• Tidak ada hasil yang ditemukan

keragaman dari responden di lima lokasi yaitu di Kabupaten Magelang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Mojokerto, Kota Yogyakarta, Kabupaten Bangkalan berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan dan penghasilan per bulan. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai kondisi dari responden dan kaitannya dengan masalah dan tujuan penelitian tersebut.

Usia Responden 4.1.

Usia sangat berpengaruh dengan produktivitas, tenaga kerja dan reproduksi. Bantuan sosial PKH ini merupakan bantuan bersyarat terhadap keluarga penerima manfaat terutama ditujukan kepada ibu hamil, anak balita, anak usia sekolah hingga sekolah menengah atas (SMA), sehingga hal ini perlu untuk diketahui berkaitan dengan bantuan bersyarat tersebut. Melalui tabel 16 berikut dapat diketahui secara jelas mengenai hal ini.

Tabel 16 Usia Responden Usia Responden

Kategori Nganjuk Mojokerto Bangkalan Yogyakarta Magelang

F % F % F % F % F %

S20-29

tahun 0 0,00% 0 0,00% 1 3,33% 0 0,00% 1 3,33%

30-39

tahun 10 33,33% 16 53,33% 10 33,33% 6 20,00% 8 26,67%

BAB IV

KARAKTERISTIK RESPONDEN

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

40-49

tahun 15 50,00% 10 33,33% 13 43,33% 18 60,00% 16 53,33%

50-59

tahun 4 13,33% 4 13,33% 4 13,33% 6 20,00% 4 13,33%

≥60 tahun 1 3,33% 0 0,00% 2 6,67% 0 0,00% 1 3,33%

Jumlah 30 100,00% 30 100,00% 30 100,00% 30 100,00% 30 100,00%

S u m b e r : D a t a H a s i l P e n e l i t i a n D i o l a h 2 0 2 0

Dari tabel 16 tersebut dapat diketahui bahwa usia terbanyak di Kabupaten Nganjuk yaitu sejumlah 50%, Kabupaten Bangkalan sejumlah 43%, Kota Yogyakarta sejumlah 60%, dan Kabupaten Magelang sejumlah 53% adalah mereka yang berusia 40 hingga 49 tahun. Usia tersebut merupakan usia yang masih potensial untuk bekerja, menyelesaikan pekerjaan ataupun usaha sendiri guna meningkatkan ekonomi keluarga.

Di Mojokerto usia terbanyak adalah mereka yang berusia 30 hingga 39 tahun dengan jumlah 53,33%. Usia muda mencerminkan tenaga yang masih kuat untuk beraktivitas.

Tingkat Pendidikan Responden 4.2.

Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorag atau kelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Hak- hak dasar yang diakui secara umum adalah terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hal-hal untuk berpartisipasi dalam keidupan sosial politik baik perempuan maupun laki-laki (Ustama, Dicky Djatnika, 2009). Salah satu penyebab kemiskinan adalah rendahnya tingkat pendidikan.

Pendidikan adalah pionir dalam pembangunan masa depan suatu bangsa, karena pendidikan yang berkualitas dapat menentukan kualitas dari pembangunan. Melalui pendidikan, maka generasi manusia yang berkualitas dapat terlahir dan juga dengan lahirnya manusia yang berkualitas maka dapat

Karakteristik Responden

menghasilkan pembangunan yang berkualitas dan maksimal.

Oleh karena itu setiap manusia haruslah selalu memperbaiki kualitas dirinya melalui pendidikan yang dilakukan dengan professional agar tujuan untuk pembangunan yang berkualitas akan tercapai dan berhasil dengan baik(Amalia, Alfi, 2017).

Gambar berikut memperlihatkan tingkat pendidikan responden yang merupakan keluarga penerima manfaat dari PKH.

