• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

2. Deskripsi Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah guru kelas di SD Negeri se -Kecamatan Umbulharjo yang diambil secara acak berdasarkan hasil perhitungan menggunakan penentuan jumlah sampel minimal menurut menurut Krejcie dan Morgan. Dalam pengisian instrumen penilitian berupa kuesioner setiap responden diminta untuk mengisi beberapa identitas berupa nama guru, NIP, tempat/tanggal lahir, jenis kelamin, lama mengajar, guru kelas, pendidikan terakhir, nama satuan pendidikan, status akreditasi satuan pendidikan, alamat satuan pendidikan, dan kolom tanda tangan.

Penelitian ini menyajikan data dengan cara mengkflasifikasikan jawaban-jawaban responden yang ditandai menggunakan kode tertentu atau dengan menggunakan teknik coding. Hal ini dilakukan peneliti dengan tujuan untuk mempermudah dalam pengolahan data. Seluruh data yang diperoleh dikumpulkan dan direkapitulasi untuk mengetahui seberapa jauh implementasi dan kesesuaian program Penguatan Pendidikan

Karakter di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.

3. Deskripsi Data Survei Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta

Pada bagian ini peneliti akan mendeskripsikan data mengenai Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Umbulharjo. Pada instrumen kuesioner yang digunakan peneliti berisi 40 butir pertanyaan tertutup yang mendeskripsikan mengenai aspek sosialisasi, pengimplementasian PPK berbasis kelas, budaya sekolah dan masyarakat. Setiap butir pertanyaan dalam kuesioner, responden diberi dua alternatif jawaban yaitu memberi tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak”. Pengisian kuesioner ini tentunya harus disesuaikan dengan kondisi yang sebenarnya atau yang dialami responden dengan melihat masing-masing butir pertanyaan pada kuesioner. Berikut ini adalah tabel 4.2 yang berisi kuesioner pertanyaan tertutup yang digunakan dalam penelitian survei implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Umbulharjo sebagai berikut:

Tabel 4.2 Kuesioner Pertanyaan Tertutup

No Deskriptor Pertanyaan Butir

A. Sosialisasi 1.

Apakah Bapak/Ibu mengikuti sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau guru yang mengikuti pelatihan PPK?

1 2. Apakah Bapak/Ibu mengikuti sosialisasi PPK melalui Kelompok 2

No Deskriptor Pertanyaan Butir Kerja Guru (KKG)?

B. PPK Berbasis Kelas

3. Apakah Bapak/Ibu sudah mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK

dalam desain silabus? 3

4. Apakah Bapak/Ibu sudah mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 4 5. Apakah Bapak/Ibu sudah mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK

ke dalam proses pembelajaran dalam setiap mata pelajaran. 5 6. Apakah Bapak/Ibu mengajak siswa untuk menyanyikan lagu

nasional di awal pembelajaran? 6 7. Apakah Bapak/Ibu melakukan kegiatan literasi untuk memperkuat

layanan PPK? 7

8. Apakah Bapak/Ibu mengelola kelas dengan mengintegrasikan

nilai-nilai karakter? 8

9. Apakah Bapak/Ibu melakukan manajemen kelas (misalnya:

membuat peraturan kelas, membuat denah, dll)? 9 10.

Apakah Bapak/Ibu menerapkan pendekatan, model, dan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk mendukung nilai-nilai utama PPK?

10

11.

Apakah Bapak/Ibu mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)?

11

12.

Apakah Bapak/Ibu memfasilitasi setiap siswa untuk

menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?

12 13. Apakah Bapak/Ibu memfasilitasi setiap siswa melalui layanan

bimbingan konseling? 13

14. Apakah Bapak/Ibu mencatat perkembangan karakter setiap siswa? 14 15.

Apakah Bapak/Ibu memberikan umpan balik kepada siswa tentang karakter yang dituangkan dalam rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?

15

16. Apakah sekolah Bapak/Ibu memiliki mata pelajaran khusus untuk

memperdalam nilai-nilai PPK? 16. C. PPK Berbasis Budaya Sekolah

17. Apakah sekolah Bapak/Ibu mempunyai visi misi? 17 18. Apakah sekolah Bapak/Ibu mempunyai keunikan atau kekhasan

tersendiri? 18

19.

