• Tidak ada hasil yang ditemukan

e. Rasa persaudaraan dan penuh kasih sayang;

3. Dimensi Spiritual dan Material Konseling Islami





































141

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”

Teori konseling “Al-Mujadalah bil Ahsan”, menitikberatkan kepada individu yang membutuhkan kekuatan dalam keyakinan dan ingin menghilangkan keraguan, was-was dan prasangka-prasangka negatif terhadap kebenaran Ilahiyah yang selalu bergema dalam nuraninya. Seperti adanya dua suara atau pernyataan yang terdapat dalam akal fikiran dan hati sanubari, namun sangat sulit untuk memutuskan mana yang paling mendekati kebenaran dalam paradigma Ilahiyah.

3. Dimensi Spiritual dan Material Konseling Islami

Ada dua kategori dimensi dalam konseling Islam; yang pertama dimensi spiritual dan yang kedua dimensi material. Pada saat sedang berlangsungnya proses

konseling, pemberian layanan bantuan dari seorang konselor harus menyesuaikan akan kebutuhan dimensi yang mana yang harus diutamakan.142

Di dalam konseling Islam dimensi spiritual menjadi suatu bagian yang penting. Hal ini menjadi penting untuk memperoleh ketenangan dan ketenteraman hati, karena apabila hati tidak tenang maka hal ini akan menjadi sumber penyakit mental. Jika seorang manusia memiliki mental yang sehat maka ia akan mampu menyelesaikan masalah yang berupa beberapa keruwetan batin yang berasal dari berbagai macam problematika dalam hidup yang dijalani. Seseorang yang hatinya tenang maka ia akan bisa merasakan suatu kebahagiaan, Islam memiliki pandangan tersendiri mengenai kebahagiaan, yakni: keselamatan, kejayaan dan kemakmuran, dan dipandang dalam dua dimensi yang tidak terpisahkan, yaitu kebahagiaan dunia yang selalu berhubungan dengan kebahagiaan di akhirat. Yang mana kebahagiaan di dunia merupakan jembatan yang akan mengantarkan menuju kebahagiaan di akhirat.143

Ketenangan hati dan kebahagiaan sejatinya hanya bisa ditemukan dari sumber aslinya, yaitu Allah swt. Oleh karenanya, setiap permasalahan yang sedang menimpa seorang hamba di dalam kehidupannya hendaklah diadukan dan dikonsultasikan kepada Allah, walaupun telah diadukan kepada Allah tetapi manusia tidak boleh hanya berdiam diri dan berdo’a saja dalam arti menjadikan dirinya pasif tanpa berusaha, tetapi ia tetap harus memiliki keberanian dalam berusaha dan harus memiliki kreativitas untuk memecahkan masalah. Jika ada persoalan yang kemudian dikonsultasikan kepada Allah maka ia nanti akan memperoleh petunjuk dan kekuatan untuk menyelesaikan masalahnya tersebut.

Cara untuk mendapatkan kebahagiaan dengan mudah dan murah sebenarnya telah ditunjukkan langsung oleh Allah swt melalui para Rasul-Nya. Petunjuk hidup bahagia itu tersimpul dalam agama dengan segala ketentuan dan petunjuk yang dihimpun dalam Alquran, dapat dijadikan pedoman dan bimbingan hidup, sehingga kebahagiaan benar-benar dapat dicapai. Sehubungan dengan ini. Hasan Langgulung menyatakan Alquran mengajarkan bahwa jalan ke arah keselamatan atau kebahagiaan bagi manusia adalah keimanan dan amal perbuatan. Keselamatan atau kebahagiaan tidak dapat dicapai tanpa melalui dua jalan ini, iman dan amal bersama-sama

142Saiful Akhyar, Konseling Islami, h. 74.

menyempurnakan kehidupan dan membawa kebahagiaan. Di samping itu, amal-amal muamalah, yang secara langsung diperlukan adalah salat, zakat, puasa, haji (ibadah wajib) serta zikir, membaca Alquran, do’a (ibadah sunnat).144

