• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV VESKRIPSI, ANALISIS VATA, VAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

2. Deskripsi Tindakan Siklus I

Tindakan pembelajaran siklus I merupakan awal yang sangat penting karena analisis hasil pembelajaran ini akan dijadikan sebagai refleksi bagi peneliti untuk tindakan selanjutnya. Proses pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus 1 peneliti menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya peneliti menyusun indikator kemudian membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Peneliti juga menyiapkan bahan ajar (LKS) yang didesain sesuai dengan prosedur penggunaan metode SQ3R, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, jurnal harian siswa, angket, soal tes akhir siklus 1, dan alat dokumentasi.

Bersama guru kolaborator peneliti mendiskusikan RPP yang akan dilaksanakan, dan mendiskusikan cara penilaian pada lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa di dalam kelas

b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Tahap pelaksanaan tindakan bersamaan dengan tahap observasi. Observasi dilakukan oleh guru kolaborator, sedangkan peneliti melaksanakan RPP yang telah direncanakan dalam pembelajaran. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan, yaitu empat kali pertemuan untuk pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk tes formatif akhir siklus I. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode SQ3R.

1) Pertemuan Pertama/Senin, 16 Februari 2015. 12.30 – 13.50.

Kegiatan pembelajaran matematika dikelas VII F pada pertemuan pertama berlangsung selama 2 x 40 menit (dua jam pelajaran). Karena waktu pelajaran matematika di kelas VII-F adalah setelah sholat Zuhur banyak siswa yang masih ada diluar kelas dan masih belum memakai sepatu sehingga peneliti harus menunggu siswa siap menerima pelajaran. Sebelum proses pembelajaran dimulai peneliti dan siswa berdo’a bersama, kemudian peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan peneliti menggantikan guru matematika untuk beberapa pertemuan ke depan (8 pertemuan pembelajaran dan 2 pertemuan untuk tes akhir siklus). Peneliti mengabsen seluruh siswa dan menyiapkan siswa untuk memulai pembelajaran. Pada pertemuan pertama ini terdapat dua siswa yang tidak masuk.

Hal yang peneliti lakukan selanjutnya adalah menjelaskan mengenai metode SQ3R yang diterapkan pada LKS. Peneliti menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam mengisi LKS sesuai dengan langkah-langkah SQ3R.

Materi yang dipelajari pada pertemuan pertama adalah sifat-sifat persegi dan persegi panjang. Sebelum masuk pada materi yang akan dipelajari, peneliti mengajak siswa mengingat tentang materi garis dan sudut yang telah dipelajari di semester ganjil untuk memudahkan siswa dalam menentukan sisi-sisi yang sejajar dan menentukan sudut yang belum diketahui pada bangun persegi dan persegi panjang.

Setelah menggali pengetahuan prasyarat siswa mengenai garis dan sudut peneliti membagi siswa menjadi 18 kelompok yang masing-masing terdiri dari 2 orang siswa untuk satu kelompok. Hal ini dimaksudkan agar metode SQ3R lebih efektif dengan cara berpasangan. Terdapat beberapa siswa yang kurang setuju dengan pembagian kelompok ini, namun peneliti berusaha memberikan pengertian sehingga akhirnya siswa tersebut mau menerima. Kemudian peneliti membagikan LKS kepada seluruh siswa untuk dikerjakan secara berkelompok.

Siswa secara berkelompok diarahkan untuk membaca dan mendiskusikan teks 1 pada LKS 1 dengan teman sekelompoknya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengeksplorasi pengetahuan dan keingintahuan siswa serta untuk mengarahkan siswa agar mengetahui hal apa saja yang harus dituangkan dalam bentuk pertanyaan. Pada tahap ini hampir seluruh siswa serius membaca teks yang ada di LKS 1 walaupun ada beberapa siswa yang hanya melamun.

