• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB XVI BAGI HASIL PAJAK

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MEDAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN TENTANG PAJAK DAERAH KOTA MEDAN

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kota Medan

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Medan c. Kepala Daerah adalah Walikota Medan

d. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

e. Kepala Dinas Pendapatan Daerah adalah Kepala Dnas Pendapatan Daerah Kota Medan

f. Pejabat adalah Pegawai yang diberikan tugas tertentu dibidang perpajakan Daerah dan atau Retribusi Daerah sesuai dengan peraturan Perundang – Undangan yang berlaku.

g. Kas Daerah adalah kas Daerah Kota Medan

h. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang menurut Ketentuan Peraturan Daerah ini ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan

i. Badan adalah suatu bentuk Badan uswaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komoditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negera atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan, atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya.

j. Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di Hotel.

k. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap /istirahat, memperoleh pelayanan dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut

bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama kecuali untuk pertokoaan dan perkantoran.

l. Pajak Restoran adalah Pajak atas pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di Restoran

m. Restoran atau Rumah Makan adalah tempat yang disediakan untuk menyatap makanan dan minuman dengan dipungut bayaran termasuk kedai nasi, kedai mie, kedai kopi, warung tempat jual makanan / minuman, tempat berdiscotiq dan berkaroke usaha jasa katering dan usaha jasa boga.

n. Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan.

o. Hiburan adalah semua jenis pertunjukan, permainan ketangkasan, dan atau keramaian dengan nama bentuk apapun, yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran tidak termasuk penggunaan fasilitas untuk berolah raga.

p. Penyelenggaraan Hiburan adalah orang pribadi atau badan Hukum yang bertindak untuk atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggung jawabnya menyelengarakan sesuatu hiburan.

q. Penonton atau pengunjung adalah setiap orang yang menhadiri sesuatu hiburan untuk melihat dan atau mendengar atau menikmati atau mempergunakan fasilitas yang disediakan oleh penyelengara hiburan kecuali penyelenggara, karyawan, artis (para pemai) dan petugas yang menhadairi untuk melakukan pengawasan.

r. Tanda masuk adalah suatu tanda atau alat yang sah dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dapat dipergunakan untuk menonton, menggunakan atau menikmati hiburan.

s. Harga Tanda Masuk yang selanjutnya disingkat HTM adalah harga atau nilai nominal yang tertera atau tidak tertera pada tanda masuk yang digunakan untuk menikmati / menggunakan fasilitas hiburan.

t. Pajak reklame adalah pungutan Daerah atas penyelenggaraan reklame.

u. Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk susuanan dan corak ragamnya untuk tujuan komersil, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang, atuapun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dilihat, dibaca, dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah.

v. Panggung / lokasi reklame adalah suatu serana atau tempat pemasangan satu atau beberapa buah rekalame.

w. Izin adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan ata kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

x. Penyelenggaraan reklame adalah perorangan atau badan hukum yang menyelengarakan reklame baik untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.

y. Kawasan / zone adalah batasan – batasan wilayah tertentu sesuai dengan pemanfaatan wilayah tersebut yang dapat dipergunakan untuk pemasangan reklame.

z. Nilai jual objek pajaka reklame adalah keseluruhan pembayaran / pengeluaran biaya yang dikeluarkan oleh pemilik dan atau penyelenggara reklame termasuk dalam hal ini adalah biaya / harga beli bahan reklame, konstruksi, instalasi listrik, pembayaran / ongkos perakitan, pemancaran, peragaan, penayangan, pengecatan, pemasangan dan transportasi pengangkutan, dan lain sebagainya sampai dengan bangunan reklame rampung, dipancarkan, dipergerakan, ditayangkan dan atau terpasang ditempat yang telah dizinkan.

aa. Nilai strategis lokasi reklame adalah ukuran nilai yang ditetapkan pada titik lokasi pemasangan reklame tersebut berdasarkan kriteria kepadatan pemanfaatan tata ruang kota untuk berbagai aspek kegiatan dibidang usaha.

bb.Pajak penerangan jalan adalah pajak yang dipungut atas penggunaan tenaga listrik. cc. Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga listri kuntuk menerangi jalan umum

yang rekeningnya dibayar oleh Pemerintah Daerah.

dd.Penerangan Tenaga Listrik adalah setiap orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik dari PLN mapun bukan PLN.

ee. Penggunaan Tenaga Listrik PLN yang selanjutnya disebut pelanggan PLN adalah setiap orang pribadi atau badan yang menggunakan tenga listrik dari PLN.

