Bab V Dimensi Partisi Graf Hasil Operasi Korona
V.3 Dimensi partisi graf lintasan korona graf bintang
n + 1 , jika m ≤ n + 2, n + 2 , jika m ≥ n + 3.
Dimensi partisi graf lintasan order m Pm dan graf lengkap order n Knadalah 2 dan n berturut-turut (Chartrand, Salehi dan Zhang, 2000). Oleh karena itu, Teorema V.2 dan V.3, untuk m ≥ n + 3, memenuhi batas atas Teorema V.1. Dengan demikian, Teorema V.1 memberi batas atas yang ketat.
V.3 Dimensi partisi graf lintasan korona graf bintang
Misalkan Pmadalah graf lintasan order m dan K1,nadalah graf bintang order n + 1. Pada subbab ini akan dibahas dimensi partisi graf hasil korona G ∼= Pm K1,n. Graf hasil korona G ∼= Pm K1,n mempunyai m buah kopi graf bintang K1,n. Untuk penyederhanaan, kopi graf bintang ke-i dinotasikan dengan Hi untuk suatu i dalam selang [1, m]. Graf hasil korona G ∼= Pm K1,n terdiri atas himpunan simpul V (G) = {x1, x2, · · · , xm} ∪ {ci, aij|1 ≤ i ≤ m, 1 ≤ j ≤ n} dan himpunan sisi E(G) = {xiaij, xici|1 ≤ i ≤ m, 1 ≤ j ≤ n} ∪ {ciaij|1 ≤ i ≤ m, 1 ≤ j ≤ n + 1} ∪ {xixi+1|1 ≤ i ≤ m − 1}. Pandang subgraf xi Hi ⊂ Pm K1,n. Karena jarak d(ci, v) = 1 untuk semua simpul v ∈ V (xi Hi) − {ci} dan jarak d(xi, v) = 1 untuk semua simpul v ∈ V (xi Hi) − {xi}, maka xi dan ci disebut simpul pusat dari subgraf xi Hi.
Dimensi partisi graf Pm K1,n, dengan m ≥ 1, n ≥ 3 diberikan oleh Teorema V.4 berikut ini.
Teorema V.4. ♦ Misalkan Pmadalah graf lintasan orderm dan K1,nadalah graf bintang ordern + 1. Untuk m ≥ 1, n ≥ 3, dimensi partisi dari sebuah graf hasil koronaPm K1,nadalah sebagai berikut:
pd(Pm K1,n) = (
n , jika m ≤ bn
2c, n + 1 , jika m > bn2c. Bukti. Pandang dua kasus berikut.
Untuk sebarang dua simpul berbeda u, v ∈ V (Hi) − ci, untuk sebuah i dalam selang [1, m], d(u, w) = d(v, w), dengan w ∈ V (Hi) − {u, v}. Dengan Lema II.1, simpul u dan v harus termuat dalam kelas partisi yang berbeda. Jadi, subgraf Hi ⊂ (Pm K1,n) mempunyai sedikitnya n buah kelas partisi. Oleh karena itu, pd(G) ≥ n. Selanjutnya, definisikan suatu partisi pembeda Π = {S1, S2, · · · , Sk} dari graf G ∼= Pm K1,nsedemikian hingga: Sk= {ck, a1k, a2k, · · · , amk} , jika 1 ≤ k ≤ m {xk−m, a1k, a2k, · · · , amk} , jika m < k ≤ 2m {a1k, a2k, · · · , amk} , jika 2m < k ≤ n
Kami akan menunjukkan bahwa, untuk sebarang dua simpul berbeda u, v ∈ V (G) sedemikian hingga u, v ∈ Si, mempunyai r(u|Π) 6= r(v|Π). Jika u = aij dan v = ci (atau v = xi), untuk suatu j dalam selang [1, n], maka 2 = d(u, S) 6= d(v, S) = 1 dengan S adalah kelas partisi di Π yang tidak memuat baik simpul pusat cl maupun xl. Oleh karena itu, representasi r(u|Π) 6= r(v|Π). Selanjutnya, jika u = ali dan v = ami, untuk 1 ≤ l 6= m ≤ n, maka d(u, Sl) = 1 dan d(u, Sm) = 2 (atau d(v, Sl) = 2 dan d(v, Sm) = 1). Oleh karena itu, r(u|Π) 6= r(v|Π). Dengan demikian, setiap simpul v ∈ V (G) mempunyai representasi yang unik. Jadi, pd(G) ≤ n.
Kasus 2: m > bn2c.
