BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
B. Analisis dan Pembahasan
3. Deskripsi Subjek 3
Nama : PWJ
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 7 tahun
Pendidikan : Kelas 2 SD
Urutan kelahiran : Anak ke-1 dari 2 bersaudara kandung
Alamat rumah : Pingit
b)Latar Belakang PWJ
Subjek merupakan pelajar kelas 2 di SD Kyai Maja. Saat ini
subjek berusia 8 tahun. Menurut penuturan ibu, subjek merupakan
anak yang cengeng. Jika tidak menuruti permintaan anak, sering
menangis. Anak kurang bertanggung jawab. Anak juga kurang
mandiri, selalu butuh dibantu. Subjek merupakan anak yang sangat
manja.
Subjek menyukai pelajaran matematika dan Bahasa Jawa.
Subjek menyukai materi pelajaran Bahasa Jawa tentang hewan-hewan.
Subjek tidak menyukai pelajaran agama. Subjek bercita-cita menjadi
seorang TNI AU karena salah satu temannya ada yang bercita-cita
menjadi anggota TNI. Subjek memilih Angkatan Udara karena dapat
Kegiatan subjek setelah pulang sekolah adalah bermain di
balai YSS hingga sore hari. Subjek juga senang bermain sepak bola di
lapangan RT 4 atau bermain burung merpati di dekat Kali Winongo.
Setiap Senin-Kamis malam, subjek mengikuti pembelajaran di YSS.
Subjek tinggal bersama ibu, nenek, dan kakak tirinya di
Kampung Pingit, sedangkan ayah dan adiknya tinggal di kampung
sebelah, Badran. Subjek memiliki hubungan yang akrab dengan ibu.
Saat ibu pulang dari bekerja di sore hari, subjek menjadi manja
dengan ibu. Subjek minta dikeloni ketika tidur. Subjek dan ibu sering
melempar canda saat sedang bersama. Subjek cukup dekat dengan
neneknya. Nenek yang menyiapkan makan siang untuk subjek. Subjek
juga memiliki hubungan yang akrab dengan kakak tirinya. Subjek
sering bermain bersama. Akhir-akhir ini subjek senang bermain yoyo
dengan kakaknya.
Subjek dan ayahnya tidak dekat secara lokasi, namun ayah
sering mengajak subjek untuk makan malam. Tidak jarang juga ayah
mengajak jalan-jalan, seperti ke pasar malam. Subjek tidak pernah
bepergian bersama ibu. Subjek mengingat suatu kejadian tentang
ayahnya. Dulu, subjek pernah meminta uang untuk jajan namun ayah
memarahi dan tidak memberikan uang. Subjek dan adik jarang
bertemu. Subjek dan adik sering bertengkar memperebutkan ibu jika
Menurut penuturan pendamping YSS, subjek termasuk anak
yang mudah marah. Jika subjek tidak mau menurut arahan
pendamping, subjek langsung terdiam menahan marah. Subjek juga
pernah menangis saat bermain dengan teman-temannya. Contoh, saat
bermain kelitik-kelitikan, subjek menangis. Pada saat mengerjakan
tugas, subjek kerap meminta bantuan kepada pendamping, dan ketika
pendamping meminta anak untuk mencoba mengerjakan sendiri,
subjek merengek tetap meminta pendamping yang mengerjakan.
c) Penyajian Data
Tabel 4.3 Daftar Kebutuhan PWJ No. Subjek Kebutuhan yang Muncul
Dari Kartu 1-10
Kemunculan Tema
Kebutuhan
1.
