• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

Tabel 5 Proyeksi Penduduk Kabupaten Magelang Sumber : Kabupaten Magelang Dalam Angka 2020

Deskripsi Wilayah

Tabel 5 tersebut memperlihatkan proyeksi penduduk balita baik laki-laki dan perempuan hingga tahun 2020 sejumlah 94.791 anak. Anak usia sekolah 5 hingga 9 tahun sejumlah100.143 anak, usia 10 hingga 14 tahun sejumlah 102.598 anak. Anak usia sekolah 15 hingga 19 tahun sejumlah 100.147 anak. Usia 20 hingga 24 tahun ada sejumlah 93.946 orang. Usia tersebut memperlihatkan usia wajib sekolah bagi anak, dan juga merupakan sasaran program keluarga harapan (PKH) yang mewajibkan kepada peserta PKH agar anak sekolah sesuai dengan jenjangnya. Apabila terdapat anak peserta PKH tidak sekolah maka bantuan sosial tersebut bisa ditunda pencairannya.

Jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Magelang ada 641.913 orang, mereka adalah merupakan sasaran program keluarga harapan, dimana pada program tersebut sebagai penerima program haruslah seorang wanita yang ada dalam rumah tangga tersebut, sehingga kartu peserta yang disebut dengan kartu keluarga sejahtera (KKS) haruslah seorang wanita dewasa di rumah tangga tersebut.

Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Magelang 3.2.

Jumlah penduduk Miskin di Kabupaten Magelang ada sejumlah 137.400 jiwa atau sebesar 10,67%. Penduduk miskin inilah yang menjadi sasaran program keluarga harapan PKH).

Program ini bertujuan memberi bantuan sosial bersyarat kepada keluarga miskin dan rentan yang terdaftar dalam data terpadu penanganan fakir miskin (Badan Pusat Statistik, 2020). Jumlah KPM PKH Kabupaten Magelang ada sejumlah 68.858 KPM, dengan jumlah pendamping per kecamatan ada sejumlah 8 orang, dan per kabupaten ada sejumlah 177 Orang.

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di 3.3.

Kabupaten Magelang

Penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan, atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

kebutuhan hidupnya baik jasmani, rohani, maupun sosial secara memadai dan wajar (Kepmensos RI, 2012). Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) merupakan salah satu masalah sosial yang menjadi urusan wajib bagi pemerintah daerah.

Adanya fakir miskin, gelandangan, pengemis, Wanita Rawan Sosial Ekonomi, anak terlantar, penyandang disabilitas, dan lanjut usia terlantar menunjukkan masih banyaknya kemiskinan di daerah. Hal ini merupakan pekerjaan rumah yang harus segera dicarikan solusinya guna mewujudkan kesejahteraan sosial. PMKS di Kabupaten Magelang pada tahun 2020 adalah sebagai berikut :

Tabel 6

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Magelang Tahun 2020

No Jenis PMKS Jumlah

1 Anak balita terlantar (ABT) 139

2 Anak terlantar (AT) 1.476

3 Anak berhadapan dengan hukum (ABH) 1

4 Anak dengan kedisabilitasan 1.474

5 Anak korban tindak kekerasan 4

6 Anak memerlukan perlindungan khusus 15

7 Lanjut usia terlantar 4.126

8 Penyandang disabilitas 9.697

17 Korban tindak kekerasan 6

18 Pekerja migran 15

19 Korban bencana alam 279

20 Korban bencana social 2

21 Perempuan rawan sosial ekonomi 4.594

Deskripsi Wilayah

22 Fakir miskin 114.520

23 Keluarga bermasalah sosial psikologis 62

Jumlah 136.993

Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Magelang

Dari tabel 6 tersebut dapat diketahui bahwa penyandang masalah kesejahteraan sosial terbanyak di Kabupaten Magelang adalah fakir miskin dengan jumlah 114.520 jiwa. Fakir miskin inilah yang menjadi sasaran program keluarga harapan karena PKH adalah merupakan salah satu bantuan sosial berupa uang yang diberikan kepada keluarga, kelompok atau masyarakat miskin, tidak mampu, dan/atau rentan terhadap risiko sosial.

