• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh besarnya gaji, beban pengeluaran keluarga, dan jarak tempat tinggal terhadap motivasi mengajar guru : studi kasus pada guru sekolah dasar negeri di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landok, Kalimantan Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh besarnya gaji, beban pengeluaran keluarga, dan jarak tempat tinggal terhadap motivasi mengajar guru : studi kasus pada guru sekolah dasar negeri di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landok, Kalimantan Barat."

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH BESARNYA GAJI, BEBAN PENGELUARAN KELUARGA, DAN JARAK TEMPAT TINGGAL TERHADAP

MOTIVASI MENGAJAR GURU

Studi Kasus pada Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat

Gregorius Kia Labaketoy Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh besarnya gaji terhadap motivasi mengajar guru; (2) pengaruh beban pengeluaran keluarga terhadap motivasi mengajar guru; (3) pengaruh jarak tempat tinggal terhadap motivasi mengajar guru; dan (4) pengaruh besarnya gaji, beban pengeluaran keluarga, dan jarak tempat tinggal terhadap motivasi mengajar guru

Penelitian ini dilaksanakan pada Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat pada bulan Juni 2007. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 211 orang. Jumlah sampel adalah 165 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan model persamaan regresi linear sederhana dan regresi linear ganda.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) tidak ada pengaruh besarnya gaji terhadap motivasi mengajar guru (r = 0,090; ρ = 0,251 > α = 0,050); (2) tidak ada pengaruh beban pengeluaran keluarga terhadap motivasi mengajar guru (r = 0,033; ρ = 0,673 >

α = 0,050); (3) tidak ada pengaruh jarak tempat tinggal terhadap motivasi mengajar guru (r = 0,017; ρ = 0,831 > α = 0,050); dan (4) tidak ada pengaruh besarnya gaji, beban pengeluaran keluarga, dan jarak tempat tinggal terhadap motivasi mengajar guru (R = 0,102; ρ = 0,641 > α = 0,050).

(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF SALARY EARNED, FAMILY EXPENSES, AND THE DISTANCE OF LIVING TOWARD TEACHER’S MOTIVATION

A Case Study on Teachers of State Elementary School in Mandor District, Landak Regency, West Kalimantan

Gregorius Kia Labaketoy Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The aims of this research are to know the effect of: (1) the salary earned toward teacher’s motivation; (2) family expenses toward teacher’s motivation; (3) the distance of living toward teacher’s motivation; and (4) the salary earned, family expenses, and the distance of living toward teacher’s motivation.

This research done on Teachers of State Elementary Schools in Mandor District, Landak Regency, West Kalimantan in June 2007. The population of the research was 211 people. The samples were 165 people. The samples taken by purposive sampling technique. The technique of collecting the data was questionnaire. The techniques of analyzing the data were simple linear regression equation model and multiple linear regression equation model.

The result of the research shows that: (1) how much the salary earned doesn’t influence the motivation of the teachers (r = 0,090; ρ = 0,251 > α = 0,050); (2) family expenses do not influence the motivation of the teachers (r = 0,033; ρ = 0,673 >

α = 0,050); (3) the distance of living doesn’t influence the motivation of the teachers (r = 0,017; ρ = 0,831 > α = 0,050); (4) how much the salary earned, family expenses, and the distance of living do not influence the motivation of the teachers (R = 0,102;

ρ = 0,641 > α = 0,050).

(3)

PENGARUH BESARNYA GAJI, BEBAN PENGELUARAN

KELUARGA, DAN JARAK TEMPAT TINGGAL TERHADAP

MOTIVASI MENGAJAR GURU

Studi Kasus pada Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh: Gregorius Kia Labaketoy

NIM: 021334078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

MOTO DAN PERSEMBAHAN

“Non Scholae, sed Vitae Discimus”

(Seneca)

Semua kupersembahkan untuk-Mu dan untuk

Semua Yang Berkepentingan ...

(7)
(8)

ABSTRAK

PENGARUH BESARNYA GAJI, BEBAN PENGELUARAN KELUARGA, DAN JARAK TEMPAT TINGGAL TERHADAP

MOTIVASI MENGAJAR GURU

Studi Kasus pada Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat

Gregorius Kia Labaketoy Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh besarnya gaji terhadap motivasi mengajar guru; (2) pengaruh beban pengeluaran keluarga terhadap motivasi mengajar guru; (3) pengaruh jarak tempat tinggal terhadap motivasi mengajar guru; dan (4) pengaruh besarnya gaji, beban pengeluaran keluarga, dan jarak tempat tinggal terhadap motivasi mengajar guru

Penelitian ini dilaksanakan pada Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat pada bulan Juni 2007. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 211 orang. Jumlah sampel adalah 165 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan model persamaan regresi linear sederhana dan regresi linear ganda.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) tidak ada pengaruh besarnya gaji terhadap motivasi mengajar guru (r = 0,090; ρ = 0,251 > α = 0,050); (2) tidak ada pengaruh beban pengeluaran keluarga terhadap motivasi mengajar guru (r = 0,033; ρ = 0,673 >

α = 0,050); (3) tidak ada pengaruh jarak tempat tinggal terhadap motivasi mengajar guru (r = 0,017; ρ = 0,831 > α = 0,050); dan (4) tidak ada pengaruh besarnya gaji, beban pengeluaran keluarga, dan jarak tempat tinggal terhadap motivasi mengajar guru (R = 0,102; ρ = 0,641 > α = 0,050).

(9)

ABSTRACT

THE EFFECT OF SALARY EARNED, FAMILY EXPENSES, AND THE DISTANCE OF LIVING TOWARD TEACHER’S MOTIVATION

A Case Study on Teachers of State Elementary School in Mandor District, Landak Regency, West Kalimantan

Gregorius Kia Labaketoy Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The aims of this research are to know the effect of: (1) the salary earned toward teacher’s motivation; (2) family expenses toward teacher’s motivation; (3) the distance of living toward teacher’s motivation; and (4) the salary earned, family expenses, and the distance of living toward teacher’s motivation.

This research done on Teachers of State Elementary Schools in Mandor District, Landak Regency, West Kalimantan in June 2007. The population of the research was 211 people. The samples were 165 people. The samples taken by

purposive sampling technique. The technique of collecting the data was questionnaire. The techniques of analyzing the data were simple linear regression equation model and multiple linear regression equation model.

The result of the research shows that: (1) how much the salary earned doesn’t influence the motivation of the teachers (r = 0,090; ρ = 0,251 > α = 0,050); (2) family expenses do not influence the motivation of the teachers (r = 0,033; ρ = 0,673 >

α = 0,050); (3) the distance of living doesn’t influence the motivation of the teachers (r = 0,017; ρ = 0,831 > α = 0,050); (4) how much the salary earned, family expenses, and the distance of living do not influence the motivation of the teachers (R = 0,102; ρ = 0,641 > α = 0,050).

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan lindungan-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “PENGARUH BESARNYA GAJI, BEBAN PENGELUARAN KELUARGA, DAN JARAK TEMPAT TINGGAL TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU”, studi kasus pada Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, khususnya Pendidikan Akuntansi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat selesai tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan petunjuk, dukungan, dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. F.X. Muhadi, M.Pd., selaku dosen pembimbing, yang dengan sabar selalu memberikan bimbingan, petunjuk, dukungan, dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

(11)

5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA., yang telah bersedia menyumbangkan

saran dan masukan yang berarti kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

6. Segenap dosen dan staf Program Studi Pendidikan Akuntansi khususnya, dan

Fakultas KIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta umumnya, yang telah membimbing, mendidik, dan bekerjasama dengan baik selama penulis belajar di kampus tercinta ini.

7. Bapak Drs. Lukas Kanoh, M.M., selaku Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian pada Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.

8. Seluruh Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak,

Kalimantan Barat, yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian guna kepentingan penulisan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Guru Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian dalam penulisan skripsi ini.

10. Apa’ku man Uwe’ku (Bapak dan Ibu), terima kasih karena telah merawat, mendidik, dan selalu memperhatikan penulis sampai detik ini.

11. Adikku Mandus, terima kasih karena selalu mendukungku. May God Bless You... 12. Ene’ Laki, Ene’ Bini, Ene’ Janggut, man Ene’ Panjang (Alm.), terima kasih

karena selalu mendoakanku.

