• Tidak ada hasil yang ditemukan

si Dimensionalitas Semua Coding Sheet Atas Ke- 110 Dokumen Dengan Hasil Elisitasi Berbobot 4

Dalam dokumen Asesmen terhadap Pendidikan dan Pelatiha (Halaman 92-100)

DI MENSI uraian BOBOT 4

I.1.4 A.2, A.3, A.8, A.9, A.10, A.12, A.14, A.15, A.19, A.20, A.26, C.1, C.10, C.11, C.12, C.2, C.21, C.8, D.1, D.2, D.4, D.8, D.9, D.10, F.1, F.2, G.5

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitian, notulensi, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 31 s/ d 35, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan

Respect for The law. Sebagai contoh, Dokumen C.12 pada penjelasan pasal 3 UU No. 39 Tahun 1999 poin kedua mengatakan, “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,

DI MENSI uraian BOBOT 4

perlindungan dan perlakuan hukum yang adil serta mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum.” Demikian juga pada Pasal 5 poin 1; “Setiap orang diakui sebagai manusia pribadi yang berhak menuntut dan memperoleh perlakuan serta perlindungan yang sama sesuai dengan martabat kemanusiaannya didepan hukum.”

I.2.4 A.11, A.12, A.19, C.1, C.6, C.7, C.8, C.9, C.10, C.11, C.12, C.14, C.16, C.2, C.21, C.61, D.1, D.2, D.3, D.4, D.6, D.7, D.8, D.9, D.10, F.1, F.2, G.5, G.6, G.8

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, bahan ajar, konsinyiring, notulensi, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 27 s/ d 34, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan Fairness. Sebagai contoh: Dokumen A.12 terutama dalam keterwakilan pernyataan; “Demikian pula terhadap perkara yang tidak dapat diajukan perkaranya ke Pengadilan karena adanya asas

opportunitas. Harus ada alasan yang rasional dan terbuka yang dapat menjelaskan mengapa terhadap kasus-kasus tertentu tidak dapat diajukan ke pengadilan, sehingga tidak ada kecurigaan dari masyarakat bahwa ada kasus pidana yang dipeti-eskan.” Kalimat yang dicetak tebal menyiratkan keterkaitan tentang Fairness.

I.3.4 A.4, A.8, A.12, A.15, A.16, A.19, A.20, A.26, B.1, C.1, C.2, C.9, C.12, C.21, C.61, D.1, D.2, D.3, D.4, D.6, D.7, D.8, D.10, F.1, F.2, G.5, G.6, G.7

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, makalah pembicara, bahan ajar, konsinyiring, notulensi, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 27 s/ d 35, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan

Independence. Sebagai contoh: Dokumen A.8 dalam cuplikan ungkapan paragraf berikut ini menyiratkan bahwa idependensi Kejaksaan berkenaan dengan perihal penegaka hukum dan penghormatan HAM yang diikuti dengan sikap profesionalisme; “Independen atau

kemandirian kejaksaan dalam era reformasi sangatlah diperlukan … dengan catatan bahwa kemandirian kejaksaan harus dibarengi dan dilandasi sikap profesionalisme dan adanya integritas moral dalam mewujudkan nilai-nilai kebenaran, keadilan serta menghormati HAM.”

I.4.4 A.1, A.2, A.14, A.16, A.19, C.1, C.2, C.6, C.8, C.9, C.10, C.11, C.12, C.13, C.21, C.57, C.61, D.1, D.2, D.3, D.4, D.7, D.8, D.9, D.10, F.1, F.2, G.5, G.6

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, bahan ajar, konsinyiring, notulensi, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 28 s/ d 33, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan Respect For Persons. Sebagai contoh: Dokumen A.1 menyatakan pemikiran tentang dimensi ini pada konteks bahwa setiap orang sama kedudukannya di dalam hukum. Pernyataan yang menunjukkan, yaitu; …. Kejaksaan dalam menjalankan tugas dan wewenang harus benar-benar bertindak demi keadilan dan kebenar-benaran … senantiasa menjunjung tinggi prinsip bahwa setiap orang bersamaan kedudukannya di dalam hukum.”