Bantuan sosial PKH berdasarkan penetapan Kementerian Sosial selaku pemberi bantuan sosial. Bantuan dimaksud diberikan dalam bentuk tabungan yang dapat diambil kapanpun sesuai kebutuhan penerima bantuan setelah tahapan penyaluran.

Penyandang masalah kesejahteraan sosial terbanyak ke dua adalah penyandang disabilitas. Bagi keluarga penerima manfaat (KPM) PKH yang di dalam keluarganya terdapat disabilitas, maka juga akan ditambahkan pada bantuan PKH yang diterima.

Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Magelang 3.4.

Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) adalah semua hal yang berharga yang dapat digunakan untuk menjaga, menciptakan, mendukung atau memperkuat usaha kesejahteraan sosial. Potensi dan sumber kesejahteraan sosial dapat berasal atau bersifat manusiawi, sosial dan alam. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) merupakan unsur masyarakat yang memberikan dukungan riil dalam penanganan PMKS disekitarnya. Peningkatan kapasitas PSKS merupakan upaya dalam mendorong kemampuan memberikan sumbangsih dan dukungan terhadap percepatan penanganan PMKS. Melalui tabel berikut dapat diketahui PSKS yang ada di Kabupaten Magelang tahun 2020.

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

Tabel 7

Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial Kabupaten Magelang Tahun 2020

No Nama PSKS Jumlah

1. Pekerja Sosial Masyarakat 1.098

2. Pekerja Sosial Profesional 7

3. Tenaga Siaga Bencana (Tagana) 82

4. Lembaga Kesejahteraan Sosial 37

5. Karang Taruna 55

6. Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga 1

7. Keluarga Pioner 141

8. Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat 1 9. Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial 299 10. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) 20

11 Dunia Usaha 3

Jumlah 1.744

Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Magelang

Dari tabel 7 tersebut dapat diketahui bahwa potensi sumber kesejahteraan sosial terbanyak di Kabupaten Magelang adalah pekerja sosial masyarakat (PSM) dengan jumlah 1.0098 orang.

Pekerja sosial masyarakat yang selanjutnya disingkat dengan PSM adalah seseorang sebagai warga masyarakat yang mempunyai jiwa pengabdian sosial, kemauan dan kemampuan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial, serta telah mengikuti bimbingan atau pelatihan di bidang kesejahteraan sosial (Kemensos RI, 2012). Tugas pokok PSM adalah melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial di tingkat desa baik bersifat pembinaan dan pengembangan kesejahteraan sosial maupun pelayanan kesejahteraan sosial dengan mengindahkan kebijakan pemerintah di bidang kesejahteraan sosial(Kementerian Sosial RI, 2011).

Kabupaten Nganjuk 3.5.

Luas Wilayah Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur 3.5.1.

Kabupaten Nganjuk terletak antara 11105’ sampai dengan 112013’ BT dan 7020’ sampai dengan 7059’ LS. Luas Kabupaten Nganjuk adalah sekitar 122.433 km2 atau setara dengan

