• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Responden

a. Jenis Kelamin Guru

Tabel 4.2

Deskripsi Jenis Kelamin Guru

No. Jenis Kelamin Frekuensi Frekuensi Relatif(%)

1. Perempuan 64 38,8

2. Laki-laki 101 61,2

Total 165 100

Berdasarkan tabel deskriptif di atas dapat diketahui bahwa guru yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 64 orang (38,8%), dan guru yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 101 orang (61,2%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah guru yang berjenis kelamin laki-laki.

46

b. Tingkat Pendidikan Guru

Tabel 4.3

Deskripsi Tingkat Pendidikan Guru

No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Frekuensi Relatif(%)

1. Sekolah Menengah 53 32,1

2. Diploma 97 58,8

3. Sarjana 15 9,1

Total 165 100

Berdasarkan tabel deskriptif di atas dapat diketahui bahwa guru dengan latar belakang tingkat pendidikan Sekolah Menengah berjumlah 53 orang (32,1%), latar belakang tingkat pendidikan Diploma 97 orang (58,8%), dan latar belakang tingkat pendidikan Sarjana 15 orang (9,1%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah guru dengan latar belakang tingkat pendidikan Diploma.

c. Lama Mengajar

Tabel 4.4

Deskripsi Lama Mengajar Guru

No. Lama Mengajar Frekuensi Frekuensi Relatif(%)

1. Baru (< 10 th.) 33 20,0 2. Sedang (10 th. s/d 20 th.) 42 25,5

3. Lama (> 20 th.) 90 54,5

Total 165 100

Berdasarkan tabel deskriptif di atas dapat diketahui bahwa guru dengan lama mengajar/masa kerja tergolong baru (< 10 tahun) berjumlah 33 orang (20,0%), lama mengajar/masa kerja tergolong sedang (10 tahun s/d 20 tahun) 42 orang (25,5%), dan lama mengajar/masa kerja tergolong lama (> 20 tahun) 90 orang (54,5%). Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah guru dengan lama mengajar/masa kerja tergolong lama (> 20 tahun).

2. Deskripsi Data a. Besarnya Gaji

Berdasarkan data tentang besarnya gaji yang diolah dengan bantuan SPSS for Windows versi 15 diketahui bahwa skor data tertinggi untuk gaji sebesar Rp. 2.524.700, dan skor data terendah untuk gaji sebesar Rp. 691.000. Dari hasil perhitungan data tentang variabel besarnya gaji dengan menggunakan SPSS for Windows versi 15 diperoleh nilai mean gaji = Rp. 1.883.912,12, median gaji = Rp. 1.968.800, modus gaji = Rp. 2.046.800, dan standar deviasi gaji = Rp. 383.483,18 (Lampiran 7, halaman 102).

Untuk mengkategorikan tinggi rendahnya gaji yang diterima guru setiap bulan, digunakan pedoman sebagai berikut: (1) jika gaji yang diterima kurang dari Rp. 1.300.000,-, maka terkategorikan rendah, (2) jika gaji yang diterima antara Rp. 1.300.000.- s/d Rp 1.800.000,-, maka terkategorikan sedang, dan (3) jika gaji yang diterima lebih dari Rp. 1.800.000,-, maka terkategorikan tinggi (Kompas, 1 Mei 2003). Berikut ini disajikan tabel kategori dan interpretasi variabel besarnya gaji (Lampiran 8, halaman 112):

48

Tabel 4.5

Kategori dan Interpretasi Variabel Besarnya Gaji

No. Interval

(Dalam Rupiah) Frek.

Frek. Relatif (%) Interpretasi 1. < 1.300.000,- 10 6,06 Rendah 2. Rp. 1.300.000,- – 1.800.000,- 55 33,33 Sedang 3. > 1.800.000,- 100 60,61 Tinggi Total 165 100,00

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa ada 10 orang guru atau 6,06% yang terkategorikan memiliki gaji rendah, 55 orang guru atau 33,33% yang terkategorikan memiliki gaji sedang, dan 100 orang guru atau 60,61% yang terkategorikan memiliki gaji tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru memiliki gaji yang terkategorikan tinggi. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan mean gaji

= Rp. 1.883.912,12, median gaji = Rp. 1.968.800, modus gaji = Rp. 2.046.800, dan standar deviasi gaji = Rp. 383.483,18.

b. Beban Pengeluaran Keluarga

Berdasarkan data tentang beban pengeluaran keluarga yang diolah dengan bantuan SPSS for Windows versi 15 diketahui bahwa skor data tertinggi untuk beban pengeluaran keluarga sebesar Rp. 8.976.800, dan skor data terendah untuk beban pengeluaran keluarga sebesar Rp. 900.000. Dari hasil perhitungan data tentang variabel beban pengeluaran keluarga dengan menggunakan SPSS for Windows versi 15 diperoleh nilai mean beban pengeluaran keluarga = Rp. 2.944.885,76, median beban pengeluaran keluarga = Rp. 2.870.550, modus beban pengeluaran

keluarga = Rp. 2.625.000, dan standar deviasi beban pengeluaran keluarga = Rp. 907.929,43 (Lampiran 7, halaman 102).

Untuk mengkategorikan tinggi rendahnya beban pengeluaran keluarga yang ditanggung guru setiap bulan, mengacu pada kategori seperi pengkategorian data tentang besarnya gaji di atas. Berikut ini disajikan tabel kategori dan interpretasi variabel beban pengeluaran keluarga (Lampiran 8, halaman 112):

Tabel 4.6

Kategori dan Interpretasi Variabel Beban Pengeluaran Keluarga

No. Interval

(Dalam Rupiah) Frek.