Kegiatan selanjutnya adalah membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi sifat-sifat persegi dan persegi panjang yang ada pada teks. Pada tahap ini, peneliti memberikan beberapa contoh pertanyaan yang berkaitan dengan teks sehingga siswa dapat mengerti maksud dari tahap question ini. Banyak siswa yang masih kesulitan dalam membuat pertanyaan, hanya sedikit siswa yang mengerti dan lancar dalam membuat pertanyaan. Salah satu siswa dari kelompok 5 bertanya: “Ibu, kita harus buat berapa pertanyaan bu?”, peneliti menjawab: “buat pertanyaan sebanyak yang kalian bisa”. Siswa dari kelompok 11 mengatakan: “Ibu, ini susah bu. Saya bingung mau bikin pertanyaan apa”. Peneliti menjawab: “kamu bisa berdiskusi dengan teman kelompok kamu agar lebih mudah dalam membuat pertanyaan berdasarkan teks tersebut”, setelah peneliti memberi contoh tambahan kepada siswa tersebut akhirnya siswa mulai

paham dan melanjutkan membuat pertanyaan. Berikut adalah contoh pertanyaan yang dibuat siswa yang telah mengerti t

Setelah siswa membuat pertanyaan dari teks yang telah me peneliti meminta siswa menjawab pertanyaan

dengan membaca ulang teks untuk menemukan jawabannya. Kemudian para siswa diminta untuk membuat catatan sederhana dari apa yang mereka pahami dari teks dan pertanyaan

catatan sederhana, siswa banyak mengalami kesulitan karena mereka belum terbiasa dengan tahapan SQ3R sehingga peneliti membantu siswa dengan memberikan contoh: “

persegi pada kolom catatan sederhana mereka. siswa

Peneliti meminta perwakilan dari beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Awalnya siswa tidak ada yang berani maju untuk presentasi karena malu dan

ini terlihat dari sikap siswa yang saling menunjuk teman

namun akhirnya ada beberapa siswa yang bersedia maju presentasi. Siswa paham dan melanjutkan membuat pertanyaan. Berikut adalah contoh pertanyaan

yang telah mengerti tahap question :

Gambar 4.1

Pertanyaan Siswa Pada Tahap Question

Setelah siswa membuat pertanyaan dari teks yang telah me

peneliti meminta siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dengan membaca ulang teks untuk menemukan jawabannya. Kemudian para siswa diminta untuk membuat catatan sederhana dari apa yang mereka pahami dari teks dan pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka buat.

catatan sederhana, siswa banyak mengalami kesulitan karena mereka belum terbiasa dengan tahapan SQ3R sehingga peneliti membantu siswa dengan

an contoh: “persegi adalah....”, kemudian siswa mulai mendefinisi persegi pada kolom catatan sederhana mereka. Berikut hasil catatan sederhana

Gambar 4.2

Catatan Sederhana Siswa Tahap Recite

Peneliti meminta perwakilan dari beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Awalnya siswa tidak ada yang berani maju ntuk presentasi karena malu dan takut mempresentasikan hasil diskusinya. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang saling menunjuk teman-temannya untuk maju, namun akhirnya ada beberapa siswa yang bersedia maju presentasi. Siswa paham dan melanjutkan membuat pertanyaan. Berikut adalah contoh pertanyaan

Question

Setelah siswa membuat pertanyaan dari teks yang telah mereka baca, pertanyaan yang telah dibuat dengan membaca ulang teks untuk menemukan jawabannya. Kemudian para siswa diminta untuk membuat catatan sederhana dari apa yang mereka pahami yaan yang telah mereka buat. Saat membuat catatan sederhana, siswa banyak mengalami kesulitan karena mereka belum terbiasa dengan tahapan SQ3R sehingga peneliti membantu siswa dengan ....”, kemudian siswa mulai mendefinisikan Berikut hasil catatan sederhana

Peneliti meminta perwakilan dari beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Awalnya siswa tidak ada yang berani maju takut mempresentasikan hasil diskusinya. Hal temannya untuk maju, namun akhirnya ada beberapa siswa yang bersedia maju presentasi. Siswa

membacakan hasil diskusi kelompoknya kemudian setelah selesai mempersilahkan kelompok lain untuk bertanya.

kurang kondusif, siswa tidak ada yang menanggapi atau bertanya sehingga pada pertemuan ini presentasi kelompok hanya sekedar mempresentasikan hasil diskusi namun tidak adany

Setelah presentasi berakhir, siswa diminta untuk memperbaiki atau menambahkan catatan sederhana berdasarkan hasil diskusi.

