• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

IV. Lain-lain PAD yang

4.2.2 Peranan Dinas Pendapatan Daerah dalam Upaya Meningkatkan Penerimaan Pajak Hiburan sebagai Pendapatan Asli Daerah Kota Medan

4.2.2.4 Sistem Pengelolaan Pajak Hiburan Kota Medan

Sitem pengelolaan Pengelolaan dapat diartikan sebagai proses, cara, perbuatan mengelola; proses melakukan kegiatan tertentu dengan mengerakkan tenaga orang lain; proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi; proses yang memberikan pengawasan dan pencapaian tujuan sebagai perangkat unsur yang secara teratur yang saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas, susunan yang teratur. Dalam pengelolaan pajak hiburan terdiri dari mulai pemungutan, pembukuan dan pemriksaan pajak hiburan yang dikelola oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

Untuk memperlancar pembayaran pajak hiburan, sebaiknya wajib pajak mengetahui bagaimana tata cara pembayaran pajak hiburan. Berikuy adalah tata cara pembayaran pajak hiburan :

1. Pembayaran pajak hiburan dilakukan di kas daerah atau tempat yang lain ditunjuk oleh Kepala Daerah dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterimanya Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (PTPD), Surat Ketetapan Pajak Daerah ( SKPD ), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB), Surat Ketetapan Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT), dan Surat Teguran Pajak Daerah (STPD). 2. Apabila pembayaran pajak hiburan dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, hasil

penerimaan pajak harus disetor ke kas daerah selambat-lambatnya 1x 24 jam dan atau dalam waktu yang ditentukan oleh kepala daerah.

3. Pembayaran pajak hiburan dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah ( SSPD ).

4. Pembayaran pajak hiburan dengan sistem self assessment system dilakukan di kas daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Kepala daerah pada tanggal 7, 14, 21, dan 28 berdasarkan SPTPD atas pajak yang telah dipungut dalam masa pajak, bilamana dalam tanggal tersebut jatuh pada hari libur maka jadwal pembayaran dimundurkan pada tanggal berikutnya.

5. Pembayaran pajak hiburan harus dilakukan sekaligus atau lunas.

6. Kepala daerah atau pejabat dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk mengangsur pajak terutang dalam kurun waktu tertentu setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan.

7. Angsuran pembayaran pajak hiburan harus dilakukan secara teratur dan berturut-turut dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen ) sebulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang bayar.

8. Kepala daerah atau pejabat dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk menunda pembayaran pajak sampai batas waktu yang ditentukan setelah memenuhu persyaratan yang ditentukan dengan dikenakan bunga sebesar 2% ( dua persen ) dari jumlah pajak yang belum atau kurang bayar.

9. Persyaratan untuk dapat mengangsur dan menunda serta tata cara pembayaran angsuran dan penundaan ditetapkan oleh kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk oleh kepala daerah.

Pemungutan pajak daerah yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan daerah Kota Medan seringkali mengalami hambatan, salah sataunya adalah adanya penunggakan

pembayaran yang dilakukan oleh wajib pajak yang menyelenggarakan hiburan. Untuk mengatasi hal ini atau tindakan yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan daerah Kota Medan terhadap wajib pajak yang melalaikan atau melakukan penunggakan atas pembayaran pajak adalah sebagai berikut :

a) Dinas Pendapatan daerah Kota Medan akan memberikan Surat Teguran Pajak Daerah ( STPD ) atau surat sejenis lannya yang dikeluarkan oleh pejabat sebagai awal tindakaan pelaksanaan penagihan atas melalaikan pajak hiburan yang dikeluarkan 7 ( tujuh ) hari sejak saat tanggal jatuh tempo pembayaran.

b) Dalam jangka waktu 7 ( tujuh ) hari setelah Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat sejenis lainnya, wajib pajak harus melunasi pajak hiburan yang terutang. c) Apabila jumlah pajak hiburan yang terutang masih harus dibayar atau tidak dilinasi

oleh wajib pajak dalam jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam Surat Teguran atau Surat Peringatan dan atau surat sejenis lainnya, maka jumlah pajak yang harus dibayar ditagih dengan Surat Paksa.

d) Pejabat menrbitkan Surat Paksa segera setelah 21 ( dua puluh satu ) hari sejak tanggal Surat Tuguran atau Surat Peringatan dan atau surat sejenis lainnya.

e) Tetapi jika pajak hiburan masih belum dilunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jam sesudah tanggal pemberitahuan Surat Paksa, pejabat seegera menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan ( SPMP ).

f) Setelah dilakukan penyitaan dan wajib pajak tetap belum juga melunasi pajak terutangnya, maka setelah tanggal 10 ( sepuluh ) hari sejak tanggal pelaksanaan

penyitaan ( SPMP ), pejabat mengajukan permintaan penetapan tanggal pelelangan kepada Kantor Lelang Negara.

g) Setelah Kantor Lelang Negara akan menetapkan hari, tanggal, jam dan tempat pelaksanaan lelang, juri sita memberitahukan dengan segera secara tertulis kepada wajib pajak.

