelasan batas, fungsi dan sistem dalam satu ketentuan.
Ruang lingkup wilayah perencanaan RTRW Kota Madiun mencakup seluruh daratan seluas 3.323 Ha beserta ruang udara di atasnya dan ruang di dalam bumi. Visi penataan ruang Kota Madiun menurut pasal 4 Perda Kota Madiun Nomor 6 Tahun 2010 adalah untuk mewujudkan penataan ruang yang dapat mengakomodasi terhadap peluang investasi dalam rangka menciptakan Daerah sebagai pusat perkembangan ekonomi Jawa Timur bagian Barat.
Misi penataan ruang yang terdapat pada pasal 5 antara lain:
a. Mewujudkan pusat-pusat pelayanan ekonomi skala regional;
b. Mewujudkan pengembangan sarana dan prasarana;
c. Mewujudkan keseimbangan fungsi budidaya dan fungsi lindung dalam upaya membentuk daerah yang berkelanjutan;
d. Mewujudkan kepastian hukum dan peran masyarakat dalam mendorong kegiatan yang produktif.
9
Pelaksanaan pembangunan di Kota Madiun harus sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Madiun Tahun 2010 – 2030. Hal ini dimaksudkan agar dapat tercapainya tujuan- tujuan penataan ruang antara lain:
a. Mensinkronisasikan antar produk tata ruang/antar program pembangunan dan menjaga konsistensi dan kesinambungan antar kebijaksanaan/
program pembangunan;
b. Menyiapkan perwujudan dengan melaksanakan dan mengakomodasi program-program pembangunan;
c. Mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan;
d. Menciptakan keharmonisan dan keserasian antara lingkungan alam dan buatan; dan
e. Menjaga fungsi dalam upaya keseimbangan ekosisem wilayah.
2.4. Tugas dan Fungsi Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan
Berdasarkan Pasal 33 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020, Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa mempunyai tugas melaksanakan pengendalian hak tanah, alih fungsi lahan, wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu, penertiban penguasaan, pemilikan dan penggunaan, pemanfaatan tanah, dan penanganan sengketa dan konflik, serta penanganan perkara pertanahan.
2.5. Area Bermasalah Sesuai dengan Tugas dan Fungsi
Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa Kabupaten Kota Madiun menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagaimana ditentukan dalam pasal 33 peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 dengan kegiatan utama berdasarkan DIPA Kantah Kabupaten Kota Madiun Tahun 2021 adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan.
10
2. Kegiatan Pencegahan dan Penanganan Konflik Pertanahan.
3. Kegiatan Penanganan Sengketa Pertanahan.
4. Kegiatan Penanganan Perkara Pertanahan.
5. Pengendalian hak tanah dan alih fungsi lahan
Gambaran umum kegiatan yang dilakukan oleh Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa pada Tahun 2018 sampai dengan Tahun 2020 di Kantor Pertanahan Kabupaten Kota Madiun dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut:
Tabel 3
Laporan Kegiatan Seksi PPS Tahun 2018 sampai dengan Bulan April Tahun 2021
No. Tahun
Perkara Sengketa dan Konflik
Kegiatan Pengendalian Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
1. 2018 1 5 1 3 1 5
2. 2019 1 10 2 1 4 0
3. 2020 1 8 1 2 1 4
4. 2021 1 5 1 0 1 1
Dari Tabel tersebut diketahui bahwa Seksi PPS Kantah Kota Madiun dari kurun waktu Tahun 2018 sampai dengan Tahun 2020, dalam pelaksanaan kegiatan telah mencapai target yang menjadi beban tugasnya, bahkan realisasi kegiatannya telah melebihi target.