Perwakilan Kelompok Mempresentasikan Hasil Jawaban dan Catatan

Selanjutnya siswa secara kelompok berlatih mengerjakan soal ada pada LKS 1 untuk mengetahui

sifat-sifat persegi dan persegi panjang. Suasana kelas menjadi gaduh, beberapa siswa mulai mengobrol, ada juga yang mondar

kelompok yang lain. Jam pelajaran sudah habis sebelum siwa dapat menyelesaikan

soal-dengan memberikan tugas untuk menyelesaikan soal

membuat rangkuman hasil belajar hari ini dan membuat penjelasan mengenai sifat-sifat persegi dan persegi panjang

memberitahukan materi untuk pertemuan selanjutnya.

membacakan hasil diskusi kelompoknya kemudian setelah selesai

mempersilahkan kelompok lain untuk bertanya. Suasana diskusi kelas masih kurang kondusif, siswa tidak ada yang menanggapi atau bertanya sehingga pada pertemuan ini presentasi kelompok hanya sekedar mempresentasikan hasil diskusi namun tidak adanya interaksi antar kelompok pada tahap

Setelah presentasi berakhir, siswa diminta untuk memperbaiki atau menambahkan catatan sederhana berdasarkan hasil diskusi.

Gambar 4.3

Perwakilan Kelompok Mempresentasikan Hasil Jawaban dan Catatan Sederhana

Selanjutnya siswa secara kelompok berlatih mengerjakan soal

ada pada LKS 1 untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi sifat persegi dan persegi panjang. Suasana kelas menjadi gaduh, beberapa siswa mulai mengobrol, ada juga yang mondar-mandir melihat jawaban kelompok yang lain. Jam pelajaran sudah habis sebelum siwa dapat -soal latihan. Peneliti mengakhiri pertemuan pembelajaran dengan memberikan tugas untuk menyelesaikan soal-soal latihan tersebut, membuat rangkuman hasil belajar hari ini dan membuat penjelasan mengenai sifat persegi dan persegi panjang menggunakan kertas origami, dan peneliti memberitahukan materi untuk pertemuan selanjutnya.

membacakan hasil diskusi kelompoknya kemudian setelah selesai peneliti Suasana diskusi kelas masih kurang kondusif, siswa tidak ada yang menanggapi atau bertanya sehingga pada pertemuan ini presentasi kelompok hanya sekedar mempresentasikan hasil a interaksi antar kelompok pada tahap recite ini. Setelah presentasi berakhir, siswa diminta untuk memperbaiki atau

Perwakilan Kelompok Mempresentasikan Hasil Jawaban dan Catatan

Selanjutnya siswa secara kelompok berlatih mengerjakan soal-soal yang tingkat pemahaman siswa terhadap materi sifat persegi dan persegi panjang. Suasana kelas menjadi gaduh, beberapa mandir melihat jawaban kelompok yang lain. Jam pelajaran sudah habis sebelum siwa dapat soal latihan. Peneliti mengakhiri pertemuan pembelajaran soal latihan tersebut, membuat rangkuman hasil belajar hari ini dan membuat penjelasan mengenai menggunakan kertas origami, dan peneliti

Pada pertemuan pertama berdasarkan hasil diskusi dengan observer masih terdapat beberapa kendala. Diantaranya yaitu kemampuan peneliti dalam manajemen kelas masih kurang. Hal ini disebabkan peneliti belum mengenal karakter siswa dan kurangnya kedekatan peneliti dengan siswa. Akhirnya suasana kelas masih sulit dikendalikan, siswa masih enggan untuk bertanya sehingga ketika mengerjakan soal siswa masih bergantung kepada jawaban temannya yang lebih pintar. Selain itu masih banyaknya siswa yang bingung dengan penerapan metode SQ3R sehingga banyak waktu yang digunakan untuk memberikan penjelasan kepada siswa. Skor observasi aktivitas belajar matematika siswa pada pertemuan pertama disajikan pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pertemuan Ke-1

