• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode SQ3R ( Survey , Question , Read , Recite , Review )

BAB II KAJIAN TEORI, PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI

A. Kajian Teori

2. Metode SQ3R ( Survey , Question , Read , Recite , Review )

Ada beberapa metode membaca yang telah dikembangkan dan diterapkan dalam penelitian, salah satunya adalah metode SQ3R. Metode SQ3R adalah metode membaca untuk memahami isi bacaan yang menggunakan langkah-langkah secara sistematis dalam pelaksanaannya.21 Telah banyak terbukti bahwa dengan metode SQ3R dapat meningkatkan memahami bacaan bahan ajar/materi, soal-soal cerita, dan lain-lain.

Metode SQ3R dikembangkan oleh Francis P. Robinson pada tahun 1946 di Universitas Ohio Amerika Serikat. Metode SQ3R dapat digunakan dalam pembelajaran untuk memahami materi, seperti di perguruan tinggi ataupun sekolah-sekolah sehingga metode ini sangat efektif digunakan untuk mengerjakan tugas bagi para siswa atau mahasiswa.22 Dahulu metode SQ3R digunakan sebagai sistem belajar untuk mahasiswa di perguruan tinggi tetapi metode ini juga cocok untuk alat belajar siswa, karena metode ini mudah diadaptasikan untuk teks cerita nyata yang lebih sederhana. 23

21 H. Dalman, Keterampilan Membaca, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h. 189.

22Ibid.

23 Pamela J. Faris. Teaching Reading: A Balanced Approach For Today’s Classrooms, (New York: MC Graw Hill, 2004), h.356.

Metode ini dirancang untuk membantu siswa memahami materi yang menggunakan beberapa tahap untuk membimbing siswa selama membaca dan belajar. Langkah-langkah metode SQ3R disusun secara sistematis dan bertahap sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi.

Pada proses belajar, terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan memahami definisi, cerita, atau bacaan lainnya. Karena terkadang ketika sedang membaca siswa tidak sepenuhnya konsentrasi, walaupun mata melihat baris demi baris tetapi pikirannya tidak berada ditempat. Jadi tidak jarang untuk memahami suatu bacaan siswa membaca lebih dari satu kali.

Metode SQ3R dikenal untuk mempelajari suatu bacaan pada mata pelajaran yang banyak mengandung bacaan, seperti mata pelajaran geografi, sejarah, bahasa inggris. Padahal setelah dilakukan beberapa penelitian, metode SQ3R juga dapat diterapkan pada pelajaran eksakta seperti fisika, matematika, kimia, dan biologi. Penerapan pada pelajaran eksakta sama halnya dengan pelajaran non eksakta. Seperti yang dikatakan oleh Sagala (2009) metode SQ3R dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja.24

Metode SQ3R dalam pembelajaran matematika dapat digunakan untuk membaca materi dan soal matematika. Suatu hal yang harus diperhatikan untuk memiliki keterampilan membaca matematika dengan baik, yaitu siswa harus memahami hakikat matematika seperti simbol-simbol matematika dan istilah-istilah matematika. Begitu pula saat menemukan tabel, bagan, diagram-diagram atau contoh-contoh siswa harus secara utuh menangkap maksudnya. Menurut Utari Sumarmo, keterampilan dalam membaca matematika dapat diolongkan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Keterampilan membaca matematika yang tingkat rendah (low order mathematical doing). Contohnya: membaca teks yang memuat operasi sederhana, menerapkan rumus matematika secara langsung, mengikuti prosedur algoritma yang baku.

b. Keterampilan membaca matematika yang tingkat tinggi (high order mathematical doing). Contohnya: membaca matematika yang memuat

kemampuan memahami ide matematik secara mendalam, mengamati data dan menggali teks yang tersirat, menyusun konjektur, analogi dan generalisasi, menalar secara logik, menyelesaikan masalah, berkomunikasi secara matematik dan mengkait ide matematik dengan kegiatan intelektual lainnya tergolong pada cara berpikir tingkat tinggi. 25