Dalam mencapai realisasi kegiatan di Seksi pengendalian dan penanganan sengketa tentunya tidak lepas adanya hambatan dan kendala dalam pelaksanaannya. Kendala dan hambatan tersebut berpotensi akan menghambat kelancaran tugas dan fungsi pada kegiatan Seksi PPS. Potensi kendala dan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Belum optimal penanganan sengketa, konflik dan perkara, disebabkan karena :
a. Terbatasnya Anggaran Kegiatan
b. Terbatasnya data pertanahan, terkait warkah dan buku tanah yang
11
tidak ditemukan terhadap obyek yang sedang bersengketa maupun berperkara.
c. Terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) d. Terbatasnya sarana dan prasarana
e. Kecenderungan masyarakat menyelesaikan masalah melalui jalur litigasi daripada mengedepankan mediasi
2. Belum optimalnya kegiatan pengendalian pertanahan, hal ini disebabkan karena:
a. Anggaran terbatas
b. Kesulitan dalam inventarisasi data tekstual maupun spasial, karena belum adanya data base hak atas tanah, dan terbatasnya informasi data
c. Pemegang Hak tidak kooperatif
d. Dokumen pengendalian yang dilakukan pada tahun sebelumnya tidak terdokumentasi dengan baik
e. Peta Foto Udara/Citra Satelit yang digunakan untuk analisis peta belum ter-update
f. Sarana penunjang yang tidak memadai
g. Belum ada aplikasi yang mempermudah dalam melaporkan tahapan kegiatan pengendalian hak.
Belum optimalnya pengelolaan dan penanganan pengaduan masyarakat, hal ini disebabkan karena belum pahamnya masyarakat akan syarat-syarat pengaduan, masih terbatasnya SDM yang mengelola pengaduan, dan terbatasnya data dan informasi dalam menjawab pengaduan.
2.5. Sumber Daya Instansi
Tugas dan fungsi Kantor Pertanahan Kota Madiun dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya yang ada untuk memberikan pelayanan pertanahan kepada masyarakat atau pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya. Sumber daya dalam pelaksanaan pekerjaan, meliputi:
1) Sumber Daya Manusia (Pegawai)
Sumber Daya Manusia di Kantor Pertanahan Kota Madiun berjumlah 54 (lima puluh empat) orang terdiri dari 27 (dua puluh tujuh) Aparatur Sipil Negara (ASN) dan 27 (dua puluh tujuh) Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri
12
(PPNPN), dengan rincian, 1 (Satu) orang pejabat Eselon III, 6 (enam) orang pejabat Eselon IV, dan 14 (empat belas) Orang yang merupakan pejabat fungsional pratama yang menjadi koordinator pada kegiatan tertentu pada masing-masing seksi, dan 6 (enam) orang Jabatan fungsional, serta 27 (dua puluh tujuh) orang PPNPN yang tersebar pada setiap seksi dan bagian pada kantor pertanahan Kota Madiun. Detil rincian SDM dapat diuraikan pada tabel berikut sebagai berikut :
Tabel 4
Sumber Daya Manusia (SDM) Kantah Kota Madiun
No. Uraian
Struktur Organisasi
Jumlah Kepala TU SP PHP PP PTP PPS
1. PNS
a. Eselon III 1 - - - - - - -
b. Eselon IV - 1 1 1 1 1 1 6
c. Eselon V - 3 2 3 2 2 2 14
d. JFU - 5 - - - - 1 6
2. PPNPN - 15 5 5 1 1 - 27
Jumlah Total ASN dan PPNPN 54
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementrian ATR/BPN RI - 2021 13 Bagan 1
Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kota Madiun
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementrian ATR/BPN RI - 2021 14 2) Sarana dan prasarana.
Peralatan yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan pelayanan, seperti alat ukur, komputer, laptop, printer,scanner, dan sarana pendukung lainnya.
Loket pelayanan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana, ruang tunggu, ruang laktasi, dan ruang informasi pelayanan.