Apakah sekolah Bapak/Ibu mempunyai keunikan, kekhasan, dan keunggulan yang tertuang dalam branding sekolah (school

branding)?

19

20. Apakah sekolah Bapak/Ibu sudah mengintegrasikan nilai PPK

dalam menyusun school branding? 20 21. Apakah school branding tercermin melalui tampilan sekolah,

No Deskriptor Pertanyaan Butir akademik?

22.

Apakah sekolah Bapak/Ibu sudah melaksanakan pembiasaan yang terintegrasi dengan nilai-nilai PPK secara konsisten, mulai dari awal masuk sampai akhir kegiatan sekolah?

22 23. Apakah nilai-nilai PPK terintegrasi dalam dokumen peraturan

sekolah Bapak/Ibu? 23

24. Apakah sekolah Bapak/Ibu sudah menyusun jadwal harian atau

mingguan untuk memperkuat nilai-nilai PPK? 24 25. Apakah sekolah Bapak/Ibu melaksanakan program yang

mendukung gerakan literasi? 25

26. Apakah sekolah Bapak/Ibu sudah melaksanakan kegiatan

kokurikuler untuk mendukung pembelajaran? 26 27. Apakah sekolah Bapak/Ibu sudah melaksanakan kegiatan

ekstrakurikuler yang terintegrasi dengan nilai-nilai PPK? 27 28. Apakah sekolah Bapak/Ibu memiliki tradisi yang dijaga

kelestariannya? 28

29. Apakah sekolah Bapak/Ibu melaksanakan peringatan hari raya

keagamaan? 29

30. Apakah sekolah Bapak/Ibu melaksanakan peringatan hari raya

nasional? 30

D. PPK Berbasis Masyarakat

31. Apakah sekolah Bapak/Ibu bekerja sama dengan orang tua atau wali

sebagai mitra dalam penguatan pendidikan karakter? 31 32 Apakah sekolah Bapak/Ibu bekerja sama dengan lembaga kesenian

dan budaya? 32

33

Apakah sekolah Bapak/Ibu bekerja sama dengan lembaga pemerintah dalam mengintegrasikan nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)?

33

34 Apakah sekolah Bapak/Ibu bekerja sama dengan lembaga atau

komunitas yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran? 34 35

Apakah sekolah Bapak/Ibu bekerja sama dengan masyarakat sipil pegiat pendidikan dalam mengintegrasikan nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)?

35

36

Apakah sekolah Bapak/Ibu bekerja sama dengan komunitas keagamaan dalam mengintegrasikan nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)?

36

37

Apakah sekolah Bapak/Ibu bekerja sama dengan komunitas seniman dan budayawan lokal dalam mengintegrasikan nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)?

37

38

Apakah sekolah Bapak/Ibu bekerja sama dengan lembaga bisnis dan perusahaan yang memiliki relevansi dan komitmen dengan

pendidikan dalam mengintegrasikan nilai-nilai utama Penguatan

No Deskriptor Pertanyaan Butir Pendidikan Karakter (PPK)?

39

Apakah sekolah Bapak/Ibu bekerja sama dengan lembaga penyiaran media dalam mengintegrasikan nilai-nilai utama Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK)?

39 40 Apakah sekolah Bapak/Ibu berkolaborasi dengan perguruan tinggi

atau universitas? 40

Tabel 4.2 adalah instrumen berupa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yang berisi 40 butir pertanyaan tertutup yang berpacu pada 4 aspek utama dalam Program Penguatan Pendidikan Karakter. Aspek yang pertama adalah aspek sosialisasi yang diwakili oleh butir pertanyaan pada nomor 1 dan 2. Aspek yang kedua adalah PPK berbasis kelas yang telah dibagi menjadi beberapa bagian yang meliputi: kurikulum, pembiasaan kelas, manajemen kelas, metode pembelajaran, dan layanan bimbingan dan konseling. Pada aspek PPK berbasis kelas bagian kurikulum diwakili oleh butir pertanyaan nomor 3, 4, 5, 12, 15. Pada aspek PPK berbasis kelas bagian pembiasaan kelas diwakili oleh butir pertanyaan nomor 6 dan 7. Pada aspek PPK berbasis kelas bagian manajemen kelas diwakili oleh butir pertanyaan nomor 8 dan 9. Pada aspek PPK berbasis kelas bagian metode pembelajaran diwakili oleh butir pertanyaan nomor 10 dan 11. Selanjutnya aspek PPK berbasis kelas bagian layanan bimbingan dan konseling diwakili oleh butir pertanyaan nomor 13, 14, 16. Aspek yang ketiga adalah PPK berbasis budaya sekolah yang telah dibagi menjadi beberapa bagian yang meliputi: branding, pembiasaan/ tradisi sekolah, peraturan sekolah, kegiatan kokurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Pada aspek PPK berbasis budaya sekolah bagian branding diwakili oleh butir pertanyaan