Frek. Relatif (%) Interpretasi 1. < 1.300.000,- 2 1,21 Rendah 2. Rp. 1.300.000,- – 1.800.000,- 5 3,03 Sedang 3. > 1.800.000,- 158 95,76 Tinggi Total 165 100,00

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa ada 2 orang guru atau 1,21% yang terkategorikan memiliki beban pengeluaran keluarga rendah, 5 orang guru atau 3,03% yang terkategorikan memiliki beban pengeluaran keluarga sedang, dan 158 orang guru atau 95,76% yang terkategorikan memiliki beban pengeluaran keluarga tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru memiliki beban pengeluaran keluarga yang terkategorikan tinggi. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan mean beban pengeluaran keluarga = Rp. 2.944.885,76, median beban pengeluaran keluarga = Rp. 2.870.550, modus beban pengeluaran keluarga = Rp. 2.625.000, dan standar deviasi beban pengeluaran keluarga = Rp. 907.929,43.

50

c. Jarak Tempat Tinggal

Berdasarkan data tentang jarak tempat tinggal yang diolah dengan bantuan SPSS for Windows versi 15 diketahui bahwa skor data tertinggi untuk jarak tempat tinggal adalah 45 Km, dan skor data terendah untuk jarak tempat tinggal adalah 0 Km. Dari hasil perhitungan data tentang variabel jarak tempat tinggal dengan menggunakan SPSS for Windows

versi 15 diperoleh nilai mean jarak tempat tinggal = 14,87 Km, median jarak tempat tinggal = Rp. 14 Km, modus jarak tempat tinggal = 7 Km, dan standar deviasi jarak tempat tinggal = 9,53 Km (Lampiran 7, halaman 102).

Untuk mengkategorikan jauh dekatnya jarak tempat tinggal dari sekolah tempat bekerja, digunakan pedoman sebagai berikut: (1) jika jarak tempat tinggal kurang dari 15 Km, maka terkategorikan dekat, (2) jika jarak tempat tinggal antara 15 Km s/d 30 Km, maka terkategorikan sedang, dan (3) jika jarak tempat tinggal lebih dari 30 Km, maka terkategorikan jauh. Berikut ini disajikan tabel kategori dan interpretasi variabel jarak tempat tinggal (Lampiran 8, halaman 112):

Tabel 4.7

Kategori dan Interpretasi Variabel Jarak Tempat Tinggal

No. Interval (Dalam Km) Frek. Frek. Relatif (%) Interpretasi 1. < 15 Km 88 53,33 Dekat 2. 15 Km – 30 Km 67 40,61 Sedang 3. > 30 Km 10 6,06 Jauh Total 165 100,00

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa ada 88 orang guru atau 53,33% yang terkategorikan memiliki jarak tempat tinggal dekat, 67 orang guru atau 40,61% yang terkategorikan memiliki jarak tempat tinggal sedang, dan 14 orang guru atau 6,06% yang terkategorikan memiliki jarak tempat tinggal jauh. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru memiliki jarak tempat tinggal yang terkategorikan dekat. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan mean jarak tempat tinggal = 14,87 Km, median jarak tempat tinggal = Rp. 14 Km, modus jarak tempat tinggal = 7 Km, dan standar deviasi jarak tempat tinggal = 9,53 Km.

d. Motivasi Mengajar

Berdasarkan data tentang jarak tempat tinggal yang diolah dengan bantuan SPSS for Windows versi 15 diketahui bahwa skor data tertinggi untuk motivasi mengajar adalah 83, dan skor data terendah untuk motivasi mengajar adalah 52. Dari hasil perhitungan data tentang variabel motivasi mengajar dengan menggunakan SPSS for Windows versi 15 diperoleh nilai mean motivasi mengajar = 66,23, median motivasi mengajar = 66, modus motivasi mengajar = 65, dan standar deviasi motivasi mengajar = 5,53 (Lampiran 7, halaman 102). Berikut ini disajikan tabel kategori dan interpretasi variabel motivasi mengajar guru berdasarkan PAP Tipe II (Masidjo, 1995: 157 – 160) (Lampiran 8, halaman 113):

52

Tabel 4.8

Kategori dan Interpretasi Variabel Motivasi Mengajar

No. Interval Frek. Frek. Relatif

(%) Interpretasi 1. ≥ 75 14 8,48 Sangat Tinggi 2. 66 – 74 69 41,82 Tinggi 3. 59 – 65 68 41,21 Sedang 4. 52 – 58 14 8,48 Rendah 5. ≤ 51 0 0,00 Sangat Rendah Total 165 100,00

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa ada 14 orang guru atau 8,48% yang terkategorikan memiliki motivasi mengajar sangat tinggi, 69 orang guru atau 41,82% yang terkategorikan memiliki motivasi mengajar tinggi, 68 orang guru atau 41,21% yang terkategorikan memiliki motivasi mengajar sedang, 14 orang guru atau 8,48% yang terkategorikan memiliki motivasi mengajar rendah, dan 0 orang guru atau 0,00% yang terkategorikan memiliki motivasi mengajar sangat rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru memiliki motivasi mengajar yang terkategorikan tinggi. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan mean motivasi mengajar = 66,23, median motivasi mengajar = 66, modus motivasi mengajar = 65, dan standar deviasi motivasi mengajar = 5,53.

Dokumen terkait