Pe n d i d i ka n Re s p o n d e n

Nganjuk Mojokerto Bangkalan Yogyakarta Magelang

 TidakSekolah TidakTamatSD TamatSD/MI/Sederajat



TamatSMP/MTs/Sederajat TamatSMA/SMK/MA/SederajatDiplomaI/II/III

Sarjana(S1/DIV)

Sumber : Data Hasil Penelitian Diolah 2020 Grafik 1 Pendidikan Responden

Grafik 1 tersebut memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan responden di Kabupaten Nganjuk sejumlah 13 orang atau 43,33%, Kabupaten Bangkalan sejumlah 12 orang atau 40%

dan Kabupaten Magelang sejumlah 17 orang atau 56,67% adalah paling banyak tingkat pendidikan mereka yang diselesaikan adalah tamat SD, sedangkan di Kabupaten Mojokerto paling banyak tingkat pendidikan mereka adalah tamat SMP dengan jumlah 12 orang atau 40% dan Kota Yogyakarta pendidikan responden terbanyak dengan jumlah 17 orang atau 63,33%.

Pendidikan sangat berpengaruh terhadap kemiskinan sebab seringkali kemiskinan bermuarapada tingkat pendidikan yang rendah.

74

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

Status Perkawinan Responden 4.3.

Sasaran program keluarga harapan adalah rumah tangga sangat miskin, oleh karena itu perlu untuk diketahui status perkawinan mereka.Permasalahan rumah tangga miskin pada status perkawinan biasanya adalah masalah pendidikan dan pendapatan yang rendah, sehingga perempuan mengalami banyak permasalahan rumah tangga dan harus bisa beradaptasi dengan kondisi tersebut agar tidak merasa tertekan dan terbebani. Melalui gambar berikut dapat diketahui status perkawinan responden berikut ini.

Nganjuk Mojokerto Bangkalan Yogyakarta Magelang



StatusPerkawinan BelumKawin Kawin CeraiHidup CeraiMati



Sumber : Data Hasil Penelitian Diolah 2020 Grafik 2 Status Perkawinan Responden

Grafik 2 tersebut memperlihatkan bahwa seluruh responden di lima lokasi yakni di Kabupaten Nganjuk sejumlah 26 orang atau 86,67%, Kabupaten Mojokerto sejumlah 27 orang atau 90%, Kabupaten Bangkalan sejumlah 26 orang atau 86,67, Kota Yogyakarta sejumlah 26 orang atau 86,67% dan Kabupaten Magelang sejumlah 28 orang atau 93,33% adalah berstatus kawin, dan lainnya ada yang berstatus cerai hidup dan cerai mati. Pernikahan dan kesejahteraan berkorelasi secara signifikan, terlebih lagi jika dikorelasikan dengan penghasilan. Hasil penelitian Diener mengatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan adalah perkawinan(Diener.

E., 2000).

Karakteristik Responden

Pekerjaan Responden Pre Covid-19 4.4.

Menurut Wiltshire (2015) ada 8 makna kerja, yaitu:

bekerja sebagai kegiatan ekonomi, bekerja sebagai rutinitas dan aktif, bekerja memuaskan secara intrinsik, bekerja secara moral adalah benar, bekerja sebagai pengalaman interpersonal, bekerja sebagai status dan prestise, bekerja sebagai gender, dan bekerja sebagai kesempatan untuk berlatih (Wiltshire, Anne Hilda, 2015).

Tabel 17 Pekerjaan Responden Pre Covid-19 No

Pekerjaan Responden Pre

Covid

Nganjuk Mojokerto Bangkalan Yogyakarta Magelang

F % F % F % F % F %

1 Usaha Sendiri 6 20,00% 12 40,00% 2 6,67% 12 40,00% 6 20,00%

2 Usaha dengan

7 Tidak Bekerja 9 30,00% 9 30,00% 9 30,00% 10 33,33% 17 56,67%

8 Lainnya 2 6,67% 1 3,33% 17 56,67% 0 0,00% 0 0,00%

Jumlah 30 100% 30 100% 30 100% 30 100% 30 100%

Sumber : Data Hasil Penelitian Diolah 2020

Dari tabel 17 tersebut dapat diketahui bahwa di Kabupaten Nganjuk pekerjaan responden sebelum pandemi Covid-19 adalah sebagai buruh tidak tetap non pertanian dengan jumlah 33,33% atau 10 orang, di Kabupaten Mojokerto pekerjaan responden terbanyak sejumlah 40% atau 12 orang adalah usaha

76

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

sendiri, di Kabupaten Bangkalan pekerjaan responden terbanyak dengan jumlah 56,67% adalah selain dari jenis-jenis pekerjaan tersebut yaitu ibu rumah tangga.