No Aspek Yang Dinilai Skor

1. Antusiasme siswa dalam proses belajar 61,11 2. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS 64,81 3. Keaktifan siswa dalam bertanya 62,04 4. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok 62,04 5. Keberanian siswa presentasi di depan kelas 61,11 6. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS 58,33 7. Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis 64,81 8. Membuat rangkuman hasil belajar 60,19 9. Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas

origami untuk menjelaskan materi segiempat) 66,67 Rata-rata 62,35

Dari hasil observasi pada pertemuan pertama setiap indikator aktivitas belajar matematika belum menunjukkan skor yang diharapkan yaitu sebesar 75, begitu pula dengan rata-rata keseluruhan masih dibawah kriteria keberhasilan. Hasil respon positif siswa yang didapat melalui jurnal harian pada pertemuan pertama juga belum mencapai indikator keberhasilan, yaitu masih sebesar 55,56%. Berdasarkan kendala yang dihadapi, peneliti mendapat arahan dan bimbingan dari guru atau observer untuk pertemuan berikutnya agar dapat meminimalisir kendala-kendala tersebut.

2) Pertemuan Kedua/Senin, 23 Februari 2015. 12.30 – 13.50

Proses pembelajaran pada pertemuan ini berlangsung selama 2 x 40 menit, pembelajaran dimulai dengan berdoa serta mengkondisikan kelas agar kegiatan belajar berlangsung kondusif dan mengabsen siswa. Satu orang siswa tidak masuk dan ada dua siswa yang telat masuk kelas.

Sebelum memulai pelajaran peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan tugas mengenai sifat-sifat persegi dan persegi panjang menggunakan kertas origami dan rangkuman hasil belajar pada pertemuan sebelumnya. Terdapat 3 orang siswa yang tidak mengumpulkan tugas, 2 orang siswa karena tidak masuk pada pertemuan sebelumnya dan 1 orang siswa karena lupa membawa tugasnya. Sebagian besar siswa yang mengumpulkan tugas masih terdapat kekeliruan pada penjelasannya.

Pada pertemuan ini materi yang diajarkan yaitu menghitung keliling dan luas persegi dan persegi panjang. Sebelumnya peneliti mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya dengan membahas beberapa soal latihan LKS 1. Peneliti meminta kesediaan siswa untuk menuliskan jawaban mereka di papan tulis namun siswa masih menunjukkan sikap tidak berani, seperti yang dikatakan salah satu siswa laki-laki: “gamau bu, saya belum ngerti takut salah”, kemudian setelah diberitahu bahwa peneliti akan membantu jika kesulitan akhirnya siswa bersedia maju menulis jawaban di papan tulis. Hal ini membuktikan bahwa aktivitas mental siswa masih rendah.

Selanjutnya peneliti memberikan LKS 2 kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan secara berkelompok dengan kelompok yang sama. Siswa diminta untuk membaca teks pada LKS 2 yang memuat ilustrasi dari kehidupan sehari-hari. Saat kegiatan survey berlangsung peneliti berkeliling untuk melihat keseriusan siswa saat membaca teks pada LKS, meskipun sebagian siswa tampak serius saat membaca teks ada beberapa siswa yang terlihat mengobrol dan ada yang tidur.

Kegiatan selanjutnya adalah siswa membuat pertanyaan. Karena pertemuan sebelumnya terdapat dua siswa yang tidak hadir, maka siswa tersebut masih kesulitan dalam membuat pertanyaan. Peneliti menyarankan teman

