• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Metode Analisis Data

3. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Ada

53 dua cara yang dapat digunakan untuk menguji normalitas, pertama dengan uji statistik dan kedua dengan analisis grafik (Ghozali, 2013:160). Pada penelitian ini penulis menggunakan uji normalitas dengan cara uji statistik menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov.

Untuk mendeteksi normalitas data dengan teknik Kolmogorov Smirnov tentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:

Hipotesis nol (H0) : data terdistribusi secara normal Hipotesis alternatif (Ha) : data tidak terdistribusi secara normal Setelah dilakukan pengujian maka hasil dari pengujian tersebut dibandingkan dengan α=0,05. Jika nilai probabilitas signifikansi data yang diuji > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, namun jika nilai probabiltas datam< 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima (Ghozali, 2013:33).

4. Uji Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (Ghozali, 2013:96). Korelasi dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan bahwa nilai r tidak lebih dari (-1≤ r ≤ 1). Apabila nilai r

= 1 artinya korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat (Riduwan dan Kuncoro, 2012:62). Untuk penentuan kekuatan hubungan digunakan kriteria sebagai berikut:

0,00 ≤ r ≤ 0,199 : Hubungan sangat lemah 0,20 ≤ r ≤ 0,399 : Hubungan lemah

54 0,40 ≤ r ≤ 0,599 : Hubungan cukup kuat

0,60 ≤ r ≤ 0,799 : Hubungan kuat

0,80 ≤ r ≤ 1,000 : Hubungan sangat kuat

Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel Ha : Ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variable

Pengujian berdasarkan uji probabilitas akan diterima apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka Ho ditolak dan jika signifikansi lebih besar dari 0,05 maka Ha diterima

5. Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk menguji kekuatan dari hubungan langsung maupun tidak langsung variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Dalam penelitian ini, alat analisis ini digunakan untuk mengetahui efek interaksi antara variabel kualitas pelayanan dan relationship marketing terhadap kepuasan nasabah sebagai variabel intervening, serta dampaknya terhadap variabel loyalitas nasabah.

Analisis jalur adalah perluasan dari analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang terdapat dalam penelitian ini.

Menurut Fraenkel dan Wallen dalam Nidjojo (2014 : 13) menyatakan bahwa analisis jalur digunakan untuk menguji kemungkinan dari satu hubungan sebab akibat diantara tiga variabel atau lebih. Dengan demikian, analisis jalur pada dasarnya adalah sarana untuk menganalisis hubungan

55 kausal antar variabel guna mengetahui baik pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung diantara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kerangka kerja analisis jalur dalam penelitian ini terdiri dari 2 persamaan regresi yang menentukan efek mediasi yang terjadi. Persamaan dalam model ini terdiri dari dua struktur, yaitu:

 Struktur I :

Analisa Jalur Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Relationship Marketing terhadap Kepuasan Nasabah

Y1 = PY1X1 + PY1X2 +

ϵ

1

Keterangan :

Y1 = Kepuasan Nasabah X1 = Kualitas Pelayanan X2 = Relationship Marketing

ϵ

1 = Residual

Gambar 3. 1

Model Analisis Jalur Struktur I

PY1X1

PY1X2

Kepuasan (Y1) Kualitas

Pelayanan (X1)

ϵ

1

Relationship Marketing (X2)

56

 Struktur II

Analisa Jalur Pengaruh Kualitas Pelayanan, Relationship Marketing dan Kepuasan Nasabah Sebagai Variabel Intervening

Terhadap Loyalitas Nasabah

Y2 = PY2X1+ PY2X2 + PY2Y1 + ϵ2

Keterangan :

Y2 = Loyalitas Nasabah X1 = Kualitas Pelayanan X2 = Relationship Marketing

Y1 = Kepuasan Nasabah ϵ2 = Residual

Gambar 3. 2

Model Analisis Jalur Struktur II

57 Analisis jalur ( Path Analysis ) dalam penelitian ini adalah Kepuasan Nasabah. Analisis jalur akan membantu dalam melihat besarnya koefisien secara langsung maupun tidak langsung dari variabel independen terhadap variabel dependen dengan memperhatikan besarnya koefisien.