3) Anggaran
Dalam hal penyelenggaraan kegiatan pertanahan pada Kantor Pertanahan Kota Madiun, didukung dengan anggaran yang termuat dalam DIPA Kantor Pertanahan Kota Madiun Tahun Anggaran 2021 dengan Alokasi Pagu anggaran sebesar Rp. 5.531.016.000,- , dan untuk kegiatan Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa alokasi Pagu sebesar Rp. 148.615.000,- yang terinci pada kegiatan sebagaimana tabel berikut:
Tabel.5
Alokasi Anggaran Kegiatan Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa Kantor Pertanahan Kota Madiun Tahun 2021
No. KEGIATAN
Target
Volume Keuangan
(Rp.)
1. Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 1 3.526.000
2. Pencegahan Sengketa dan Penanganan Konflik Pertanahan
1 4.020.000
3. Pembinaan Pencegahan Sengketa, Konflik dan Perkara Pertanahan
1 73.810.000
4. Penyelesaian Sengketa Pertanahan 1 27.489.000
5. Penanganan Perkara Pertanahan 1 39.770.000
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementrian ATR/BPN RI - 2021 15 BAB III
PELAKSANAAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH
3.1. Identifikasi Masalah Pada Area Tusi Yang Bermasalah
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa pada Kantor Pertanahan Kota Madiun terdapat isu-isu strategis terkait dengan pelaksanaan pelayanan publik. Beberapa isu strategis yang dapat diidentifikasi dan menjadi perhatian antara lain :
Tabel 6.
Identifikasi Permasalahan Pada
Tugas dan Fungsi Pengendalian dan Penanganan Sengketa No Tugas dan Fungsi
Seksi PPS
Identifikasi Permasalahan
(Kondisi Saat ini) Kondisi yang Diharapkan
1. Pengendalian hak tanah
1) Terbatasnya Anggaran Pengendalian HAT 2) Belum ada aplikasi yang
menunjang pelaksanaan kegiatan pengendalian pertanahan, sehingga kegiatan dan pelaporan dilakukan secara manual
3) Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang kegiatan pengendalian hak tanah 4) Terbatasnya Sumber daya
Manusia yang memahami kegiatan pengendalian pertanahan
1) Kegiatan pengendalian dapat terlaksana secara optimal 2) Tersedianya data base hak
atas tanah dalam rangka identifikasi awal kegiatan pemantauan dan evaluasi hak atas tanah
3) Adanya aplikasi yang memudahkan dalam menunjang pelaksanaan pengendalian dari analog ke digital
4) Adanya sosialisasi kegiatan pengendalian hak
2. Pengendalian Alih Fungsi Lahan, Wilayah Pesisir, Pulau-pulau kecil , perbatasan dan wilayah tertentuserta Penertiban
Penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
1) Belum optimal kegiatan pengendalian alih fungsi lahan 2) Belum Tersedianya Data Citra
Satelit ataupun Foto Udara Terbaru yang digunakan untuk analisis
3) Banyaknya perubahan alih fungsi lahan sawah
1) Kegiatan Pengendalian alih fungsi lahan dapat
terselenggara dengan baik 2) Tersedianya Data Citra
Satelit atau Foto udara yang dapat digunakan sebagai acuan kegiatan Pengendalian Alih Fungsi Lahan
3) Menyediakan data lahan sawah untuk penetapan Lahan Pangan Berkelanjutan
3. Penanganan Sengketa dan Konflik dan perkara pertanahan
1) Belum optimalnya Penanganan Sengketa dan Konflik
1) Kegiatan Penanganan Sengketa dan Konflik dan perkara dapat berjalan
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementrian ATR/BPN RI - 2021 16 2) Keterbatasan anggaran
dalam penanganan sengketa dan konflik
3) Adanya kesulitan dalam pengumpulan data terkait obyek HAT yang menjadi Sengketa dan konflik 4) Anggaran terbatas, jumlah
perkara selalu melebihi target dari anggaran
optimal
2) Adanya Sosialisasi dan pemahaman agar memilih mediasi sebagai alternatif dalam penyelesaian masalah daripada melalui jalur litigasi
3) Revisi Anggara agar sesuai dengan ralisasi kegiatan
4. Pengelolaan
pengaduan pertanahan
Belum optimalnya pelayanan pengaduan pertanahan
1) Adanya Sosialisasi pelayanan pengaduan kepada masyarakat 2) Pengelolaan pengaduan
pertanahan berjalan dengan baik
3.2. Penetapan Masalah Utama
Dalam mengidentifikasi dan menganalisa isu digunakan kriteria APKL, sebagaimana diuraikan berikut :
1) Aktual (A)
Masalah atau pokok persoalan yang benar terjadi atau akan terjadi (yang bisa dipertanggungjawabkan) dan sedang menjadi pembicaraan orang banyak.