Deskripsi Wilayah

122.433. Luas wilayahnya 1.182,64 km2 dan dihuni oleh 1,017,030 jiwa. Secara topografi wilayah kabupaten ini terletak di dataran rendah dan pegunungan, Kabupaten Nganjuk memiliki kondisi dan struktur tanah yang cukup produktif untuk berbagai jenis tanaman, baik tanaman pangan maupun tanaman perkebunan sehingga sangat menunjang pertumbuhan ekonomi di bidang pertanian. Kondisi dan struktur tanah yang produktif ini sekaligus ditunjang adanya sungai Widas yang mengalir sepanjang 69,332 km dan mengairi daerah seluas 3.236 Ha, dan sungai Brantas yang mampu mengairi sawah seluas 12.705 Ha. Menurut Kementerian Pertanian (Kementan), Kabupaten Nganjuk menjadi salah satu daerah fokus pemerintah untuk menyerap bawang merah dan menjadi stok pemerintah tiap tahunnya. Daerah-daerah di Indonesia yang menjadi fokus penyerapan bawang merah adalah, Nganjuk, Brebes, Bima dan Solok. Sebagai sentra penghasil bawang merah terbesar di Jawa Timur dan salah satu fokus penyerapan bawang merah oleh pemerintah, bukan hal yang mengherankan bila di sebagian besar wilayah Nganjuk terutama Kecamatan Sukomoro ke Barat meliputi Kecamatan Gondang, Kecamatan Rejoso, Kecamatan Bagor, dan Kecamatan Wilangan banyak dijumpai orang menanam, memanen, menjemur, atau memperjualbelikan bawang merah. Wilayah Kabupaten Nganjuk beriklim muson tropis (Am). Kabupaten ini mempunyai dua musim, yaitu musim penghujan yang dipengaruhi oleh angin muson barat–barat laut dan musim kemarau yang dipengaruhi angin muson timur–tenggara. Periode musim kemarau di wilayah Nganjuk biasanya berlangsung pada bulan-bulan Juni– September yang ditandai dengan rata-rata curah hujan di bawah 100 mm per bulannya. Periode musim penghujan di daerah Nganjuk biasanya berlangsung pada bulan-bulan Desember–Maret dengan rata-rata curah hujan lebih dari 200 mm per bulan.

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

Jumlah Penduduk Kabupaten Nganjuk 3.5.2.

Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk di Kabupaten Nganjuk sebanyak 1.017.030 dengan kurang lebih 36% penduduk tinggal di perkotaan dan sisanya 64% tinggal di pedesaan. Jumlah penduduk miskin ada sejumlah 118.510 (BPS, 2020). Jumlah KPM PKH ada sejumlah 63.049 KPM, dengan pendamping per kecamatan ada 6 orang, dan per kabupaten ada 188 orang pendamping.

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 3.5.3.

di Kabupaten Nganjuk

Penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan, atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani, rohani, maupun sosial secara memadai dan wajar (Kepmensos RI, 2012). Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) merupakan salah satu masalah sosial yang menjadi urusan wajib bagi pemerintah daerah. Adanya fakir miskin, gelandangan, pengemis, Wanita Rawan Sosial Ekonomi, anak terlantar, penyandang disabilitas, dan lanjut usia terlantar menunjukkan masih banyaknya kemiskinan di daerah.

Hal ini merupakan pekerjaan rumah yang harus segera dicarikan solusinya guna mewujudkan kesejahteraan sosial. PMKS di Kabupaten Nganjuk pada tahun 2020 adalah sebagai berikut :

Tabel 8

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kabupaten Nganjuk Tahun 2020

No. Jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Kabupaten Nganjuk

Jumlah (Jiwa)

1 Balita terlantar 2876

2 Anak terlantar 4349

3 Anak jalanan 193

4 Anak nakal 964

Deskripsi Wilayah

5 Anak yang menjadi korban tindak Kekerasan /

diperlakukan salah 543

6 Penyandang Cacat 1223

7 Wanita Rawan Sosial Ekonomi 533

8 Wanita yang menjadi tindak Kekerasan /

diperlakukan salah 87

9 Lanjut Usia terlantar 2022

10 Lanjut usia yang nenjadi tindak kekerasan /

diperlakukan salah 10

11 Penyandang Cacat 700

12 Penyandang Cacat bekas penyakit kronis 3535

13 Tuna Susila ( WTS dan Waria ) 0

14 Pengemis 964

15 Gelandangan 165

16 Gelandangan psikotik

-17 Bekas Narapidana 180

18 Korban Penyalah Gunaan Narkotika (NAPZA) 437

19 Keluarga Fakir Miskin 63049

20 Keluarga berumah tidak layak huni 769

21 Keluarga bermasalah Psikologis 732

22 Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana -23 Komunitas adat terpensil/ Masyarakat terasing 3036

24 Korban Bencana Alam 1164

25 Korban bencana sosial/ Pengungsi 289

26 Pekerja Migran terlantar 3

27 Pengidap HIV / AIDS

-28 Keluarga Rentan 364

Jumlah 88187

Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Nganjuk

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

Dari tabel 8 tersebut dapat diketahui bahwa permasalahan kesejahteraan sosial yang terbanyak di Kabupaten Nganjuk adalah adalah keluarga fakir miskin dengan jumlah 63.049.