13. Sepupuku: Figo & Aldi, Ari & Indri, Eta & Ema, Wewen & Ria, Sisko, Cosmas, Aan, & Piyok. Kalian selalu membuatku penuh harapan.

(12)
(13)

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kerangka Teoritik ... 8

1. Motivasi ... 8

a. Beberapa Pengertian ... 8

b. Perspektif-perspektif historis tentang motivasi ... 10

c. Perspektif-perspektif kepuasan tentang motivasi ... 11

d. Pendekatan hierarki kebutuhan (Maslow) ... 12

e. Teori ERG atas motivasi (Clayton Alderfer) ... 15

(14)

f. Teori dua-faktor (Herzberg) ... 15

g. Kebutuhan-kebutuhan manusia secara individual (McClelland) ... 16

h. Teori X dan teori Y (McGregor) ... 17

i. Bagaimana cara untuk meningkatkan motivasi kerja? ... 18

2. Gaji ... 20

3. Beban Pengeluaran Keluarga ... 21

4. Jarak Tempat Tinggal ... 21

B. Kerangka Berpikir/Rasionalitas Penelitian ... 22

1. Pengaruh besarnya gaji terhadap motivasi mengajar guru ... 22

2. Pengaruh beban pengeluaran keluarga terhadap motivasi mengajar guru ... 24

3. Pengaruh jarak tempat tinggal terhadap motivasi mengajar guru . 25 C. Paradigma Penelitian... 26

D. Hipotesis Penelitian... 27

BAB III. METODE PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

1. Tempat Penelitian ... 28

2. Waktu Penelitian ... 28

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 28

1. Subyek Penelitian ... 28

2. Obyek Penelitian ... 29

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

1. Populasi Penelitian ... 29

2. Sampel Penelitian ... 29

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 30

1. Variabel Penelitian ... 30

2. Pengukuran Variabel ... 31

F. Teknik Pengumpulan Data ... 33

(15)

G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 34

1. Pengujian Validitas Instrumen Penelitian ... 34

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 35

H. Teknik Analisis Data... 37

1. Analisis Deskriptif ... 37

2. Analisis Statistik ... 37

a. Pengujian Prasyarat Analisis ... 37

1). Uji Normalitas ... 37

2). Uji Linearitas ... 38

b. Pengujian Hipotesis ... 38

1). Pengujian Hipotesis I ... 38

2). Pengujian Hipotesis II ... 40

3). Pengujian Hipotesis III ... 41

4). Pengujian Hipotesis IV ... 42

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Deskripsi Data ... 45

1. Deskripsi Responden ... 45

a. Jenis Kelamin Guru ... 45

b. Tingkat Pendidikan Guru ... 46

c. Lama Mengajar ... 46

2. Deskripsi Data ... 47

a. Besarnya Gaji ... 47

b. Beban Pengeluaran Keluarga ... 48

c. Jarak Tempat Tinggal ... 50

d. Motivasi Mengajar ... 51

B. Analisis Data ... 53

1. Uji Prasyarat Analisis ... 53

a. Uji Normalitas ... 53

b. Uji Linearitas ... 54

2. Pengujian Hipotesis ... 55

(16)

a. Pengujian hipotesis I ... 55

b. Pengujian hipotesis II ... 56

c. Pengujian hipotesis III ... 58

d. Pengujian hipotesis IV ... 60

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

1. Pengaruh besarnya gaji terhadap motivasi mengajar guru ... 62

2. Pengaruh beban pengeluaran keluarga terhadap motivasi mengajar guru ... 65

3. Pengaruh jarak tempat tinggal terhadap motivasi mengajar guru . 67 4. Pengaruh besarnya gaji, beban pengeluaran keluarga, dan jarak tempat tinggal terhadap motivasi mengajar guru ... 69

BAB V. KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Keterbatasan ... 72

C. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN ... 77

(17)

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner ... 32

Tabel 3.2 Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Instrumen Variabel Motivasi Mengajar ... 35

Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 36

Tabel 4.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner ... 44

Tabel 4.2 Deskripsi Jenis Kelamin Guru ... 45

Tabel 4.3 Deskripsi Tingkat Pendidikan Guru ... 46

Tabel 4.4 Deskripsi Lama Mengajar Guru ... 46

Tabel 4.5 Kategori dan Interpretasi Variabel Besarnya Gaji ... 48

Tabel 4.6 Kategori dan Interpretasi Variabel Beban Pengeluaran Keluarga ... 49

Tabel 4.7 Kategori dan Interpretasi Variabel Jarak Tempat Tinggal ... 50

Tabel 4.8 Kategori dan Interpretasi Variabel Motivasi Mengajar ... 52

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Normalitas Data ... 53

Tabel 4.10 Hasil Pengujian Linearitas Data ... 54

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 77

Lampiran 2 Input Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 85

Lampiran 3 Output Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 87

Lampiran 4 Data Penelitian ... 90

Lampiran 5 Output Deskripsi Responden ... 95

Lampiran 6 Input Pengolahan Data ... 97

Lampiran 7 Output Deskripsi Data ... 102

Lampiran 8 Pedoman Deskripsi Data Penelitian ... 112

Lampiran 9 Output Uji Normalitas ... 114

Lampiran 10 Output Uji Linearitas ... 115

Lampiran 11 Output Uji Hipotesis (Regresi Sederhana dan Regresi Ganda) . 116 Lampiran 12 Tabel Statistik ... 122

Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian ... 133

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberadaan guru di sekolah dan di tengah-tengah masyarakat akhir-akhir ini sering mendapat sorotan tajam, setidaknya seperti yang diungkapkan oleh Prof. DR. Fuad Hasan dalam satu dialog interaktif TVRI bahwa hanya 30% guru-guru masa kini yang layak mengajar (www.mentawai.org). Terlepas dari pro dan kontra terhadap kebenaran hasil penelitian tersebut, bahwa eksistensi/keberadaan dan keprofesionalan guru di sekolah dalam mengajar telah dipertanyakan, lebih-lebih jika dihubungkan dengan kualitas pendidikan nasional kita yang dirasakan hampir setiap lini pendidikan. Merosotnya Kualitas pendidikan nasional kita menjadi salah satu dampak dari rendahnya motivasi guru dalam mengajar.

Penurunan gairah dan kemauan guru mengajar akan berdampak terhadap hasil pendidikan, hal ini akibat dari dampak krisis ekonomi, krisis politik, krisis kepercayaan yang melanda bangsa kita sejak tahun 1997 lalu, yang hingga saat ini belum menunjukan tanda-tanda pulih. Reformasi juga telah menggeliatkan guru melalui demonstrasi besar-besaran menuntut pemerintah agar memperbaiki nasib dan kesejahteraan guru. Namun demikian, pemerintah lebih banyak diam ketimbang memperhatikan aspirasi guru. Sikap kurang tanggapnya pihak-pihak terkait terhadap nasib guru tentu akan mendorong timbulnya krisis motivasi guru dalam mengajar.

(20)

2

Selain itu ada beberapa faktor lain yang di duga menjadi penyebab: (1) gaji guru yang rata-rata rendah dan belum memadai, akibatnya guru mencari alternatif sumber penghasilan lain, (2) kejenuhan birokrasi mengurus pindah tugas, berhubungan dengan penempatan guru di daerah, (3) peluang kecil bagi peningkatan karir, (4) kecenderungan mengambil kredit cicilan di bank sehingga gaji yang diterima tiap bulannya relatif kecil, dan (5) kekurangan kepala sekolah untuk menjadi teladan/panutan (www.mentawai.org).

Dalam kehidupan sehari-hari, semua manusia pasti akan melakukan sesuatu yang berguna bagi kelangsungan hidup dan kehidupannya. Karena itu, manusia harus berusaha dan bekerja keras agar apa yang diinginkan bisa tercapai. Guru, yang adalah manusia juga demikian. Salah satu usaha yang dilakukannya adalah dengan melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru, yakni mengajar. Kehidupan seorang guru dalam kesehariannya secara umum tidak jauh berbeda dengan manusia lainnya yang tidak menjadi guru.

Di Indonesia, gaji guru sudah diatur berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 64 Tahun 2001, tanggal 18 Mei 2001. Artinya semua guru memperoleh gaji yang sama sesuai dengan golongan kepangkatan, masa kerja, tempat bertugas, dan statusnya. Demikian pula tunjangan profesi diberikan berdasarkan fungsi jabatannya.