Maka bisa dibandingkan besarnya pengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan nilai koefisien tersebut akan diketahui variabel mana yang memberikan pengaruh terbesar dari pengaruh terkecil terhadap variabel terikat. Berikut gambar model analisis jalur pada penelitian ini :

6. Perhitungan Pegaruh

Setelah persamaan struktural 1 dan 2 dibentuk dan dilakukan analisis secara parsial dan simultan, maka tahap selanjutnya adalah menghitung pengaruh untuk melihat seberapa kuat pengaruh suatu variabel dengan variabel lainnya baik secara langsung, maupun secara tidak

Gambar 3. 3

Model Analisis Jalur (Path Analysis)

X 1

X

2

X 3

=

Y 1 Y 2 e

1

11

e

2

58 langsung. Perhitungan pengaruh masing masing dilakukan untuk persamaan 1 dan 2.

7. Uji Hipotesis

Sugiyono (2013: 96) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan Kerlinger (2006: 30), hipotesis adalah pernyataan dugaan (conjectural) tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan (declarative) dan menghubungkan secara umum maupun khusus-variabel yang satu dengan variabel yang lain.

Pengujian hipotesis merupakan pengujian terakhir, dengan maksud untuk mengetahui pengaruh antar variabel yang diteliti. Hipotesis yang diajukan akan disimpulkan melalui perhitungan nilai koefisien determinasi dan signifikansi untuk setiap jalur yang diteliti (Sandjojo, 2014 : 109).

8. Model Trimming

Model Trimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur analisis jalur dengan cara mengeluarkan dari model variabel eksogen yang koefieisen jalurnya tidak signifikan (Heise dalam Riduwan, 2007:127). Jadi, model trimming terjadi ketika koefisien jalur diuji secara keseluruhan ternyata ada variabel yang tidak signifikan. Walaupun ada satu, dua, atau lebih variabel yang tidak

59 signifikan, peneliti perlu memperbaiki model struktur analisis jalur yang telah dihipotesiskan.

E. Operasional Variabel Penelitian 1. Skala Pengukuan

Dalam penyusunan instrumen penelitian harus mengatuhi dan paham tentang jenis sekala pengukuran yang digunakan dan tipe – tipe skala pengukuran agar instrumen bisa diukur sesuai apa yang hendak diukur dan bisa dipercaya dan serta reliabel (konsisten) terhadap permasalahan instrumen penelitian.

Maksud dari sekala pengukuran ini untuk mengklasifikasi variabel yang akan diukur supayan tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah penelitisn berikutnya. Jenis – jenis skala pengukuran ada empat, yaitu : Skala Ordinal, Skala Interval, dan Skala Ratio. Dalam kajain ini hanya akan membahas skala ukur Skala Interval, dan Skala Ratio untuk memenuhi asumsi dari model analisis korelasi, regresi, path analysis, dan structural. (Ridwan dan Kuncoro (2010: 17)).

Skala interval adalah skala yang menunjukan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama. Analisis statistic yang digunakan ialah uji statistic parametrik.

60 Tabel 3.1

Skala Interval 5 : Sangat Puas

4 : Puas

3 : Cukup Puas 2 : Kurang Puas 1 : Tidak Puas

5 : Sangat Baik 4 : Baik

3 : Sedang 2 : Buruk 1 : Buruk Sekali Riduwan dan Kuncoro, 2010:20

2. Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:38). Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981 dalam Sugiyono, 2014:38). Dinamakan variabel karena ada variasinya misalnya, berat badan dapat dikatakan variabel, karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara satu dengan yang lain.

Variabel yang tidak ada variansinya bukan dikatakan sebagai variabel.

