• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

Jawaban dari reponden yang berupa data kuantitatif /skor akan diolah untuk kemudian dianalisis dan dibandingkan antara sebelum dan masa Covid-19. Ketegori penilaian yang akan digunakan untuk menetukan skor jawaban responden adalah sebagai berikut :

Tabel 20 Kategori Penilaian Efektivitas

Persentase Kriteria

41%-55% Tidak efektiv

56%-70% Kurang efektiv

71%-85% Efektiv

86%-100% Sangat Efektiv

(Akbar, S, 2013)

Tabel 20 tersebut memperlihatkan analisis skor yang digunakan pada penelitian ini. Jawaban responden di atas akan dimulai dengan pembahasan masing-masing aspek terlebih dahulu untuk kemudian dibahas lebih rinci pada analisis tiap- tiap indikator untuk masing aspek dan masing-masing lokasi.

Analisis Efektivitas Aspek CIPP di Lima Lokasi (Kabupaten 5.2.

Nganjuk, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Magelang dan Kota Yogyakarta)

Evaluasi efektivitas penambahan bantuan sosial PKH ini dilakukan di 5 lokasi yang dianggap dapat mewakili kondisi para penerima bantuan sosial PKH sebelum masa Covid-19 dan setelah penambahan dana bantuan sosial di masa Covid-19.

Evaluasi aspek konteks ditinjau dari indikator: legalitas program, kebutuhan KPM, tujuan Program, dan dukungan pemerintah dan pihak terkait. Aspek input meliputi sumber daya, sarana prasarana dan anggaran. Aspek proses mekanisme pencairan serta faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan program. Aspek produk dilihat efektivitas progam menurut persepsi KPM dan kepuasan KPM. Gambaran tingkat efektivitas dana bantuan sosial PKH dari hasil analisis konteks, input, proses dan produk dapat dilihat pada Tabel 21 berikut ini.

Hasil dan Pembahasan

Tabel 21 Analisis Skor Efektivitas Aspek Context, Input, Process dan Product

ASPEK Indikator Pre Covid Masa Covid

Persentase Kategori Persentase Kategori

SKOR CONTEXT

Legalitas 84,67% Efektiv 95,00% Sangat Efektiv Kebutuhan

KPM 82,72% Efektiv 91,50% Sangat

Efektiv Tujuan

Program 82,21% Efektiv 92,25% Sangat Efektiv Dukungan 82,89% Efektiv 90,78% Sangat Efektiv Mean

Context 83,12% Efektiv 92,38% Sangat Efektiv

Prasarana 83,90% Efektiv 93,40% Sangat Efektiv Anggaran 84,17% Efektiv 92,08% Sangat Efektiv Persyaratan

Pencairan 78,83% Efektiv 92,17% Sangat Efektiv Mean Input 83,41% Efektiv 92,77% Sangat Efektiv

SKOR PROCESS

Mekanisme

Pencairan 82,06% Efektiv 93,70% Sangat Efektiv Faktor

Pendukung 82,25% Efektiv 94,25% Sangat Efektiv Faktor

Penghambat 85,33% Efektiv 94,17% Sangat Efektiv Mean

Process 83,21% Efektiv 94,04% Sangat Efektiv SKOR

PRODUCT

Efektivitas

Program 84,12% Efektiv 93,14% Sangat Efektiv Kepuasan

KPM 83,83% Efektiv 97,90% Sangat

Efektiv Mean

Product 83,98% Efektiv 95,52% Sangat Efektiv Sumber:Data Penelitian Diolah 2020

Dari tabel 21 tersebut dapat dilihat bahwa skor efektivitas masing-masing aspek di lima lokasi yakni Kabupaten Nganjuk,

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Magelang dan Kota Yogyakarta, mengalami peningkatan. Skor masing-masing indikator di setiap aspek juga menunjukkan perubahan kategori yang semula mayoritas masuk pada kategori

“Efektiv” pada masa sebelum Covid-19, meningkat menjadi kategori “Sangat Efektiv” di masa 19. Pandemi Covid-19 yang menyebabkan kondisi ekonomi responden menurun, penghasilan menurun dan pengeluaran menurun, dengan adanya bantuan sosial PKH terlebih lagi adanya penambahan bantuan PKH sebesar 25% sangat membantu perekonomian mereka.

