• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

B. Kerangka Berpikir/Rasionalitas Penelitian

Guru akan berusaha sekuat tenaga apabila ia memiliki motivasi yang besar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru akan mengajar dengan sungguh-sungguh, tanpa dipaksa, bila memiliki motivasi yang besar. Adanya motivasi mengajar yang tinggi dalam diri guru merupakan syarat agar guru terdorong oleh kemauannya sendiri untuk mengatasi berbagai kesulitan mengajar yang dihadapinya. Dengan demikian, guru akan berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran secara terus menerus.

Sehubungan dengan motivasi mengajar guru, ada beberapa faktor yang kiranya perlu diperhatikan untuk terus menjaga agar seorang guru tetap mempunyai semangat atau motivasi dalam menjalankan tugasnya mengajar. Berikut diuraikan tiga faktor yang dalam penelitian ini ingin dilihat pengaruhnya terhadap motivasi mengajar guru.

1. Pengaruh besarnya gaji terhadap motivasi mengajar guru

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, serta pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah, termasuk pendidikan anak usia dini (Laman RPP Sisdiknas, 2005). Lebih jauh, dari pengertian ini dapat ditarik kesipulan bahwa seorang guru adalah seorang yang profesional.

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupannya, yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu,

serta memerlukan pendidikan profesi agar memuaskan pemakai jasa yang dihasilkan (Laman RPP Sisidiknas, 2005). Atas jasa yang dihasilkan inilah seorang yang profesional mendapatkan penghasilan, yang salah satu aspek dari penghasilan itu adalah gaji, selain tunjangan-tunjangan yang lainnya. Gaji adalah hak yang diterima oleh guru atau dosen atas pekerjaannya dari penyelenggara satuan pendidikan atau satuan pendidikan dalam bentuk uang secara berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Laman RPP Sisdiknas, 2005).

Dalam penelitian ini yang ingin dicari adalah apakah ada pengaruh antara gaji yang diterima dengan motivasi mengajar seorang guru? Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara gaji dan motivasi mengajar ini, perlu kita tinjau sekilas tentang teori motivasi, dalam hal ini teori motivasi insentif. Motivasi insentif merupakan motivasi tingkah laku yang melibatkan insentif dimana nilai dari insentif mempengaruhi langsung intensitas atau kualitas performance tingkah laku organisme (Koeswara, 1986: 82). Berdasarkan teori motivasi insentif (salah satu wujdnya adalah gaji), jelas bahwa ada pengaruh antara gaji yang diterima terhadap motivasi seseorang melakukan sesuatu, dalam hal ini intensitas atau kualitas performance seorang guru dalam melakukan tugasnya. Seberapa besar atau kecil intensitas dan kualitas performance seorang guru dalam melakukan tugasnya akan dipengaruhi oleh besar kecilnya gaji yang akan diterima oleh guru tersebut.

24

2. Pengaruh beban pengeluaran keluarga terhadap motivasi mengajar guru

Di atas telah dikemukakan bahwa besar kecilnya intensitas dan kualitas performance seorang guru dipengaruhi oleh jumlah gaji (besar atau kecil) yang diterimanya. Permasalahan yang mucul sekarang adalah bagaimana jika gaji yang diterima guru, yang selanjutnya akan menjadi masukan bagi pendapatanya (keluarganya, jika sudah berkeluarga) itu rendah atau kecil? Apakah besar atau kecilnya gaji yang diterima akan berpengaruh pada motivasi melaksanakan tugasnya mengajar? Untuk dapat menjawab pertanyaan ini, yang perlu kita lihat sekarang adalah bagaimana situasi atau keadaan guru yang bersangkutan. Situasi yang dimaksudkan pada bagian ini adalah apa saja yang menjadi kebutuhan atau keperluan guru (keluarganya), sehubungan dengan tanggungan atau beban hidup yang dipikulnya.