(21)

ditempuh oleh sebagian guru yang merasa bahwa gajinya sudah tidak bisa mencukupi kebutuhan hidupnya.

Meskipun hak dan kewajiban guru telah diatur dalam undang-undang, namun dalam pelaksanaannya kadang terjadi penyimpangan. Misalnya, kenaikan pangkat yang terlambat (kasus Mahsum, Kompas, 27 Agustus 2002), insentif guru dimanipulasi (Rakyat Bengkulu, 13 Agustus 2002), tuntutan kenaikan tunjangan guru (Kompas, 14 Agustus 2001). Menurut Ellis (1994: 2-3), hak dan kewajiban guru bersifat fungsional. Hal ini berarti bahwa bila hak yang diperoleh guru memenuhi kepuasan, maka ia akan memenuhi kewajibannya dengan baik. Sebaliknya, bila hak tidak sesuai dengan harapannya, maka kewajiban yang dilaksanakan menjadi kurang optimal. Hal ini akan berdampak negatif terhadap kualitas kinerja guru dan hasil belajar sisiwa.

(22)

4

berhasil? Kenyataan yang terjadi sepertinya masih belum. Alasannya adalah sarana dan prasarana perumahan atau tempat tinggal yang difasilitasi oleh pemerintah tersebut dinilai tidak memadai. Para guru lebih cenderung untuk tinggal di rumah sendiri, yang kebanyakan letaknya berada jauh dari lokasi sekolah.

Berdasarkan uraian dan beberapa kasus yang disebutkan di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi mengajar guru. Namun demikian, tinggi rendahnya pengaruh faktor-faktor yang dimaksud terhadap motivasi mengajar guru belum bisa dipastikan. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Besarnya Gaji, Beban Pengeluaran Keluarga, dan Jarak Tempat Tinggal terhadap Motivasi Mengajar Guru.

B. Identifikasi Masalah

Hal-hal yang terjadi, yang dapat menyebabkan rendahnya motivasi mengajar guru antara lain adalah sebagai berikut:

1. Besarnya gaji yang diterima dapat mempengaruhi tinggi atau rendahnya motivasi mengajar guru.

2. Beban/tanggungan hidup yang besar menjadi penyebab guru melakukan usaha lain sehingga tugas pokoknya terabaikan.

3. Jarak tempat tinggal yang jauh dengan lokasi sekolah mempengaruhi

(23)

4. Motivasi mengajar guru menjadi kurang karena atasan (Kepala Sekolah)

kuarang bisa menjadi teladan.

5. Kesulitan pengurusan birokrasi untuk pindah ke tempat lain yang lebih

menarik juga mempengaruhi motivasi mengajar guru.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan membahas tiga masalah, yakni: 1. Besarnya gaji yang diterima dapat mempengaruhi tinggi atau rendahnya

motivasi mengajar guru.

2. Beban/tanggungan hidup yang besar menjadi penyebab guru melakukan usaha lain sehingga usaha pokoknya terabaikan.

3. Jarak tempat tinggal yang jauh dengan lokasi sekolah mempengaruhi rendahnya motivasi mengajar guru.

D. Rumusan Masalah

Masalah yang ingin dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh besarnya gaji yang diterima terhadap motivasi

mengajar guru?

2. Apakah ada pengaruh beban pengeluaran keluarga terhadap motivasi mengajar guru?

3. Apakah ada pengaruh jarak tempat tinggal terhadap motivasi mengajar guru? 4. Apakah ada pengaruh besarnya gaji, beban pengeluaran keluarga, dan jarak

(24)

6

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dengan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ingin mengetahui pengaruh besarnya gaji yang diterima terhadap motivasi mengajar guru.

2. Ingin mengetahui pengaruh beban pengeluaran keluarga terhadap motivasi

mengajar guru.

3. Ingin mengetahui pengaruh jarak tempat tinggal terhadap motivasi mengajar

guru.

4. Ingin mengetahui pengaruh besarnya gaji, beban pengeluaran keluarga, dan jarak tempat tinggal terhadap motivasi mengajar guru.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini kiranya dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi Negara (Departemen Pendidikan Nasional)

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan yang terkait dengan pendidikan di sekolah, khususnya yang berkaitan dengan kebijakan tentang gaji, tunjangan, dan penempatan guru.

2. Bagi Dosen dan Mahasiswa, Khususnya FKIP-USD

(25)

3. Bagi Peneliti selanjutnya

(26)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritik 1. Motivasi

a. Beberapa pengertian 1). Motif

Istilah motif sama dengan kata motive, motip, dorongan, alasan, dan driving force. Motif adalah tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak, atau suatu tenaga di dalam diri manusia yang menyebabkan manusia bertindak (Manullang & Manullang, 2004: 165). Dalam perspektif yang relatif sama, motif juga dapat diartikan sebagai suatu alasan/dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu/melakukan tindakan/bersikap tertentu (Handoko, 2006: 9).

2). Motivasi

a). Motivasi menurut Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling berarti variabel yang berpengaruh untuk menimbulkan, mendorong, dan mengarahkan tingkah laku mencapai tujuan (Rahmatsyah, 2005: 73).

b). Motivasi (motivation) adalah pemberian motif, penimbulan motif, atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan (Manullang & Manullang, 2004: 165).

(27)

c). Motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam

diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya (Handoko, 2006: 9).

d). Motivasi adalah sekelompok faktor yang menyebabkan individu berperilaku dalam cara-cara tertentu (Griffin, 2002: 38).

e). Motivasi dapat juga diartikan sebagai perubahan tenaga di dalam

seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan (Donald dalam Wasty Sumanto, 1998: 203). Berdasarkan pengertian motivasi ini, tampak 3 (tiga) hal, yaitu: (1) motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang, (2) motivasi itu ditandai oleh dorongan afektif yang kadang tampak dan kadang sulit diamati, (3) motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.

(28)

10

keterkaitan antara usaha dan pemuasan kebutuhan tertentu, dan (3) motivasi juga terkait dengan kebutuhan (keadaan internal seseorang yang menyebabkan hasil usaha tertentu menjadi menarik).

3). Motivasi kerja

Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja. Pendeknya, motivasi kerja adalah pendorong semangat kerja (Manullang & Manullang, 2004: 166).

4). Incentive

Istilah incentive (insentif) dapat diartikan sebagai alat motivasi, sarana motivasi, sarana penimbulan motif, atau sarana yang menimbulkan dorongan (Manullang & Manullang, 2004: 166).

b. Perspektif-perspektif historis tentang motivasi

Untuk mengetahui lebih dalam tentang motivasi, ada baiknya kita melihat beberapa pendekatan yang terkait dengan motivasi itu sendiri. Pendekatan-pendekatan itu antara lain adalah: (1) pendekatan tradisional, (2) pendekatan hubungan manusia, dan (3) pendekatan sumber daya manusia (Griffin, 2002: 39).

1). Pendekatan tradisional

(29)

pekerjaan yang mereka lakukan. Karenanya, individu bisa diandalkan untuk melakukan pekerjaan jenis apa pun jika dibayar cukup tinggi. 2). Pendekatan hubungan manusia

Penekanan pada proses ini terletak pada peranan dari proses-proses sosial di lingkungan kerja. Asumsi-asumsi yang ada pada pendekatan ini adalah bahwa karyawan ingin merasa berguna dan penting, bahwa karyawan memiliki kebutuhan-kebutuhan sosial yang kuat, dan bahwa kebutuhan-kebutuhan ini lebih penting dari uang dalam memotivasi karyawan.