2) Problematik (P)
Isu yang menyimpang dari harapan, standar ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari penyebab dan pemecahannya.
3) Kekhalayakan (K),
Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak.
4) Layak (L)
Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementrian ATR/BPN RI - 2021 17 Berikut ini analisis atas isu-isu strategis pada Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa Kota Madiun sebagaimana diuraikan di atas dengan metode Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak (APKL) :
Tabel 7. Analisis Isu Strategis Dengan Metode APKL
No. Deskripsi Isu A P K L Jumlah
1. Belum optimal penanganan sengketa, konflik dan perkara pada Kantor Pertanahan Kota Madiun
4 4 2 3 13
2. Belum optimalnya kegiatan pengendalian
pertanahan 4 3 4 3 14
3. Belum Adanya Peta Dasar Pertanahan terbaru yang digunakan dalam kegiatan Pengendalian Alih Fungsi Lahan
4 4 4 3 15
4. Belum optimalnya pengelolaan dan
penanganan pengaduan masyarakat 4 2 2 4 12
Dalam rangka menjaga performa kinerja pelayanan maka isu-isu strategis yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan pada Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa perlu disikapi dengan langkah kebijakan penanganan yang sinergi. Sebagai langkah awal dengan mempertimbangkan keterbatasan sumberdaya dan waktu dalam menyelesaikan isu/masalah secara keseluruhan maka terlebih dahulu perlu ditentukan prioritas isu atau permasalahan yang harus segera ditangani.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka isu strategis yang mendapat peringkat 3 (tiga) besar adalah:
Peringkat pertama isu : Belum Adanya Peta Dasar Pertanahan terbaru yang digunakan dalam Kegiatan Pengendalian Alih Fungsi Lahan
Peringkat kedua isu : Belum Optimalnya Kegiatan Pengendalian Pertanahan
Peringkat ketiga Isu : Belum Optimalnya penanganan sengketa, konflik dan perkara
Atas ketiga issu utama tersebut kemudian dilakukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu untuk menentukan isu atau permasalahan prioritas
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementrian ATR/BPN RI - 2021 18 yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai area perubahan dengan menggunakan teori Kepner dan Tragoe (1981) yang menyatakan pentingnya suatu masalah dibandingkan dengan masalah lainnya. Identifikasi dilakukan dengan memperhatikan 3 (tiga) aspek, yaitu :
1. Urgency (U)
Seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness (S)
seberapa serius isu tersebut perlu dibahasdikaitkan dengan akibat yang timbul jika isu tersebut tidak dipecahkan.
3. Growth (G)
seberapa besar kemungkinan isu tersebut tumbuh yang mengakibatkan isu tersebut lebih besar atau mengakibatkan kontaminasi terhadap isu yang lain.