nomor 17, 18, 19, 20, 21. Pada aspek PPK berbasis budaya sekolah bagian pembiasaan/ tradisi sekolah diwakili oleh butir pertanyaan nomor 22, 25, 28, 29, 30. Pada aspek PPK berbasis budaya sekolah bagian peraturan sekolah diwakili oleh butir pertanyaan nomor 23 dan 24. Pada aspek PPK berbasis budaya sekolah bagian kegiatan kokurikuler diwakili oleh butir pertanyaan nomor 26. Pada aspek PPK berbasis budaya sekolah bagian kegiatan ekstrakurikuler diwakili oleh butir pertanyaan nomor 27. Aspek yang keempat adalah PPK berbasis masyarakat yang mendeskripsikan bagian kerja sama satuan pendidikan yang diwakili oleh butir pertanyaan nomor 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40. Di bawah ini adalah pemaparan dari 4 aspek utama dalam Program Penguatan Pendidikan Karakter berdasarkan pada data yang telah diolah peneliti.

a. Sosialisasi

Pada aspek sosialisasi terdapat 2 pertanyaan yaitu butir pertanyaan nomor 1 dan 2. Berdasarkan dari data yang telah diolah peneliti, berikut ini merupakan persentase jawaban dari responden pada aspek sosialisasi:

Tabel 4.3 Rerata Persentase Aspek Sosialisasi

No Pertanyaan

Persentase Jawaban

Ya Tidak

1. Apakah Bapak/Ibu sudah mengikuti sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau guru yang mengikuti pelatihan PPK?

97% 3%

2. Apakah Bapak/Ibu mendapatkan sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)?

80% 20%

Dari tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa rerata persentase aspek sosia lisasi yang terdiri dari 2 butir pertanyaan menunjukan persentase jawaban “Ya” sebesar 88,50% sedangkan persentase pada jawaban “Tidak” sebesar 11,50%”. Berdasarkan dari data hasil survei ini menunjukan bahwa secara garis besar para guru di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Umbulharjo sudah mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter pada aspek sosialisasi secara keseluruhan sebanyak 88,50% dan yang belum mengimplementasikan aspek sosialisasi secara menyeluruh sebanyak 11,50%”. Hal ini juga diperkuat dengan jawaban dari hasil wawancara yang telah direkap oleh peneliti sehingga telah diketahui bahwa para guru di SD Negeri se-Kecamatan Umbulharjo sudah mendapatkan sosialisasi PPK baik dari guru yang telah mengikuti pelatihan PPK atau melalui Kelompok Kerja Guru. Sebagai contoh para guru di SD Negeri Gambiran telah mengenal dan mempelajari lebih dalam mengenai PPK melalui sosialisasi dari kepala sekolah pada saat rapat. Hal ini juga dialami oleh para guru yang ada di SD Negeri Mendungan 1 dimana guru yang telah mendapatkan sosialisasi PPK melalui kelompok kerja kepala sekolah (K3S) mempunyai tanggung jawab untuk mengenalkan dan membantu para guru yang lainnya untuk mengimplementasikan PPK di sekolahannya. Berbeda halnya dengan kondisi di SD Negeri Giwangan dimana para guru telah mendapatkan sosialisasi PPK melalui kelompok kerja kepala sekolah (K3S) dan juga melalui Kepala sekolah hal ini dikarenakan

sekolah ini merupakan salah satu sekolah rintisan PPK di wilayah timur Kota Yogyakarta.