Untuk dapat bervariansi, maka penelitian harus berdasarkan pada sekelompok sumber data atau objek yang bervariasi.

Pada penelitian ini, variabel penelitian ini yang digunakan terdiri dari variabel exogenous dan variabel endogenous. Variabel-variabel tersebut diuraikan sebagai berikut (Sarwono, 2007:4):

61 a. Variabel exogenous

Variabel-variabel exogenous dalam suatu model jalur ialah semua variabel yang tidak ada penyebab-penyebab eksplisitnya atau dalam diagam tidak ada anak-anak panah yang menuju kearahnya, selain pada bagian kesalahan pengukuran. Jika antara variabel exogenous dikolerasikan maka kolerasi tersebut ditunjukkan dengan anak panah berkepala dua yang menghubungkan variabel-variabel tersebut.

b. Variabel endogenous

Variabel endogenous ialah variabel yang mempunyai anak panah-anak panah menuju ke arah variabel tersebut. Variabel yang termasuk di dalamnya mencakup semua variabel perantara dan tergantung. Variabel perantara endogenous mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya dan dari arah variabel tersebut dalam suatu model dianggap jalur. Adapun variabel tergantung hanya mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya.

3. Instrumen Penelitian

Menurut Sukmadinata (2010;230) instrument penelitian adalah berupa tes yang bersifat mengukur, karena berisi tentang pertanyaan dan pernyataan yang alternative jawabannya memiliki standard jawaban tertentu, benar salah maupun skala jawaban. Instrument yang berisi jawaban skala, berupa pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya berbentuk skala deskriptif ataupun skala garis”. Sedangkan menurut

62 Sugiono (2009;76) instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati, secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian.

Operasional variabel merupakan penjabaran mengenai dimensi variabel dan indikator yang digunakan pada penelitian ini. Selanjutnya operasional variabel menggambarkan juga mengenai pengukuran atas dimensi variabel dan indikator yang dikembangkan pada penelitian ini.

Tipe-tipe variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu variabel exogenous dan variabel endogenous. Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala pengukuran likert.

Skala likert dikembangkan oleh Rensis likert, merupakan variasi skala rating akhir yang paling sering digunakan. Skala rating akhir terdiri dari pernyataan yang menyatakan sikap menyenangkan maupun tidak menyenangkan atas objek yang diamati (Coop, Schindler 2006: 40).

Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Pengukuran

Kualitas 2. Pegawai berpenampilan

menarik

63

Variabel Dimensi Indikator Pengukuran

Daya tanggapan

1. Kesopanan karyawan 2. Memiliki kompetensi

dalam mengatasi keluhan nasabah

3. Rasa aman menggunakan jasa perusahaan

3. Memberikan perhatian secara individu

Skala Interval

Compliance (X1.5)

1. Beroperasi sesuai prinsip Syariah

7. Memlihara hubungan dan komunikasi yang baik dengan nasabah.

8. Menjaga kepercayaan dengan nasabah.

2. Pelanggan merasa puas dengan proses dan

1. Menerima keluhan nasabah.

2. Memberikan saran untuk keluhan

pelanggan baik melalui kotak saran atau e-mail.

Skala Interval

Loyalitas 1. Pembelian secara terus Skala Interval

64

Variabel Dimensi Indikator Pengukuran

Nasabah

1. Mereferensikan bank syariah bukopin

65

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Bank Syariah Bukopin

Bank syariah bukopin di awali dengan dibentuknya tim syariah Bank Syariah Bukopin pada tahun 2001. Bank Syariah Bukopin didirikan setelah di keluarkannya Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998, dimana dalam undang-undang tersebut dimungkinkan bagi bank konvensional untuk membentuk unit – unit usaha Syariah. Unit usaha syariah yang didirikan oleh bank bukopin berkedudukan dikantor pusat Bank Bukopin. Agar dalam operasional bank syariah bukopin sesuai dengan prinsip – prinsip syariah maka bank syariah bukopin mempunyai Dewan Pengawas Syariah yang terdiri dari;

Ketua : Bapak Dr. K.H. Didin Hafidhuddin

Anggota : Bapak Prof. Dr. K.H. Ali Mustafa Ya’qub, MA.