kelompoknya untuk membantu menjelaskan sehingga temannya itu bisa mengerti. Setelah waktu membuat pertanyaan habis siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat. Kegiatan diskusi ini membuat suasana kelas menjadi cukup ramai karena ada beberapa siswa yang mengobrol dan bertanya tentang pertanyaan yang dibuat kelompok lain sehingga peneliti berusaha untuk menenangkan kelas. Setelah menjawab pertanyaan kemudian dilanjutkan dengan membuat catatan sederhana yang masih terlihat sulit oleh beberapa siswa, selanjutnya perwakilan beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas. Siswa masih belum berani untuk maju presentasi ke depan kelas sehingga peneliti menyebutkan nama siswa secara acak untuk maju presentasi di depan kelas. Peneliti mempersilahkan siswa untuk bertanya, berkomentar atau menanggapi hasil presentasi temannya. Siswa dari kelompok 8 memiliki pendapat berbeda mengenai keliling dari persegi panjang, siswa bertanya: “bu, keliling persegi panjang bukannya sama kaya persegi ya bu? Rumusnya 4 kali sisi?”, peneliti menjawab: “ada yang sependapat bahwa rumus keliling persegi panjang 4 kali sisi?”, siswa menjawab: “tidak bu”. Kemudian peneliti bertanya lagi: “lalu ada yang bisa memberi penjelasan mengenai rumus keliling persegi panjang?”, salah satu siswa kelompok 6 menanggapi: “rumus keliling persegi panjang 2 x (p + l)”, lalu peneliti memberikan penjelasan: “iya betul,jika kalian bingung mengenai rumus keliling, kalian dapat menggunakan cara menjumlahkan semua sisi-sisinya”. Setelah peneliti memberikan penjelasan dan presentasi berakhir, siswa kemudian memperbaiki atau menambahkan catatan sederhana kelompok mereka.

Kegiatan terakhir adalah mengerjakan soal-soal latihan pada LKS 2. Pada saat diskusi mengerjakan soal latihan berlangsung peneliti berkeliling ke setiap kelompok untuk memantau dan memberikan bantuan kepada kelompok yang merasa kesulitan. Siswa di kelompok 5 bertanya: “bu, gimana caranya kita tau nomor 2 jawabannya menggunakan rumus luas atau keliling?”, peneliti menjawab: “coba kamu baca dan perhatikan soalnya lagi, didalam soal terdapat kata kunci untuk mengetahui rumus luas atau keliling yang akan digunakan untuk menjawab”, siswa kemudian membaca ulang soal dan bertanya lagi:

“didalam soal ada kata di sekeliling halaman, berarti pakai rumus keliling ya bu?”, peneliti menjawab: “iya”. Keterlibatan siswa saat mengerjakan soal latihan sudah mulai terdapat sedikit kemajuan, namun masih banyak juga siswa yang mondar-mandir untuk bertanya kepada temannya atau yang ingin mengganggu siswa yang lain sehingga suasana kelas cukup ramai.

Setelah siswa selesai mengerjakan soal latihan LKS 2 peneliti meminta beberapa siswa untuk menuliskan jawaban di papan tulis, tetapi siswa yang berani hanya siswa yang duduk di depan sedangkan siswa yang duduk di bagian belakang tidak berani maju dengan alasan masih belum mengerti dan takut salah. Karena waktu pembelajaran sudah hampir selesai, peneliti tidak membahas seluruh soal. Sebelum mengakhiri pembelajaran peneliti meminta siswa untuk mengisi jurnal harian dan memberikan tugas membuat rangkuman hasil belajar serta penjelasan mengenai rumus luas dan keliling persegi dan persegi panjang menggunakan kertas origami. Pembelajaran diakhiri dengan mengucapkan Alhamdulillah.

Skor observasi aktivitas belajar matematika siswa pada pertemuan kedua dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pertemuan ke-2

No Aspek Yang Dinilai Skor

1. Antusiasme siswa dalam proses belajar 68,52 2. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS 71,3 3. Keaktifan siswa dalam bertanya 62,96 4. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok 62,96 5. Keberanian siswa presentasi di depan kelas 62,04 6. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS 60,19 7. Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis 63,89 8. Membuat rangkuman hasil belajar 67,59 9. Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas

origami untuk menjelaskan materi segiempat) 70,37 Rata-rata 65,54

Dari hasil observasi pada pertemuan kedua setiap indikator aktivitas belajar matematika belum menunjukkan hasil peningkatan meskipun belum

mencapai kriteria keberhasilan yang diharapkan yaitu skor sebesar ≥75, kecuali untuk indikator keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis mengalami penurunan dari pertemuan sebelumnya, begitu pula dengan rata-rata keseluruhan masih dibawah kriteria keberhasilan. Sedangkan respon positif siswa pada pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 61,11%.