Dari hasil observasi ke rumah salah seorang responden di Kabupaten Magelang, ada yang mempunyai usaha sendiri dengan membuat keripik singkong dan dijual, hal tersebut bisa untuk menambah ekonomi keluarga.

Pekerjaan Respoden di Masa Pandemi Covid-19 4.5.

Pemerintah Indonesia menerapkan sistem dirumah aja yakni masyarakat Indonesia diharuskan untuk diam dan bekerja dirumah masing-masing. Adanya aturan ini membuat para pekerja dan buruh pabrik terpaksa diam dirumah,dikurangi gajinya, dan beberapa perusahaan melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) padahal masih produktif untuk bekerja. Covid-19 berdampak tidak hanya pada kesehatan, perekonomian, tetapi juga pada tenaga kerja atau pekerjaan.

Gambar berikut memperlihatkan pekerjaan responden di masa Covid-19.

Nganjuk Mojokerto Bangkalan Yogyakarta Magelang



Sumber : Data Hasil Penelitian Diolah 2020 Grafik 3 Pekerjaan Responden di Masa Covid-19

Grafik 3 tersebut memperlihatkan pekerjaan responden di masa Covid-19 di Kabupaten Nganjuk yang terbanyak sejumlah 10 orang atau 33,33% sebagai buruh pertanian tidak

Karakteristik Responden

tetap. Kabupaten Mojokerto sejumlah 12 orang atau 40% mereka usaha sendiri. Kabupaten Bangkalan sejumlah 17 orang atau 56,67% pekerjaan mereka adalah selain buruh dan usaha sendiri yakni sebagai ibu rumah tangga. Kota Yogyakarta sejumlah 12 orang atau 40% pekerjaan mereka usaha sendiri. Kabupaten Magelang sejumlah 20 orang atau 66,67% mereka tidak bekerja.

Gambar tersebut memperlihatkan hanya di Kabupaten Magelang terjadi peningkatan tidak bekerja dan penurunan usaha sendiri pada responden.

Pekerjaan Suami Responden Pre Covid-19 4.6.

Variabel jenis kelamin memilki pengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja. Pada pekerja dengan jenis kelamin pria umumnya tingkat produktivitas lebih banyak dibandingkan dengan wanita (Hasanah, Erni Ummi dan Widowati, Puri., 2011). Hal ini sejalan dengan tingkat partisipasi kerja laki-laki selalu lebih tinggi dari tingkat partisipasi kerja perempuan karena laki-laki dianggap pencari nafkah yang utama bagi keluarga, sehingga pekerja laki-laki biasanya lebih selektif dalam memilih pekerjaan yang sesuai dengan aspirasinya baik dari segi pendapatan maupun kedudukan dibanding pekerja perempuan. Hampir semua laki- laki yang telah mencapai usia kerja terlibat dalam kegiatan ekonomi karena laki-laki merupakan pencari nafkah utama dalam keluarga.

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

Nganjuk Mojokerto Bangkalan Yogyakarta Magelang

UsahaSendiri Usahadenganburuhtetap/tidaktetap

 Buruh/Karyawan/PegawaiTetap Buruhpertaniantidaktetap

 BuruhtidaktetapnonpertanianPensiun

TidakBekerja Lainnya

SuamiMeninggal/SudahBercerai

Sumber : Data Hasil Penelitian Diolah 2020 Grafik 4 Pekerjaan Suami Responden Pre Covid-19

Grafik 4 tersebut memperlihatkan bahwa di lima lokasi yakni di Kabupaten Nganjuk sejumlah 10 orang atau 33,33%

pekerjaan mereka sebagai buruh pertanian tidak tetap, Kabupaten Mojokerto sejumlah 17 orang atau 56,67% pekerjaan mereka sebagai buruh tidak tetap non pertanian, Kabupaten Bangkalan sejumlah 16 orang atau 53,33% pekerjaan mereka sebagai buruh tidak tetap non pertanian, Kota Yogyakarta sejumlah 13 orang atau 43,33% pekerjaan mereka sebagai buruh tidak tetap non pertanian, dan Kabupaten Magelang sejumlah 17 orang atau 56,67% pekerjaan mereka sebagai buruh tidak tetap non pertanian. Sebelum pandemi Covid-19 seluruh suami responden mempunyai pekerjaan hal tersebut memperlihatkan tanggung jawab mereka sebagai kepala rumah tangga.