Adapun penilaiannya menggunakan Skala Likert dengan rentang nilai 1 sampai dengan 5, sebagai berikut :
1. Nilai 5 untuk :Sangat Besar;
2. Nilai 4 untuk : Besar;
3. Nilai 3 untuk :Sedang;
4. Nilai 2 untuk : Kecil;
5. Nilai 1 untuk :Sangat Kecil.
Berikut ini 3 (tiga) besar isustrategis pada Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa Kota Madiun yang dianalisis kualitas isu untuk menentukan isu prioritas dengan dengan metode Urgency (U), Seriousness (S) dan Growth (G) :
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementrian ATR/BPN RI - 2021 19 Tabel 8. Analisis Isu Prioritas Dengan Metode USG
No. Isu Strategis
U (Waktu)
S (Dampak)
G (Cepat)
Jumlah
1. Belum Adanya Peta Dasar Pertanahan terbaru yang digunakan dalam kegiatan Pengendalian Alih Fungsi Lahan
5 4 5 14
2. Belum optimalnya Kegiatan
Pengendalian Pertanahan 5 4 4 13
3. Belumoptimalnya penanganan
sengketa, konflik dan perkara 4 4 4 12
Sehubungan dengan 2 (dua) isu strategis yang berada pada peringkat 2 dan 3, diberikan penjelasan sebagai berikut :
1. Isu strategis pada peringkat 2, yaitu untuk mengatasi belum optimalnya penanganan pengendalian pertanahan saat ini perlu adanya sosialisasi kegiatan dan pembuatan databasae yang dapat digunakan sebagai acuan kegiatan.
2. Isu strategis pada peringkat 3, yaitu untuk mengatasi belum optimalnya penanganan sengketa konflik dan perkara saat ini telah ada aplikasi justisia yang baru di Lounching oleh Dirjen VII Kementerian Agraria dan Tata Ruang, sehingga lebih memudahkan dalam memonitor progress kegiatan penanganan sengketa, konflik dan perkara yang terjadi.
Sedangkan terkait isu strategis mengenai belum optimalnya kegiatan pengendalian alih fungsi lahan di Kantor Pertanahan Kota Madiun ini secara analisis USG dapat dijelaskan bahwa selama ini kegiatan pengendalian pertanahan hanya memiliki target yang minimal. Tahun 2021 kegiatan pengendalian hak melalui kegiatan Pengendalian dan Pemantauan 1 Bidang;
Tahun 2020 targetnya hanya 1 Bidang; Tahun 2019 Target juga 4 bidang, sementara dalam latar belakang pada Bab 1, diuraikan bahwa pengendalian pertanahan ini merupakan kegiatan yang mendesak yang harus segera dilaksanakan mengingat banyaknya alih fungsi lahan sawah menjadi non pertanian yang merupakan bagian dari pembangunan suatu wilayah. Kegiatan pengendalian selama ini dirasa masih lemah karena belum sepenuhnya diterapkan regulasi tentang sanksi yang ada, Alih fungsi lahan sawah terjadi
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementrian ATR/BPN RI - 2021 20 karena meningkatnya jumlah penduduk yang berakibat meningkatnya kebutuhan akan tanah, baik untuk perumahan, tempat usaha, serta fasilitas umum dan sosial. Dalam hal ini diperlukannya Peta Dasar Pertanahan yang ter update guna menunjang kegiatan pengendalian dan pemantauan pertanahan.
3.2. Analisis Kelayakan Inovasi
Dalam hal pelaksanaan kegiatan inovasi terkait pembuatan Peta Dasar Pertanahan dengan menggunakan pesawat udara nirawak (PUNA) yang akan digunakan dalam kegiatan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan pada Kantah Kota Madiun, digunakan analisis SWOT sebagai metode analisis kelayakan inovasi yang akan diuraikan sebagaiberikut :
Tabel 9. Analisis SWOT
Strengths (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)
Adanya dukungan daripimpinan dan semua pihak yang terlibat
SDM yang dapat dimaksimalkan
Sarana dan Prasarana yang cukup
Keterlibatan pihak eksternal dalam pelaksanaan inventarisasi membutuhkan komunikasi yang efektif
Anggaran yang tersedia terbatas karena penghematan/saving
Opportunities (Peluang) Threats (Ancaman)
Pemanfaatan PUNA mempersingkat dalam pengambilan data lapang.
