• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Analisis dan Pembahasan

4. Deskripsi Subjek 4…

Nama : RI

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 7 tahun

Pendidikan : Kelas 1 SD

Urutan kelahiran : Anak ke-1 dari 2 bersaudara

Alamat rumah : Pingit

b)Latar Belakang RI

Subjek adalah pelajar di SD Kyai Maja, Yogyakarta. Saat ini

subjek berusia 7 tahun dan duduk di kelas 1. Subjek menyukai

pelajaran berhitung sepertu matematika daripada pelajaran menulis.

Subjek sampai saat ini masih kesulitan dalam merangkai huruf pada

suatu kata. Subjek sangat menyukai mewarnai gambar. Setiap gambar

yang diwarnai oleh subjek selalu mendapatkan nilai tertinggi di kelas.

Subjek memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya.

Subjek dan ibu sering bertengkar mulut. Subjek merupakan anak yang

tidak mau. Meski begitu, ibu mempunyai perhatian yang besar kepada

subjek. Ibu sedang mencari sanggar kesenian untuk subjek agar subjek

dapat menyalurkan potensinya dalam hal mewarnai. Subjek merasa

takut kepada ayahnya. Jika ayah yang menyuruh subjek, subjek

menurut. Ada suatu kejadian ketika subjek terluka akibat jatuh dari

sepeda, subjek menurut untuk menunggu ayahnya pulang dari

bepergian. Dua tahun belakangan ini, ibu tidak bekerja lagi, hanya

ayah yang bekerja. Selama dua tahun ini, keluarga subjek tinggal

terpisah dari keluarga orangtua ayah.

Sebelum tinggal di Kampung Pingit, keluarga subjek tinggal di

kediaman orangtua dari ayah di Maguwo. Subjek dekat dengan kakek

dan neneknya karena kakek dan nenek yang menemani subjek selama

kedua orangtua bekerja hingga sore hari. Ada masa ketika ayah lebih

sering menghabiskan waktu di luar bersama teman-temannya dengan

mabuk-mabukan dan tidak mengurusi anak. Selama perjalanan ke

kampus USD untuk pengumpulan data, subjek bercerita tentang kakek

dan neneknya. Subjek senang ketika diajak rekreasi ke area rel kereta

api di bawah jembatan Lempuyangan oleh kakek yang biasa dipanggil

bapak. Subjek memiliki seorang adik laki-laki berusia satu tahun.

Subjek sering menggodai adik hingga menangis. Subjek sering jahil

kepada adiknya dan ketika ibu melarang subjek jahil, subjek malah

Subjek cenderung bermain dengan teman-teman seusianya.

Subjek bermain bersama dia area bale YSS atau terkadang bermain

dengan sepeda memutari kampung. Subjek merupakan anak yang

pendiam di antara teman-temannya. Subjek pernah melakukan

pelecehan seksual dengan memegang payudara teman perempuannya

di area YSS karena disuruh oleh anak yang lebih tua. Subjek juga

kerap iseng kepada teman-temannya. Subjek pernah dilempar oleh

teman sekolahnya dengan penghapus papan tulis akibat teman yang

tidak suka dengan keisengan subjek.

Hobi subjek adalah mewarnai gambar. Sejak TK, subjek sudah

mahir menggunakan berbagai macam warna saat pewarnaan gambar.

Subjek bercita-cita ingin menjadi pilot jika besar nanti. Subjek

termasuk anak yang pemalu. Jika ada orang yang menyapanya, subjek

langsung pergi menjauh tetapi kemudian subjek mengintip dari jarak

jauh.

Subjek merupakan anak yang pendiam ketika belajar di YSS.

Subjek kerap diam saat mengerjakan tugas yang diberikan

kakak-kakak pendamping. Subjek sesekali mengisengi temannya tetapi jika

ketahuan kakak pendamping, subjek langsung menunjukkan ekspresi

wajah malu lalu diam. Subjek beberapa kali terlibat perkelahian di

kelas. YSS mengirimkan subjek untuk lomba mewarnai pot dan

c) Penyajian Data

Tabel 4.4 Daftar Kebutuhan RI No. Subjek Kebutuhan yang Muncul

Dari Kartu 1-10

Kemunculan Tema

Kebutuhan

1.

