• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Analisis dan Pembahasan

5. Deskripsi Subjek 5

Nama : OHP

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 9 tahun

Pendidikan : Kelas 3 SD

Urutan kelahiran : Anak ke-2 dari 2 bersaudara

Alamat rumah : Pingit

b)Latar Belakang OHP

Subjek merupakan anak yang terlalu aktif bergerak. Subjek

selalu bergerak hingga ibu subjek mengatakan bahwa subjek tidak

bisa diam. Contoh, saat makan subjek yang belum menghabiskan

makanan sudah pergi begitu saja. Subjek sulit makan tetapi subjek

sangat suka makanan jajan seperti camilan. Subjek anak yang kreatif.

Subjek menjual mainan-mainan crazy bird miliknya yang sudah

berjumlah banyak kepada teman-temannya.

Subjek pernah satu kali tidak naik kelas. Subjek memiliki nilai

raport yang pas-pasan. Subjek memiliki cara belajar yang tidak tertib,

maksudnya subjek jarang belajar. Subjek sangat menyukai kesenian

tradisional jathilan. Ibu subjek berniat memasukkan subjek ke les

tetangganya yang berprofesi sebagai TNI. Subjek mempunyai hobi

bermain karambol dan kasti.

Orangtua subjek bekerja hingga sore sehingga subjek banyak

menghabiskan waktu di siang hari untuk bermain bersama

teman-temannya. Meski begitu, subjek dan ibu memiliki hubungan yang

dekat. Subjek kerap menempel dengan ibu, contoh saat duduk subjek

memilih duduk berdempetan dengan ibu. Subjek merupakan anak

yang penurut. Ayah subjek merupakan orang yang keras sehingga

anak menurut. Subjek dan kakaknya sering bermain karambol di

rumah hingga lupa waktu. Subjek dan kakaknya tidak pernah

bertengkar sampai menangis. Kakak subjek mengalah dengan pergi

meningglakan subjek jika subjek menakalinya. Subjek dan kakaknya

juga suka untuk saling bercanda.

Subjek memiliki banyak teman. Menurut ibu, selama ini belum

pernah ada orang yang melapor bahwa subjek adalah anak yang nakal.

Di antara teman-teman sebayanya, subjek dianggap pemimpin. Subjek

suka bermain sepak bola, burung dara, karambol, dan crazy bird

bersama teman-temannya.

Subjek dikenal sebagai anak yang banyak bicara di lingkup

YSS. Subjek kerap menjadi ketua kelas harian yang mengatur

teman-temannya untuk tenang dan tidak ribut. Subjek sering beradu mulut

belajar YSS. Subjek juga tidak segan memukul teman-temannya.

Subjek belum lancar dalam menulis dan membaca.

c) Penyajian Data

Tabel 4.5 Daftar Kebutuhan OHP No. Subjek Kebutuhan yang Muncul

Dari Kartu 1-10

Kemunculan Tema

Kebutuhan

1.

OHP

Kebutuhan afiliasi 3 ( terhadap figur teman 1, ibu 1, adik 1)

2. Kebutuhan untuk bermain 1

3. Kebutuhan untuk makan 4

4. Kebutuhan untuk menolong 2 (figur ibu)

5. Kebutuhan untuk agresi 4 (pada figur yang

lebih lemah, ibu dan

orang lain)

6. Kebutuhan untuk pasif 2

7. Kebutuhan untuk buang air 1

8. Kebutuhan untuk

ditolong

3 (oleh figur orang

dewasa, ibu, dan ayah)

9. Kebutuhan untuk tunduk 1 (pada figur ibu)

10. Kebutuhan untuk

mendominasi

d)Dinamika Kebutuhan OHP Menurut CAT

Hasil pengetesan CAT yang dilakukan terhadap subjek

menunjukkan hasil bahwa subjek memiliki empat kebutuhan dominan

di antara kebutuhan-kebutuhan lain yang dimiliki subjek. Empat

kebutuhan itu adalah kebutuhan untuk makan, agresi, afiliasi (dengan

figur teman, ibu, dan adik), serta ditolong (oleh figur orang dewasa,

ibu, dan ayah). Subjek sangat suka makan jajanan. Subjek sangat suka

makan nasi bakar yang dibelinya di depan kampus Janabadra. Subjek

memiliki kebutuhan primer yang besar dibandingkan kebutuhan

primer lain yang dimiliki subjek, yaitu kebutuhan untuk makan.