ff. Perusahaan Listrik Negera yang selanjutnya disebut PLN adalah PT. PLN (Persero) Cabang Meda.

gg.Kegiatan Industri adalah suatu kegiatan yang diselenggarakan oleh Pelanggan PLN dan orang atau badan Pengguna Tenaga Listrik yang berasal dari bukan PLN dimana Tenaga Listrik tersebut dipergunakan untuk menggerakkan, mengerjakan, mengolah, merubah barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. hh.Penggunaan Tenaga Listrik bukan PLN adalah tenaga listrik yang dihasilkan dari /

oleh pembangkit tenaga Listrik bukan PLN yang dimiliki dan atau dikelloa oleh orang pribadi atau badan.

ii. Pajak Parkir adalah pajak yang dipungut atas penyelenggaraan tempat parker

jj. Tempat Parkir adalah tempat parkir diluar badan jalan oleh orang pribadi atau badan, baik yang disediakan berkatian dengan pokok usaha mapun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk tempat penyediaan penitipan kendaraan bermotor dangarasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran.

kk.Harga Tanda Parkir yang selanjutnya disingkat dengan HTP adalah harga atau nilai nominal yang digunakan atau yang seharusnya dibayar untuk pemakaian tempat parkir.

ll. Pembayaran adalah jumlah dieterima sebagai imbalan atas penyerahan barang atau jasa sebagai pembayaran kepada pemilik Hotel, Restoran, penyelenggara Hiburan atas penggunakan tenaga listrik PLN dan atau Penyelenggara Tempat Parkir.

mm. Pajak yang tertuang adalah pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak pada suatu saat, dalam masa pajak, dalam Tahunan atau dalam bagian Tahun Pajak menurut Peraturan perundang – Undangan perpajakan daerah.

nn. Yang seharusnya dibayar adalah termasuk pemberian potongan harga dan tiket Cuma – Cuma.

oo. Pemungutan adalah suatu rangkaian mulai dari penghimpunan data objek dan

subjek pajak atau retribusi, penentuan besarnya pajak atau retribusi yang tertuang sampai kegiatan penagihan pajak atau retribusi kepada wajib pajak atau wajib Retribusi serta pengawasan penyetoran.

pp. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang dapat disingkat SSPD, adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang tertuang menurut peraturan perundang – undangan perpajakan daerah. qq. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang dapat disingkat SPTPD, adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang tertuang ke Kas Daerah atau tempat lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.

rr. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang dapat disingkat SKPD, adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang tertuang.

ss. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, yang dapat disingkat SKPDKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pajak yang tertuang, jumlah kredit pajak. Jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar.

tt. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang dapat singkat

SKPDKBT adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.

uu. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang dapat singkat SKPDLB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak yang tertuang atau tidak seharusnya tertuang.

vv. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, yang dapat disingkat SKPDN, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pajak yang tertuang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak, atau pajak tidak tertuang dan tidak ada kredit pajak. ww. Surat Tagihan Daerah, yang dapat disingkat STPD adalah surat untuk melakukan

tagihan pajak dan sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.

xx. Surat Keputusan Pembentulan adalah surat keputusan untuk membentulkan

kesalahan tulis. Kesalahan hitung dan atau kekeliruan dalam penerapan peraturan perundang – undangan perpajakan daerah yang terdapat dalam Surat Ketetapan pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil atau Surat Tagihan Pajak Daerah.

yy. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak.

zz. Putusan Banding adalah Badan penyelesaian Sengketa pajak atas banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.

aaa. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukansecara teratura untuk mengumpulkan data dan informasi yang meliputi keadaan harta, kewajiban atau utang, modal, penghasilan dan biaya serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan perhitungan rugi laba setiap Tahun Pajak Berakhir.

bbb. Penyidikan Tindak Pidana dibidang perpajakan daerah dan retribusi daerah

serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang

dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan retribusi daerah yang terjadi serta menentukan tersangkanya.