3). Pendekatan sumber daya manusia

Pendekatan sumber daya manusia tentang motivasi membawa konsep-konsep kebutuhan dan motivasi selangkah lebih jauh. Pendekatan sumber daya manusia mengasumsikan bahwa pekerja/karyawan berkeinginan dan mampu menyediakan kontribusi-kontribusi yang bermanfaat, sehingga dapat berguna, baik bagi karyawan maupun organisasi.

c. Perspektif-perspektif kepuasan tentang motivasi

(30)

12

Dalam lingkungan kerja secara umum, ada semacam “resep” yang mau menjawab bagaimana supaya karyawan mempunyai motivasi kerja yang tinggi. “Resep” untuk meningkatkan motivasi tersebut misalnya dengan menaikkan gaji atau kompensasi, memendekkan jam kerja, memperbaiki iklim atau kondisi kerja, dan memberikan otonomi serta tanggung jawab yang lebih besar kepada karyawan. Singkatnya, motivasi merupakan fungsi dari kompensasi, jam kerja, iklim atau kondisi kerja, dan tanggung jawab (Griffin, 2002: 40). Harapannya, dengan memberikan “resep” seperti tersebut di atas, karyawan dapat memiliki kinerja yang memuaskan dan dapat diandalkan.

d. Pendekatan hierarki kebutuhan (Maslow)

Hierarki kebutuhan Maslow (Maslow’s hierarchy of needs) menyatakan bahwa individu-individu termotivasi untuk memenuhi 5 (lima) level atau hierarki kebutuhan, dengan urutan sebagai berikut: (1) fisiologis, (2) keamanan, (3) diterima orang lain, (4) penghargaan diri, dan (5) aktualisasi diri (Griffin, 2002: 40).

(31)

2). Kebutuhan akan keamanan, yaitu kebutuhan akan lingkungan fisik dan emosional yang aman. Contohnya meliputi kebutuhan akan rumah dan pakaian serta kebutuhan untuk bebas dari kekhawatiran menyangkut uang dan jaminan kerja. Dalam lingkungan kerja, kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan kontinuitas kerja (tidak ada PHK), sistem keluhan (untuk berlindung dari tindakan-tindakan sembrono supervisor), serta program asuransi dan program pensiun yang memadai (untuk berlindung dari sakit dan untuk mendapatkan penghasilan setelah berhenti bekerja).

3). Kebutuhan untuk diterima orang lain, berkaitan dengan proses-proses sosial. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan cinta dan kasih sayang serta kebutuhan untuk diterima oleh rekan sekerja. Bagi sebagian besar orang, kebutuhan ini terpenuhi melalui keluarga dan hubungan dengan komunitas di luar pekerjaan serta persahabatan di lingkungan kerja.

(32)

14

menantang dan peluang-peluang bagi karyawan untuk merasakan suatu rasa pencapaian.

5). Kebutuhan akan aktualisasi diri, merupakan puncak dari hierarki kebutuhan Maslow. Kebutuhan ini meliputi realisasi potensi diri untuk terus tumbuh dan pengembangan diri.

Maslow berpendapat bahwa kelima kategori kebutuhan di atas membentuk suatu hierarki. Seorang individu pertama-tama akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisiologis. Jika belum terpuaskan, seorang individu akan terus termotivasi untuk memenuhinya. Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpenuhi, kebutuhan-kebutuhan ini berhenti berfungsi sebagai faktor penggerak motivasi yang utama dan sang individu bergerak “menaiki” tangga hierarki dan mulai mencoba memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan keamanan (Griffin, 2002: 41). Proses ini berlangsung terus sampai individu mencapai level aktualisasi diri.

(33)

e. Teori ERG atas motivasi (Clayton Alderfer)

Selain teori Maslow di atas, masih ada teori lain yang juga berkaitan dengan pendekatan hierarki kebutuhan, yakni teori ERG (Existense, Relatedness, Growth). Teori ERG atas motivasi (ERG theory of motivation) ini mengubah hierarki kebutuhan yang telah dikembangkan oleh Maslow menjadi tiga level. Teori ini menyatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan individu dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kategori yang saling melingkupi, yakni eksistensi, hubungan, dan pertumbuhan (Griffin, 2002: 42).

1). Kebutuhan-kebutuhan eksistensi, yakni kebutuhan yang berkaitan dengan kebutuhan fisiologis dan keamanan.

2). Kebutuhan-kebutuhan hubungan, berfokus pada bagaimana individu berhubungan dengan lingkungan sosialnya.

3). Kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan, merupakan level tertinggi dalam skema ERG, meliputi kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan diri (self-esteem) dan aktualisasi diri.

f. Teori dua-faktor (Herzberg)

(34)

16

kelompok faktor independen, yakni faktor-faktor penggerak motivasi dan faktor-faktor higienis (Griffin, 2002: 43).

1). Faktor-faktor penggerak motivasi (motivator), yakni faktor-faktor yang mampu memuaskan dan mendorong orang untuk bekerja dengan baik, yang terdiri dari:

a). keberhasilan pelaksanaan (achievement), b). pengakuan (recognition),

c). pekerjaan itu sendiri (the work it self), d). tanggung jawab (responsibilities), e). pengembangan (advencement).

2). Faktor-faktor higienis, yakni faktor-faktor yang dapat menimbulkan rasa tidak puas kepada pegawai (demotivasi), yang terdiri dari:

a). kebijaksanaan dan administraasi perusahaan (company policy and administration),

b). supervisi (technical supervisor),

c). hubungan antarpribadi dengan atasan (interpersonal supervision), d). gaji (wages).

g. Kebutuhan-kebutuhan manusia secara individual (McClelland)

Adalah David McClelland (seorang Psikilog dari Amerika) yang pertama kalinya mengungkapkan tiga kebutuhan individual yang paling penting, yakni pencapaian, afiliasi, dan kekuasaan (Griffin, 2002: 44). 1). Pertama, kebutuhan akan pencapaian (need for achievement - nAch),

(35)

untuk menyelesaikan suatu tujuan atau tugas dengan lebih efektif dibanding sebelumnya.

2). Kedua, kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation - nAff), merupakan keinginan untuk ditemani dan diterima oleh manusia lain. Individu-individu yang memiliki kebutuhan afiliasi tinggi cenderung lebih menyukai (dan berkinerja lebih baik dalam) pekerjaan-pekerjaan yang meminta banyak interaksi sosial dan menawarkan peluang untuk berteman.

3). Ketiga, kebutuhan akan kekuasaan (need for power - nPow), yakni keinginan untuk menjadi individu yang berpengaruh di dalam sebuah kelompok dan untuk mengendalikan lingkungannya. Individu-individu yang memiliki kebutuhan akan kekuasaan tinggi cenderung akan menjadi pekerja yang superior, memiliki catatan kehadiran yang baik, dan menduduki posisi supervisor.

h. Teori X dan teori Y (McGregor)

Douglas McGregor menyatakan bahwa ada 2 (dua) pendekatan atau filsafat manajemen yang mungkin diterapkan dalam organisasi/perusahaan. Masing-masing pendekatan itu mendasarkan diri pada serangkaian asumsi mengenai sifat manusia yang dinamainya Teori X dan Teori Y (Manullang & Manullang, 2004: 170).

1). Asumsi Teori X mengenai manusia:

(36)

18

b). Pada umumnya manusia tidak senang berambisi, tidak ingin

tanggung jawab dan lebih suka diarahkan.

c). Pada umumnya manusia harus diawasi dengan ketat dan sering

harus dipaksa untuk memperoleh tujuan-tujuan organisasi.

d). Motivasi hanya berlaku sampai tingkat lower order needs (physiological and safety level).

2). Asumsi Teori Y mengenai manusia:

a). Bekerja adalah kodrat manusia, jika kondisi menyenangkan.

b). Pengawasan diri sendiri tidak terpisahkan untuk mencapai tujuan organisasi.

c). Manusia dapat mengontrol diri sendiri dan memberi prestasi pada

pekerjaan yang diberi motivasi dengan baik.

d). Motivasi tidak saja mengenai lower needs, tetapi sampai pada higher order needs.

Penekanan untuk masing-masing teori ini (Teori X dan Teori Y) berbeda, bahkan bisa dikatakan saling bertentangan/berlawanan. Dalam Teori Y, penekanan ada pada motivasi intern dan bersifat positif, sedangkan penekanan pada Teori Y ada pada motivasi ekstern dan bersifat negatif (Manullang & Manullang, 2004: 172).

i. Bagaiman cara untuk meningkatkan motivasi kerja?

(37)

menciptakan suasana kerja yang santai, (4) memperhatikan harga diri

karyawan, (5) menempatkan karyawan pada posisi yang tepat, (6) memberikan kesempatan untuk maju kepada karyawan, (7) menjamin

masa depan karyawan, (8) mengusahakan loyalitas karyawan, (9) sekali-kali melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan, (10) pemberian insentif yang terarah, dan (11) menyediakan fasilitas yang memadai.