Mereka inilah yang menjadi sasaran program keluarga harapan (PKH). karena PKH adalah merupakan salah satu bantuan sosial berupa uang yang diberikan kepada keluarga, kelompok atau masyarakat miskin, tidak mampu, dan/atau rentan terhadap risiko sosial. Bantuan sosial PKH berdasarkan penetapan Kementerian Sosial selaku pemberi bantuan sosial.

Bantuan dimaksud diberikan dalam bentuk tabungan yang dapat diambil kapanpun sesuai kebutuhan penerima bantuan setelah tahapan penyaluran. Penyandang masalah kesejahteraan sosial terbanyak ke dua adalah penyandang disabilitas. Bagi keluarga penerima manfaat (KPM) PKH yang di dalam keluarganya terdapat disabilitas, maka juga akan ditambahkan pada bantuan PKH yang diterima.

Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Nganjuk 3.5.4.

Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) adalah semua hal yang berharga yang dapat digunakan untuk menjaga, menciptakan, mendukung atau memperkuat usaha kesejahteraan sosial. Potensi dan sumber kesejahteraan sosial dapat berasal atau bersifat manusiawi, sosial dan alam. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) merupakan unsur masyarakat yang memberikan dukungan riil dalam penanganan PMKS disekitarnya. Peningkatan kapasitas PSKS merupakan upaya dalam mendorong kemampuan memberikan sumbangsih dan dukungan terhadap percepatan penanganan PMKS. Melalui tabel berikut dapat diketahui PSKS yang ada di Kabupaten Nganjuk tahun 2020.

Deskripsi Wilayah

Tabel 9

Data Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Kabupaten Nganjuk Tahun 2020

No. Data Potensi Dan Sumber Kesejahteraan Sosial

(PSKS) Jumlah

1 PSM ( Petugas Sosial Masyarakat ) 5589

2 WPKS ( Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial ) 204

3 Organisasi Sosial 284

4 Karang Taruna 284

5 Dunia usaha yang melakukan Usaha Kesejahteraan Sosial 128 6 Wahana Kesejahteraan Sosial berbasis masyarakat

-JUMLAH 6489

Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Nganjuk

Dari tabel 9 tersebut dapat diketahui bahwa potensi sumber kesejahteraan sosial terbanyak di Kabupaten Nganjuk adalah pekerja sosial masyarakat (PSM) dengan jumlah 5589 orang.

Pekerja sosial masyarakat yang selanjutnya disingkat dengan PSM adalah seseorang sebagai warga masyarakat yang mempunyai jiwa pengabdian sosial, kemauan dan kemampuan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial, serta telah mengikuti bimbingan atau pelatihan di bidang kesejahteraan sosial (Kemensos RI, 2012). Tugas pokok PSM adalah melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial di tingkat desa baik bersifat pembinaan dan pengembangan kesejahteraan sosial maupun pelayanan kesejahteraan sosial dengan mengindahkan kebijakan pemerintah di bidang kesejahteraan sosial(Kementerian Sosial RI, 2011)

Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa Timur 3.6.

Luas Wilayah Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur 3.6.1.

Kabupaten Mojokerto merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur dengan ibu kota di Mojosari, dimana

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

luas wilayah seluruhnya adalah 969.360 Km2 atau sekitar 2,09%

dari luas Provinsi Jawa Timur, dengan rincian penggunaan/

pemanfaatan areal sebagai berikut:

Pemukiman seluas 132,440 Km2; Pertanian seluas 371,010 Km2; Hutan seluas 289,480 Km2; Perkebunan seluas 170,000 Km2; Rawa-rawa/waduk seluas 0,490 Km2; Lahan kritis seluas 0,200 Km2; Padang rumput seluas 1,590 Km2; Semak-semak/

alang-alang : 0,720 Km2.

Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Mojokerto ini dari tahun ke tahun mengalami peralihan fungsi, misalnya lahan pertanian yang berubah fungsi menjadi lahan pemukiman, pekarangan, bangunan dan lahan industri serta sebagian lagi dialihkan menjadi jalan.

Secara administratif Kabupaten Mojokerto masuk Wilayah Kerja Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Bojonegoro, sedangkan secara spatial Tata Ruang Jawa Timur adalah masuk dalam kawasan pengembangan

“Gerbang Kertosusila”. Kabupaten Mojokerto terdiri atas 18 Kecamatan, 299 Desa dan 5 Kelurahan.

Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto sebagai lokasi penelitian, pernah menjadi pusat kerajaan Mojopahit. Di kecamatan Trowulan, yang pernah menjadi pusat Kerajaan Majapahit ini terlihat dari banyaknya sisa peninggalan sejarah kerajaan tersebut yang dijumpai di sana. Trowulan adalah daya tarik utama wisata sejarah di kabupaten ini, karena terdapat puluhan candi peninggalan Kerajaan Majapahit, makam raja-raja Majapahit, serta Pendopo Agung yang diperkirakan berada tepat di pusat istana Majapahit, candi yang terdapat di kecamatan ini antara lain Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, Candi Brahu, Candi Gentong, Candi Wringin Lawang, dan masih banyak Candi lain yang ditemukan.

Kawasan pegunungan di kecamatan Pacet dan Kecamatan Trawas di selatan juga merupakan kawasan wisata andalan Kabupaten Mojokerto karena pemandangan yang sangat bagus

Deskripsi Wilayah

dan hawa sejuk pegunungan yang dirasa sangat nyaman, di antaranya ada Wisata Arung Jeram dan Lokasi Outbound Training OBECH Wilderness Experience, Pemandian Air Panas di Padusan, Air terjun yang banyak antaranya Air terjun Coban Canggu, Air terjun Grenjengan, Air terjun Watu Ulo, dll, juga vila-vila peristirahatan di Pacet dan Trawas.

Berdasarkan struktur tanahnya, wilayah Kabupaten Mojokerto cenderung cekung ditengah-tengah dan tinggi di bagian selatan dan utara. Bagian selatan merupakan wilayah pegunungan dengan kondisi tanah yang subur, yaitu meliputi Kecamatan Pacet, Trawas, Gondang, dan Jatirejo. Bagian tengah merupakan wilayah dataran sedang, sedangkan bagian utara merupakan daerah perbukitan kapur yang cenderung kurang subur.

Sekitar 30% dari keseluruhan wilayah Kabupaten Mojokerto, tingkat kemiringan tanahnya lebih dari 15 derajat, sedangkan sisanya merupakan wilayah dataran sedang dengan tingkat kemiringan kurang dari 15 derajat. Pada umumnya tingkat ketinggian wilayah di Kabupaten Mojokerto rata-rata berada kurang dari 500 meter diatas permukaan laut, dan hanya Kecamatan Pacet dan Trawas yang merupakan daerah terluas yang memiliki daerah dengan ketinggian lebih dari 700 meter di atas permukaan laut.

Kabupaten Mojokerto dilihat dari posisi geografis merupakan wilayah yang potensi untuk pengembangan industri disebabkan kemudahan akses tranportasi ekport import karena berdekatan dengan akses tranportasi Udara (Bandara Udara Juanda) dan Laut (Pelabuhan Tanjung Perak) serta akses darat yaitu adanya pembangunan Tol Sumo (Surabaya–Mojokerto).