I.5.4 A.2, A.12, A.16, A.26, C.1, C.2, C.8, C.9, C.10, C.11, C.12, C.34, D.1, D.2, D.3, D.4, D.6, D.7, D.8, D.9, D.10, E.1, F.1 , F.2, G.4, G.5, G.6

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitian, notulensi, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 27 s/ d 32, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan

Diligence And Efficiency. Sebagai contoh: Dokumen A2 membahasakan tentang Diligence And Efficiency dilihat dari inventarisasi keuntungan dan kerugian kedudukan Jaksa sebagai pengacara negara, artinya Kejaksaan dalam melakukan investegasi kriminal perlu dilihat kembali terhadap kekdudukannya yang di bawah kekuasaan pemerintah. Berikut saduran pernyataannya; “untuk itu perlu dikaji secara lebih serius guna melihat keuntungan-keuntungan maupun kerugian dari kedudukan Jaksa sebagai pengacara negara. Selain itu juga perlu untuk dilihat seberapa jauh kedudukan tersebut secara obyektif telah

dimanfaatkan.” Implikasi tawaran yang tentatif muncul adalah perlu adanya pemikiran bahwa melakukan investegasi kriminal perlu menempatkan posisi profesional.

I.6.4 A.9, A.12, A.13, A.14, A.16, A.19, C.1, C.2, C.10, C.11, C.12, C.21, C.57, C.61, D.1, D.2, D.3, D.4, D.6, D.7, D.8, D.9, D.10, E.1, F.1, F.2, G.5, G.6

DI MENSI uraian BOBOT 4

notulensi, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 27 s/ d 34, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan

Integrity. Sebagai contoh: Dokumen A.14 memberikan tekanan integritas pada aspek moral yang berimplikasi pada kinerja profesional dalam melaksanakan sistem hukum. Kutipan yang diambil berbunyi; “…, sudah tentu yang diutamakan adalah mereka yang benar-benar memiliki integritas moral yang tinggi yang mampu bekerja profesional dan memiliki pengetahuan serta keahlihan yang memadai.”

I.7.4 A.2, A.3, A.4, A.10, A.11, A.12, A.13, A.16, A.19, C.1, C.2, C.10, C.11, C.12, D.1, D.2, D.3, D.4, D.6, D.7, D.8, D.9, D.10, E.1, F.1, F.2, G.5, G.6

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitan, notulensi, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 27 s/ d 35, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan

Accountability And Transparency. Sebagai contoh: Dokumen A.3 menguak tentang pentingnya akuntabilitas dalam artian terdapat kesempatan luas bagi publik melakukan akses. Berikut pernyataannya; “Prinsip akuntabilitas sebagimana juga negara yang memiliki Freedom of Information Act memberikan peluang kepada publik untuk akses terhadap urusan intern suatu lembaga.” Dengan lain ungkap, akuntabilitas berada pada prinsip kebebasan mengkases.

I.8.4 A.3, A.9, A.11, A.13, A.16, A.17, A.18, D.1, D.2, D.3, D.4, D.6, D.7, D.8, D.9, D.10, E.1, F.1, F.2, G.1, G.2, G.3, G.4, G.5, G.6, G.7, G.8

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitian, notulensi, SK, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 29 s/ d 37, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki

kandungan Responsibility Of Tribunal Head. Sebagai contoh: Dokumen A.11 membahas

Responsibility Of Tribunal Head dengan mengkaitkan adanya perbaikan dalam kelima hal yaitu; (1) rekruitmen tenaga jaksa, (2) pembinaan meliputi pendidikan, pelatihan, penghargaan, dan penghukuman, (3) akses publik, (4) pengawasan, dan (5) reformasi hukum.

II.1.4 A.3, A.19, A.24, C.1, C.2, C.7, C.8, C.11, C.12, C.13, C.16, C.28, C.31, C.35, C.49, C.57, C.61, D.1, D.2, D.3, D.4, D.7, E.1, G.4, G.5, G.6, G.7, G.8

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitian, SK, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 29 s/ d 38, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan dimensi Tujuan Instruksional. Sebagai contoh, Dokumen C.61 memuat dimensi tujuan instruksional yang tersirat pada setiap susunan bab dalam bahan ajar. Tema-tema yang diambil dalam setiap sub bab mengikuti tema besar tentang dimensi hukum sehingga pada latihan-latihan soalnya pun mengakomodasi tema hukum tersebut.

II.2.4 A.3, A.13, A.19, B.1, C.1, C.2, C.8, C.11, C.12, C.15, C.16, C.27, C.35, C.48, C.49, C.53, C.57, C.61, D.1, D.2, D.3, D.4, E.1, F.2, G.4, G.5, G.6, G.7, G.8

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, makalah pembicara, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitian, notulensi, SK, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 30 s/d 38, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan dimensi Keterjabaran. Sebagai contoh, Dokumen E.1 menyampaikan hasil laporan peneltian dengan penjabaran yang detail, dari penyampaian informasi mengenai latar masalah sampai penjabaran analisis. Diperkuat juga dengan adanya intisari penelitian pada halaman awal (halaman iii s/ d xi) sebelum masuk ke per bab.