Berdasarkan dari data di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas guru di SD Negeri yang berada di wilayah Kecamatan Umbulharjo telah mengikuti sosialisasi PPK baik dari narasumber guru yang telah mengikuti pelatihan PPK atau melalui Kelompok Kerja Guru (KKG). Berikut ini adalah grafik persentase survei implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter pada aspek sosialisasi:

Gambar 4.1 Grafik Persentase Implementasi PPK Aspek Sosialisasi

Gambar 4.1 menunjukkan hasil survei implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter aspek sosialisasi dengan rerata persentase 88,50% untuk jawaban “Ya” dan 11,50% untuk jawaban “Tidak”.

b. Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas

Pada aspek PPK berbasis kelas terdapat 14 pertanyaan yaitu butir pertanyaan nomor 3 sampai dengan 16. Berdasarkan dari data yang telah diolah peneliti, berikut ini merupakan persentase jawaban dari responden pada aspek PPK berbasis kelas :

88.50% 11.50% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% Ya Tida k

Aspek Sosialisasi

Tabel 4.4 Rerata Persentase PPK Berbasis Kelas

No Pertanyaan

Persentase Jawaban

Ya Tidak

3. Apakah Bapak/Ibu sudah mengintegrasikan

nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus? 90% 10% 4.

Apakah Bapak/Ibu sudah mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?

95% 5%

5.

Apakah Bapak/Ibu sudah mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK ke dalam proses pembelajaran dalam setiap mata pelajaran?

93% 7%

6. Apakah Bapak/Ibu mengajak siswa untuk

menyanyikan lagu nasional di awal pembelajaran? 99% 1% 7. Apakah Bapak/Ibu melakukan kegiatan literasi

untuk memperkuat layanan PPK? 100% 0%

8. Apakah Bapak/Ibu mengelola kelas dengan

mengintegrasikan nilai-nilai karakter? 100% 0% 9.

Apakah Bapak/Ibu melakukan manajemen kelas (misalnya: membuat peraturan kelas, membuat denah, dll)?

100% 0%

10.

Apakah Bapak/Ibu menerapkan pendekatan, model, dan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk mendukung nilai-nilai utama PPK?

98% 2%

11.

Apakah Bapak/Ibu mengaitkan isi materi

pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)?

100% 0%

12.

Apakah Bapak/Ibu memfasilitasi setiap siswa untuk menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?

97% 3%

13. Apakah Bapak/Ibu memfasilitasi setiap siswa melalui layanan bimbingan konseling? 96% 4% 14. Apakah Bapak/Ibu mencatat perkembangan karakter

setiap siswa? 58% 42%

15.

Apakah Bapak/Ibu memberikan umpan balik kepada siswa tentang karakter yang dituangkan dalam rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?

91% 9%

16. Apakah sekolah Bapak/Ibu memiliki mata pelajaran

khusus untuk memperdalam nilai-nilai PPK? 28% 72%

Rerata 88.93% 11.07%

Dari tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa sebanyak 88,93% guru dari seluruh sampel penelitian sudah mengimplementasikan Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas, sedangkan sebanyak

11,07% guru dari seluruh sampel penelitian belum mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas. Data yang ada telah dianalisis berdasarkan dari implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas yang secara rinci dijabarkan kembali menjadi 5 aspek yang meliputi: aspek kurikulum, aspek pembiasaan kelas, aspek manajemen kelas, aspek metode pembelajaran, aspek layanan bimbingan dan konseling. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing aspek yang terdapat pada pengimplementasian PPK berbasis kelas:

1) Kurikulum

Pada aspek Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas bagian kurikulum terdapat 5 pertanyaan yaitu butir pertanyaan nomor 3, 4, 5, 12, 15. Berdasarkan dari data yang telah diolah peneliti, berikut ini merupakan grafik persentase jawaban dari responden pada aspek Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas bagian kurikulum:

Gambar 4.2 Grafik Persentase Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas Bagian Kurikulum