Pada penerapan metode SQ3R siswa tidak sekedar menghafal dan mengulang tanpa pemahaman makna, tetapi juga dapat melibatkan siswa pada proses berpikir dan mencari pemahaman makna dari informasi yang sedang dipelajari. Untuk memperoleh pemahaman dari informasi yang dipelajari, siswa harus terampil membaca materi yang disajikan guru. Adapun langkah-langkah metode SQ3R terdiri dari tahapan survey, question, read, recite, dan review.26 a) Survey

Survey ialah langkah membaca untuk mendapatkan gambaran keseluruhan yang terkandung di dalam bahan yang dibaca. Menurut Soedarso (2005), survey

atau prabaca adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum membacanya secara lengkap, dilakukan untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca. Prabaca dilakukan hanya beberapa menit.27 Pada tahap survey, siswa disarankan menyiapkan pensil, kertas, dan alat penanda (seperti stabilo dan sebagainya) untuk menandai atau mengarisbawahi bagian-bagian tertentu seperti judul, sub judul, kata yang bercetak miring, kata yang di bold atau kata-kata yang dianggap penting. Bagian-bagian penting dan akan dijadikan bahan pertanyaan, perlu ditandai untuk memudahkan proses penyusunan daftar pertanyaan pada tahap question.

Proses menandai ide-ide kunci dari teks akan membantu siswa lebih banyak belajar dari teks karena beberapa alasan. Pertama, menggarisbawahi membantu menemukan ide-ide kunci dari konsep matematika dalam teks. Oleh karena itu, pengulangan dan penghafalan lebih cepat dan lebih efisien. Kedua,

25 Utari Sumarmo, “Pembelajaran Keterampilan Membaca Matematika Pada Siswa

Sekolah Menengah”, (FMIPA UPI, Desember 2006), h. 2.

26 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 244.

proses pemilihan apa yang digarisbawahi membantu dalam menghubungkan informasi baru dengan pengetahuanyang telah ada. Selain membuat tanda dengan menggarisbawahi, siswa juga diarahkan untuk membuat catatan pinggir dan catatan lain yang dapat melengkapi garis bawah. Hal ini, bisa untuk menandai kata-kata yang tidak dimengerti atau kalimat yang sulit dimengerti.28

b) Question

Question adalah aktivitas siswa untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan teks. Bersamaan pada saat survey, ajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang isi bacaan itu, dengan mengubah judul dan subjudul serta sub dari subjudul menjadi suatu pertanyaan. Gunakan kata-kata siapa, apa, kapan, di mana, atau mengapa.

Jumlah pertanyaan yang dibuat tergantung panjang pendeknya teks dan kemampuan siswa dalam mempelajari teks yang sedang dipelajari. Jika teks yang sedang dipelajari siswa berisi hal-hal yang sebelumnya telah diketahui siswa, maka siswa hanya perlu membuat sedikit pertanyaan. Sebaliknya, jika siswa belum mengetahui atau latar belakang siswa tidak berhubungan dengan isi teks, maka ia perlu membuat pertanyaan sebanyak-banyaknya.29

Aktvitas membuat daftar pertanyaan berdasarkan teks yang telah dibaca cukuplah efektif dan membantu proses belajar melalui kegiatan membaca. Trianto mengatakan bahwa apabila seseorang membaca untuk menjawab sejumlah pertanyaan, maka akan membuat dia membaca lebih hati-hati dan seksama. Selain itu, aktivitas membuat pertanyaan ini juga akan membantu mengingat apa yang dibaca dengan baik.30

c) Read

Read adalah aktivitas membaca teks secara aktif. Ketika siswa membaca, mereka harus mencari jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka formulasikan saat mempreview teks itu sebelumnya. Dalam hal ini,

28 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011), h. 146.