Pekerjaan Suami Responden di Masa Covid-19 4.7.

Adanya pendemi penyakit Covid-19 ini mau tidak mau beberapa perusahaan mengurangi jumlah pekerja atau karyawan sehingga terjadi PHK terhadap karyawan sebagai upaya pencegahan penyebaran penyakit. Banyak pula perusahaan yang mengambil langkah-langkah dan ektrim untuk mempertahankan bisnis mereka dan tentunya untuk mengurangi kerugian akibat covid-19. Menurut pemantauan ILO (International Labour Organization).

Karakteristik Responden

Karena adanya tindakan karantina penuh atau parsial saat ini sudah berdampak pada hampir 2,7 milliar pekerja, yang sudah mewakili sekitar 81 persen tenaga kerja dunia. Dalam situasi saat ini, usaha diberbagai sektor ekonomi sedang menghadapi krisis ekonomi yang dapat mengancam operasi dan kesehatan mereka, terutama di antara perusahaan kecil, sementara jutaan pekerja rentan kehilangan pekerjaan dan pendapatan serta mengalami PHK.

Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan lumpuhnya perekonomian dunia sebagai akibat pencegahan penularan penyakit tersebut serta kebijakan di rumah saja, mengurangi kerumunan, maka banyak perusahaan yang mau tidak mau harus mengurangi jumlah karyawannya atau pemutusan hubungan kerja. Adanya karantina sebagai upaya pencegahan penularan penyakit, juga telah mengakibatkan perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Gambar berikut memperlihatkan pekerjaan suami responden di masa Covid- 19.

7

Nganjuk Mojokerto Bangkalan Yogyakarta Magelang



Sumber : Data Hasil Penelitian Diolah 2020 Grafik 5 Pekerjaan Suami Responden di Masa Covid-19

Grafik 5 memperlihatkan bahwa di Kabupaten Nganjuk sejumlah 10 orang atau 33,33% pekerjaan mereka selama Covid-19 sebagai buruh pertanian tidak tetap. Kabupaten Mojokerto sejumlah 17 orang atau 56,67% pekerjaan mereka sebagai uruh tidak tetap non pertanian. Kabupaten Bangkalan sejumlah 15

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

orang atau 50% pekerjaan mereka sebagai buruh tidak tetap non pertanian. Kota Yogyakarta sejumlah 13 orang atau 43,33% pekerjaan mereka sebagai buruh tidak tetap non pertanian dan Kabupaten Magelang dengan jumlah 17 orang atau 56,67%

pekerjaan mereka sebagai buruh tidak tetap non pertanian. Di masa pandemi Covid-19 suami responden masih mempunyai pekerjaan sebagai buruh tidak tetap non pertanian.

Penghasilan Responden Pre dan di Masa Covid-19 4.8.

Berbagai aspek yang saling berkaitan satu sama lain menyebabkan adanya hubungan kausalitas sehingga berkontribusi dalam menimbulkan kemiskinan secara individu maupun massal. Hal ini sejalan dengan teori “lingkaran setan kemiskinan” dari Nurkse yang mengatakan adanya keterkaitan antara faktor satu dengan lainnya sehingga membentuk sebuah siklus kausalitas satu sama lain (Jhinghan, 2014).

Penghasilan sangat berkaitan dengan kemiskinan melalui tabel berikut dapat diketahui penghasilan responden sebelum Covid-19 dan selama Covid-19.