Penyediaan kawasan peruntukan industri yang cukup luas dan mudah terjangkau antara lain; Kawasan industri di Kecamatan Ngoro ± 500 ha, Kawasan industri di Kecamatan Jetis, Kecamatan Kemlagi dan Kecamatan Dawarblandong ± 10.000 ha; Kawasan industri di Kecamatan Mojoanyar ± 500 ha. Penyediaan kawasan peruntukan industri di luar kawasan industri tersebar di kecamatan lainnya.

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

Jumlah Penduduk Kabupaten Mojokerto 3.6.2.

Jumlah penduduk Kabupaten Mojokerto secara keseluruhan Laki-laki 584.209, Perempuan 575.384. Dari keseluruhan penduduk ini terbanyak berada di Kecamatan Jetis sebanyak 88.596. Jumlah KPM PKH ada sejumlah 32.054 KPM dengan pendamping tiap kecamatan 8 orang.

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 3.6.3.

di Kabupaten Mojokerto

Penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan, atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani, rohani, maupun sosial secara memadai dan wajar (Kepmensos RI, 2012). Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) merupakan salah satu masalah sosial yang menjadi urusan wajib bagi pemerintah daerah.

Adanya fakir miskin, gelandangan, pengemis, Wanita Rawan Sosial Ekonomi, anak terlantar, penyandang disabilitas, dan lanjut usia terlantar menunjukkan masih banyaknya kemiskinan di daerah. Hal ini merupakan pekerjaan rumah yang harus segera dicarikan solusinya guna mewujudkan kesejahteraan sosial. PMKS di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2020 adalah sebagai berikut :

Tabel 10

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Mojokerto Tahun 2020

No Jenis PMKS Jumlah

1 Anak balita terlantar (ABT) 1.031

2 Anak terlantar (AT) 5.301

3 Anak korban tindak kekerasan 30

4 Perempuan rawan sosial ekonomi 7.888

5 Fakir miskin 115.115

6 Disabilitas 847

Jumlah 130.212

Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto

Deskripsi Wilayah

Dari tabel 10 tersebut dapat diketahui bahwa penyandang masalah kesejahteraan sosial terbanyak di Kabupaten Mojokerto adalah fakir miskin dengan jumlah 115.115 jiwa, dan disusul dengan wanita rawan sosial ekonomi sejumlah 7.888. Mereka inilah yang menjadi sasaran program keluarga harapan dan nama kartu kepesertaan PKH haruslah nama seorang wanita dewasa yang ada dalam rumah tangga tersebut, hal itu dimaksudkan untuk mengentaskan kemiskinan pada akarnya karena kemiskinan lebih banyak menjangkau kaum wanita.

Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial 3.6.4.

di Kabupaten Mojokerto

Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) adalah semua hal yang berharga yang dapat digunakan untuk menjaga, menciptakan, mendukung atau memperkuat usaha kesejahteraan sosial. Potensi dan sumber kesejahteraan sosial dapat berasal atau bersifat manusiawi, sosial dan alam. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) merupakan unsur masyarakat yang memberikan dukungan riil dalam penanganan PMKS disekitarnya.

Tabel 11

Data Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Kabupaten Mojokerto Tahun 2020

No. Data Potensi Dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)

Jumlah 1 PSM ( Petugas Sosial Masyarakat ) 30

2 LKS ( Lembaga Kesejahteraan Sosial) 21

Jumlah 51

Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto

Dari tabel 11 tersebut dapat diketahui bahwa potensi sumber kesejahteraan sosial terbanyak di Kabupaten Mojokerto adalahpekerja sosial masyarakat (PSM) dengan jumlah 30 orang.

Pekerja sosial masyarakat adalah seseorang sebagai warga masyarakat yang mempunyai jiwa pengabdian sosial, kemauan dan kemampuan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial, serta telah mengikuti bimbingan atau pelatihan di bidang

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

kesejahteraan sosial (Kemensos RI, 2012). Tugas pokok PSM adalah melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial di tingkat desa baik bersifat pembinaan dan pengembangan kesejahteraan sosial maupun pelayanan kesejahteraan sosial dengan mengindahkan kebijakan pemerintah di bidang kesejahteraan sosial (Kementerian Sosial RI, 2011).