Bapak Ichwan Abidin, MA, Msc.

Kehadiran cabang syariah memberikan alternatif produk dan layanan perbankan syariah yang telah diterima oleh masyarakat secara antusias. Guna memenuhi kebutuhan sebagian masyarakat Indonesia akan layanan perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah, pada bulan Desember 2001 Bank Bukopin membuka cabang syariah pertama yaitu di Jalan Wijaya IX Flat IV No. 1 Melawai Raya, Jakarta Selatan. Potensi perbankan syariah ini sangat baik dan masyarakat menerimanya dengan antusias. Produk-produk yang ditawarkan

66 dapat dengan cepat diterima masyarakat sehingga laba tahun berjalan dapat dicapai lebih cepat dari rencana.

Berbekal dari pengalaman ini, pada akhir 2002 telah dibuka cabang syariah kedua dikota Bukit tinggi, Sumatra barat dan berikutnya pada tahun 2003 telah dibuka dikota Bandung dan Kota Surabaya. Dari dua cabang syariah yang telah beroperasi, Bank Bukopin dapat merealisasikan penghimpunan sumber dana sebesar Rp 43,45 miliar dan pembiayaan sebesar Rp52,33 miliar. Dengan seiring perkembangan jaringan keseluruh Indonesia, sampai dengan tahun 2006 telah memiliki 5 cabang syariah serta 2 cabang pembantu. Dalam tahun 2006 bank syariah bukopin telah membuka Kantor Cabang Syariah di Medan, yaitu diikuti dengan pembukaan layanan (office channeling) syariah di kantor 7 di wilayah Jabodetabek yang relevan dengan profil nasabah dan segmentasi usahanya. Kinerja keuangan bank syariah bukopin menunjukan kemajuan yang positif. Kegiatan penghimpunan dana secara konsolidasi meningkat menjadi Rp 338,13 miliar atau naik 68,51% dari Rp 200.66 miliar ditahun 2005, sedangkan kegiatan pembiayaan mengalami pertumbuhan sekitar 19,26% dari Rp304,48 miliar pada tahun sebelumnya menjadi Rp 363,1 miliar ditahun 2006.

Produk – produk yang di tawarkan bank syariah bukopin antara lain produk simpanan seperti tabungan Siaga Wadiah, Tabungan Haji, Tabungan Wadiah dan mudharabah. Sedangkan produk pembiayaan yang ditawarkan antara lain adalah pembiayaan Murabahah (berdasarkan prinsip jual beli ) serta ijarah (berdasarkan prinsip sewa).

67 Selain produk simpanan dan pembiayaan tersebut, bank syariah bukopin juga menawarkan layanan perbankan lainnya seperti transfer, kliring, inkaso, bank garansi, letter of credit, penerimaan dan penyalran zakat, infaq dan shadaqah, pembayaran gaji melalui tabungan Siaga Wadiah da sebagainya.

Berpagai produk dan layanan bank syariah bukopin juga didukung oleh infrastruktur teknologi untuk memberikan kemudahan kepada nasabah.

Nasabah bank syariah bukopin tidak hanya memanfaatkan jaringan bank bukopin konvensional yang tersebar di Indonesia. Demikian juga sebaliknya, nasabah bank bukopin konvensional dapat memanfaatkan jaringan bank syariah bukopin. (www.syariahbukopin.com).