Sementara itu, Soeharsono Sagir dalam Bedjo Siswanto (1987: 244), mengemukakan sedikitnya 7 (tujuh) cara untuk meningkatkan motivasi (motivasi kerja). Berikut uraian ketujuh cara tersebut:

1). Prestasi (Achievement)

Seseorang yang memiliki keinginan berprestasi sebagai suatu kebutuhan (needs) dapat mendorongnya mencapai sasaran.

2). Penghargaan (Recognition)

Penghargaan dalam bentuk pengakuan (recognition) atas suatu prestasi yang telah dicapai oleh seseorang dapat menjadi motivator yang kuat.

3). Tantangan (Challenge)

(38)

20

4). Tanggung jawab (Responsibility)

Adanya rasa ikut serta memiliki (sense of belonging) atau “rumoso handarbeni” akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa bertanggung jawab.

5). Pengembangan (Development)

Pengembangan kemampuan seseorang, baik dari pengalaman kerja atau dari kesempatan untuk maju, dapat menjadi motivator kuat bagi tenaga kerja untuk bekerja lebih giat atau lebih bergairah.

6). Keterlibatan (Involvement)

Rasa ikut terlibat (involved) dalam suatu proses pengambilan keputusan dapat menjadi motivator yang cukup kuat bagi tenaga kerja.

7). Kesempatan (Opportunity)

Kesempatan untuk maju, dalam bentuk jenjang karier yang terbuka, dari tingkat bawah sampai tingkat top management dapat menjadi motivator yang cukup kuat bagi tenaga kerja.

2. Gaji

(39)

tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang dimaksud gaji adalah hak yang diterima guru dan dosen atas pekerjaannya dari penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan dalam bentuk finansial secara berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

3. Beban Pengeluaran Keluarga

Kata beban dan pengeluaran menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia memiliki arti yang sendiri-sendiri. Beban berarti tanggungan, kewajiban, dan sebagainya yang harus dilakukan, sedangkan pengeluaran adalah perbuatan (hal, cara, usaha, dsb.) mengeluarkan (W.J.S. Poerwadarminto, 1976). Jika kedua kata ini dihubungkan, dalam hal ini menjadi konteks beban sebagai tanggungan, kewajiban atau pun pengeluaran keluarga, maka hubungan kedua kata tersebut dapat diartikan sebagai sejumlah uang yang telah dikeluarkan pada periode tertentu (misalnya awal hingga akhir bulan) dan baru diperhitungkan pada masa sekarang (akhir atau awal bulan berikutnya). 4. Jarak Tempat Tinggal

(40)

22

B. Kerangka Berpikir/Rasionalitas Penelitian

Guru akan berusaha sekuat tenaga apabila ia memiliki motivasi yang besar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru akan mengajar dengan sungguh-sungguh, tanpa dipaksa, bila memiliki motivasi yang besar. Adanya motivasi mengajar yang tinggi dalam diri guru merupakan syarat agar guru terdorong oleh kemauannya sendiri untuk mengatasi berbagai kesulitan mengajar yang dihadapinya. Dengan demikian, guru akan berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran secara terus menerus.

Sehubungan dengan motivasi mengajar guru, ada beberapa faktor yang kiranya perlu diperhatikan untuk terus menjaga agar seorang guru tetap mempunyai semangat atau motivasi dalam menjalankan tugasnya mengajar. Berikut diuraikan tiga faktor yang dalam penelitian ini ingin dilihat pengaruhnya terhadap motivasi mengajar guru.

1. Pengaruh besarnya gaji terhadap motivasi mengajar guru

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, serta pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah, termasuk pendidikan anak usia dini (Laman RPP Sisdiknas, 2005). Lebih jauh, dari pengertian ini dapat ditarik kesipulan bahwa seorang guru adalah seorang yang profesional.

(41)

serta memerlukan pendidikan profesi agar memuaskan pemakai jasa yang dihasilkan (Laman RPP Sisidiknas, 2005). Atas jasa yang dihasilkan inilah seorang yang profesional mendapatkan penghasilan, yang salah satu aspek dari penghasilan itu adalah gaji, selain tunjangan-tunjangan yang lainnya. Gaji adalah hak yang diterima oleh guru atau dosen atas pekerjaannya dari penyelenggara satuan pendidikan atau satuan pendidikan dalam bentuk uang secara berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Laman RPP Sisdiknas, 2005).

Dalam penelitian ini yang ingin dicari adalah apakah ada pengaruh antara gaji yang diterima dengan motivasi mengajar seorang guru? Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara gaji dan motivasi mengajar ini, perlu kita tinjau sekilas tentang teori motivasi, dalam hal ini teori motivasi insentif. Motivasi insentif merupakan motivasi tingkah laku yang melibatkan insentif dimana nilai dari insentif mempengaruhi langsung intensitas atau kualitas performance tingkah laku organisme (Koeswara, 1986: 82). Berdasarkan teori motivasi insentif (salah satu wujdnya adalah gaji), jelas bahwa ada pengaruh antara gaji yang diterima terhadap motivasi seseorang melakukan sesuatu, dalam hal ini intensitas atau kualitas performance seorang guru dalam melakukan tugasnya. Seberapa besar atau kecil intensitas dan kualitas performance seorang guru dalam melakukan tugasnya akan dipengaruhi oleh besar kecilnya gaji yang akan diterima oleh guru tersebut.

(42)

24

2. Pengaruh beban pengeluaran keluarga terhadap motivasi mengajar guru

Di atas telah dikemukakan bahwa besar kecilnya intensitas dan kualitas performance seorang guru dipengaruhi oleh jumlah gaji (besar atau kecil) yang diterimanya. Permasalahan yang mucul sekarang adalah bagaimana jika gaji yang diterima guru, yang selanjutnya akan menjadi masukan bagi pendapatanya (keluarganya, jika sudah berkeluarga) itu rendah atau kecil? Apakah besar atau kecilnya gaji yang diterima akan berpengaruh pada motivasi melaksanakan tugasnya mengajar? Untuk dapat menjawab pertanyaan ini, yang perlu kita lihat sekarang adalah bagaimana situasi atau keadaan guru yang bersangkutan. Situasi yang dimaksudkan pada bagian ini adalah apa saja yang menjadi kebutuhan atau keperluan guru (keluarganya), sehubungan dengan tanggungan atau beban hidup yang dipikulnya.

Idealnya, guru sebagai seorang yang profesional dalam melaksanakan tugasnya harus konsisten. Konsisten disini diartikan dalam melaksanakan tugasnya seorang guru harus bisa fokus pada pekerjaannya. Artinya, seorang guru harus mempunyai dedikasi yang tinggi dan tanggung jawab yang besar atas tugas yang diembannya, tanpa ada usaha untuk melakukan sesuatu yang diluar tanggung jawabnya sebagai seorang guru. Kalau pun ada, harus tetap pada jalurnya, yakni pada jalur yang terkait dengan bidang pendidikan.

(43)

menjadi fakta bahwa gaji yang diterima kebanyakan guru di Indonesia tidak bisa mencukupi beban hidup sehari-hari. Karena itu, tidak jarang ditemukan di daerah tertentu, banyak guru yang melakukan usaha lain guna mencukupi beban hidup (dirinya dan keluarganya) sehari-hari. Alasan kecilnya gaji yang diterima masih menjadi yang utama. Dari uraian ini, jelas bahwa gaji yang kecil akan mempengaruhi guru melakukan usaha lain di luar tugas utamanya sebagai seorang guru, yang selanjutnya akan mempengaruhi intensitas dan kualitas performance (motivasi mengajar atau motivasi melaksanakan tugas) guru itu sendiri.

3. Pengaruh jarak tempat tinggal terhadap motivasi mengajar guru

Idealnya, dengan wilayah Indonesia yang luas ini, pengangkatan dan penempatan guru hendaknya dilakukan secara cermat. Maksudnya, guru yang diangkat menjadi PNS seharusnya bisa menerima dimanapun ia ditempatkan nantinya, tidak terkecuali di kota, desa, atau pun di daerah terpencil di tanah air. Ada kenyataan bahwa di daerah-daerah tertentu jumlah guru yang bertugas tidak sesuai dengan yang seharusnya ada.

(44)

26

“nyambi” usaha lain (sampingan). Kondisi yang demikian tentu akan berdampak pada terabaikannya tugas utama yang harus diemban oleh guru. Guru menjadi malas atau tidak ada motivasi mengajar, dengan alasan lokasi sekolah jauh dari tempat tinggal guru yang bersangkutan. Berdasarkan uraian ini, dapat kita simpulkan bahwa jarak tempat tinggal akan berpengaruh pada tinggi rendahnya motivasi mengajar seorang guru.