II.3.4 A.3, B.1, C.1, C.2, C.8, C.12, C.15, C.16, C.17, C.19, C.21, C.27, C.39, C.40, C.49, C.57, C.61, D.1, D.2, D.3, D.4, D.7, D.8, D.9, E.1, F.1, F.2, G.4, G.5, G.6, G.7, G.8

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, makalah pembicara, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitian, notulensi, SK, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 30 s/d 39, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan dimensi Relevansi Dengan Kebutuhan Peserta Didik. Sebagai contoh, Dokumen B.1 mengurai secara lengkap tentang Sistem Peradilan Pidana Terpadu

DI MENSI uraian BOBOT 4

dari sub B (Sistem Peradilan Pidana Terpadu) s/d E (Sinkronisasi dan Harmonisasi Tugas/ Wewenang Penyidikan dan Penuntutan Dalam SPP Terpadu) sehingga dikaitkan dengan relevansi dengan kebutuhan peserta didik (calon jaksa) sudah tepat dan membantu.

II.4.4 A.3, A.6, A.19, C.1, C.2, C.7, C.8, C.10, C.11, C.12, C.16, C.17, C.19, C.27, C.33, C.40, C.49, C.57, C.59, C.60, C.61, D.1, D.2, D.3, D.4, F.1, F.2, G.4, G.7, G.8

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitian, notulensi, SK, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 29 s/ d 33, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki

kandungan dimensi Kesesuaian Dengan Kondisi Masyarakat. Sebagai contoh, Dokumen A.19 pada sub pembahasan akuntabilitas publik sebagai bagian dari profesionalitas kejaksaan menyiratkan keterakitan dengan pembahasan dimensi kesesuaian dengan kondisi masyarakat, khususnya dengan aspek pertanggungjawaban kepada masyarakat.

Representasi pendapat tersebut dapat diamati dari kutipan berikut; “Prinsip seperti ini jelas kalau seasas dengan prinsip demokrasi, di mana dalam kehidupan demokrasi setiap pejabat publik selalu bertangungjawab kepada --dan/atau dapat diminta pertanggungjawabannya oleh—setiap warga negara.”

II.5.4 A.3, A.9, A.14, A.26, B.1, C.1, C.2, C.3, C.8, C.10, C.11, C.12, C.15, C.16, C.17, C.19, C.21, C.22, C.27, C.31, C.33, C.40, C.49, C.55, C.57, C.59, C.61, D.1, D.7, E.1, F.1, F.2, G.6, G.7 Jenis dokumen meliputi makalah peserta, makalah pembicara, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitian, notulensi, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 29 s/ d 37, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan dimensi Kandungan Etik. Sebagai contoh, Dokumen C.12 mengetengahkan tentang penghargaan kepada hak asasi manusia dan dari bahasa

kandungan etik memang menyiratkan implikasi terhadap nantinya calon jaksa memiliki sikap penghargaan nilai yang berlaku di masyarakat. Salah satu pasal yang mewakilinya ada pada pasal 4 dengan pernyataan; “Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun.”

II.6.4 A.3, A.10, A.13, B.1, C.1, C.2, C.7, C.8, C.11, C.12, C.61, D.1, D.2, D.3, D.4, D.8, E.1, F.1, G.1, G.2, G.3, G.4, G.5, G.6, G.7, G.8

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, makalah pembicara, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitian, notulensi, SK, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 28 s/d 37, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan dimensi Sistematika. Sebagai contoh, Dokumen B.1 dan E.1 memiliki hal yang sama dalam penjabaran isi pemikiran. Kalau di E.1 memang perlu adanya sistematika dalam penyampaian laporan hasil penelitian, sedangkan di B.1 terlihat runtutan ide diawali dari kondisi yang mengetengahkan permasalahan sampai dengan konstruksi tindakan untuk memecahkan permasalahan yang muncul.