Karakteristik Responden

Tabel 18 Penghasilan KPM Per Bulan Sebelum Covid-19 dan di Masa Covid-19 Penghasilan KPM (Bulan)

NganjukMojokertoBangkalanYogyakartaMagelang Sebelum CovidMasa CovidSebelum CovidMasa CovidSebelum CovidMasa CovidSebelum CovidMasa CovidSebelum CovidMasa Covid KategoriF%F%F%F%F%F%F%F%F%F% ≤ Rp 600.000,0013%413%413%723%620%1240%27%620%310,00%1033,33% Rp 601.000,00 - Rp 1.200.000,001447%1447%930%1343%1240%1343%1137%1550%1446,67%1446,67% Rp 1.201.000,00 - Rp 1.800.000,00413%310%930%930%1137%413%827%517%1033,33%413,33% Rp 1.801.000,00 - Rp 2.400.000,00723%620%723%13%00%00%620%413%26,67%13,33% Rp 2.401.000,00 - Rp 3.000.000,00413%310%13%00%00%13%310%00%00,00%00,00% > Rp 3.000.000,0000%00%00%00%13%00%00%00%13,33%13,33% Jumlah30100%30100%30100%30100%30100%30100%30100%30100%30100,00%30100,00% Minimal500.000250.000300.000170.000250.000200.000450.000200.000200.000200.000 Maksimal2.800.0002.800.0002.500.0002.250.0003.200.0002.800.0002.600.0002.250.0003.500.0003.500.000 Rata-rata1.550.0001.343.3331.361.6671.044.0001.125.000848.3331.475.8331.048.8331.261.167991.500 Sumber : Data Hasil Penelitian Diolah 2020

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

Dari tabel 18 tersebut dapat diketahui bahwa penghasilan responden di lima lokasi yang bukan merupakan bantuan sosial PKH sebelum dan di masa Covid-19. Responden di Kabupaten Nganjuk penghasilan minimal sebelum Covid sebesar Rp.500.000,- dan di masa Covid-19 mengalami penurunan menjadi Rp.250.000,- Responden di Kabupaten Mojokerto penghasilan minimal sebelum Covid-19 sejumlah Rp.300.000,- dan di masa Covid-19 mengalami penurunan menjadi Rp.170.000,- Responden di Kabupaten Bangkalan penghasilan minimal sebelum Covid Rp.250.000,- dan di masa Covid-19 mengalami penurunan menjadi Rp.200.000,- Responden di Kota Yogyakarta penghasilan minimal sebelum Covid-19 sejumlah Rp.450.000,- dan di masa Covid-19 mengalami penurunan menjadi Rp.200.000,- dan untuk Responden di Kabupaten Magelang penghasilan minimal sebelum Covid-19 sejumlah Rp. 200.000,- dan di masa Covid-19 tetap sejumlah Rp.200.000,- Penghasilan responden jika dilihat secara rata-rata, maka di Kabupaten Nganjuk rata-rata penghasilan mereka mengalami penurunan di masa Covid-19, dari sejumlah Rp.1.550.000,- pre Covid-19 dan menjadi Rp.1.343.333 di masa Covid-19. Di Kabupaten Mojokerto rata-rata penghasilan sebelum Covid-19 sejumlah Rp.1.361.667,- di masa Covid-19 mengalami penurunan menjadi Rp.1.044.000,- Di Kabupaten Bangkalan rata-rata penghasilan mereka sebelum Covid-19 sejumlah Rp.1.125.000,- di masa Covid-19 mengalami penurunan menjadi Rp.848.333,- Di Kota Yogyakarta rata-rata penghasilan sebelum Covid-19 sejumlah Rp.1.475.833,- di masa Covid-19 mengalami penurunan menjadi Rp.1.048.833,- Di Kabupaten Magelang rata-rata penghasilan mereka sebelum Covid-19 sejumlah Rp.1.261.167,- di masa Covid-19 mengalami penurunan menjadi Rp.991.500,- Dapat disimpulkan pandemi Covid-19 berdampak pada penghasilan responden, hal tersebut karena himbauan pemerintah dalam upaya pencegahan penularan penyakit maka diberlakukan bekerja di rumah, mengurangi kerumunan, menjaga jarak, sehingga banyak perusahaan atau yang mempekerjakan pekerja melakukan pemutusan hubungan kerja.

Karakteristik Responden

Pendapatan merupakan salah satu indikator dari kemiskinan.

Rendahnya tingkat pendapatan yang diperoleh masyarakat akan menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan hidupnya, sehingga dapat dikatakan seseorang dengan pendapatan yang rendah disebut masyarakat miskin. Dapat diyakini bahwa terdapat pengaruh langsung antara pendapatan dengan kemiskinan.

Pengeluaran Responden Pre dan di Masa Covid-19 4.9.