3) Pertemuan Ketiga/Kamis, 26 Februari 2015. 07.30 – 08.50

Pada pertemuan ketiga saat bel masuk kelas berbunyi seluruh siswa sudah berada di dalam kelas, hal ini karena pada hari kamis pelajaran matematika ada di jam pertama. Peneliti memulai kegiatan pembelajaran dengan meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Ada satu orang siswa yang tidak hadir pada pembelajaran kali ini dan berlangsung selama 2x40 menit.

Materi yang dipelajari pada pertemuan ini adalah sifat-sifat jajargenjang, namun sebelumnya peneliti mengingatkan kembali mengenai luas dan keliling persegi dan persegi panjang dengan cara tanya jawab. Kegiatan belajar dilanjutkan dengan peneliti membagikan LKS 3 kepada siswa dan meminta siswa untuk membaca teks yang ada pada LKS. Siswa terlihat serius dan fokus jika dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. Pada kegiatan membuat pertanyaan dan berdiskusi mencari jawaban siswa sudah mulai terbiasa sehingga tidak terjadi kesulitan.

Peneliti meminta siswa untuk mempresentasikan jawaban dan catatan sederhana hasil diskusi. Beberapa siswa sudah mulai berani untuk presentasi di depan kelas, setelah selesai presentasi dimulai sesi tanya jawab jika ada perbedaan pendapat atau tanggapan dari kelompok lain. Salah satu pertanyaan siswa yaitu: “bu, jajargenjang punya simetri lipat ga?”, kemudian peneliti bertanya apakah ada diantara siswa yang dapat menjawab pertanyaan temannya lalu siswa dari kelompok lain menjawab: “jajargenjang tidak punya simetri lipat bu, walaupun ada diagonal tapi misalnya dilipat berdasarkan diagonalnya sisi-sisinya ga bisa sama ukurannya”. Peneliti mengapresiasi jawaban siswa tersebut kemudian menjelaskan secara singkat mengenai sifat-sifat jajargenjang diskusi diakhiri dengan siswa merapihkan catatan sederhana kelompok mereka.

Kegiatan belajar dilanjutkan dengan mengerjakan soal latihan yang ada di LKS 3 untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dibahas. Ternyata siswa masih kesulitan untuk menentukan besar sudut jajargenjang jika dimisalkan dengan variabel seperti 2x + 10ᵒ . Pertanyaan siswa hampir sama yaitu “bu, ini gimana cara cari nilai x nya bu?” kemudian peneliti memberikan contoh yang mirip dengan soal pada LKS sehingga siswa dapat mengerti cara menyelesaikannya. Kegiatan belajar diakhiri dengan meminta siswa mengisi jurnal harian dan memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.

Pada pertemuan ini antusias siswa saat pembelajaran berlangsung menunjukkan peningkatan, siswa terlihat semangat terutama ketika mengerjakan soal latihan, namun peneliti masih belum bisa mengontrol suasana kelas agar tidak gaduh selama proses belajar berlangsung. Skor observasi siswa pada pertemuan ketiga dapat dilhat pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pertemuan ke-3

No Aspek Yang Dinilai Skor

1. Antusiasme siswa dalam proses belajar 74,07 2. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS 75,93 3. Keaktifan siswa dalam bertanya 66,67 4. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok 67,59 5. Keberanian siswa presentasi di depan kelas 60,19 6. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS 62,04 7. Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis 65,74 8. Membuat rangkuman hasil belajar 70,37 9. Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas

origami untuk menjelaskan materi segiempat) 73,15 Rata-rata 68,42

Terdapat indikator yang memenuhi kriteria keberhasilan, yaitu keseriusan siswa dalam membaca teks LKS. Hal ini didukung oleh jam belajar siswa yang berada pada pagi hari sehingga siswa berada dalam kondisi fokus dan belum mengantuk. Namun untuk indikator lainnya serta nilai rata-rata keseluruhan masih dibawah kriteria keberhasilan. Respon positif siswa pada pertemuan ini

tidak mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya, namun respon negatif siswa mengalami penurunan dari 8,33 % pada pertemuan kedua menjadi 5,56%. 4) Pertemuan Keempat/Senin, 2 Maret 2015. 12.30 – 13.50

Pada pertemuan ini peneliti memulai pembelajaran dengan berdoa lalu mengkondisikan kelas agar tercipta suasana belajar yang kondusif, mengabsen

Dokumen terkait