Misalkan Π = {S1, S2, · · · , Sn} adalah suatu partisi pembeda dari graf G. Simpul v didefinisikan sebagi simpul dominan jika v ∈ V (G) maka d(v, S) = 1 untuk semua kelas partisi S ∈ Π yang tidak memuat v. Dengan demikian, setiap simpul pusat, yaitu ci dan xi, adalah simpul dominan di graf G. Karena m > bn2c, maka graf G mempunyai sedikitnya n + 1 simpul dominan. Oleh karena itu, terdapat sedikitnya dua simpul pusat, katakan x dan c, termuat dalam kelas partisi yang sama. Dengan demikian, r(x|Π) 6= r(c|Π), suatu kontradiksi. Jadi, pd(G) ≥ n + 1.
Selanjutnya, definisikan suatu partisi Π = {S1, S2, · · · , Sk} dari graf G sedemikian hingga:
Sk = {c1, c2, · · · , cm, a11, a21, · · · , am1} , jika k = 1, {x1, x2, · · · , xm−1, a21, a22, · · · , am2} , jika k = 2, {a1k, a2k, · · · , amk} , jika 3 ≤ k ≤ n, {xm} , jika k = n + 1.
Pandang sebarang dua simpul berbeda u, v ∈ V (G) sedemikian hingga u, v ∈ Si untuk sebuah i. Jika u = aij dan v = ci(atau v = xi), untuk 1 ≤ j ≤ n, maka jarak d(u, S) = 2 dan d(v, S) = 1, dengan S adalah kelas partisi di Π yang tidak memuat simpul clmaupun xl. Oleh karena itu r(u|Π) 6= r(v|Π). Selanjutnya, jika u = ali
dan v = ami, dengan 1 ≤ l 6= m ≤ n (karena d(u, Sn+1) 6= d(v, Sn+1)) maka r(u|Π) 6= r(v|Π). Selanjutnya, karena jarak d(ck, Sn+1) 6= d(cl, Sn+1), dengan k 6= l, setiap simpul pusat di graf G mempunyai representasi yang berbeda. Dengan demikian bahwa batas atas partisi dimensi G adalah pd(G) ≤ n + 1 untuk m > bn
2c.
Untuk graf bintang K1,ndengan n = 2, dimensi partisi Pm K1,2 diberikan oleh Teorema V.5.
Teorema V.5. ♦ Misalkan Pmadalah graf lintasan orderm dan K1,2adalah graf bintang order3. Untuk m ≥ 1, dimensi partisi sebuah graf hasil korona Pm K1,2 adalah
pd(Pm K1,2) = (
3 , jika 1 ≤ m ≤ 3, 4 , jika m ≥ 4. Bukti. Pandang dua kasus berikut:
Kasus 1: 1 ≤ m ≤ 3.
Chartrand, Salehi dan Zhang (2000) membuktikan bahwa pd(G) = 2 jika dan hanya jika G adalah sebuah graf lintasan Pm. Karena G ∼= Pm K1,2 bukan sebuah graf lintasan, maka batas bawah pd(G) ≥ 3.
Selanjutnya, definisikan suatu partisi Π = {S1, S2, S3} sedemikian hingga:
Sk = {c1, c3, x1, x3, a11, a31} , jika k = 1, {c2, x2, a21, a12} , jika k = 2, {a22, a32} , jika k = 3.
Dapat ditunjukkan bahwa setiap simpul v ∈ V (G) mempunyai representasi r(v|Π) berbeda. Representasi simpul a11, c1, x1 ∈ S1 masing-masing adalah (0, 2, 3), (0, 1, 3), (0, 1, 2), (0, 2, 2), (0, 2, 1) dan (0, 1, 1). Karena sebarang dua simpul berbeda u, v ∈ S2mempunyai d(u, S1) 6= d(v, S1), maka r(u|Π) 6= r(v|Π). Selan-jutnya, untuk a22, a32 ∈ S3 masing-masing mempunyai representasi (2, 1, 0) dan (1, 2, 0). Oleh karena itu, batas atas pd(G) ≤ 3. Jadi, pd(Pm K1,2) = 3.
Kasus 2: m ≥ 4.
Sekarang kami akan menunjukkan bahwa jika m ≥ 4 maka pd(Pm K1,2) = 4. Untuk kontradiksi, misalkan terdapat suatu partisi pembeda Π dari graf Pm K1,2, yaitu Π = {S1, S2, S3}. Karena simpul ai1 dan ai2, untuk i = 1, 2, · · · , m, mempunyai jarak sama ke simpul w ∈ V (Pm K1,2) − {ai1, ai2, }, maka menurut Lema II.1, kedua u dan v harus termuat dalam kelas partisi yang berbeda di Π. Karena hanya terdapat tiga kelas partisi, maka paling banyak terdapat tiga kombinasi-2 kelas partisi untuk pasangan simpul tersebut, yaitu (S1, S2), (S1, S3) dan (S2, S3). Oleh karena itu, jika m ≥ 4 maka terdapat paling sedikit dua pasang simpul mempunyai kombinasi-2 yang sama.