Dengan adanya tata cara tersebut di atas dan tindakan Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, maka diharapkan wajib pajak semakin memiliki kesadaran untuk membayar pajak. Pajak yang dibayarkan kepada Dinas Pendapatan akan disetorkan ke kas daerah dan yang kemudian akan dijadikan pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah. Dan dari pendapatan inilah yang akan dialokasikan untuk pembiayaan penyelenggaraan penerintahan dan pembangunan daerak Kota Medan.

Kesadaran dalam pembayaran pajak akan sangat membatu pemerintah daerah melalui Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dalam merealisasikan target pajak hiburan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam APBD kota Medan. Disamping kesadaran wajib pajak, Dinas Pendapatan Daerah pun harus meelakukan pengawasan di lapangan terhadap penyelenggaraan hiburan yang dipungut atau dikenakan pajak hiburan

BAB VI PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Dari hasil penyajian data dan pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulakan, bahwa Peranan Dinas Pendapatan Daerah dalam upaya Meningkatkan Penerimaan Pajak Hiburan sebagai Pendapatan Asli Daerah Kota Medan yang dimulai dari pemungutan, yaitu suatu rangkaian mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak, penentuan besarnya pajak kepada wajib pajak serta pengawasan penyetorannya. Kedua pembukuan, yaitu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan. Hingga pada proses yang terakhir yaitu pemeriksaan pajak hiburan, yaitu menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dalam rangka melaksanakan peraturan daerah tentang pajak hiburan sudah cukup baik hal ini dapat dilihat dari data 5 (lima) tahun terakhir mulai dari tahun 2005-2009 dimana telah tercapainya/terealisasikannya target penerimaan pajak hiburan pada setiap tahunnya walaupun pada tahun 2009 mengalami penurunan.

Selain itu, ada beberapa kesimpulan juga yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah :

1. Tercapainya penerimaan pajak hiburan yang melebihi target pada tahun 2005 dan 2006 menandakan bahwa kinerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dapat dikatakan berhasil sehingga pajak hiburan dapat memberikan kontirbusi atau pemasukan bagi kas daerah untuk membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan Kota Medan.

2. Dari data yang dijelaskan pada bab-bab di atas dapat kita lihat bahwa masyarakat Kota Medan pada umumnya dan wajib pajak pada khususnya telah memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dalam membayar pajak hiburan.

3. Dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah maka tariff pajak hiburan untuk Kabupaten/Kota ditetapkan oleh pemerintah daerah sendiri khususnya Kota Medan sehingga memberikan kesempatan dan keleluasaan serta kemandirian bagi pemerintah daerah untuk mengatur sendiri besarnya tariff pajak hiburan sesuai dengan kondisikemampuan masyarakat Kota Medan.

4. Petugas pemungut pajak yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Pendapatan Daerah telah melakukan tugasnya dengan baik terbukti dengan selama ini wajib pajak yang menunggak pembayaran pajak hiburan menjadi membayar kewajibanya.

5. Untuk dapat meningkatkan penerimaan pajak hiburan diperlukan peran, kerja sama tanggung jawab, serta kepercayaan yang baik antara wajib pajak dengan petugas pajak.

6. Dengan melihat realisasi penerimaan pajak hiburan tahun 2005-2009 dapat diketahui bahwa realisasi penerimaan pajak hiburan telah mencapai target penerimaan bahkan melebihi target penerimaan yang telah ditetapkan. Ini menunjukkan pengelolaan yang dilakukan dinas pendapatan daerah telah dilakukan dengan baik.

7. Pendapatan daerah pada hakikatnya diperoleh melalui mekanisme pajak yang dibebankan kepada seluruh masyarakat Kota Medan yang menekankan pada persyaratan bahwa masyarakat berperan penting terhadap peningkatan penerimaan pajak daerah untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Kota Medan.

8. Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, retribusio daerah, pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-laion pendapatan daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada darah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah.

5.2 Saran

Agar pelaksanaan penerimaan pajak hiburan di Kota Medan dapat dilaksanakan dengan baik dan memperoleh hasil yang maksimal, maka ada beberapa saran yang diberikan peneliti untuk Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, yaitu :

1. Dinas Pendapatan daerah kota Medan perlu menciptakan suatu system yang baru di dalam prosedur pengadministrasian penerimaan, penggalian dan pengelolaan pajak daerah pada umumnya dan pajak hiburan pada khusunya, karena prosedur pengadministrasian pajak daerah yang diterapkan selama ini sudah tidak efektif lagi sehingga diperlukan sistem yang baru yang dapat lebih memudahkan para aparat pajak untuk mendata dan memungut serta pengelolaan pajak hiburan.

2. Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan harus mengelola pajak hiburan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efektif, trasparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas kepatuhan, keadilan, agar timbul rasa kepercayaan para wajib pajak yang mereka bayar digunakan untuk pembangunan daerah Kota Medan.

3. Meningkatkan pelayanan terhadap masyarkat agar semakin baik, sehingga tingkat kesadaran wajib pajak semakin tinggi.

4. Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan perlu meningkatkan pengawasan dalam pemungutan dan penagihan sesuai dengan undang-undang perpajakan yang berlaku dan memberikan sanksi-sanksi yang tegas bagi wajib pajak yang melanggar atau lalai dalam kewajiban perpajakan.

5. Penggunaan dana atas pajak hiburan hendaknya tepat sasaran yaitu untuk pembangunan dan meningkatkan pelayanan umum bagi masyarakat.