BAB II PAJAK HOTEL

Pasal 2

Dengan nama Pajak Hotel dipungut Pajak atas pelayanan di Hotel Pasal 3

(1) Objek Pajak Hotel adalah setiap pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di hotel termasuk :

a. Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek antara lain gubuk pariwisata (cottage), motel, wisma pariwisata, pesanggarahan (hostel) losmen dan rumah penginapan. Dalam pengertian rumah penginapan termasuk rumah kos dengan jumlah kamar minimal 10 (sepuluh) atau lebih yang menyediakan fasilitas seperti rumah penginapan.

b. Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atautinggal jangka pendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan antara lain telepon, faksimili, teleks, fitocopy, pelayanan cuci, setrika, taksi dan pengangkutan lainnya, yang disediakan atau dikelola hotel.

c. Fasilitas olah raga dan hiburan yang disediakan khusus untuk tamu hotel, bukan untuk umum antara lain pusat kebugaran, pub, diskotic, yang disediakan atau dikelola hotel.

d. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di Hotel.

e. Penjualan makanan dan atau minuman ditempat yang disetai dengan fasilitas penyantapannya di Hotel.

(2) Dikecualikan dari Objek Pajak Hotel adalah :

a. Penyewaan rumah atau kamar, apartemen dan atau fasilitas tempat tinggal lainnya baik bangunan, pekarangan dan menagementnya yang tidak menyatu dengan hotel. b. Pelayanan tinggal d Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat

Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil asrama dan pondok pesantren

c. Fasilitas olahraga dan hiburan disediakan di Hotal yang dipergunakan oleh bukan tamu Hotel dengan pembayaran. Pertokoan, perbankan, perkantoran, salon yang dipakai oleh umum di Hotel.

d. Pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel dan dapat dimanfaatkan oleh umum.

Pasal 4

(1) Subjek Pajak Hotel adalah orang atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan

(2) Wajib Pajak Hotel adalah Pengusaha Hotel sebagaimana tersebut pada pasal 3 ayat (1)

Pasal 5

Dasar pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada Hotel Pasal 6

Tarif Pajak Hotel adalah sebesar 10 % (sepuluh persen) Pasal 7

Besarnya Pokok Pajak Hotel yang terutang dihitung cara mengalikan tarif pajak sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 dengan dasar pengenaan sebagaimana dimaksud pada pasal 5.

Pasal 8

(1) Pajak yang tertuang dipungut di dalam daerah

(2) Masa Pajak Hotel adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan satu bulan takwim (3) Pajak Hotel tertuang dalam masa pajak terjadi atau timbul pada saat kegiatan pelayanan

Hotel dilakukan.

BAB III PAJAK RESTORAN

Pasal 9

Dengan nama Pajak Restoran dipungut pajaka atas setiap pelayanan di Restoran Pasal 10

(1) Objek Pajak restoran adalah setiap pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di Restoran termaduk bar, café, rumah makan, Buffet, kantin, kedai nasi/kopi dan meliputi penjualan makanan / minumandi tempat yang disertai tempat penyantapan mapun yang diantar / dibawa pulang (take away).

(2) Dikecualikan dari objek Pajak restoran adalah : a. Pelayanan jasa boga / ketering.

b. Pelayanan yang disediakan oleh restoran atau Rumah makan yang pendapatan brutonya tidak melebihi batas Rp. 600.000 (enam ratus ribu rupiah) per bulan.

c. Penjualan makanan dan atau minuman ditempat yang disertai dengan fasilitas penyantapan di Hotel.

Pasal 11

(1) Subjek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan Restoran.

(2) Wajib pajak restoran adalah pengusaha restoran sebagaimana tersebut pada pasal 10 ayat (1)

Pasal 12

Dasar pengenaan pajak restoran adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada restoran Pasal 13

Tarif Pajak Restoran adalah sebesar 10 % (sepuluh persen) Pasal 14

Besarnya Pokok Pajak Restoran yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tariff pajak sebagaimana dimaksud pada pasal 13 dengan dasar pengenaan sebagaimana dimaksud pada pasal 12

Pasal 15

(1) Pajak yang tertuang dipungut di dalam daerah

(2) Masa pajak restoran adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan satu bulan takwim (3) Pajak restoran tertuang dalam masa pajak terjadi atau timbul pada saat kegiatan

pelayanan restoran dilakukan.

BAB IV PAJAK HIBURAN

Pasal 16

Dengan nama Pajak Hiburan, dipungut pajak atas setiap penyelenggaraan Hiburan. Objek Pajak Hiburan adalah setiap penyelenggarakan hiburan berupa :

a. Pertunjukkan Film

b. Pertunjukan kesenian, sirkus, pameran seni, Busana, Kecantikan dan sejenisnya c. Pertunjukan musik dan tari

d. Discotik e. Karaoke f. Klab malam

g. Permainan Billayard

h. Permainan Ketangkasan, taman hiburan keluarga, permainan anak – anak, video game, play station dan sejenisnya.

i. Pantai pijat, salon kecantikan dan wisma pangkas. j. Mandi uap dan sejenisnya

k. Pertandingan olahraga

m. Persewaan permainan Internet Pasal 18

(1) Subjek pajak hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menonton dan atau menikmati hiburan

(2) Wajib pajak hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan hiburan. Pasal 19

Dasar pengenaan Pajak Hiburan adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar untuk menonton dan atau menikmati hiburan sebagaimana ditetapkan dalam HTM.