PWJ
Kebutuhan afiliasi 2 (dengan figur teman
1, figur ibu 1)
2. Kebutuhan untuk
bermain
3
3. Kebutuhan untuk makan 2
4. Kebutuhan untuk agresi 2 (destruktif 1,
terhadap figur kuat)
5. Kebutuhan untuk
menghindar daari bahaya 1
7. Kebutuhan untuk buang air 1
8. Kebutuhan untuk
ditolong
6 (figur ayah 2, ibu 1, figur orang dewasa 2,
orang lain 1)
9. Kebutuhan untuk otonom 5 (resisten pada figur ayah 3, ibu 2, figur
orang dewasa 1)
10. Kebutuhan untuk
mendominasi
1
d)Dinamika Kebutuhan PWJ Menurut CAT
Hasil CAT menggambarkan bahwa subjek memiliki tiga
kebutuhan dominan di antara kebutuhan-kebutuhan lain yang dimiliki
subjek. Subjek memiliki kebutuhan untuk ditolong (oleh figur ayah,
ibu, figur orang dewasa, dan orang lain), kebutuhan untuk otonom
(resisiten pada figur ayah, ibu, dan figur orang dewasa), serta
kebutuhan untuk bermain. Kebutuhan subjek untuk ditolong oleh figur
ayah tampak dalam suatu kejadian saat subjek meminta uang untuk
jajan kepada ayah namun ayah tidak memberikan uang. Subjek
memiliki kebutuhan untuk ditolong oleh figur ibu. Subjek merupakan
anak yang manja kepada ibu dan selalu membutuhkan bantuan dari
ibu. Subjek juga memiliki kebutuhan untuk ditolong oleh orang lain
pendamping belajar di YSS saat mengerjakan tugas lalu subjek
merengek apabila kakak pendamping meminta anak untuk
mengerjakan sendiri.
Anak usia 6-12 tahun berada pada tahap perkembangan
kognisi operasional kongkrit. Pada masa ini anak mulai memahami
operasi logis ke dalam peristiwa yang kongkrit. Anak memiliki tugas
perkembangan untuk mengembangkan keterampilan dasar seperti
membaca, menulis, dan berhitung (Nurihsan & Agustin, 2011). Tugas
perkembangan yang ada pada masa usia pertengahan dan akhir ini
merupakan tugas yang memerlukan pertolongan dari orang lain agar
anak berhasil melakukan tugasnya. Subjek membutuhkan pertolongan
dari figur ayah, ibu, figur yang lebih kuat, dan orang lain dalam
menjalani tugas perkembangan.
Subjek memiliki kebutuhan dominan yang lain, yaitu
kebutuhan untuk otonom resisten pada figur orang dewasa. Subjek
memiliki kebutuhan untuk otonom dengan cara resisten kepada figur
orang dewasa, yaitu pendamping belajar di YSS. Subjek tidak
menuruti arahan pendamping YSS saat belajar di kelas kemudian
marah. Menurut Murray, marah adalah ungkapan emosi dari agresi
(Murray, 1938).
Selain dua kebutuhan di atas, subjek memiliki kebutuhan
untuk bermain. Pada anak seusia subjek, anak mulai belajar untuk
koordinasi motorik halus dan kasar (Santrock, 1995). Subjek
mengasah keterampilan fisiknya dengan bermain sepak bola, yoyo,
dan menerbangkan burung dara.
Subjek juga memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur teman
dan ibu. Hal ini dapat dijelaskan dengan kondisi subjek yang lebih
sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya, baik di sekolah
maupun di lingkungan rumah. Orangtua subjek yang bercerai
menyebabkan subjek tinggal bersama dengan ibunya namun hanya
dapat bertemu dengan ibu setelah ibu pulang kerja, yaitu pada waktu
malam hari. Subjek memiliki kebutuhan primer yang berkaitan dengan
kepuasan fisik, yaitu kebutuhan untuk makan. Subjek memiliki
kebutuhan agresi, yaitu kebutuhan untuk menghadapi perlwawanan
dari pihak lain dengan cara melawan figur dewasa, seperti
pendamping belajar YSS dengan kemarahan. Subjek juga memiliki
kebutuhan agresi dalam bentuk merusak barang.
Selain itu, subjek memiliki kebutuhan untuk menghindar dari
bahaya. Subjek melarikan diri dari situasi-situasi yang berbahaya bagi
dirinya. Subjek juga memiliki kebutuhan primer untuk pasif, yaitu
kebutuhan untuk bersantai, tidur, maupun istirahat. Kebutuhan primer
lain yang dimiliki oleh subjek adalah kebutuhan untuk buang air.
Murray dalam Bherm (1996) menyatakan bahwa kebutuhan
adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan
(Antariksi, 2004). Subjek berperilaku agresif karena adanya
kebutuhan yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan frustrasi yang
mengarahkan pada perilaku agresif.
4. Deskripsi Subjek 4