C. Paradigma Penelitian

Paradigma dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

X1

X3 X2

ry.3 ry.2

ry.1

Ry.123

Y

Keterangan:

= Pengaruh secara bersama-sama = Pengaruh secara parsial

X1 = Variabel independen pertama, yaitu Besarnya Gaji

X2 = Variabel independen kedua, yaitu Beban Pengeluaran Keluarga

X3 = Variabel independen ketiga, yaitu Jarak Tempat Tinggal

Y = Variabel dependen, yaitu Motivasi Mengajar Guru ry.1 = Pengaruh X1 terhadap Y

ry.2 = Pengaruh X2 terhadap Y ry.3 = Pengaruh X3 terhadap Y

(45)

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir atau rasionalitas penelitian yang telah dikemukakan di muka, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. H1: Ada pengaruh besarnya gaji terhadap motivasi mengajar guru.

2. H2: Ada pengaruh beban pengeluaran keluarga terhadap motivasi mengajar

guru.

3. H3: Ada pengaruh jarak tempat tinggal terhadap motivasi mengajar guru.

4. H4: Ada pengaruh besarnya gaji, beban pengeluaran keluarga, dan jarak

(46)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yaitu penelitian terhadap obyek tertentu sehingga kesimpulan yang diambil terbatas pada obyek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Propinsi Kalimantan Barat.

2. Waktu Penelitian

Pengumpulan data yang terkait dengan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni tahun 2007.

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah guru tetap (PNS) Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat yang sudah mengajar ≥ 2 tahun.

(47)

2. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah besarnya gaji yang diterima guru, beban pengeluaran keluarga, jarak tempat tinggal guru, dan motivasi mengajar guru.

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005: 55). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru tetap (PNS) Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, yang berjumlah kurang lebih 211 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2005: 56). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian guru tetap (PNS) Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat yang sudah mengajar selama 2 (dua) tahun atau lebih. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling, dengan pertimbangan SD Negeri (guru PNS) yang dijadikan sampel adalah SD Negeri yang mungkin dicapai secara geografis oleh peneliti.

(48)

30

jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 180 orang, dengan perhitungan/pertimbangan: jumlah populasi adalah 211 orang guru PNS, dan dari jumlah tersebut, 31 orang diambil sebagai responden dalam pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. Sisanya, yakni 180 orang guru PNS digunakan sebagai responden penelitian.

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah obyek yang diteliti atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi, 2002: 96). Variabel dalam penelitian ini ada empat, yaitu 3 (tiga) sebagai variabel bebas/yang mempengaruhi (independent variables) dan 1 (satu) sebagai variabel terikat/yang dipengaruhi (dependent variable). Adapun variabel penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

a. Variabel bebas atau variabel yang mempengaruhi, yaitu: 1). Besarnya gaji.

Besarnya gaji adalah adalah penerimaan (uang) yang diperoleh guru sebagai balas jasa atas pekerjaan yang mereka lakukan dalam periode satu bulan.

2). Beban pengeluaran keluarga.

(49)

3). Jarak tempat tinggal.

Jarak tempat tinggal adalah jarak (Km) tempat tinggal guru dengan lokasi sekolah.

b. Variabel terikat atau varibel yang dipengaruhi, yaitu: 1). Motivasi mengajar guru.

Motivasi mengajar guru adalah dorongan yang menjadikan guru berusaha dengan sungguh-sungguh, tanpa dipaksa, dan sekuat tenaga melaksanakan tugasnya guna tercapainya tujuan pengajaran (pendidikan).

2. Pengukuran Variabel

Untuk mengukur variabel besarnya gaji yang diterima, beban pengeluaran keluarga, jarak tempat tinggal guru dengan lokasi sekolah, dan motivasi mengajar guru dilakukan dengan cara berikut:

a. Untuk mengetahui besarnya gaji yang diterima oleh masing-masing guru, dilakukan dengan cara menanyakan berapa rupiah gaji yang diterima oleh masing-masing guru setiap bulannya.

b. Untuk mengetahui besarnya beban pengeluaran keluarga yang dikeluarkan/ditanggung oleh guru, dilakukan dengan cara menanyakan beberapa rupiah beban/tanggungan keluarga setiap bulan beserta rincian pengeluarannya.

(50)

32

tempat tinggal masing-masing guru dengan lokasi sekolah tempat bekerja/mengajar.

d. Untuk mengetahui tingkat motivasi mengajar guru, dilakukan dengan alat ungkap, yang berupa kuesioner tentang motivasi mengajar guru.

Berikut ini disajikan tabel kisi-kisi kuesioner untuk kepentingan pengukuruan keempat variabel di atas:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner

No. Variabel Indikator Nomor

Item 1. Besarnya Gaji Gaji yang diterima setiap bulan 1 2. Beban

Pengeluaran Keluarga

1.Pengeluaran keluarga setiap bulan untuk kebutuhan:

a.Hidup (makan & minum) b.Pendidikan

c.Kesehatan d.Rekreasi e.Lain-lain

1

3. Jarak Tempat Tinggal

Jarak tempat tinggal dengan lokasi sekolah

1 Dorongan untuk mencapai tujuan 3, 4, 21 Dorongan memiliki keyakinan diri 6, 7 Dorongan untuk mendapat imbalan

yang layak

2, 19, 22 Dorongan untuk mendapat

kesempatan promosi

14 Dorongan untuk memperoleh

pengakuan kerja

8, 9, 10 Dorongan memperoleh keamanan

bekerja

15 Dorongan untuk bekerja di lingkungan

kerja yang baik

16 Dorongan untuk bertanggung

jawab/perasaan ikut serta

1, 5, 12 Dorongan untuk mendapat

penghargaan atas prestasi kerja

17, 18 Dorongan untuk berperilaku disiplin 11, 13 4. Motivasi

Mengajar Guru

(51)

Setiap pernyataan dibuat berdasarkan indikator-indikator seperti tampak pada tabel kisi-kisi kuesioner di atas. Khusus untuk variabel motivasi mengajar guru, setiap pernyataan diberi empat pilihan jawaban dan masing-masing diberi skor dengan ketentuan sebagai berikut (dinyatakan dalam skala sikap yang mengacu pada skala Likert, yang telah mengalami sedikit perubahan):

Skor Pernyataan

No. Keterangan Positif Negatif

1. Sangat tidak setuju 1 4

2. Tidak setuju 2 3

3. Setuju 3 2

4. Sangat Setuju 4 1

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner (kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup), yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga calon responden hanya tinggal mengisi atau menandainya dengan mudah dan cepat (Sudjana, 1996:800).

(52)

34

G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 1. Pengujian Validitas Instrumen Penelitian

Pengujian validitas instrumen (berikut pengujian reliabilitas instrumen) penelitian ini dilakukan pada sebagian guru SD Negeri di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat dengan jumlah responden 31 orang dan ada 22 item kuesioner yang harus dijawab oleh responden. Pengujian validitas instrumen (berikut pengujian reliabilitas instrumen) dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan.

Pengujian validitas instrumen penelitian dilakukan dengan perhitungan atau rumus Korelasi Product Moment dari Pearson (Sudjana, 1996: 369):

=

r

xy

(

)( )

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

Y Y n X X n Y X XY n ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ Keterangan :

rxy = Koefisien Korelasi product moment

X = Nilai setiap item variabel Y = Nilai total variabel n = Jumlah responden

Setelah Koefisien Korelasi (rxy) didapatkan (dari hasil perhitungan),

maka yang selanjutnya dilakukan adalah membandingkan r yang diperoleh dari hasil perhitungan (rhitung) dengan rtabel, pada taraf signifikansi 5% dengan

derajat kebebasan (n – 2). Jika rhitung > rtabel, maka instrumen

(pertanyaan-pertanyaan) yang diberikan pada responden dapat dinyatakan valid.

Pengujian validitas penelitian ini didasarkan pada sampel berukuran n = 31, dengan df = n – 2 (dk = 31 – 2 = 29). Berdasarkan sampel dan degree of freedom tersebut, koefisien rtabel = 0,235 (Lampiran 12, halaman 122).