Analisis Skor Pre-test (Sebelum Covid-19) dan Post-test (Masa 5.3.

Covid-19) Aspek Context

Berikut ini akan ditampilkan gambar tentang skor dari aspek Context di lima lokasi yakni Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Magelang, dan Kota Yogyakarta, yang terdiri dari legalitas, kebutuhan KPM, tujuan program dan dukungan program di lima lokasi, pada saat sebelum Covid-19 dan di masa Covid-19. Evaluation (evaluasi konteks) diartikan sebagai situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis Context -jenis tujuan dan strategi yang dilakukan dalam suatu program yang bersangkutan. penilaian dari dimensi konteks evaluasi ini seperti kebijakan atau unit kerja terkait, sasaran yang ingin dicapai unit kerja dalam waktu tertentu, masalah ketenagaan yang dihadapi dalam unit kerja terkait dan sebagainya. Stufflebeam menyebutkan, tujuan dari evaluasi konteks yang utama ialah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang yang dievaluasi, sehingga dapat diberikan arahan perbaikan yang dibutuhkan.

Hasil dan Pembahasan

82.72% 82.21% 82.89% 83.12%

 80.00%

Sumber : Data Hasil Penelitian Diolah 2020 Grafik 9 Skor Context kelima lokasi

Dari grafik 9 tersebut dapat diketahui bahwa skor legalitas antara sebelum Covid-19 dan di masa Covid-19 terlihat adanya perbedaan. Pada saat sebelum Covid-19 terlihat untuk skor legalitas sebesar 84,67%, dan di masa Covid mengalami kenaikan sebesar 95%. Untuk skor kebutuhan KPM di saat seblum Covid-19 terlihat 82,72% dan di masa Covid-Covid-19 terjadi peningkatan sebesar 91,50%. Mengenai tujuan program sebelum Covid-19 terlihat hanya 82,21% dan di masa Covid-19 menjadi 92,25%.

Mengenai dukungan terhadap program sebelum Covid-19 terlihat hanya 82,89% dan di masa Covid-19 menjadi 90,78%.

Nilai mean untuk context sebelum Covid-19 terlihat 83,12% dan di masa Covid-19 menjadi 92,38%. Melihat skor tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksana program dapat mengoptimalkan kekuatan program serta meminimalir kelemahan dari program ini, terutama di masa pandemi Covid-19 ini.

Pada legalitas kami tanyakan kepada responden yang merupakan keluarga penerima manfaat penambahan bantuan sosial PKH. Pertanyaan yang kami ajukan antara lain tentang lembaga pemberi bantuan, penambahan jumlah nominal PKH untuk setiap komponen dan penggunaan penambahan bantuan PKH tersebut. Dari hasil wawancara terhadap KPM tentang kebutuhan KPM, mereka merasa sangat terbantu dengan adanya penambahan 25% serta perubahan jadwal pencairan menjadi setiap bulan. Berikut pengungkapan

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

salah seorang responden di Kabupaten Magelang : “Kagem kulo sangat bermanfaat bu wong bapakke niku ming buruh serabutan penghasilane mboten tentu. Nopo malih kondisi ngeten niki anak tasih saged sekolah.” (Untuk saya sangat bermanfaat Bu, soalnya bapak (suami) itu hanya buruh serabutan, penghasilannya tidak menentu. Apalagi kondisi seperti sekarang ini, (syukur) anak masih bisa sekolah).

Analisis Skor Pre-test (Sebelum Covid-19) dan Post-test (Masa 5.4.