Data yang di ambil merupakan data terkini
Diperlukan Keahlian Khusus dan
keterampilan dalam pengoperasian PUNA
Membutuhkan lisensi dalam pengoperasiannya.
Merujuk pada hasilan alisis SWOT tersebut di atas, maka dalam hal pelaksanaan kegiatan pembuatan Peta Dasar Pertanahan melalui pemanfaatan pesawat udara nirawak (PUNA) yang terdiri dari :
1. Kelayakan Administrasi
Pelaksanaan aksi perubahan dalam rangka Pembuatan Peta Dasar Pertanahan Melalui Pemanfaatan Puna (Pesawat Udara Nirawak) bila dianalisa dari
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementrian ATR/BPN RI - 2021 21 segi administrasi maka kegiatan ini sangat dibutuhkan dalam rangka perwujudan tugas dan fungsi dalam hal Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan.
2. Kelayakan Sumber Daya Manusia
Dalam hal pelaksanaan kegiatan Pembuatan Peta Dasar Pertanahan Melalui Pemanfaatan Puna (Pesawat Udara Nirawak) yang terlibat terdiri dari :
a. Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa yang terdiri atas 1(satu) orang kepala seksi, 1 (satu) orang Penata Pertanahan pertama, 1 (satu) orang Pengadministrasi pertanahan dan dibantu 2 (dua) orang tenaga Konsultan Perorangan;
b. Tim eksternal yang melibatkan stakeholder terkait seperti Pemerintah Daerah serta dinas yang terkait dengan kegiatan ini.
3. Kelayakan Teknis
Secara teknis pelaksanaan kegiatan ini sangat dibutuhkan oleh jajaran Kantor Pertanahan Kota Madiun dalam memberikan pelayanan pada Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa terkait Pengendalian Alih Fungsi Lahan.
Output dari kegiatan ini adalah Peta Dasar Pertanahan yang di gunakan dalam kegiatan pengendalian, selain itu juga untuk mengontrol Kegiatan Alih fungsi lahan sawah.
4. Kelayakan Regulasi
Dari sisi kelayakan regulasi, pelaksanaan kegiatan Pembuatan Peta dasar Pertanahan Melalui Pemanfaatan Puna (Pesawat Udara Nirawak) ini merujuk pada :
- Undang undang no 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
- Peraturan Pemerintah No 1 tahun 2011 tentang Penetapan Dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
- Peraturan Presiden No 59 tahun 2019 tentang Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah.
- Permen ATR/BPN No 19 tahun 2016 tentang Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Pada Wilayah Yang Belum Terbentuk Rencana Tata Ruang Wilayah.
- Juknis Nomor 02/JUKNIS-300/2017 tentang Pembuatan Peta Kerja dengan Menggunakan Pesawat Nirawak/Drone dan
- Juknis Pelaksanaan Pembuatan Peta Dasar Pertanahan Tahun 2021.
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementrian ATR/BPN RI - 2021 22 Penyebab: (Kondisi Saat ini)
Anggaran terbatas
Belum adanya Peta Citra yang baru
Meningkatnya perubahan alih fungsi lahan sawah menjadi non pertanian
BELUM MEMILIKI PETA DASAR PERTANAHAN YANG
TER UP DATE BAB IV
STRATEGI MENGATASI MASALAH
4.1. Terobosan Inovasi
Langkah berikutnya yang dilakukan setelah mengetahui isu strategis atau permasalahan prioritas organisasi adalah menentukan solusi yang harus dilakukan untuk penanganannya. Penentuan solusi perlu memperhatikan penyebab-penyebab utama timbulnya isu atau permasalahan agar mampu mengatasi permasalahan secara efektif dan efisien. Secara visual, isu strategis atau permasalahan, penyebab dan akibatnya dapat dilihat pada bagan berikut ini.