Sebagaimana diketahui bahwa untuk menyebut seseorang itu miskin, digunakan garis kemiskinan sebagai indikatornya yang biasa diukur berdasarkan jumlah konsumsi kalori.

Konsumsi kalori dengan tingkat kemiskinan mempunyai korelasi yang sangat erat karena masyarakat miskin tidak bisa memenuhi kalori yang dibutuhkan karena rendahnya penghasilan. Melalui tabel berikut dapat diketahui pengeluaran responden sebelum Covid-19 dan di masa Covid-19.

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

Tabel 19 Pengeluaran Keluarga Per Bulan Sebelum Covid-19 dan di Masa Covid-19 Pengeluaran Keluarga (Bulan)

NganjukMojokertoBangkalanYogyakartaMagelang Sebelum CovidMasa CovidSebelum CovidMasa CovidSebelum CovidMasa CovidSebelum CovidMasa CovidSebelum CovidMasa Covid KategoriF%F%F%F%F%F%F%F%F%F% ≤ Rp 600.000,0000,00%413,33%00,00%310,00%00,00%413,33%13,33%310,00%00,00%26,67% Rp 601.000,00- Rp 1.200.000,001550,00%1550,00%930,00%1136,67%826,67%1033,33%413,33%1033,33%1343,33%2170,00% Rp 1.201.000,00 - Rp 1.800.000,001343,33%1033,33%1860,00%1550,00%1860,00%826,67%1756,67%1240,00%1653,33%516,67% Rp 1.801.000,00 - Rp 2.400.000,0026,67%13,33%26,67%00,00%413,33%826,67%413,33%310,00%00,00%26,67% Rp 2.401.000,00 - Rp 3.000.000,0000,00%00,00%13,33%00,00%00,00%00,00%310,00%26,67%00,00%00,00% > Rp 3.000.000,0000,00%00,00%00,00%13,33%00,00%00,00%13,33%00,00%13,33%00,00%

Karakteristik Responden

Jumlah30100,00%30100,00%30100,00%30100,00%30100,00%30100,00%30100,00%30100,00%30100,00%30100,00% Minimal700.000380.000605.000405.000770.000400.000425.000435.000620.000490.000 Maksimal2.270.0002.330.0002.870.0003.470.0002.050.0002.395.0003.350.0002.750.0003.040.0002.211.000 Rata-rata1.244.7001.079.0331.387.2001.206.7671.419.0331.340.4671.638.2171.300.9331.271.5331.062.433 Sumber : Data Hasil Penelitian Diolah 2020

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

Dari tabel 19 tersebut dapat diketahui bahwa pengeluaran responden sebelum 19 dan selama Covid-19 di lima lokasi. Di Kabupaten Nganjuk terdapat responden dengan pengeluaran terbanyak sebelum Covid-19 yaitu sejumlah Rp.601.000,- hingga Rp.1.200.000,- ada sejumlah 15 orang atau 50% dan di masa Covid-19 pengeluaran mereka tetap.

Kabupaten Mojokerto terdapat responden dengan pengeluaran terbanyak sebelum Covid-19 yaitu sejumlah Rp.1.201.000,- hingga Rp. 1.800.000,- ada sejumlah 18 orang atau 60%, dan di masa Covid-19 pengeluaran mereka menurun tinggal 15 orang atau 50%. Kabupaten Bangkalan terdapat responden dengan pengeluaran terbanyak sebelum Covid-19 yaitu sejumlah Rp.1.201.000,- hingga Rp.1.800.000,- ada sejumlah 18 orang atau 60% dan di masa Covid-19 mengalami penurunan tinggal 8 orang atau 26,67% saja. Kota Yogyakarta terdapat responden dengan pengeluaran terbanyak sebelum Covid-19 yaitu sejumlah Rp.1.201.000,- hingga Rp.1.800.000,- ada sejumlah 17 orang atau 56,67% dan di masa Covid-19 mengalami penurunan tinggal 12 orang saja atau 40%. Kabupaten Magelang terdapat responden dengan pengeluaran terbanyak sebelum Covid-19 yaitu sejumlah Rp.1.201.000,- hingga Rp. 1.800.000,- ada sejumlah 16 orang atau 53,33% dan di masa Covid-19 mengalami penurunan tinggal 5 orang saja atau 16,67%. Rata- rata seluruh responden mengalami penurunan penghasilan di masa Covid-19, dikarenakan sebagai upaya pencegahan penyakit melalui protokol kesehatan antara lain di rumah saja, mengurangi kerumunan, menjaga jarak, penggunaan masker dan mencuci tangan sehingga banyak perusahaan atau yang mempekerjakan melakukan pengurangan tenaga kerja atau pemutusan hubungan kerja.