Dari gambar 4.2 dapat diketahui bahwa 93,20% guru dari seluruh sampel penelitian sudah mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada aspek kurikulum secara keseluruhan, sedangkan sebanyak 6,80% guru dari seluruh sampel penelitian belum mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada aspek kurikulum. Hal ini juga diperkuat dengan jawaban dari hasil wawancara yang telah direkap oleh peneliti, misalnya pada kondisi yang terjadi di SD Negeri Gambiran para guru kelas yang ada di sekolah ini telah mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK ke dalam proses pembelajaran seperti pada muatan pembelajaran PPKn. Dalam hal ini peran guru diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menurut siswa untuk dapat berpikir secara kritis dan rasional dalam berbagai hal, misalanya ketika siswa menghadapi sebuah masalah di lingkungan belajarnya siswa mampu menemukan solusi tanpa

93.20% 6.80% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% Ya Tida k

Aspek Kurikulum

bergantung pada orang lain. Dari kondisi ini penerapan nilai kemandirian dalam PPK sangatlah terlihat. Kondisi yang sama terjadi di SD N Giwangan dimana penginterasian nilai-nilai PPK telah dilakukan guru ketika proses pembelajaran berlangsung seperti misalnya pada pengintegrasian nilai religiusitas yang rutin dilakukan ketika guru mengajak siswa untuk berdoa bersama sebelum dan sesudah melakukan kegiatan belajar di sekolah.

2) Pembiasaan Kelas

Pada aspek Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas bagian pembiasaan kelas terdapat 2 pertanyaan yaitu butir pertanyaan nomor 6 dan 7. Berdasarkan dari data yang telah diolah peneliti, berikut ini merupakan grafik persentase jawaban dari responde n pada aspek Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas bagian pembiasaan kelas :

Gambar 4.3 Grafik Persentase Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas Aspek Pembiasaan Kelas

99.50% 0.50% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00% Ya Tida k

Dari gambar 4.3 dapat diketahui bahwa 99,50% guru dari seluruh sampel penelitian sudah mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada aspek pembiasan kelas secara keseluruhan, sedangkan sebanyak 0,50% guru dari seluruh sampel penelitian belum mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada aspek pembiasan kelas. Hal ini juga diperkuat dengan jawaban dari hasil wawancara yang telah direkap oleh peneliti, misalnya pada kondisi yang terjadi di SD N Mendungan 1 dimana para guru di sekolah ini telah menerapkan nilai nasionalisme dalam pembiasaan kelas. Penerapan nilai ini yakni ketika kegiatan awal pembelajaran berlangsung dimana guru sebelum memberikan materi terlebih dahulu mengajak siswa untuk menyanyikan lagu wajib nasional secara bersama-sama sebagai upaya untuk menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap Bangsa Indonesia. Selain itu pembiasaan kelas yang mendukung implementasi PPK juga terjadi di SD Negeri Gambiran dimana para siswa diwajibkan untuk membuang sampah pada tempatnya jika melanggar maka siswa akan diberi hukuman berupa tambahan jadwal piket.

Dalam proses pembelajaran pembiasaan kelas yang dibangun oleh para guru di SD Negeri Gambiran adalah menghargai pendapat orang lain dengan cara memperhatikan ketika ada orang lain yang sedang menyampaikan pendapat. Selain itu guru di sekolah ini juga

mengajarkan kepada s iswa agar menjadi siswa yang tidak egois atau mengedepankan kepentingan orang lain hal ini dilakukan misalnya ketika ada teman yang merasa kesulitan dalam memahami materi siswa yang dirasa sudah paham harus mau membantu siswa yang lainnya. Dari kondisi ini tercermin bahwa di SD Negeri Gambiran sudah menjunjung tinggi nilai gotong royong sebagai salah satu upaya pengimplementasian PPK di satuan pendidikan.

Pembiasaan yang menarik juga muncul di SD Negeri Giwangan dimana para guru di sekolahan ini membiasakan siswa untuk menyalurkan aspirasi mengenai hasil belajar, impian maupun pengalaman yang berkesan kreatifitasnya melalui media majalah dinding yang ditempel di setiap sudut kelas. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa percaya diri kepada siswa.