Definisikan zi = b jika tidak ada simpul dari Hi yang termuat dalam Sb. Selan-jutnya, pandang dua kasus berikut ini.
Kasus 2.1:zi = zi+1 = 3 untuk 1 ≤ i ≤ m − 1.
tanpa kehilangan keumuman, misalkan z1 = z2 = 3, yaitu a11, a21 ∈ S1 dan a12, a22 ∈ S2. Karena z3 6= 3, paling sedikit sebuah simpul v ∈ V (H3) sedemikian hingga v ∈ S3. Satu dari {c1, c2, x1, x2} harus termuat dalam kelas partisi S3, katakan c1 ∈ S3. Oleh karena itu, terdapat tiga simpul dominan pada subgraf x1 H1. Jika tidak, untuk w ∈ V (H2) − c2, d(x1, S3) = d(w, S3). Selanjutnya, r(x1|Π) = r(w|Π), sebuah kontradiksi. Karena c1 ∈ S3, simpul {c2, x2} harus termuat dlam kelas partisi yang sama. Jika tidak, jarak d(x2, S3) = d(u, S3) dan r(x2|Π) = r(u|Π), dengan u ∈ V (H2) − {c2}. Misalkan x1 ∈ S1 dan x2, c2 ∈ S2. Pandang simpul x3. Jika x3 ∈ S1 (atau x3 ∈ S3) maka x1 (atau x2) adalah sebuah simpul dominan, sebuah kontradiksi. Sekarang, misalkan x3 ∈ S2. Pandang x4. Karena z4 6= 3, paling sedikit terdapat sebuah simpul v ∈ V (H4) sedemikian hingga v ∈ S3. Jika x4 ∈ S1 maka x4 adalah simpul dominan. Jika x4 ∈ S2 maka c3 dan x4 harus dibedakan oleh sebuah w ∈ S1 dengan w ∈ V (H4). Akan tetapi, untuk w ∈ V (H4) sedemikian hingga w ∈ S1, menjadikan x4 sebagai simpul dominan, sebuah kontradiksi. Dengan penjelasan yang sama, jika x4 ∈ S3 maka x4 adalah simpul dominan, sebuah kontradiksi.
D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D
Gambar V.2: a.Partisi pembeda graf Pm K1,2 dengan m = 3 dan b.Partisi pembeda graf Pm K1,2 dengan m = 4
Kasus 2.2:zi = zi+2 = 3 untuk 1 ≤ i ≤ m − 2.
tanpa kehilangan keumuman, misalkan z1 = z3 = 3, yaitu a11, a31 ∈ S1 dan a12, a32 ∈ S2. Karena z2 6= 3, maka sedikitnya satu simpul v ∈ V (H2) sedemikian hingga v ∈ S3. Selanjutnya, satu dari {c1, c2, x1, x2} harus termuat dalam kelas partisi S3, katakan c1 ∈ S3. Oleh karena itu, terdapat tiga buah simpul dominan pada subgraf x1 H1. Jika tidak, untuk sebuah u ∈ V (H1) dan v ∈ V (H3), d(u, S3) = d(v, S3) dan r(u|Π) = r(v|Π), sebuah kontradiksi. Karena c1 ∈ S3, maka simpul {c3, x3} harus termuat dalam kelas partisi yang sama. Jika tidak, d(x1, S3) = d(u, S3) dan r(x1|Π) = r(u|Π), dengan u ∈ V (H3). Misalkan x1 ∈ S1 dan x3, c3 ∈ S2. Simpul x2 menjadi sebuah simpul dominan untuk setiap kelas partisi yang memuat x2, sebuah kontradiksi. Oleh karena itu, batas bawah pd(G) ≥ 4.
Selanjutnya, definisikan suatu partisi pembeda Π = {S1, S2, S3, S4} dari graf G ∼= Pm K1,2 sedemikian hingga: Sk = {ci, ai1|1 ≤ i ≤ m} , jika k = 1, {ai2|1 ≤ i ≤ m} , jika k = 2, {xi|1 ≤ i ≤ m − 1} , jika k = 3, {xm} , jika k = 4.
Sebarang dua simpul berbeda u, v ∈ S1 dibedakan oleh kelas partisi S2 dan S4. sebarang dua simpul berbeda u, v ∈ S2dibedakan oleh kelas partisi S4. Selanjutnya, sebarang dua simpul berbeda u, v ∈ S3 dibedakan oleh kelas partisi S4. Karena kelas partisi S4 adalah singleton, maka dengan sendirinya representasi r(xm|Π) unik. Dengan demikian, batas atas pd(G) ≤ 4. Jadi, pd(G) = 4.