Jumlah Anak Responden 4.10.

Anak adalah kelompok paling rentan terimbas kemiskinan.

Kemiskinan adalah salah satu akar penyebab terhambatnya anak-anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai potensi maksimal mereka. Tumbuh dalam kemiskinan berdampak pada kesehatan

Karakteristik Responden

dan gizi anak-anak, pencapaian pendidikan dan kesejahteraan psikososial anak-anak. Anak berpeluang kecil menjadi mandiri secara ekonomi serta berhasil di pasar tenaga kerja sebagai orang dewasa. Di antara penduduk miskin Maret 2016 tersebut, 40,22 persen diantaranya adalah anak-anak, yaitu sebanyak 11,26 juta jiwa (BPS. Subdit Statistik Pendidikan dan Kesejahteraan Sosia, 2017). Grafik berikut menampilkan jumlah anak responden sebagai keluarga penerima manfaat.



Nganjuk Mojokerto Bangkalan Yogyakarta Magelang



0orang 1Ͳ2orang 3Ͳ4orang >4orang



Sumber : Data Hasil Penelitian Diolah 2020 Grafik 6 Jumlah Anak

Dari grafik 6 dapat diketahui jumlah anak responden di lima lokasi. Kabupaten Nganjuk jumlah anak satu hingga dua ada sejumlah 21 orang atau 70%. Kabupaten Mojokerto jumlah anak satu hingga dua ada sejumlah 25 orang atau 83,33%.

Kabupaten Bangkalan jumlah anak tiga hingga empat orang ada sejummlah 16 orang atau 53,33%. Kota Yogyakarta jumlah anak satu hingga dua ada sejumlah 18 orang atau 60%, dan Kabupaten Magelang jumlah anak satu hingga dua ada sejumlah 17 orang atau 56,67%. Anak-anak dari keluarga sangat miskin inilah yang menjadi sasaran Program Keluarga Harapan, terhadap pendidikannya, gizi dan tumbuh kembang anak.

Jumlah Tanggungan Responden 4.11.

Jumlah tanggungan keluarga ini adalah semua orang yang ada dalam satu keluarga yang hidup bersama-sama dalam

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

rumah tangga tersebut. Apabila dalam suatu keluarga dengan satu atap terdapat saudara kandung atau saudara bukan kandung yang dalam kondisi belum bekerja namun hidup bersama maka dimasukkan sebagai tanggungan dari rumah tangga tersebut. Gambar berikut menampilkan jumlah tanggungan keluarga responden.

Nganjuk Mojokerto Bangkalan Yogyakarta Magelang



1Ͳ2orang 3Ͳ4orang >4orang



Sumber : Data Hasil Penelitian Diolah 2020 Grafik 7 Jumlah Tanggungan

Dari grafik 7 dapat diketahui jumlah tanggungan responden di lima lokasi. Di Kabupaten Nganjuk jumlah tanggungan keluarga yang terbanyak adalah 3 hingga 4 orang dengan jumlah 21 responden atau 70%. Kabupaten Mojokerto jumlah tanggungan keluarga yang terbanyak adalah 3 hingga 4 orang dengan jumlah 24 responden atau 80%. Kabupaten Bangkalan jumlah tanggungan keluarga yang terbanyak adalah lebih dari 4 orang dengan jumlah 20 responden atau 66,67%. Kota Yogyakarta jumlah tanggungan keluarga yang terbanyak adalah 3 hingga 4 orang dengan jumlah 16 responden atau 53,33%. Kabupaten Magelang jumlah tanggungan keluarga yang terbanyak adalah lebih dari 4 orang dengan jumlah 19 responden atau 63,33%.