2. Profil Bank Syariah Bukopin a. Profil

Nama : PT Bank Syariah Bukopin

Alamat : Jalan Salemba Raya Nomor

No. 55 Salemba Jakarta Pusat 10440

Telepon : (021) 2300912

Fax : (021) 3148401

Homepage : www.syariahbukopin.co.id

Email : corsec@syariahbukopin.co.id

Facebook : Bank Syariah Bukopin

68

Twitter : @BSyariahBukopin

Tanggal Berdiri : 29 Juli 1990 Tanggal Beroperasi : 9 Desember 2008 Modal Dasar : Rp. 1.000.000.000.000,- Modal Disetor : Rp. 650.370.000.000,-

Kantor layanan : 1 Kantor Pusat & Operasional 11 Kantor Cabang

7 Kantor Cabang Pembantu 4 Kantor Kas

1 Mobil Kas Keliling Layanan Syariah bank : 76 Layanan Syariah Bank Jumlah jaringan ATM BSB : Jaringan ATM Meliputi:

ATM Bank Syariah Bukopin ATM Bank Bukopin

ATM Prima/BCA Jumlah Karyawan : 875 orang

b. Logo Perusahaan

Gambar 4.1

Logo Bank Syariah Bukopin

69 3. Visi dan Misi Bank Syariah Bukopin

Visi

“Menjadi Bank Syariah Pilihan dengan pelayanan Terbaik”

Misi

 Memberikan pelayanan terbaik pada nasabah

 Membentuk sumber daya insani yang professional dan amanah

 Memfokuskan pengembangan usaha pada sektor UMKM (Usaha Mikro & Menengah)

 Meningkatkan nilai tambah kepada stakeholder.

4. Struktur Organisasi Bank Syariah Bukopin a. Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Tri joko prihanto Komisaris : Eddy Cahyono

Komisaris Independen : Drs.Hajriyanto Y.Thohari, M.A Komisaris Independen : Prof. DR. Bambang Setiaji, M,Si.

b. Dewan Pengawas Syariah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) mengawasi operasional BSB secara independen. DPS ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN), sebuah badan dibawah Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Seluruh pedoman produk, jasa layanan dan operasional bank telah mendapat persetujuan DPS untuk menjamin kesesuaian dengan

70 prinsip-prinsip syariah Islam. Dewan Pengawas Syariah Bank Syariah Bukopin adalah sebagai berikut:

Ketua DPS : Prof. Dr. H. M. Din Syamsuddin, M.A.

Anggota DPS : H.Ikhwan Abidin Basrie, M.A.

c. Dewan Direksi Direksi

Direktur Utama : Riyanto

Direktur : Ruddy Susatyo Sumpeno Direktur : Adil Syahputra

Direktur : Aris Wahyudi

B. Profil Responden

Sebelum melakukan analisa dalam penelitian ini, terlebih dahulu akan dikemukakan gambaran karakteristik responden yang digunakan untuk melengkapi penelitian meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, wilayah pembukuan rekening, dan tahun pembukuan rekening yang digunakan responden.

Responden dalam penelitian ini adalah nasabah yang melakukan pembukuan rekening tabungan di Bank Syariah Bukopin. Adapun uraian gambaran umum responden pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

71 1. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil mengenai karakteristik menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin

Keterangan Jumlah Persentase

Pria 45 45%

Wanita 55 55%

Total 100 100%

Sumber: data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.1 di atas terlihat bahwa responden terbanyak berjenis kelamin wanita yaitu berjumlah 55 responden atau sebanyak 55%, sedangkan responden berjenis kelamin peria berjumlah 45 responden atau sebanyak 45%.

2. Karakteristik Responden Menurut Usia

Berdasarkan hasil mengenai karakteristik menurut usia dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Usia Responden

Usia

Keterangan Jumlah Persentase

< 18 tahun 0 0%

18 - < 25 tahun 74 74%

25 - 30 tahun 18 18%

72

Keterangan Jumlah Persentase

> 30 tahun 8 18%

Total 100 100%

Sumber: data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.2 di atas terlihat bahwa responden yang memiliki usia dibawah 18 tahun berjumlah 0 responden atau sebanyak 0%, jumlah responden yang memiliki usia 18 sampai dibawah 25 tahun berjumlah 74 responden atau sebanyak 74%, jumlah responden yang memiliki usia 25 sampai 30 tahun berjumlah 18 responden atau sebanyak 18%, dan jumlah responden yang memiliki usia dibawah 30 tahun berjumlah 8 responden atau sebanyak 8%.