Bagan 2
Bagan Penyebab dan Kondisi yang diharapkan adanya Isu Prioritas
Perlunya ada Inovasi Membuat Peta Dasar Pertanahan Kondisi Diharapkan
Memiliki Peta Citra terbaru
Memiliki Peta Dasar Pertanahan terbaru yang di gunakan untuk kegiatan Pengendalian
dan Pemantauan
Pertanahan pada
kantah Kota Madiun
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementrian ATR/BPN RI - 2021 23 Dari bagan tersebut, dapat dijelaskan bahwa permasalahan “Belum Memiliki Peta Dasar Pertanahan ter up date” disebabkan oleh adanya beberapa faktor yaitu:
1. Anggaran terbatas
2. Belum adanya peta citra yang baru
3. Meningkatnya perubahan alih fungsi lahan sawah menjadi non pertanian
Atas hal tersebut apabila hal ini dibiarkan maka fungsi pengendalian yang dimiliki oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang akan semakin lemah, dan menyebabkan permasalahan antara lain:
1. Tidak terkontrolnya perubahan alih fungsi lahan
2. Penguasaan, penggunaan dan pemilikan serta pemanfaatan tanah tidak optimal 3. Tingkat produktivitas tanah menurun dan mengganggu
keberlanjutan fungsi lingkungan hidup
4. Tidak terpenenuhinya fungsi sosial hak atas tanah
Selama ini kegiatan pengenadlian menggunakan Peta Dasar Pertanahan yang diterbitkan pada tahun 2015, sudah sekitar 6 tahun lamanya Peta Dasar Pertanahan tersebut tidak di perbaharui, banyak perubahan serta alih fungsi yang telah terjadi di Kota Madiun.
Gambar 1
Peta kerja yang menggunakan Peta Citra Google Earth tahun 2019
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementrian ATR/BPN RI - 2021 24 Gambar 2
Peta Administrasi Kota Madiun
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementrian ATR/BPN RI - 2021 25 Gambar 3
Peta Pola Tata Ruang Kota Madiun
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementrian ATR/BPN RI - 2021 26 Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada kanvas inovasi di bawah ini Rancangan Aksi Perubahan penulis sebagai berikut:
Tabel 10. Canvas Inovasi Rencana Aksi Perubahan
MITRA KERJA 1. Desa
2. Pemenrintah Daerah dan dinas terkait
KEGIATAN UTAMA PEMBUATAN PETA DASAR PERTANAHAN KANTAH KOTA MADIUN
NILAI YANG DITAWARKAN 1. Terciptanya data
pertanahan yang berkualitas sebagai kontrol alih fungsi lahan pertanian 2. Mendukung
program strategis nasional
3. Peta Indikati lahan baku sawah yang lebih akurat 4. Sebagai dasar
penentu arahan fungsi kawasan 5. Data yang akurat
dan up to date
HUBUNGAN KLIEN 1. Terciptanya data
pertanahan yang berkualitas 2. Terjaganya Alih
fungsi lahan
TARGET KLIEN 1. Kantor Pertanahan 2. Masyarakat 3. Pemerintah daerah 4. Dinas Pertanian SUMBER DAYA
1. ASN 2. PPNPN 3. Sarana dan
Prasarana (PUNA, Komputer, Printer)
PELAYANAN 1. Pembuatan Peta
Dasar Pertanahan Tahun Berjalan
UNSUR BIAYA 1. Belanja bahan
2. Belanja Operional
IMBALAN
1. Peta Dasar Pertanahan yang dapat di gunakan dalam kegiatan Pengendalian Alih Fungsi Lahan, kegiatan strategis kantah Kota Madiun.
RESIKO 1. Cuaca 2. Human error
LEGALITAS
1. Undang undang no 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
2. Peraturan Pemerintah No 1 tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
3. PMNA/Ka.BPN No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
4. Permen ATR/Ka. BPN RI No. 21 Tahun 2019 tentang Peta Dasar Pertanahan.
5. Juknis No. 02 /JUKNIS-300/2017 tentang Pembuatan Peta Kerja dengan Menggunakan Pesawat Nirawak/Drone.
AKUNTABILITAS
1. Output yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan juknis.
2. Pelaksananaanya dlakukan oleh SDM pada Seksi Pengendalian dan
Penanganan Sengketa
SUSTAINABILITAS 1. Basis Data yang
dapat di gunakan pada kegiatan Pengendalian Pertanahan.