Pasal 20

Tarif pajak hiburan adalah untuk setiap jenis hiburan yang ditetapkan sebagai berikut : a. Pertunjukkan di Bioskop

Klasmen Bioskop Besar pajak Besar Pajak

AH Utama 30 % dari HTM AH 28 % dari HTM AI 26 % dari HTM BH 24 % dari HTM BI 20 % dari HTM C 17 % dari HTM D 13 % dari HTM Keliling 10 % dari HTM

b. Ketentuan klasmen dan besarnya harga tanda masuk untuk masing – masing Bioskop di Kota Medan akan ditetapkan lebih lanjtu dengan Surat Keputusan Kepala Dinas.

c. Tata cara pengadaan / perforsi tanda masuk / karcis tontonan dan pembayaran dimuka (PDM) Pajak Hiburan Tetap dan insidentil dakan ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah.

d. Untuk pertunjukan keseniian, antara lain kesenian tradisional, pertunjukan sirkus,pameran seni:

1. Di ruangan yang memakai AC dipungut pajak sebesar 15 % (lima belas perseratus) dari HTM.

2. Di ruang yang tidak AC di pungut pajak sebesar 10 % (sepuluh perseratus) dari HTM.

e. Untuk pameran Busana, Konteks kecantikan, pertunjukan / pagelaran musik dan tari 1. Di ruangan yang memakai AC dipungut pajak sebesar 25 % (dua puluh lima

2. Di ruang yang tidak AC di pungut pajak sebesar 20 % (dua puluh perseratus) dari HTM.

f. Untuk discotik, disco, bar, karaoke, klab malam dan sejenisnya ditetapkan sebesar 30 % (tiga puluh perseratus) dari HTM atau jumlah pembayaran untuk menonton dan atau menikmati hiburan di luar harga makanan / minuman yang telah dikenakan Pajak Hotel dan atau Pajak Restoran.

g. Untuk diskotiq, Disco, Bar, Klab malam yang tidak menggunakan tanda masuk dan atau tidak membayar untuk menonton atau menikmati hiburan dipungut pajak sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah) untuk setiap pengunjung diluar harga makanan / minuman yang telah dikenakan Pajak Hotel dan atau Pajak Restoran.

h. Untuk permainan Billayard :

1. Di ruangan yang memakai AC dipungut pajak sebesar 20 % (dua puluh perseratus) dari HTM atau harga koin per meja untuk sekali permainan.

2. Di ruang yang tidak AC di pungut pajak sebesar 15 % (lima belas perseratus) dari HTM atau harga koin per meja untuk sekali permainan.

i. Untuk permainan ketangkasan, Taman Hiburan Keluarga, Permainan anak – anak antara lain Vidio game, play station, mini train, kuda pusing, sampan pusing, speed boat, bom-bom car dan sejenisnya dipungut sebesar 20 % (dua puluh perseratus) dari HTM atau harga koin.

j. Usaha jasa panti pijat, mandi uap dan sejenisnya dipungut pajak sebesar 20 % (dua puluh perseratus) dari HTM per jam, salon kecantikan dipungut pajak sebesar 20 % (dua puluh perseratus) dari jumlah pembayaran

k. Pertunjukan pertandingan olah raga antar klub dalam negeri dipungut pajak sebesar 15 % (lima belas perseratus) dari HTM, sedangkan pertandingan olahraga dengan dukungan antar bangsa dipungut pajak sebesar 20 % (dua puluh perseratus) dari HTM.

l. Taman rekreasi, kolam renang, pancintg dan sejenisnya dipungut pajak sebesar 10 (sepuluh perseratus ) dari HTM.

m. Untuk jenis Hiburan yang tidak menggunakan Tanda Masuk dipungut pajak sebesar 20 % (dua puluh perseratus) dari jumlah pembayaran. Untuk persewaan permainan internet dipungut sebesar 10 % (sepuluh perseratus) dari nilai sewa perjam

Pasal 21

Besarnya pokok pajak Hiburan yang tertuang dengan cara mengalikan tarif pajak sebagaimana dimaksud pada pasal 20 masing – masing dari setiap jenis dengan dasar pengenaan sebagaimana dimaksudkan pada pasal 19.