II.7.4 A.3, A.4, A.20, B.1, C.1, C.2, C.12, C.15, C.16, C.26, C.27, C.61, D.1, D.2, E.1, F.1, F.2, G.1, G.2, G.3, G.4, G.5, G.6, G.7, G.8

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, makalah pembicara, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitian, notulensi, SK, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 28 s/d 37, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan dimensi Kredibilitas Sumber. Sebagai contoh, Dokumen C.1 – C.2 dibandingkan dengan Dokumen G.1 s/ d G.8. Pada dokumen C.1 – C.2 menunjukkan referensi sebagai bentuk dari kredibilitas sumber yang dipakai dalam menyusun buku ajar. Kalau di dokumen G.1 s/ d G.8 krebilitas sumber terletak pada acuan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan Surat Keputusan.

III.1.4 A.6, A.7, C.1, C.2, C.8, C.11, C.12, C.13, C.16, C.22, C.23, C.24, C.25, C.26, C.27, C.28, C.30, C.31, C.34, C.35, C.40, C.48, C.49, C.51, C.52, C.53, C.54, C.55, C.60, D.2, D.4

DI MENSI uraian BOBOT 4

tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 29 s/d 36, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan dimensi Kompetensi Melakukan Tuntutan. Sebagai contoh, Dokumen C.1 dan C.2 sebagai keterwakilan penjelas tentang kemampuan melakukan tuntutan dilandasi obyektifitas membuat surat dakwaan dan tuntutan, artinya landasan fakta dan kontekstual data menjadi poin perhatian.

III.2.4 A.16, A.19, C.1, C.2, C.3, C.7, C.8, C.10, C.11, C.12, C.14, C.15, C.16, C.19, C.22, C.23, C.27, C.46, C.48, C.49, C.51, C.53, C.55, C.57, C.58, C.59, D.2, D.4, E.1, F.1, F.2, G.5, G.6, G.7, G.8

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitian, notulensi, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 28 s/ d 31, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan dimensi Kompetensi Melakukan Pelayanan Publik. Sebagai contoh, Dokumen A.19

menjelaskan Jaksa sebagai pejabat publik tentu bekerja untuk publik dengan

mengedepankan prinsip bertanggungjawab sehingga yang dikatakan kompetensi melakukan pelayanan publik merupakan bentuk dari pembedaan fungsi. Meskipun sebagai pejabat publik, Jaksa tetap berada pada pihak publik meskipun secara fungsi sebagai bagian pemerintah. Berikut cuplikan pernyataanya; “Sebagai pejabat publik yang bekerja untuk kepentingan publik, jaksa lebih dikenal dalam fungsinya sebagai’penuntut umum’ daripada sebagai pengacara negara.”

III.3.4 A.4, A.12, A.13, A.14, A.16, A.19, C.1, C.2, C.12, C.23, C.31, C.55, D.4, D.7, D.8, D.9, E.1, F.1, F.2, G.5, G.6, G.7, G.8

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitian, notulensi, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 29 s/ d 32, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan dimensi Kompetensi Profesional. Sebagai contoh, Dokumen A.19 melalui cuplikan

pernyataan; “Beridentitas sebagai a professional seperti itu … Ia tidak akan bekerja dengan merendahkan dirinya sebatas sebagai orang gajian atau orang upahan, yang demi kepentingan atasan bersedia mengorbankan keyakinan pribadi-nya… ia akan bekerja juga dengan mengingati segala prinsip due process of law demi kepentingan publik” Pernyataan ini menunjukkan tentang Kompetensi bertindak profesional merupakan wujud dari internalisasi dan penghargaan kepada diri (peran Kejaksaan) dan orang lain (publik).

III.4.4 A.12, A.13, A.16, C.1, C.2, C.3, C.10, C.11, C.12, C.13, C.15, C.23, C.24, C.25, C.26, C.27, D.2, D.4, D.6, D.10, E.1, F.1, F.2, G.4, G.5, G.6, G.7, G.8

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitian, notulensi, SK, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 29 s/ d 37, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki

kandungan dimensi Kemampuan Menerapkan Standar Kerja. Sebagai contoh, Dokumen A.12 yang berangkat dari kutipan berikut ini; “…, hanya saja wewenang dan posisi lembaga Kejaksaan … difungsikan secara tepat yaitu sebagai lembaga penuntutan, …” Fungsi Kejaksaan sebagai lembaga penuntututan memberikan kontribusi pada pemunculan implikasi pada kemampuan menerapkan standar kerja, dalam hal ini difokuskan pada fungsi

penuntutan.