3. Karakteristik Responden Pendidikan Terakhir Atau Yang Sedang Anda Tempuh Saat Ini

Berdasarkan hasil mengenai karakteristik menurut pendidikan terakhir atau yang sedang anda tempuh saat ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Pendidikan Terakhir Responden Atau Yang Sedang Anda Tempuh Saat Ini

Pendidikan Terakhir

Keterangan Jumlah Persentase

SD/SMP/SMA 15 15%

Akademi (D1/D2/D3) 27 27%

S1 55 55%

S2/S3 3 3%

Total 100 100%

73 Sumber: data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.3 di atas terlihat bahwa responden yang memiliki pendidikan terakhir SD/SMP/SMA berjumlah 15 responden atau sebanyak 15%, jumlah responden yang memiliki pendidikan terakhir Akademi (D1/D2/D3) berjumlah 27 responden atau sebanyak 27%, jumlah responden yang memiliki pendidikan terakhir S1 berjumlah 55 responden atau sebanyak 55%, dan jumlah responden yang memiliki pendidikan terakhir S2/S3 berjumlah 3 responden atau sebanyak 3%.

4. Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan

Berdasarkan hasil mengenai karakteristik menurut pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4 Pekerjaan Responden

Pekerjaan

Keterangan Jumlah Persentase

Pelajar/Mahasiswa 65 65%

Pegawai Negeri Sipil 5 5%

Pegawai Swasta 18 18%

Wiraswasta 10 10%

Ibu Rumah Tangga 2 2%

Total 100 100%

Sumber: data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.4 di atas terlihat bahwa responden yang bekerja sabagai pelajar/mahasiswa berjumlah 65 responden atau sebanyak

74 65%, jumlah responden yang bekerja sabagai pegawai negeri sipil berjumlah 5 responden atau sebanyak 5%, jumlah responden yang bekerja sabagai pegawai swasta berjumlah 18 responden atau sebanyak 18%, jumlah responden yang bekerja sabagai wiraswasta berjumlah 10 responden atau sebanyak 10%, jumlah responden yang bekerja sabagai ibu rumah tangga berjumlah 2 responden atau sebanyak 2%.

5. Karakteristik Responden Menurut Cabang Pembukaan Rekening

Berdasarkan hasil mengenai karakteristik menurut wilayah pembukuan rekening dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5

Cabang Pembukuan Rekening Responden

Cabang Pembukuan Rekening

Keterangan Jumlah Persentase

Samarinda 2 2%

Sidoarjo 2 2%

Melawai 57 57%

Bandung 20 20%

Surabaya 2 2%

Medan 4 4%

Bukittinggi 4 4%

Makassar 2 2%

Solo 2 2%

Semarang 2 2%

Yogyakarta 3 3%

Sumber: data primer diolah, 2016

75 Berdasarkan tabel 4.5 di atas terlihat bahwa responden yang melakukan pembukuan rekening di Cabang Samarinda berjumlah 2 responden atau sebanyak 2%, jumlah responden yang melakukan pembukuan rekening di Cabang Sidoarjo berjumlah 2 responden atau sebanyak 2%, jumlah responden yang melakukan pembukuan rekening di Cabang Melawai berjumlah 57 responden atau sebanyak 57%, jumlah responden yang melakukan pembukuan rekening di Cabang Bandung berjumlah 20 responden atau sebanyak 20%, jumlah responden yang melakukan pembukuan rekening di Cabang Surabaya berjumlah 2 responden atau sebanyak 2%, dan jumlah responden yang melakukan pembukuan rekening di Cabang Medan berjumlah 4 responden atau sebanyak 4%, jumlah reponden yang melakukan pembukuan rekening di Cabang Bukittinggi 4 responden atau sebanyak 4%, jumlah reponden yang melakukan pembukuan rekening di Cabang Makasar 2 responden atau sebanyak 2%, jumlah responden yang melakukan pembukuan rekening di Cabang Solo 2 responden atau sebanyak 2%, jumlah responden yang melakukan pembukuan rekening di Cabang Semarang 2 responden atau sebanyak 2%, jumlah responden yang melakukan pembukuan rekening di Cabang Yogyakarta 3 responden atau sebanyak 3%.