Ada satu hal yang sangat diperlukan dalam hal ini, yaitu keteguhan iman. Menurut Saiful Akhyar bahwa “kepercayaan kepada Allah juga menyadarkan manusia tentang hakikat relasinya dengan manusia lain, sehingga ia dapat mencintai sesamanya, memandang setiap orang sebagai saudaranya sendiri, bersedia memberi maaf dengan tulus, dan melihat pribadi lain sebagai buah ciptaan Allah”. Di sinilah keteguhan iman kepada sang khaliq Allah memiliki fungsi menciptakan rasa aman dan tenteram serta keindahan dalam agama Islam yang berupa hablum minan na>s atau bisa disebut sebagai indahnya ukhuwah Islamiyah. Selain itu, dengan keteguhan iman kepada Allah akan menimbulkan kekuatan pada diri manusia. Dan dari situ pula, hati menjadi tenang tanpa banyak gejolak dalam hati sehingga munculah kreativitas dan kekuatan dalam memecahkan suatu masalah.145

Dalam hal ini upaya konseling yang dilakukan seorang ahli konselor adalah memberikan dorongan agar konseli dapat menempatkan dirinya sebagai makhluk Allah yang mandiri, yang bisa menyerahkan berbagai problem dalam hidupnya kepada Allah yang ia percayai bahwa Allah lah satu-satunya zat yang akan memberikan petunjuk dan memberikannya kekuatan untuk menyelesaikan problem yang sedang dihadapinya. Dan konseli juga harus percaya bahwa dengan cara tadi Allah tidak bermaksud mempasifkan dirinya dan menghilangkan kreativitas dalam dirinya atau menghilangkan keberaniannya dalam bertindak. Allah ditempatkan bukan hanya sebagai Konselor yang menjadi sumber kekuatan baginya untuk menyelesaikan masalah, tetapi Allah ditempatkan sebagai sumber ketenangan hati juga. Dengan keyakinan yang seperti itu diharapkan kepada konseli agar bisa ikhlas dan tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan ibadah yang diperintahkan oleh Allah dengan khusyu’.146

Dalam konseling Islami dimensi material dianalisis berdasarkan kenyataan bahwa persoalan mental manusia sering kali bersumber dari persoalan yang berbentuk

144Hasan Langgulung, Teori-Teori Kesehatan Mental (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1996), h. 274 dan 276.

145Saiful Akhyar, Konseling Islami, h. 75.

materi. Misalnya ketika ada orang yang kehilangan barang yang disayanginya maka ia akan merasa sakit hati, dari situ dapat ditarik kesimpulan karena masalah yang berbentuk materi tersebut dapat mengakibatkan timbulnya sakit mental. Dalam hal ini, pemahaman akan masalah material diperlukan untuk mendiagnosa dan menyembuhkan penyakit mental.147

Manusia ditakdirkan dengan bermacam-macam kebutuhan merupakan sumber lahirnya suatu masalah. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa tidak semua dari apa yang dibutuhkan manusia dapat terpenuhi, bahkan tidak semua manusia juga dapat mempertahankan keutuhan dan keabadian suatu materi yang telah ia miliki sebagai suatu kebutuhan. Ketika seseorang mengalami kegagalan seperti itu tentunya dia akan sangat kecewa dan ia juga akan sakit hati dan orang itu pastilah tidak menyukai hal tersebut, padahal dalam pandangan Islam kegagalan adalah suatu cobaan atau ujian bagi keimanan manusia. Kegagalan juga bisa jadi salah satu cara untuk menjadikan dirinya lebih dewasa dalam menyikapi suatu masalah atau juga bisa menjadi jalan agar orang tersebut untuk mencapai kesuksesan maupun kepuasan yang diinginkannya.

Masalah yang seperti itu kerapkali tidak dapat dipahami oleh konseli sehingga konseli membutuhkan seseorang konselor yang profesional untuk membantu konseli memahami dengan baik berbagai faktor dan berbagai hal yang menjadi penyebab munculnya masalah dari sesuatu yang berbentuk materi. Sehingga, seorang konseli dapat menyelesaikan masalahnya.148

Upaya konseling yang dilakukan konselor dalam hal ini adalah membantu konseli dengan cara memberikan dorongan untuk melakukan upaya kreatif mandiri demi kebebasan dari berbagai masalah dan penyakit mental yang sedang dideritanya. Oleh karenanya, konselor harus menyadarkan bahwa manusia telah diberikan banyak nikmat yang salah satunya berupa kemampuan untuk mengemban misi khalifah di muka bumi ini yang telah diamanahkan oleh Allah.149