Covid-19) Aspek Input

Evaluasi input adalah menentukan cara bagaimana tujuan program dicapai. Evaluasi masukan dapat membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. Melalui gambar berikut dapat diketahui skor input di lima lokasi Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Magelang dan Kota Yogyakarta.

SDM Sarana dan Prasarana Anggaran Persyaratan Pencairan Mean Input Pre Covid Masa Covid

92.17% 92.77%

SDM SaranadanPrasarana Anggaran PersyaratanPencairan MeanInput





PreCovid MasaCovid



Sumber : Data Hasil Penelitian Diolah 2020 Grafik 10 Skor Input kelima lokasi

Dari grafik 10 tersebut dapat diketahui tentang skor sumber daya manusia (SDM) sebelum Covid-19 terlihat 86,75% dan di masa Covid-19 terlihat adanya peningkatan menjadi 93,42%.

Mengenai sarana dan prasarana terlihat skor sebelum Covid-19

Hasil dan Pembahasan

sebesar 83,90% dan di masa Covid-19 terjadi peningkatan menjadi 93,49%. Untuk anggaran skor sebelum Covid-19 terlihat 84,17% dan di masa Covid-19 menjadi 92,08%. Mengenai persyaratan pencairan sebelum Covid-19 terlihat sebesar 78,83%

dan di masa Covid-19 terjadi peningkatan menjadi 92,17%.

Nilai mean untuk input sebelum Covid-19 terlihat 83,41% dan di masa Covid-19 menjadi 92,77%. Dapat disimpulkan bahwa evaluasi input yang antara lain terdiri dari : keharusan anak tetap sekolah walaupun secara daring, keharusan tetap memeriksakan bumil dan balita di Puskesmas, tetap berkomunikasi dengan pendamping walaupun hanya dengan menggunakan HP, tetap mencairkan bantuan PKH dengan protokol kesehatan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa perencanaan dan masukan bagi kelancaran program berjalan sangat baik karena program tersebut dapat terlaksana dengan baik.

Instrumen tentang SDM kami tanyakan kepada pendamping dan responden. Pendamping menyatakan bahwa adanya penambahan nilai nominal bantuan PKH serta diiringi dengan perubahan jadwal pencairan dari tiga bulan menjadi satu bulan mempercepat proses final closing yang merupakan tugas dari pendamping dan koordinator yang harus segera melaporkan kondisi KPM apabila ada perubahan seperti ibu hamil, anak usia dini, kelulusan anak sekolah maupun adanya lansia.

Tugas pelaporan final closing tidak harus menunggu tiga bulan.

Dari hasil wawancara terhadap responden tentang pendamping program serta persyaratan pencairan kepada salah seorang responden di Kabupaten Nganjuk mereka mengatakan : “Pendamping sae selalu membantu lan mendampingi.

Menawi syarat pencairan niku lak ngangge kartu KKS niko digesek teng ATM”. (Pendamping baik, selalu membantu dan mendampingi. Kalau mengenai syarat pencairan itu kan memakai kartu KKS, itu nanti digesek di ATM).

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

Analisis Skor Pre-test (Sebelum Covid-19) dan Post-test (Masa 5.5.

Covid-19) Aspek Process

Evaluasi proses adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan proses pelaksanaan program atau program yang telah dilaksanakan. Dari sedikit uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu proses program atau program perlu dilakukan evaluasi supaya mengetahui tingkat kecapaian tujuan yang telah direncanakan sehingga dalam proses pelaksanaan ini menghasilkan program yang mempunyai aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang tinggi serta berdampak pula terhadap kemajuan bangsa (Arikunto, Suharsimi,2002). Melalui gambar berikut dapat diketahui skor aspek proses sebelum Covid-19 dan di masa Covid-19.