(53)

menggunakan bantuan program komputer, yakni SPSS for Windows versi 15, yang hasilnya terangkum sebagai berikut:

Tabel 3.2

Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Instrumen Variabel Motivasi Mengajar

No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,268 0,235 Valid 2 0,247 0,235 Valid 3 0,293 0,235 Valid 4 0,392 0,235 Valid 5 0,351 0,235 Valid 6 0,335 0,235 Valid 7 0,466 0,235 Valid 8 0,266 0,235 Valid 9 0,353 0,235 Valid

10 0,267 0,235 Valid

11 0,251 0,235 Valid

12 0,345 0,235 Valid

13 0,273 0,235 Valid

14 0,417 0,235 Valid

15 0,536 0,235 Valid

16 0,504 0,235 Valid

17 0,403 0,235 Valid

18 0,675 0,235 Valid

19 0,307 0,235 Valid

20 0,317 0,235 Valid

21 0,482 0,235 Valid

22 0,440 0,235 Valid

Hasil pengujian validitas instrumen untuk variabel motivasi mengajar seperti terungkap dalam tabel di atas menunjukkan bahwa dari 22 item soal, semuanya dinyatakan valid karena rhitung > rtabel.

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian

(54)

36 tt r = ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡

2

2 1 1 t b k k σ σ Keterangan : tt

r = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b

σ = Jumlah varians butir

2

t

σ = Variabel total

Taraf signifikansi (α) yang digunakan adalah 5%. Jika rhitung > rtabel,

maka instrument (pertanyaan-pertanyaan) yang diberikan pada responden dapat dinyatakan reliabel (dapat dipercaya).

Berdasarkan hasil uji validitas di muka, selanjutnya dapat dilakukan pengujian reliabilitas. Dari hasil pengujian yang dilakukan dengan bantuan program komputer, yakni SPSS for Windows versi 15, didapat koefisien alfa

(rhitung) untuk variabel motivasi mengajar sebesar 0,707 (Lampiran 3, halaman

87). Mengingat harga rhitung = 0,707 > dari harga rtabel = 0,235, maka

instrument (pertanyaan-pertanyaan) yang diberikan pada responden dapat dinyatakan reliabel (dapat dipercaya). Selanjutnya, untuk menentukan seberapa tinggi tingkat ke-reliabilitasan instrumen ini, digunakan pedoman interpretasi koefisien korelasi nilai r sebagai berikut (Sugiyono, 2005: 216):

Tabel 3.3

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

(55)

Berdasarkan harga rhitung = 0,707 dan berpedoman pada tabel interpretasi

korelasi nilai r di atas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi mengajar mempunyai tingkat reliabilitas tinggi.

H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Teknik analisis deskriptif adalah teknik statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2005: 21). Dalam statistik deskriptif ini akan dikemukakan cara-cara penyajian data (mengenai responden dan variabel penelitian) yang dilakukan dengan tabel distribusi frekuensi berikut penyajian atau penjelasan mengenai nilai-nilai statistik yang terkait di dalamnya.

2. Analisis Statistik

a. Pengujian Prasyarat Analisis 1). Uji Normalitas

Dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan rumus Kolmogorof-Smirnov:

D = Maksimum

[

fo

( )

fxSn

( )

x

]

Keterangan:

D = Deviasi atau penyimpangan maksimum

(56)

38

Kesimpulan: jika dari hasil uji yang dilakukan diperoleh probabilitas (asymptotic significance) > 0,05, maka data berdistribusi normal, dan sebaliknya jika probabilitas (asymptotic significance) < 0,05 berarti data tidak berdistribusi normal.

2). Uji Linearitas

Dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) mempunyai pengaruh yang linear terhadap variabel dependen (Y). Untuk mengetahui linear tidaknya pengaruh tersebut dapat dilakukan dengan membandingkan hasil Fhitung dan Ftabel, dengan ketentuan jika

Fhitung > Ftabel, maka hipotesis model regresi linear ditolak, dan

sebaliknya jika Fhitung < Ftabel, maka hipotesis model regresi linear

diterima. Artinya, semua variabel independen (X) mempunyai pengaruh yang linear terhadap variabel dependen (Y).

Uji linearitas ini dapat dilakukan dengan uji F (Sudjana, 1996: 332):

F = e S S TC

2 2

Keterangan:

F = Harga bilangan F untuk garis regresi

TC

S2 = Varians tuna cocok e

S2 = Varians kekeliruan b. Pengujian Hipotesis

1). Pengujian Hipotesis I

Untuk menguji hipotesis I yang menyatakan bahwa ada pengaruh besarnya gaji (X1) terhadap motivasi mengajar guru (Y) dilakukan

(57)

a) Analisis regresi sederhana seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2005: 244), dengan rumus sebagai berikut:

Y = a+bX1 Keterangan:

Y = Variabel terikat (motivasi mengajar guru) X1 = Variabel bebas (besarnya gaji)

a = Konstanta b = Koefisien regresi

b) Menentukan koefisiensi korelasi (r) antara variabel bebas dan variabel terikat. Langkah ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson, yaitu:

=

r

xy

(

)( )

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

Y Y n X X n Y X XY n ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dengan Y X = Variabel bebas (besarnya gaji)

Y = Variabel terikat (motivasi mengajar guru) n = Jumlah keseluruhan responden

Catatan:

Penafsiran koefisien korelasi (r) adalah sebagai berikut: 1. 0,80 - 1,00: Sangat tinggi

2. 0,60 - 0,79: Tinggi

3. 0,40 - 0,59: Cukup atau sedang 4. 0,20 - 0,39: Rendah

5. 0,00 - 0,19: Sangat rendah

Koefisien korelasi berkisar antara -1,00 s/d +1,00, dengan: 1. “-“ berarti korelasinya negatif

2. “+” berarti korelasinya positif 3. r = 0 berarti tidak ada korelasi

4. r = -1 atau +1 berarti ada korelasi negatif atau positif sempurna

c) Penarikan kesimpulan:

(58)

40

2). Pengujian Hipotesis II

Untuk menguji hipotesis II yang menyatakan bahwa ada pengaruh beban pengeluaran keluarga (X2) terhadap motivasi mengajar guru

(Y) dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Analisis regresi sederhana seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2005: 244), dengan rumus sebagai berikut:

Y = a+bX2 Keterangan:

Y = Variabel terikat (motivasi mengajar guru) X2 = Variabel bebas (beban pengeluaran keluarga)

a = Konstanta b = Koefisien regresi

b) Menentukan koefisiensi korelasi (r) antara variabel bebas dan variabel terikat. Langkah ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson, yaitu:

=

r

xy

(

)( )

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

Y Y n X X n Y X XY n ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dengan Y X = Variabel bebas (beban pengeluaran keluarga) Y = Variabel terikat (motivasi mengajar guru) n = Jumlah keseluruhan responden

Catatan:

Penafsiran koefisien korelasi (r) adalah sebagai berikut: 1. 0,80 - 1,00: Sangat tinggi

2. 0,60 - 0,79: Tinggi

3. 0,40 - 0,59: Cukup atau sedang 4. 0,20 - 0,39: Rendah

(59)

Koefisien korelasi berkisar antara -1,00 s/d +1,00, dengan: 1. “-“ berarti korelasinya negatif

2. “+” berarti korelasinya positif 3. r = 0 berarti tidak ada korelasi

4. r = -1 atau +1 berarti ada korelasi negatif atau positif sempurna

c) Penarikan kesimpulan:

H0 ditolak jika probabilitas < 0,05, dengan taraf signifikansi 5%.