Idealnya, guru sebagai seorang yang profesional dalam melaksanakan tugasnya harus konsisten. Konsisten disini diartikan dalam melaksanakan tugasnya seorang guru harus bisa fokus pada pekerjaannya. Artinya, seorang guru harus mempunyai dedikasi yang tinggi dan tanggung jawab yang besar atas tugas yang diembannya, tanpa ada usaha untuk melakukan sesuatu yang diluar tanggung jawabnya sebagai seorang guru. Kalau pun ada, harus tetap pada jalurnya, yakni pada jalur yang terkait dengan bidang pendidikan.

Sehubungan dengan sikap profesional guru ini, gejala atau permasalahan lain bisa dipastikan akan muncul jika kita berbicara mengenai gaji yang diterima oleh guru (gaji guru di Indonesia pada umumnya). Sudah

menjadi fakta bahwa gaji yang diterima kebanyakan guru di Indonesia tidak bisa mencukupi beban hidup sehari-hari. Karena itu, tidak jarang ditemukan di daerah tertentu, banyak guru yang melakukan usaha lain guna mencukupi beban hidup (dirinya dan keluarganya) sehari-hari. Alasan kecilnya gaji yang diterima masih menjadi yang utama. Dari uraian ini, jelas bahwa gaji yang kecil akan mempengaruhi guru melakukan usaha lain di luar tugas utamanya sebagai seorang guru, yang selanjutnya akan mempengaruhi intensitas dan kualitas performance (motivasi mengajar atau motivasi melaksanakan tugas) guru itu sendiri.

3. Pengaruh jarak tempat tinggal terhadap motivasi mengajar guru

Idealnya, dengan wilayah Indonesia yang luas ini, pengangkatan dan penempatan guru hendaknya dilakukan secara cermat. Maksudnya, guru yang diangkat menjadi PNS seharusnya bisa menerima dimanapun ia ditempatkan nantinya, tidak terkecuali di kota, desa, atau pun di daerah terpencil di tanah air. Ada kenyataan bahwa di daerah-daerah tertentu jumlah guru yang bertugas tidak sesuai dengan yang seharusnya ada.

Untuk memperjelas hal ini, ada baiknya kita melihat sejenak ke belakang, yakni pada bagian pendahuluan (latar belakang masalah) penelitian ini. Pada bagian tersebut dikemukakan bahwa ada kecenderungan penempatan guru di desa tidak merata. Artinya, penempatan guru di daerah perkotaan lebih banyak dari pada di pedesaan. Selain itu, di pedesaan sering ditemui kasus guru PNS yang hanya muncul beberapa kali sebulan untuk mengambil gaji karena mereka tinggal di kota atau tempat lain untuk

26

“nyambi” usaha lain (sampingan). Kondisi yang demikian tentu akan berdampak pada terabaikannya tugas utama yang harus diemban oleh guru. Guru menjadi malas atau tidak ada motivasi mengajar, dengan alasan lokasi sekolah jauh dari tempat tinggal guru yang bersangkutan. Berdasarkan uraian ini, dapat kita simpulkan bahwa jarak tempat tinggal akan berpengaruh pada tinggi rendahnya motivasi mengajar seorang guru.

C. Paradigma Penelitian

Paradigma dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: X1 X3 X2 ry.3 ry.2 ry.1 Ry.123 Y Keterangan:

= Pengaruh secara bersama-sama = Pengaruh secara parsial

X1 = Variabel independen pertama, yaitu Besarnya Gaji

X2 = Variabel independen kedua, yaitu Beban Pengeluaran Keluarga X3 = Variabel independen ketiga, yaitu Jarak Tempat Tinggal Y = Variabel dependen, yaitu Motivasi Mengajar Guru ry.1 = Pengaruh X1 terhadap Y

ry.2 = Pengaruh X2 terhadap Y ry.3 = Pengaruh X3 terhadap Y

Dokumen terkait