Sumber : Data Hasil Penelitian Diolah 2020 Grafik 11 Skor Proses kelima lokasi

Dari grafik 11 tersebut dapat diketahui perolehan nilai skor di lima lokasi pada masa sebelum 19 dan di masa Covid-19. Untuk instrumen tentang mekanisme pencairan sebelum Covid-19 diketahui 82,06% sedangkan di masa Covid-19 skor mengalami peningkatan menjadi 93,70%. Untuk faktor pendukung skor di lima lokasi yakni Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Magelang dan Kota Yogyakarta sebelum Covid-19 nilai skor sebesar 82,25%, sedangkan di masa Covid-19 mengalami peningkatan menjadi 94,25%. Mengenai faktor penghambat nilai

Hasil dan Pembahasan

skor di lima lokasi sebesar 85,33%, sedangkan di masa Covid-19 mengalami peningkatan menjadi 94,17%. Nilai mean untuk proses sebelum Covid-19 terlihat 83,21% dan di masa Covid-19 menjadi 94,04%. Dapat disimpulkan bahwa proses pelaksanaan program penambahan 25% untuk setiap komponen hingga bulan September dan pencairan bantuan sosial PKH berubah menjadi tiap bulan berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi KPM, karena mereka sangat terbantu terutama di masa pandemi Covid-19 ini. Diketahui akibat Covid-19 ini penghasilan dan pengeluaran ekonomi mereka mengalami penurunan bahkan pengangguran pun bertambah, sehingga adanya penambahan bantuan PKH dan pencaian menjadi setiap bulan sangat bermanfaat bagi mereka.

Faktor penghambat menunjukkan adanya peningkatan hal tersebut terutama keharusan memiliki HP bagi Pendidikan anak secara daring, konsultasi dengan pendamping dan pembelian pulsa. Untuk mensiasati hal tersebut pendamping cukup menghubungi ketua kelompok untuk menyampaikan informasi yang biasanya dilakukan pertemuan setiap bulan. Hambatan tersebut tidak terlalu berarti, karena bisa dilalui KPM melalui kehadiran anak di sekolah melalui daring.

Dari hasil wawancara terhadap pendamping mengenai faktor pendukung dikatakan dikatakan bahwa: “Adanya koordinasi yang baik dengan teman sejawat dan tim se kecamatan.

Koordinasi yang baik dengan ketua kelompok keluarga penerima manfaat (KPM), sehingga memudahkan untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan keluarga penerima manfaat. Penambahan dan perubahan jadwal pencairan mempercepat proses final closing yaitu perubahan kondisi KPM misalnya di bulan ini ada ibu yang hamil atau kelulusan anak dari SD ke SMP, maka dengan segera komponen bantuannya bisa segera disesuaikan”.

Analisis Skor Pre-test (Sebelum Covid-19) dan Post-test (Masa 5.6.

Covid-19) Aspek Product

Evaluasi Product untuk mengumpulkan hasil penilaian terhadap produk, yang mengacu pada tujuan, informasi Context,

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

Input, Process; dan hasil interpretasi yang bermakna, signifikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Evaluasi produk merupakan tahap akhir dari serangkaian evaluasi dan akan diketahui ketercapaian tujuan, kesesuaian proses dengan pencapaian tujuan, dan ketepatan tindakan yang diberikan, dan dampak dari program. Evaluasi ini mengukur keberhasilan pencapian tujuan dan catatan pencapian hasil dan keputusan-keputusan untuk perbaikan dan aktualisasi. Melalui gambar berikut dapat diketahui skor product pada saat sebelum Covid-19

Sumber : Data Hasil Penelitian Diolah 2020 Grafik 12 Skor Product kelima lokasi

Dari grafik 12 tersebut dapat diketahui Evaluasi efektifitas bantuan sosial PKH sebelum dan masa Covid-19 pada aspek Product mencakup efektifitas bantuan dan kepuasan KPM.