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementrian ATR/BPN RI - 2021 27 4.2. Hasil Inovasi
Hasil Inovasi Rancangan Aksi Perubahan ini berupa :
Hasil Inovasi berupa Output Jangka Pendek (selama 2 bulan masa Implementasi Aksi Perubahan), yaitu Peta Foto udara terbaru pada beberapa kelurahan di Kota Madiun.
Hasil Inovasi berupa Outcome Jangka Menengah (selama 6 bulan masa Implementasi Aksi Perubahan), yaitu Peta Dasar Pertanahan di seluruh kelurahan kota Madiun pada tahun berjalan yang akan di gunakan dalam kegiatan Pengendalian Pertanahan.
4.3. Manfaat Inovasi
Manfaat Inovasi yang berupa Impact Jangka Panjang (selama satu tahun kedepan dan seterusnya) dari Rancangan Aksi Perubahan ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Bagi Tim Leader
Manfaat inovasi bagi Team Leader adalah dapat mengaktualisasikan kepemimpinan Pejabat Pengawas dalam inisiatif Pembuatan Peta Dasar Pertanahan melalui pemanfaatan puna (pesawat udara nirawak) untuk mendukung kegiatan Pengendalian Pertanahan pada Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa
2. Manfaat Bagi Instansi a. Kantor Pertanahan
1. Memiliki Peta Dasar Pertanahan yang up to date;
2. Peta Dasar Pertanahan dapat di gunakan sebagai basemap dalam kegiatan strategis lainnya seperti PTSL dan kegiatan pertimbangan teknis pertanahan kota Madiun;
b. Instansi Luar
1. Sebagai Input data dalam pembuatan RTRW pada Pemerintah daerah;
2. Dapat memberikan masukkan kepada instansi lain (Dinas Pertanian) yang berkepentingan pada penggunaan lahan pertanian;
3. Dapat memanfaatkan untuk intergrasi Rencana Tataruang (RTRW
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementrian ATR/BPN RI - 2021 28
PPNPN (Admin) Jabfung Koordinator
Tertentu Jabfung Koordinator
Tertentu
Kepala Seksi PPS (Project Leader) Kepala Kantor Pertanahan
(Mentor)
Tim Efektif Pembangunan Aplikasi Sistem Informasi Pengendalian Pertanahan oleh Seksi Pengendalian dan
Penanganan Sengketa
Coach
dan RDTR).
c. Bagi Penerima (Masyarakat)
1. Tersediannya lahan sawah yg berkelanjutan, sehingga daerah tersebut dapat menjadi lumbung pangan;
2. Tidak menghilangkan mata pencaharian buruh tani dan petani yang ada.
4.4. Pemanfaatan Sumber Daya Tim Efektif
Struktur Tim Kerja Aksi Perubahan diilustrasikan sebagai berikut : Bagan 3 : Struktur Tim Efektif Aksi Perubahan
Membangun tim kerja efektif dalam satu unit kerja termasuk dalam hal membuat Laporan Aksi Perubahan yang sedang kami rancang sesuai judul yaitu : PEMBUATAN PETA DASAR PERTANAHAN MELALUI PEMANFAATAN PUNA (PESAWAT UDARA NIRAWAK), tentu sangat membutuhkan kejelian pemimpin dalam memotret komposisi dan kompetensi anggota tim. Komposisi Anggota Tim dalam aksi perubahan yang kami rancang boleh dibilang sangat ramping, mengingat Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan terlibat sangat terbatas, sehingga komposisi tim yang terlibat hanya kami fokuskan pada sponsor (mentor),