Pasal 22

(1) pajak yang tertuang dipungut di dalam daerah

(2) Masa pajak hiburan adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan satu bulan takwim (3) Pajak hiburan tentang dalam masa pajak terjadi atau timbul pada saat kegiatan

BAB V PAJAK REKLAME

Pasal 23

Dengan nama Pajak Reklame dipungut pajak setiap penyelenggaraan reklame Pasal 24

(1) Objek pajak reklame adalah setiap penyelenggaraan reklame meliputi : a. Reklame papan / Billboard / Megattron

b. Reklame Kain

c. Reklame Melekat (stiker) d. Reklame Berjalan

e. Reklame Udara f. Reklame Suara g. Reklame Film / Slide h. Reklame Peragaan i. Reklame Peragaan

(2) Dikecualikan dari Objek Reklame adalah :

a. Penyelenggaraan reklame melalui Televisi, Radio, dan wartawan harian, warta mingguan, warta bulanan dan sejenisnya.

b. Dibuat atau diselenggarakan khusus untuk kepentingan umum dalam jangka waktu yang ditentukan oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk.

c. Diselenggarakan oleh perwakilan diplomatik, perwakilan konsulat, perwailan PBB, serta badan – badan khusus, badan – badan atau lembaga – lembaga organisasi internasional pada lokasi badan – badan yang dimaksud.

d. Diselenggarakan oleh organisasi politik atau organisasi sosial politik yang semata – mata mengenai politik.

e. Diselenggarakan oleh suatu perusahaan pada kendaraan milik perusahaan tersebut yang semata – mata dan atau sebutan umum perusahaan yang bersangkutan dan luasnya tidak lebih dari ¼ M2, misalnya : Bus sekolah, KPUM, Rahayu, PT. Inalum, Provri, lain – lain.

f. Ditempatkan pada suatu kendaraan yang berasal dari luar wilayah daerah dan berada di luar wilayah tersebut tidak lebih dari 7 (tujuh) jam berturut – turut.

g. Khusus mengenai pemilikan dan atau peruntukan tanah, dengan ketentuan luasnya tidak melebihi ¼ m2 dan diselenggarakan diatas tanah tersebut.

h. Khusus dan semata – mata memuat nama dan atau sebutan dari pekerjaan atau perusahaan yang diselenggarakan diatas tanah atau bangunan dimana reklame tersebut diselenggarakan dengan ketentuan luasnya tidak melebihi ¼ M2.

i. Merupakan reklame suara apabila menurut pendapat kepala Daerah penyelenggaraan termasuk golongan penjaja atau pengusaha kecil.

(1) Subjek Pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelengarakan atau memesan reklame .

(2) Wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame (3) Setiap penyelenggaraan reklame harus mendapat izin dari Kepala Daerah

Pasal 26

(1) Dasar pengenaan reklame adalah nilai sewa reklame

(2) Nilai sewa Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan pemasangan, lama pemasangan, nilai strategis, lokasi dan reklame.

(3) Dalam hal reklame diselenggarakan oleh orang pribadi atau badan yang memanfaatkan reklame untuk kepentingan sendiri, maka nilai sewa reklame dihitung berdasarkan pemasangan, pemeliharaan nilai strategis, lokasi dan jenis reklame.

(4) Dalam hal reklame diselenggarakan oleh pihak ketiga maka nilai sewa reklame ditentukan berdasarkan jumlah pembayaran untuk suatu masa pajak / masa penyelenggaraan reklame dengan memperhatikan biaya pemasangan, pemeliharaan nilai strategis, lokasi dan jenis reklame.

(5) Hasil perhitungan nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud (2) dinyatakan dalam bentuk tabel dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

Pasal 27

Tarif pajak reklame ditetapkan sebesar 25 % (dua puluh perseratus). Pasal 28

Besarnya pokok pajak reklame yang tertuang dihitung dengan cara mengalikan pajak sebagaimana dimaksud pada pasal 27 dengan dasar pengenaan sebagaimana dimaksud pada pasal 26.

Pasal 29

(1) Pajak yang tertuang dipungut di dalam daerah

(2) Masa Pajak reklame adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan satu tahun takwim

(3) Pajak reklame, tertuang dalam masa pajak terjadi atau timbul pada saat kegiatan