Secara umum (rerata seluruh lokasi) skor efektifitas bantuan sebelum Covid-19 adalah 84,12% atau kategori efektif dan di masa Covid-19 naik menjadi 93,14% yaitu kategori sangat efektif. Skor rerata kepuasan KPM sebelum Covid-19 adalah 83,83% atau kategori efektif dan di masa Covid-19 menjadi 97,90% yaitu kategori sangat efektif. Sedangkan rerata skor produk sebelum Covid-19 adalah 83,98% dengan kategori efektif dan di masa Covid-19 naik menjadi 95,52% dengan kategori sangat efektif.. Pada evaluasi aspek product yang kami tanyakan antara lain tentang keefektivan penambahan bantuan 25% serta perubahan pencairan dari tiga bulanan menjadi setiap bulan, di

Hasil dan Pembahasan

samping itu juga kami menanyakan tentang tingkat kepuasan responden terhadap program tersebut di masa pandemi covid di lima lokasi. Hasil menunjukkan terjadi peningkatan skor dari sebelum dan di masa Covid-19. Dapat disimpulkan bahwa program penambahan 25% serta perubahan pencairan dari tiga bulan menjadi setiap bulan sangat efektif karena hasil analisis efektivitas bantuan dan kepuasan KPM.

Pada efektivitas penambahan bantuan PKH beberapa instrument yang kami tanyakan antara lain kemanfaatan penambahan bantuan PKH, Ketepatan penggunaan bantuan dan ketepatan waktu pencairan dalam mendukung perekonomian responden.

Dari hasil wawancara dengan salah seorang responden di Kabupaten Mojokerto tentang tingkat kepuasan terhadap program mereka mengatakan sangat puas dan mereka menginginkan penambahan program tersebut dilanjutkan karena sangat membantu perekonomian mereka terutama di masa pandemi Covid-19 ini. Penambahan dan pencairan setiap bulan juga mempercepat perubahan atau update perubahan status penerima di tiap komponen misalnya ada ibu yang hamil atau kelulusan anak dari SD ke SMP dan lainnya. Perubahan tersebut dapat dilaporkan oleh pendamping setiap bulan sehingga jumlah dana bantuan sosial yang diterima juga dapat segera disesuaikan.

Program PKH bertujuan meningkatkan taraf hidup Keluarga Penerima Manfaat (KPM) melalui akses layanan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial; mengurangi beban pengeluaran dan meningkatkan pendapatan keluarga miskin dan rentan; menciptakan perubahan perilaku dan kemandirian keluarga penerima manfaat dalam mengakses layanan kesehatan dan pendidikan serta kesejahteraan sosial; dan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan antar kelompok pendapatan.

terlaksanan dengan baik. Program ini mempunyai target yaitu memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan dan gizi keluarga, karena dengan kondisi kemiskinan tersebut,

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

menyebabkan keluarga akan mengabaikan gizi dan Pendidikan anak yang dapat menyebabkan anak putus sekolah karena tidak mampu membiayai anak sekolah.

Analisa Pre dan Post Test (Uji Hipotesis) Evaluasi Penambahan 5.7.

Bantuan Sosial PKH Terhadap Kesejahteraan KPM di Masa Pandemi Covid-19

Pada analisa kuantitatif harus dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui hipotesa alternatif dan hipotesa negatif oleh karena itu peningkatan skor efektivitas Pretest (Sebelum Covid-19) dan Post-test (Masa Covid-19) dari masing-masing aspek masih perlu diuji. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah perubahan/peningkatan tersebut merupakan perubahan yang signifikan atau tidak. Apabila perubahan tersebut signifikan maka hipotesa negatif yang mengatakan tidak terdapat keefektivan pada penambahan jumlah nominal PKH dan perubahan jadwal pencairan dapat ditolak. Apabila perubahan tersebut tidak signifikan maka hipotesa negatif yang mengatakan tidak terdapat keefektivan pada penambahan jumlah nominal PKH dan perubahan jadwal pencairan dapat diterima. Perlu pula dilakukan uji beda terhadap skor masing-masing aspek di masa sebelum dan masa Covid-19, untuk mengetahui berapa orang responden yang memberikan jawaban positif artinya ada perubahan yang signifikan antara pre dan post, berapa orang yang memberikan jawaban negatif, dan berapa orang yang memberikan jawaban tetap saja tidak ada perubahan. Sebelum uji tersebut dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data skor masing-masing aspek. Tabel berikut memperlihatkan uji normalitas.