Kota Yogyakarta 3.7.

Luas Wilayah Kota Yogyakarta, Provinsi 3.7.1.

Daerah Istimewa Yogyakarta

Kota Yogyakarta terletak di lembah tiga sungai, yaitu Sungai Winongo, Sungai Code (yang membelah kota dan kebudayaan menjadi dua), dan Sungai Gajahwong. Kota ini terletak pada jarak 600 KM dari Jakarta, 116 KM dari Semarang, dan 65 KM dari Surakarta, pada jalur persimpangan Bandung–Semarang–

Surabaya–Pacitan. Kota ini memiliki ketinggian sekitar 112 m dpl.

Meski terletak di lembah, kota ini jarang mengalami banjir karena sistem drainase yang tertata rapi yang dibangun oleh pemerintah kolonial, ditambah dengan giatnya penambahan saluran air yang dikerjakan oleh Pemkot Yogyakarta.

Kota Yogyakarta telah terintegrasi dengan sejumlah kawasan di sekitarnya, sehingga batas-batas administrasi sudah tidak terlalu menonjol. Untuk menjaga keberlangsungan pengembangan kawasan ini, dibentuklah sekretariat bersama Kartamantul (Yogyakarta, Sleman, dan Bantul) yang mengurusi semua hal yang berkaitan dengan kawasan aglomerasi Yogyakarta dan daerah-daerah penyangga (Depok, Mlati, Gamping, Kasihan, Sewon, dan Banguntapan). Adapun batas-batas administrasi Yogyakarta adalah sebelah utara dan timur berbatasan dengan Kabupaten Sleman; sebelah selatan yakni Kabupaten Bantul; dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman. Jumlah penduduk kota Yogyakarta, berdasar Sensus Penduduk 2010, berjumlah 388.088 jiwa, dengan proporsi laki-laki dan perempuan yang hampir setara. Sementara tahun 2017 jumlah penduduk kota

Deskripsi Wilayah

ini bertambah menjadi 422.732 jiwa dengan kepadatan 13.007,13 jiwa/km² persegi.

Islam merupakan agama mayoritas yang dianut masyarakat kota Yogyakarta 82,32%, dengan jumlah penganut Katolik dan Kristen Protestan yang relatif signifikan (Katolik 10,66% dan Protestan 6,54%). Sebagian kecil lagi adalah pemeluk agama Buddha 0,34%, Hindu 0,13% dan Konghucu 0,01%.[2] Seperti kebanyakan dari Islam kebanyakan di kota-kota pedalaman Jawa, mayoritas masih mempertahankan tradisi Kejawen yang cukup kuat.

Yogyakarta juga menjadi tempat lahirnya salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tahun 1912 di Kauman, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta. Hingga saat ini, Pengurus Pusat Muhammadiyah masih tetap berkantor pusat di Yogyakarta. Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, karena hampir 20% penduduk produktifnya adalah pelajar dan terdapat 137 perguruan tinggi. Kota ini diwarnai dinamika pelajar dan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Perguruan tinggi yang dimiliki oleh pemerintah adalah Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dan Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Yogyakarta.

Kota Yogyakarta ditetapkan sebagai City of Culture ASEAN atau Kota Kebudayaan ASEAN. Predikat itu diberikan oleh Forum ASEAN Ministers Responsible for Culture and Arts (AMCA) ke-8 dan pertemuan ke-14 Asean Senior Officials Meeting Responsible on Culture and Arts (SOMCA) yang berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 24 Oktober 2018.

Yogyakarta dengan segala keunikannya menjadi daya tarik yang besar bagi masyarakat di luar Yogyakarta. Hal ini tidak lepas dari sejarah asal mula Yogyakarta itu sendiri. Ada empat kraton di Jawa yang menjadi pusat budaya Jawa, yaitu Kasultanan

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

Dokumen terkait