Dapat disimpulkan bahwa jumlah tanggungan keluarga sangat berpengaruh terhadap pola konsumsi makanan, karena semakin banyak jumlah keluraga maka akan semakin banyak

Karakteristik Responden

pula konsumsi makanan yang dikeluarkan. Jumlah tanggungan menurut Ahmadi (2007) dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Tanggungan besar, apabila jumlah tanggungan ≥ 5 orang. 2.

Tanggungan kecil, apabila jumlah tanggungan < 5 orang (Ahmadi dan Uhbiyati, 2007).

Jumlah Komponen PKH Yang Diterima 4.12.

Program Keluarga Harapan yang selanjutnya disebut PKH adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada keluarga sangat miskin (KSM) yang ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat (KPM) PKH. Sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan, sejak tahun 2007 Pemerintah Indonesia telah melaksanakan PKH. Program Perlindungan Sosial yang juga dikenal di dunia internasional dengan istilah Conditional Cash Transfers (CCT) ini terbukti cukup berhasil dalam menanggulangi kemiskinan yang dihadapi di negara-negara tersebut, terutama masalah kemiskinan kronis. Adapun komponen bantuan sosial PKH adalah : ibu hamil/balita, anak sekolah SD hingga SMA. Lansia dan disabilitas, dan untuk setiap KPM hanya boleh mendapatkan empat komponen.

Melalui gambar berikut dapat diketahui jumlah komponen yang diterima responden.

 KomponenPKH



LanjutUsia70Tahun 10

 PenyandangCacatBerat/Disabilitas 2



AnakSMA/Sederajat 62

 AnakSMP/Sederajat 62

 AnakSD 89



AnakUsia0Ͳ6tahun 47

 IbuHamil 1

 0 20 40 60 80 100



Sumber : Data Hasil Penelitian Diolah 2020 Grafik 8 Jumlah Komponen Penerimaan PKH

Evaluasi Penambahan Bantuan Sosial PKH

Dari grafik 8 dapat diketahui jumlah komponen yang diterima responden di lima lokasi. Responden menerima komponen terbanyak adalah pendidikan anak sekolah SD dengan jumlah 89 orang. Responden menerima komponen terbanyak ke dua adalah pendidikan anak SMP sejumlah 62 orang, dan komponen Pendidikan SMA juga 62 orang. Responden yang menerima komponen anak usia dini(0-6 tahun) ada sejumlah 47 orang. Responden yang menerima komponen untuk lanjut usia, dikarenakan ada lansia di keluarga tersebut ada sejumlah 10 orang, dan terakhir responden yang menerima bantuan untuk disabilitas karena ada disabilitas di keluarga tersebut ada 10 orang.

Ringkasan Bab IV 4.13.

Dari bab IV dapat diketahui karakteristik responden anatara lain : usia, Pendidikan, pekerjaan, penghasilan pre dan di masa Covid-19, pengeluaran, jumlah anak,jumlah tanggungan responden dan jumlah komponen PKH yang diterima. Karakteristik tersebut menggambarkan kondisi riil KPM PKH yang merupakan keluarga sangat miskin.

Pada bab lima ini akan membahas tentang data hasil penelitian antara lain tentang katagori penilaian efektivitas, analisa tentang efektivitas aspek context, input, process dan product (CIPP) di lima lokasi. Analisis skor pre test dan post test aspek Context, input, process dan product. Uji hipotesis menggunakan Wilcoxon Signed Ranks guna mengetahui hipotesa nihil dan hipotesa alternatif terhadap penambahan bantuan sosial PKH terhadap kesejahteraan keluarga penerima manfaat di masa pandemi Covid-19. Berikut akan ditampilkan mengenai

Pada bab lima ini akan membahas tentang data hasil penelitian antara lain tentang katagori penilaian efektivitas, analisa tentang efektivitas aspek context, input, process dan product (CIPP) di lima lokasi. Analisis skor pre test dan post test aspek Context, input, process dan product. Uji hipotesis menggunakan Wilcoxon Signed Ranks guna mengetahui hipotesa nihil dan hipotesa alternatif terhadap penambahan bantuan sosial PKH terhadap kesejahteraan keluarga penerima manfaat di masa pandemi Covid-19. Berikut akan ditampilkan mengenai

Dokumen terkait