Tabel 22 Uji Normalitas Pada Data Skor Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Pre_Context .109 150 .000 .960 150 .000 Cov_Context .114 150 .000 .941 150 .000

Hasil dan Pembahasan

Pre_Input .104 150 .000 .973 150 .004

Cov_Input .118 150 .000 .943 150 .000

Pre_Process .116 150 .000 .940 150 .000 Cov_Process .127 150 .000 .952 150 .000 Pre_Product .084 150 .011 .981 150 .039 Cov_Product .197 150 .000 .853 150 .000 a. Lilliefors Significance Correction

Sumber : Data Diolah 2020

Berdasarkan Tabel 22 uji normalitas tersebut dapat dilihat bahwa skor Saphiro-Wilk menunjukkan rerata skor tiap aspek data hasil penelitian tidak berdistribusi normal yaitu skor < 0,05 yang berarti significan. Analisis yang selanjutnya dilakukan adalah analisis non parametrik yaitu Wilcoxon signed ranks test.

Metode ini digunakan dengan pertimbangan populasi sampel penelitian yang bersifat heterogen. Sebagaimana diketahui bahwa uji Wilcoxon signed ranks merupakan alternatif uji yang dapat digunakan sebagai pengganti uji-t jika uji prasyarat normalitas tidak terpenuhi. Wilcoxon Signed Rank Test adalah uji nonparametris untuk mengukur signifikansi perbedaan antara 2 kelompok data berpasangan berskala ordinal atau interval tetapi berdistribusi tidak normal. Uji Wilcoxon Signed Rank Test merupakan uji alternatif dari uji pairing t test atau t paired apabila tidak memenuhi asumsi normalitas.

Analisa Wilcoxon Signed Rank Test Terhadap Kondisi sebelum 5.8.

dan sesudah Penambahan Bantuan Sosial PKH Terhadap Kesejahteraan KPM di Masa Pandemi Covid-19 Ditinjau dari Aspek Context

Berdasarkan metode perhitungan yang dilakukan di dalam rumus Wilcoxon Signed rank Test, nilai-nilai yang di dapat adalah:

nilai mean rank dan sum of ranks dari kelompok negatif ranks, positive ranks dan ties. Tabel berikut menampilkan nilai-nilai tersebut.

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

Tabel 23 Analisa Wilcoxon Signed Rank Test Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks Cov_Context -

re_Context

Negative Ranks 5a 14.00 70.00 Positive Ranks 134b 72.09 9660.00

Ties 11c

Total 150

a. Cov_Context < Pre_Context b. Cov_Context > Pre_Context c. Cov_Context = Pre_Context

Sumber : Data Diolah 2020

Dari tabel 23 tersebut dapat diketahui negative ranks 5 artinya terdapat 5 data yang mempunyai perbedaan negativ yaitu nilai post test lebih kecil dari nilai pre test,sedangkan nilai positive ranks 134 artinya nilai post test lebih besar dati nilai pre test.

Pada Ties terdapat 11 data yang nilai pre test dan post test sama besarnya, dan mean ranks yang merupakan nilai rata-rata pada positive ranks 72,09 lebih besar dari mean pada negative ranks.

Uji Beda Terhadap Skor Context Pre dan Post Test Terhadap 5.9.

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH Terhadap Kesejahteraan KPM di Masa Pandemi Covid-19

Pada uji beda skor context beberapa pertanyaan yang diajukan antara lain tentang legalitas, kebutuhan KPM, tujuan program, dan dukungan program PKH terutama pada penambahan nilai nominal sebesar 25% dan perubahan jadwal pencairan dari tiga bulan menjadi setiap bulan. Melalui gambar berikut dapat diketahui hasil uji beda pre dan post test.