29 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 128.

membaca secara aktif juga berarti membaca yang difokuskan pada paragraf-paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban-jawaban yang diperkirakan relevan dengan pertanyaan tadi.31

d) Recite

Recite adalah tahap dimana siswa menuliskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun. Siswa harus merubah informasi yang telah dibaca dengan menggunakan kata-kata sendiri dan pada tahap ini siswa mulai membuat catatan singkat atau sederhana. Usahakan siswa membuat catatan singkat atau sederhana berdasarkan apa yang telah digarisbawahi maupun serta jawaban dari pertanyaan yang telah mereka buat. Guru bertugas mengarahkan siswa menuangkan inti sari dari ide atau pemahaman yang dimiliki siswa ke dalam catatan sederhana yang dibuat. Setelah itu, para siswa dipersilahkan mempresentasikan catatan sederhana mereka di depan kelas.

e) Review

Review adalah aktivitas siswa untuk meninjau ulang seluruh pertanyaan dan jawaban secara singkat. Setelah selesai membaca, siswa seharusnya mereview teks itu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan selanjutnya dengan mengingat kembali pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka jawab sebelumnya. Aktivitas

review digunakan untuk memastikan siswa menangkap informasi dan memahami ide pokok dan bahan bacaan yang diberikan.

Metode SQ3R dapat mendorong siswa untuk lebih memahami materi pada teks yang sedang mereka pelajari dan lebih terarah pada intisari dari isi dalam teks tersebut. Selain itu, tahapan-tahapan yang sistematis dari SQ3R membuat siswa untuk aktif dalam proses berpikir. Jadi, setiap informasi yang dipelajari diharapkan dapat tersimpan dengan baik dalam sistem memori jangka panjang siswa.

Ada beberapa keuntungan menerapkan metode SQ3R dalam proses pembelajaran, yaitu:

31 Muhibbin Syah, op. cit., h. 129.

a. Pendekatan tugas melalui membaca teks dapat membuat siswa lebih percaya diri.

b. Membantu konsentrasi siswa.

c. Metode ini bisa membantu siswa untuk memfokuskan bagian-bagian yang tersulit dalam membaca,bila sebuah pertanyaan tidak dapat dijawab atau tidak dimengerti, siswa bisa mengidentifikasi kesulitannya dan mendapatkan jawabannya.

d. Melatih memberikan jawaban dalam pertanyaan tentang materi. e. Membantu mempersiapkan catatan dalam bentuk tanya jawab.

Penggunaan metode SQ3R tidak hanya terbatas pada kegiatan belajar individual saja, tetapi metode ini bisa juga diterapkan pada pembelajaran kelompok. Penerapan SQ3R pada pembelajaran kelompok akan lebih membantu siswa dalam belajar. Hal ini dikarenakan dengan adanya pembentukan kelompok belajar akan terjadi diskusi antar anggota kelompok. Selain diskusi, keuntungan lain yaitu siswa yang lebih pandai dan lebih paham dalam kelompok akan menjadi tutor bagi anggota kelompok lain yang kurang pandai atau kurang paham.

Metode pembelajaran SQ3R didukung oleh teori belajar Ausubel yang terkenenal dengan belajar bermakna dan pentingnya pengulangan sebelum belajar dimulai (Suherman, 2003). Ausubel memfokuskan kepada metode pembelajaran verbal dalam berbicara, membaca dan menulis. Ausubel juga berpendapat bahwa pembelajaran berdasarkan hafalan tidak banyak membantu siswa di dalam memperoleh pengetahuan, pembelajaran oleh guru harus sedemikian rupa sehingga membangun pemahaman dalam struktur kognitifnya, pembelajaran haruslah bermakna (meaningful learning) bagi siswa untuk menyelesaikan problem-problem kehidupannya.32 Pada pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R, belajar bermakna terwujud dari tahapan-tahapan pada metode SQ3R yaitu survey, question, read, recite dan review.

32 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 100.

Dokumen terkait