3). Pengujian Hipotesis III

Untuk menguji hipotesis III yang menyatakan bahwa ada pengaruh jarak tempat tinggal (X3) terhadap motivasi mengajar guru (Y)

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Analisis regresi sederhana seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2005: 244), dengan rumus sebagai berikut:

Y = a+bX3 Keterangan:

Y = Variabel terikat (motivasi mengajar guru) X3 = Variabel bebas (jarak tempat tinggal)

a = Konstanta b = Koefisien regresi

b) Menentukan koefisiensi korelasi (r) antara variabel bebas dan variabel terikat. Langkah ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson, yaitu:

=

r

xy

(

)( )

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

Y Y n X X n Y X XY n ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dengan Y X = Variabel bebas (jarak tempat tinggal)

(60)

42

Catatan:

Penafsiran koefisien korelasi (r) adalah sebagai berikut: 1. 0,80 - 1,00: Sangat tinggi

2. 0,60 - 0,79: Tinggi

3. 0,40 - 0,59: Cukup atau sedang 4. 0,20 - 0,39: Rendah

5. 0,00 - 0,19: Sangat rendah

Koefisien korelasi berkisar antara -1,00 s/d +1,00, dengan: 1. “-“ berarti korelasinya negatif

2. “+” berarti korelasinya positif 3. r = 0 berarti tidak ada korelasi

4. r = -1 atau +1 berarti ada korelasi negatif atau positif sempurna

c) Penarikan kesimpulan:

H0 ditolak jika probabilitas < 0,05, dengan taraf signifikansi 5%

4). Pengujian Hipotesis IV

Untuk menguji hipotesis IV yang menyatakan bahwa ada pengaruh besarnya gaji (X1), beban pengeluaran keluarga(X2), dan jarak tempat

tinggal (X3) terhadap motivasi mengajar guru (Y) dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

a) Analisis regresi ganda seperti yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (2000: 28), dengan rumus sebagai berikut:

Y = a1X1+a2X2 +a3X3+K Keterangan:

Y = Motivasi mengajar guru

1

a = Koefisien Prediktor X1

2

a = Koefisien Prediktor X2

3

a = Koefisien Prediktor X3

1

X = Skor besarnya gaji

2

X = Skor beban pengeluaran keluarga

3

(61)

b) Menentukan koefisien korelasi (R) antara variabel bebas dan variabel terikat. Langkah ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi ganda (Sutrisno Hadi, 2000: 28), yaitu:

Ry(1,2,3) =

+

+

2 3 3 2 2 1 1 y y X a y X a y X a Keterangan :

Ry(1,2,3) = Kofisien korelasi antara X1, X2, dan X3, terhadap Y

1

a = Kofisien prediktor X1

2

a = Kofisien prediktor X2

3

a = Kofisien prediktor X3

X1y = Korelasi antara besarnya gaji dengan motivasi mengajar guru

X2y = Korelasi antara beban pengeluaran keluarga dengan motivasi mengajar guru

y X

3 = Korelasi antara jarak tempat tinggal dengan motivasi

mengajar guru Catatan:

Penafsiran koefisien korelasi (R) adalah sebagai berikut: 1. 0,80 - 1,00: Sangat tinggi

2. 0,60 - 0,79: Tinggi

3. 0,40 - 0,59: Cukup atau sedang 4. 0,20 - 0,39: Rendah

5. 0,00 - 0,19: Sangat rendah

Koefisien korelasi berkisar antara -1,00 s/d +1,00, dengan: 1. “-“ berarti korelasinya negatif

2. “+” berarti korelasinya positif 3. r = 0 berarti tidak ada korelasi

4. r = -1 atau +1 berarti ada korelasi negatif atau positif sempurna

c) Penarikan kesimpulan:

(62)

44

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Data dalam penelitian ini mencakup data tentang besarnya gaji, beban pengeluaran keluarga, dan jarak tempat tinggal guru SD Negeri di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, berikut keterangan tentang jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lama mengajar dari masing-masing guru. Data dikumpulkan melalui pembagian kuesioner kepada 174 guru PNS yang telah mengajar lebih dari 2 tahun di seluruh SD Negeri di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 170 kuesioner, atau dengan kata lain tingkat pengembalian kuesioner yang disebar adalah 97,7%. Dari 170 (97,7%) kuesioner yang kembali ini, hanya 165 kuesioner yang digunakan untuk kepentingan pengolahan data. Sisanya, lima (5) kuesioner tidak digunakan dalam pengolahan data karena tidak lengkap dalam pengisiannya. Berikut disajikan tabel tingkat pengembalian kuesioner tersebut:

Tabel 4.1

Tingkat Pengembalian Kuesioner

Inti No. Sekolah Disebar Kembali Tidak

Lengkap Jumlah

1. SDN 13 Ngarak 11 11 0 11

2. SDN 04 Ngarak 10 9 0 9

3. SDN 11 Pangkalan Durian 3 3 0 3

4. SDN 14 Kayu Tanam 7 7 0 7

5. SDN 27 Ngarak 9 9 0 9

I

6. SDN 29 Air Merah 2 2 0 2

7. SDN 20 Mandor 7 6 0 6

8. SDN 02 Mandor 11 11 2 9

9. SDN 15 Salatiga 4 4 1 3

10. SDN 18 Bobor 3 3 0 3

11. SDN 19 Singkong Luar 7 7 0 7

II

12. SDN 24 Kopiang 1 1 0 1

(63)

13. SDN 06 Tae Tukong 8 8 0 8

14. SDN 16 Kerohok 13 13 0 13

15. SDN 17 Pongok 2 2 0 2

16. SDN 23 Selutung 2 2 0 2

III

17. SDN 30 Pempadang 2 2 0 2

18. SDN 03 Sebadu 10 10 1 9

19. SDN 05 Setabar 8 8 0 8

20. SDN 10 Sebadu 9 9 1 8

21. SDN 12 Semenok 7 7 0 7

22. SDN 21 Agak Hulu 5 5 0 5

23. SDN 22 Paser 4 3 0 3

IV

24. SDN 32 Bamek/Semangan 2 2 0 2

25. SDN 07 Sekilap 6 6 0 6

26. SDN 01 Sumsum 8 8 0 8

27. SDN 08 Manggang 6 6 0 6

28. SDN 09 Pak Lete 1 1 0 1

29. SDN 25 Mianas 2 2 0 2

30. SDN 26 Penawar 3 2 0 2

31. SDN 28 Atong 1 1 0 1

V

32. SDN 31 Gedah 0 0 0 0

Jumlah 174 170 5 165

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Responden

a. Jenis Kelamin Guru

Tabel 4.2

Deskripsi Jenis Kelamin Guru

No. Jenis Kelamin Frekuensi Frekuensi Relatif(%)

1. Perempuan 64 38,8

2. Laki-laki 101 61,2

Total 165 100

(64)

46

b. Tingkat Pendidikan Guru

Tabel 4.3

Deskripsi Tingkat Pendidikan Guru

No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Frekuensi Relatif(%)

1. Sekolah Menengah 53 32,1

2. Diploma 97 58,8

3. Sarjana 15 9,1

Total 165 100

Berdasarkan tabel deskriptif di atas dapat diketahui bahwa guru dengan latar belakang tingkat pendidikan Sekolah Menengah berjumlah 53 orang (32,1%), latar belakang tingkat pendidikan Diploma 97 orang (58,8%), dan latar belakang tingkat pendidikan Sarjana 15 orang (9,1%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah guru dengan latar belakang tingkat pendidikan Diploma.

c. Lama Mengajar

Tabel 4.4

Deskripsi Lama Mengajar Guru

No. Lama Mengajar Frekuensi Frekuensi Relatif(%)

1. Baru (< 10 th.) 33 20,0 2. Sedang (10 th. s/d 20 th.) 42 25,5

3. Lama (> 20 th.) 90 54,5

Total 165 100

(65)

disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah guru dengan lama mengajar/masa kerja tergolong lama (> 20 tahun).

2. Deskripsi Data

a. Besarnya Gaji

Berdasarkan data tentang besarnya gaji yang diolah dengan bantuan SPSS for Windows versi 15 diketahui bahwa skor data tertinggi untuk ga

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner
Tabel 3.2 Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Instrumen
Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
tabel tingkat pengembalian kuesioner tersebut:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh market timing ability , stock selection skill, expense ratio dan tingkat risiko terhadap kinerja reksa dana saham di

Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang I(awasan Jakarta,7. Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak,

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaiakan Skripsi yang berjudul “ Analisis Profil

The result shows that there are some challenges experienced in educating deaf children in Natural Science, which includes limited capability of hearing and lingual understanding,

Netralkan indera pengecap Anda dengan air putih setelah selesai mencicipi satu sampel.. Indikator

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN MENELITI PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) BIOLOGI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Multimedia yang digunakan adalah Flash 5.0 yang merupakan salah satu software multimedia keluaran Macromedia yang dapat menggabungkan suara, animasi grafik, dan video, sehingga

2.Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan metode bercerita dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak TK kelompok B di TK Al-Huda Kecamatan Cangkuang Kabupaten