3) Manajemen Kelas

Pada aspek Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas bagian manajemen kelas terdapat 2 pertanyaan yaitu butir pertanyaan nomor 8 dan 9. Berdasarkan dari data yang telah diolah peneliti, berikut ini merupakan grafik persentase jawaban dari responden pada aspek Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas bagian manajemen kelas :

Gambar 4.4 Grafik Persentase Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas Aspek Manajemen Kelas

Dari gambar 4.4 dapat diketahui bahwa 100% dari seluruh sampel penelitian sudah mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada aspek manajemen kelas secara keseluruhan. Hal ini juga diperkuat dengan jawaban dari hasil wawancara yang telah direkap oleh peneliti, misalnya pada kondisi yang terjadi di SD N Giwangan para guru di sekolah ini selalu berusaha melakukan pengelolaan kelas secara efektif dengan tujuan untuk menciptakan iklam belajar yang menyenangkan. Tindakan konkrit dari langkah ini adalah guru mengajak siswanya untuk membuat sebuah kesepakatan sederhana berupa sebuah peraturan yang berlaku di kelasnya. Pada kondisi tertentu jika terdapat siswa yang melanggar peraturan yang telah disepakati tersebut maka guru akan memberikan peringatan kepada siswa tersebut dan mencatat pelanggaran yang ia perbuat. Sedangkan jika terdapat siswa yang mampu melakukan atau menaati peraturan maka siswa tersebut akan

100.00% 0.00% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00% Ya Tida k

mendapat reward berupa 1 poin untuk menuju kemenangan. Dalam jangka tertentu poin yang telah dicapai siswa akan direkap oleh guru, hal ini dilakukan untuk melihat siapa siswa dengan perolehan poin terbanyak. Setelah mengetahui pemenangnya maka siswa tersebut akan mendapatkan hadiah dari guru. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memotivasi siswa agar selalu disiplin dalam belajar.

Di SD Negeri Mendungan 1 para guru melakukan manajemen kelas dengan mengatur tata letak tempat duduk siswa. Tempat duduk siswa akan diacak sesuai dengan nomor absen dan akan terus berjalan dari kursi depan hingga belakang. Hal yang sama juga dilakukan di SD Negeri Gambiran dimana para guru menganggap bahwa manajemen kelas adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi pencapaian belajar siswanya, sehingga guru di sekolah ini memulai melakukan manajemen kelas salah satunya dengan mengatur tata letak tempat duduk siswa

4) Metode/model Pembelajaran

Pada aspek Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas bagian metode/model pembelajaran terdapat 2 pertanyaan yaitu butir pertanyaan nomor 10 dan 11. Berdasarkan dari data yang telah diolah peneliti, berikut ini merupakan grafik persentase jawaban dari responden pada aspek Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas bagian metode/model pembelajaran:

Gambar 4.5 Grafik Persentase Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas Aspek Metode/model Pembelajaran

Dari gambar 4.5 dapat diketahui bahwa 99,00% guru dari seluruh sampel penelitian sudah mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada bagian metode/model pembelajaran secara keseluruhan, sedangkan sebanyak 1,00% guru dari seluruh sampel penelitian belum mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada aspek metode/model pembelajaran. Hal ini juga diperkuat dengan jawaban dari hasil wawancara yang telah direkap oleh peneliti, misalnya pada kondisi yang terjadi di SD N Giwangan para guru di sekolahan ini telah menerapkan berbagai jenis metode/model pembelajaran yang efektif untuk diterapkan sesuai dengan muatan pelajaran. Misalnya pada muatan pelajaran IPA dengan materi perubahan wujud benda, guru di SD N Giwangan memilih model pembelajaran berbasis masalah (problem-based

learning) dimana siswa akan difokuskan untuk menganalisis sebuah

99.00% 1.00% 0.00% 50.00% 100.00% 150.00% Ya Tida k

Aspek Metode/model

Pembelajaran

masalah yang telah dipilih. Melalui media buku yang kemudian dianalisis bersama kelompok belajar di bawah pengawasan guru, anak secara tidak langsung akan mulai berusaha dalam menemukan solusi masalah yang nyata, praktis dan kontekstual. Dari kondisi ini maka penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dinilai efektif dalam membentuk pola pikir yang baik seperti berpikir kritis dan cerdik dalam menghadapi masalah. Kegiatan ini juga telah mengaplikasikan nilai gotong royong dalam PPK yaitu ketika anak bekerja sama dalam sebuah tim dimana mereka tidak menganggap

Dokumen terkait