76 C. Uji Kualitas Data

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu keusioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk menggunakan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r table untuk degree of freedom(df)

= n – 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel (Ghozali, 2016:52-53).

Pada penelitian ini jumlah sampel untuk try out (n) = 20 dan berdasarkan df dapat dihitung yakni 20 – 2 = 18, dengan df = 18 dan alpha = 0.05(signifikansi alpha 5%) maka didapatkan r tabel = 0,444 (lihat r table pada df = 18 ). Sehingga apabila nilai r hitung lebih besar dari r table dan nilai positif maka butiran pertanyaan atau indicator tersebut dinyatakan valid.

Uji validitas akan menguji masing-masing variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini. Berikut adalah hasil uji validitas dari variabel kualitas pelayanan, relationship marketing, kepuasan nasabah dan loyalitas nasabah dengan 20 sempel responden.

77 a. Variabel Kualitas Pelayanan

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan

Pertanyaan Pearson Correlation Keterangan Dimensi Bukti langsung (Tangibles)

KP1 0,958** Valid

KP2 0,699** Valid

KP3 0,867** Valid

Dimensi Keandalan (Reliability)

KP4 0,860** Valid

KP5 0,867** Valid

KP6 0,924** Valid

KP7 0,946** Valid

Dimensi Daya Tanggapan (Responsiveness)

KP8 0,847** Valid

KP9 0,943** Valid

KP10 0,911** Valid

Dimensi Jaminan (Assurance)

KP11 0,895** Valid

KP12 0,944** Valid

KP13 0,748** Valid

Dimensi Perhatian (Empaty)

KP14 0,953** Valid

KP15 0,924** Valid

KP16 0,865** Valid

Dimensi Compliance

KP17 0,769 Valid

KP18 0,906 Valid

KP19 0,814 Valid

Sumber: data diolah dengan SPSS 22, 2016

78 Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan kriteria r hitung lebih besar dari 0,444 (r tabel).

b. Variabel Relationship Marketing

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Relationship Marketing

Pertanyaan Pearson Correlation Keterangan Dimensi Kepercayan (Trust)

RM1 0,931** Valid

RM2 0,923** Valid

Sumber: data diolah dengan SPSS 22, 2016

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa variabel relationship marketing memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan kriteria r hitung lebih besar dari 0,444 (r tabel).

c. Variabel Kepuasan Nasabah

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Kepuasan Nasabah

Pertanyaan Pearson Correlation Keterangan Dimensi Kepuasan Pelanggan

KN1 0,897** Valid

KN2 0,923** Valid

Dimensi Tidak Puas pelanggan

KN3 0,654** Valid

KN4 0,667** Valid

Sumber: data diolah dengan SPSS 22, 2016

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa variabel kepuasan nasabah memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan kriteria r hitung lebih besar dari 0,444 (r tabel).

79 d. Variabel Loyalitas Nasabah

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Loyalitas Nasabah

Pertanyaan Pearson Correlation Keterangan Dimensi Melakukan pembelian produk secara

teratur

LN1 0,901** Valid

Dimensi Mereferensikan perusahaan kepada orang lain

Pertanyaan Pearson Correlation Keterangan

LN2 0,924** Valid

Dimensi Menunjukan kekebalan terhadap terikan pesaing

LN3 0,818** Valid

Sumber: data diolah dengan SPSS 22, 2016

Sumber: data diolah dengan SPSS 22, 2016

Dokumen terkait