• Tidak ada hasil yang ditemukan

untuk menerima sesuatu keputusan yang diberikan oleh konselor

S

ebagaimana tertera di dalam Alquran:















































































Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”86

16. Bimbingan dijalankan dengan keyakinan bahwa setiap seseorang

berupaya untuk berkembang dan berubah ke arah yang positif.

17. Bimbingan harus dapat menjangkau dan menitikberatkan waktu sekarang

dan waktu yang akan datang.

18. Bimbingan tidak sama pada setiap konseli, hal ini ada kaitan dengan

kemampuan, minat, bakat serta motivasi dari mereka.

Di samping itu, Awang sebagaimana dinukil Lahmuddin mengatakan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:87

1. Kegiatan-kegiatan bimbingan mestilah dikaitkan dengan pertumbuhan

dan perkembangan individu, baik dari segi fisik, mental dan emosi.

2. Layanan bimbingan hendaklah diberikan kepada semua individu.

3. Tujuan yang hendak dituju oleh bimbingan adalah kearah melahirkan

individu-individu yang dapat merealisasikan secara realistik harapan dan

cita-cita.

4. Bimbingan dan pengajaran merupakan suatu proses yang bertujuan

mengubah aspek-aspek tertentu di dalam diri individu.

5. Bimbingan merupakan suatu proses yang bertujuan mengubah

aspek-aspek tertentu didalam diri individu, oleh karena itu waktu yang cukup

sangat diperlukan dalam proses ini.

6. Layanan bimbingan konseling merupakan suatu layanan yang kontinu

sepanjang hayat individu, karena seseorang itu selalu berkembang dari

suatu keadaan kepada keadaan lain.

7. Untuk berhasilnya program bimbingan, maka diperlukan keahlian /

kecakapan konselor.

8. Disebabkan konseling merupakan suatu bidang yang profesional,

diharapkan konseli/individu dapat mematuhi peraturan-peraturan yang

telah diterapkan.

9. Untuk keberhasilan program program bimbingan konseling, konselor

haruslah bekerjasama dengan orang yang terlibat baik secara langsung

maupun tidak langsung dengan konseli.

10.

Untuk mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan, diperlukan fasilitas

yang lengkap.

Sejumlah prinsip-prinsip yang mendasari gerak dan langkah penyelenggaraan pelayanan konseling. Prinsip-prinsip ini berkaitan langsung dengan tujuan, sasaran

layanan, jenis layanan dan kegiatan pendukung serta berbagai aspek operasionalisasi pelayanan konseling. Dalam hal itu perlu diperhatikan sejumlah prinsip-prinsip, yaitu:

a. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan:

1. Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang

umur, jenis kelamin, suku dan agama serta status sosial ekonomi.

2. Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku

individu yang unik dan dinamis.

3. Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai

aspek perkembangan individu.

4. Bimbingan dan konseling memberikan perhatian umum kepada perbedaan

individual yang menjadi orieantasi pokok pelayanannya.

b. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu:

1. Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut

pengaruh kondisi mental dan fisik individu terhadap penyesuaian dirinya

di rumah, di sekolah serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan

perbedaan dan sebaliknya, pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental

dan fungsi individu.

2. Kesenjangan sosial ekonomi dan budaya merupakan faktor timbulnya

masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama,

pelayanan bimbingan konseling.

c. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program layanan:

1. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya

pendidikan dan pengembangan individu, oleh karena itu program

bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan

program pendidikan serta pengembangan peserta didik.

2. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan

kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga.

3. Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan mulai

jenjang pendidikan dari yang terendah sampai yang tertinggi.

4. Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu

diadakan penilaian yang teratur dan terarah.

d. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan:

1. Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu

yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi

permasalahannya.

2. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan

dilakukan oleh individu hendaklah atas kemauan individu itu sendiri,

bukan karena kemauan dan desakan dari pembimbing atau pihak lain.

88

Prinsip dasar yang dipandang sebagai pondasi atau landasan bagi pelayanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian pelayanan bantuan atau bimbingan, baik sekolah/madrasah maupun di luar sekolah/madrasah. Prinsip-prisip bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua konselor atau konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah, baik pria maupun wanita, baik anak- anak, remaja maupun dewasa. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik (berbeda atau sama lainnya), dan melalui bimbingan, konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun pelayanan bimbingan menggunakan teknik kelompok.

Bimbingan juga menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, kerena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang. Namun, secara tegas yang menjadi perhatian di sini adalah konseling, karena penulis menganggap bimbingan sudah include ke dalam konseling sehingga cukup hanya menggunakan konseling.

88Tarmizi, Pengantar Bimbingan Konseling (Medan: Perdana Publishing, 2011), h. 45-47.

Bimbingan dan konseling merupakan usaha bersama. Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala sekolah/madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka bekerja sebagai teamwork. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan konseling. Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasehat kepada konseli, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan.

Kehidupan konseli diarahkan oleh tujuannya, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangakan kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.89

Van Hoose sebagaimana dinukil Prayitno dan Amti mengemukakan bahwa prinsip bimbingan dan konseling itu ialah:90

a. Bimbingan didasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri setiap anak