RI

Kebutuhan afiliasi 10 (dengan figur saudara 3, ibu 3, teman 2,

ayah1, dan adik 1)

2. Kebutuhan untuk

bermain

5

3. Kebutuhan untuk makan 3

4. Kebutuhan untuk menolong 1 (figur teman)

5. Kebutuhan untuk

menghindar dari bahaya

1

6. Kebutuhan untuk pasif 2

7. Kebutuhan untuk ditolong 2 (figur ayah 1,

orangtua 1)

8. Kebutuhan untuk tunduk 1 (pada figur ibu)

d)Dinamika Kebutuhan RI Menurut CAT

Subjek memiliki tiga kebuthuan yang dominan di antara

kebutuhan-kebutuhan subjek yang bervariasi. Subjek memiliki

kebutuhan afiliasi (dengan figur saudara, ibu, teman, ayah, dan adik),

figur saudara dapat dijelaskan dengan pengalaman subjek tinggal

bersama keluarga dari ayah sejak bayi hingga usia lima tahun. Subjek

dekat dengan keluarga karena selama orangtua pergi bekerja, subjek

dirawat oleh kakek dan nenek subjek. Subjek merasa senang saat pergi

bersama kakek di area rel kereta Lempuyangan. Subjek memiliki

kebutuhan afiliasi yang cukup besar dengan figur saudara, yaitu

kakek, hingga subjek memanggil kakek dengan sebutan bapak.

Subjek juga memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur ibu dan

ayah. Kebutuhan subjek untuk berafiliasi dengan figur ibu dan ayah

ada kaitannya dengan pengalaman masa lalu subjek yang sejak kecil

ditinggalkan orangtuanya untuk bekerja dari pagi hingga sore hari. Di

samping itu, ayah jarang berada di rumah bersama subjek karena pergi

menghabiskan waktu untuk mabuk-mabukan dengan teman-temannya

sehingga tidak mengurusi subjek. Kebutuhan afiliasi terhadap figur

orangtua berkaitan dengan interaksi antara anak dan orangtua yang

berkurang, tidak seperti saat subjek berada pada usia di bawah 6

tahun. Terlebih lagi, saat ini ibu lebih cenderung mengurusi adik yang

masih batita. Kebutuhan afiliasi dengan figur adik yang dimiliki

subjek tampak pada kejadian subjek menggodai adik. Subjek sering

menjahili adik hingga adik menangis.

Pada masa anak usia pertengahan dan akhir, anak banyak

berinteraksi dengan teman-teman sebaya di lingkungannya dan

teman-teman sebaya (Nurihsan & Agustin, 2011). Hal ini berkaitan

dengan kebutuhan afiliasi terhadap figur teman yang tampak saat

subjek bermain bersama teman-temannya di area balai YSS serta

perilaku iseng terhadap teman-temannya.

Kebutuhan lain yang dimiliki subjek adalah kebutuhan untuk

bermain. Subjek sering bermain di area balai YSS dan bersepeda

mengitari kampung. Pada anak usia anak sekolah dasar, anak telah

belajar untuk berolahraga dan melakukan kegiatan-kegiatan yang

memerlukan koordinasi motorik kasar dan halus (Santrock, 1995).

Kegiatan yang telah subjek lakukan untuk melatih motorik halus dan

kasar adalah bersepeda. Kegiatan bermain sepeda ini sejalan dengan

perkembangan fisik yang dialami subjek.

Selain kebutuhan afiliasi dan kebutuhan untuk bermain, subjek

juga memiliki kebutuhan untuk makan yang cukup dominan.

Kebutuhan untuk makan yang dimiliki subjek termasuk kebutuhan

primer, yaitu kebutuhan yang menurut Murray berkaitan dengan suatu

peristiwa organis dan kepuasan fisik (Hall & Lindzey, 1993).

Kebutuhan untuk makan merupakan kebutuhan primer yang lebih

dominan dibandingkan kebutuhan primer lainnya. Kebutuhan untuk

makan dapat menjadi penyebab munculnya kebutuhan-kebutuhan

sekunder yang dimiliki subjek.

Kebutuhan primer lain yang dimiliki oleh subjek adalah

atau tidur. Subjek memiliki kebutuhan untuk ditolong oleh orangtua

dan figur ayah. Hal ini dapat dijelaskan dengan kondisi anak yang

memiliki adik yang masih kecil sehingga perhatian orangtua lebih

tertuju pada si adik.

Di sisi lain, subjek memiliki kebutuhan untuk menolong figur

teman. Subjek memberikan simpati dan memuaskan

kebutuhan-kebutuhan teman-temannya yang tidak berdaya. Subjek juga memiliki

kebutuhan untuk tunduk pada figur ibu. Subjek menyontoh ibu

sebagai teladannya. Subjek memiliki kebutuhan untuk menghindar

dari bahaya, yaitu kebutuhan untuk melarikan diri dari situasi-situasi

yang membahayakan diri subjek.

Murray dalam Bherm (1996) menyatakan bahwa kebutuhan

adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan

ingin memperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha

(Antariksi, 2004). Berdasarkan uraian di atas, perilaku agresi subjek

muncul karena adanya kebutuhan belum terpenuhi. Hal ini dapat

menyebabkan frustrasi karena subjek tidak memperoleh sesuatu yang

diharapkan sehingga memiliki kecenderungan untuk melakukan agresi

5. Deskripsi Subjek 5

Dokumen terkait