Hasil dan Pembahasan

Sumber : Data Hasil Penelitian Diolah 2020 Grafik 13 Uji Beda Skor Context Pre dan Post Test

Berdasarkan grafik 13 memperlihatkan adanya perbedaan skor context antara sebelum dan di masa Covid-19 terhadap kesejahteraan KPM. Nilai positif sebesar 134 dapat diartikan bahwa sebanyak 134 reponden menyatakan terdapat perbedaan yang positif antara sebelum dan di masa Covid-19. Dapat disimpulkan terdapat peningkatan skor context antara sebelum dan di masa Covid-19. Nilai negatif sebesar 5 diartikan bahwa sebanyak 5 reponden menyatakan terdapat perbedaan yang negatif antara sebelum dan di masa Covid-19.

Dapat disimpulkan terdapat penurunan skor context antara sebelum dan di masa Covid-19. Terdapat nilai tetap sebesar 11 diartikan bahwa sebanyak 11 reponden menyatakan tidak ada perbedaan antara sebelum dan di masa covid-19. Dapat disimpulkan terdapat perbedaan aspek context antara sebelum dan di masa Covid-19. Besarnya nilai positif context pada hasil penelitian ini tidak terlepas dari beberapa faktor pendukung yang mempengaruhi nilai context tersebut. Faktor pendukung tersebut antara lain koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dalam hal ini Kemeneterian Sosial dan pemerintah daerah yaitu Dinas Sosial, Koordinator kabupaten/kota, dan pendamping PKH yang selalu mendampingi baik sebelum Covid-19 maupun di masa Covid-19.

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

Uji Hipotesa Terhadap Efektivitas Aspek Context.

5.10.

Tahap ini dilakukan untuk menguji hipotesa alternatif yang diajukan pada penelitian ini. Hipotesa alternatif yang diajukan adalah terdapat nilai efektivitas pada aspek Context dari evaluasi penambahan bantuan sosial PKH terhadap kesejahteraan KPM di masa pandemi Covid-19. Pada hipotesa nihil yang diajukan adalah tidak terdapat nilai efektivitas pada aspek Context dari evaluasi bantuan sosial PKH terhadap kesejahteraan KPM di masa pandemi Covid-19.

Hipotesa ini akan diuji dengan menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test untuk melihat ada atau tidak perbedaan secara signifikan aspek Context dari evaluasi penambahan bantuan sosial PKH terhadap kesejahteraan KPM di masa pandemi Covid-19. Kriteria keputusan dari uji tersebut adalah jika signifikansi kurang dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesa alternatif yang mengatakan bahwa terdapat nilai signifikan pada aspek Context dari evaluasi penambahan bantuan sosial PKH terhadap kesejahteraan KPM di masa pandemi Covid-19 diterima, sehingga hipotesa nihil yang mengatakan tidak terdapat nilai signifikan pada aspek Context dari evaluasi penambahan bantuan sosial PKH terhadap kesejahteraan KPM di masa pandemi Covid-19 ditolak. Hal tersebut dapat diketahui lebih jelas melalui table berikut ini.

Hipotesa ini akan diuji dengan menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test untuk melihat ada atau tidak perbedaan secara signifikan aspek Context dari evaluasi penambahan bantuan sosial PKH terhadap kesejahteraan KPM di masa pandemi Covid-19. Kriteria keputusan dari uji tersebut adalah jika signifikansi kurang dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesa alternatif yang mengatakan bahwa terdapat nilai signifikan pada aspek Context dari evaluasi penambahan bantuan sosial PKH terhadap kesejahteraan KPM di masa pandemi Covid-19 diterima, sehingga hipotesa nihil yang mengatakan tidak terdapat nilai signifikan pada aspek Context dari evaluasi penambahan bantuan sosial PKH terhadap kesejahteraan KPM di masa pandemi Covid-19 ditolak. Hal tersebut dapat diketahui lebih jelas melalui table berikut ini.

Dokumen terkait