Murray menyatakan bahwa kebutuhan primer merupakan asal dari

kebutuhan sekunder (Hall & Lindzey). Kebutuhan untuk makan pada

subjek dapat menjadi penyebab munculnya kebutuhan sekunder yang

dimiliki subjek.

Subjek memiliki kebutuhan untuk agresi yang sama besar

dengan kebutuhan untuk makan. Subjek sering beradu mulut

menggunakan kata umpatan kepada teman-temannya. Myers (1966)

dalam Wirawan (2002) menyatakan bahwa ungkapan kemarahan yang

ditandai dengan perilaku agresif merupakan tujuan dari suatu tindak

agresi. Hal ini merupakan jenis agresi emosi (Kristianto, 2009).

Subjek tidak segan untuk memukul temannya sebagai ungkapan emosi

Subjek juga memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur teman,

ibu, dan adik. Subjek yang mempunyai banyak teman ini memiliki

kebutuhan afiliasi dengan figur teman yang tampak melalui kegiatan

bermain bersama dengan teman-temannya. Subjek suka bermain sepak

bola, menerbangkan buru dara, karambol, dan crazy bird dengan

teman-temannya.

Kebutuhan afiliasi dengan figur teman merupakan hal yang

biasa dialami oleh anak-anak usia pertengahan dan akhir karena pada

usia ini anak-anak memiliki tugas perkembangan untuk menyesuaikan

diri dengan teman sebaya (Nurihsan & Agustin, 2011). Subjek

membutuhkan kebersamaan dengan figur ibu menilik dari waktu

kebersamaan antara subjek dan ibu yang sangat sedikit. Subjek banyak

bermain bersama teman-teman hingga sore hari ketika ibu sudah

pulang dari bekerja. Kebutuhan subjek untuk berafiliasi dengan figur

ibu tampak saat subjek sering duduk berdempetan dengan ibu padahal

tempat untuk duduk masih luas. Kebutuhan afiliasi dengan figur ibu

berkaitan dengan intensitas interaksi antara ibu dan anak yang

berkurang. Selain disebabkan oleh berkurangnya tuntutan dalam

pengasuhan anak yang tidak seberat pada saat anak berada pada tahap

usia awal, kebutuhan afiliasi dengan figur ibu juga disebabkan karena

ibu meninggalkan subjek bersama kakaknya di rumah sendirian

Subjek juga memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur adik.

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang bersifat laten karena

kebutuhan ini tidak muncul dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih

lagi, subjek tidak mempunyai adik karena subjek merupakan anak

bungsu.

Selain ketiga kebutuhan yang telah disebutkan di atas, subjek

memiliki kebutuhan untuk ditolong oleh figur orang dewasa, ibu, dan

ayah. Berdasarkan wawancara dan observasi yang telah dilakukan,

subjek tidak menampakkan perilaku meminta pertolongan dari orang

lain sehingga kebutuhan untuk ditolong yang dimiliki subjek seperti

hasil pengetesan CAT, merupakan kebutuhan yang bersifat laten.

Selain itu, subjek memiliki kebutuhan primer untuk pasif, yaitu

kebutuhan untuk bersantai, tidur, atau beristirahat. Subjek memiliki

kebutuhan untuk menolong figur ibu. Subjek memberi simpati dan

memuaskan kebutuhan-kebutuhan ibu yang tidak berdaya.

Subjek juga memiliki kebutuhan untuk tunduk pada figur ibu.

Subjek menyontoh ibu sebagai teladannya. Namun, di sisi lain subjek

memiliki kebutuhan untuk mendominasi, yaitu mempengaruhi orang

lain melalui saran, bujukan, dan perintah. Subjek memiliki kebuthan

primer lain, yaitu kebutuhan untuk buang air. Kebutuhan lain yang

dimiliki oleh subjek adalah kebutuhan untuk bermain. Subjek

memiliki kebutuhan untuk meredakan tekanan secara menyenangkan

Murray mengungkapkan (dalam Bherm, 1996) bahwa

kebutuhan adalah keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan

dan ingin memperoleh sesuatu yang diwujudkan melalui suatu usaha

(Antariksi, 2004). Perilaku agresi yang dimiliki subjek ada karena

subjek memiliki kebutuhan yang belum terpuaskan. Hal ini

menimbulkan frustrasi, yaitu ketika subjek tidak memperoleh sesuatu

yang diharapkan sehingga memiliki kecenderungan untuk melakukan

agresi (Berkowitz, 1995).

C.Dinamika Kebutuhan Kelima Subjek (GDS, ANM, PWJ, RI, dan OHP)

Dokumen terkait