III.5.4 A.2, A.12, A.20, A.21, A.22, A.24, B.1, C.1, C.2, C.5, C.12, C.13, C.14, C.15, C.16, C.20, C.31, C.38, C.40, C.48, C.55, C.57, C.61, D.1, D.2, D.4, D.6, D.7, D.8, D.10, E.1, F.1, F.2

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, makalah pembicara, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitian, dan notulensi. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 27 s/ d 31, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan dimensi Kemampuan Kerjasama Dengan Semua Elemen Peradilan. Sebagai contoh, Dokumen A.20 yang terlihat pada cuplikan pernyataan; “Efektivitas sistem peradilan pidana secara umum antara lain dapat diukur melalui indikator-indikator tingkat pengungkapan perkara oleh polisi, tingkat keberhasilan jaksa dalam membuktikan dakwaan …” memiliki tarikan implikasi dari adanya landasan kerjasama antar elemen peradilan (polosi, jaksa, dan hakim) untuk melksanakan sistem peradilan pidana terpadu.

DI MENSI uraian BOBOT 4

III.6.4 A.3, A.19, C.2, C.10, C.11, C.12, C.25, C.34, C.41, C.48, C.51, C.52, C.55, C.57, C.58, C.60, D.1, D.3, D.7, D.9, F.2

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, bahan ajar, konsinyiring, dan notulensi. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 27 s/ d 38, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan dimensi Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat. Sebagai contoh, Dokumen A.3 dalam kalimat berikut ini

menggambarkan penarikan pemaknaan tentang dimensi meningkatkan kepercayaan masyarakat; “… dalam rangka transparansi dan akuntabilitas publik juga diberikan

kebebasan untuk mendapat informasi …” Akses yang diperoleh publik memberikan implikasi pada adanya peningkatan tingkat kepercayaan masyarakat kepada penegak hukum.

III.7.4 C.10, C.11, C.12, C.25, C.48, C.52, C.53, C.57, D.4, D.6, D.7, F.1, F.2, G.7

Jenis dokumen meliputi bahan ajar, konsinyiring, notulensi, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 31 s/d 33, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan dimensi Bersikap Konsisten. Sebagai contoh, Dokumen C.10 yang diambil keterwakilan pada sub ulasan-ulasan umum no. 9 mengatakan; “… Konvensi mewajibkan negara peserta mengambilsemua langkah-tindak yang tepat untuk menghapus diskriminasi terhadap perempuan pada siapun, organisasi atau badan usaha.” Implikasi adanya ratifikasi konvensi tersebut dikaitkan dengan bersikap konsisten memunculkan adanya implikasi tindakan dan sikap yang konsisten dalam melakukan penegakan hukum bagi siapapun yang melanggar.

III.8.4 C.1, C.2, C.3, C.10, C.11, C.12, C.13, C.21, C.22, C.23, C.24, C.25, C.26, C.33, C.34, C.40, C.41, C.43, C.46, C.48, C.49, C.52, C.53, C.55, C.57, C.58, D.2, D.4, D.6, D.7, D.9, D.10, F.1, F.2, G.5, G.7, G.8

Jenis dokumen meliputi bahan ajar, konsinyiring, notulensi, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 29 s/d 37, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan dimensi Bersikap Adil. Sebagai contoh, Dokumen C.12 memberikan cakupan yang luas bagi penghargaan hak asasi manusia dari beberapa aspek kehidupan dengan menjunjung tinggi nilai keadilan. Bisa ditelaah dari pernyataan berikut; (1) “Setiap orang berhak endapat bantuan dan perlindungan yang adil dari pengadilanyang obyektif dan tidak berpihak (Pasal 5 poin 2 UU No. 39 Tahun 1999)”; (2) “Setiap warga negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum berdasarkan persamaan hak melalui pemungutan suara yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Pasal 43 poin1).”

III.9.4 B.1, C.22, C.25, C.40, C.42, C.49, C.52, C.53, C.54, C.55, C.57, D.1, D.2, D.4, D.6, D.7, D.8, D.10, F.1, F.2, G.6, G.7, G.8

Jenis dokumen meliputi makalah pembicara, bahan ajar, konsinyiring, notulensi, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 30 s/ d 33, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan dimensi Bersikap Independen. Sebagai contoh, Dokumen B.1 mengaksentuasi tentang bersikap independen pada Kejaksaan pada ranah makna bebas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan meletakkan kemandirian tercermin dalam proses sistem peradilan pidana terpadu. Berikut cuplikan pandangan yang bebicara tentang kemandirian kejaksaan; “… ‘kekuasaan kehakiman yang merdeka dan mandiri (independen)’ harus pula terwujud dalam kese-luruhan proses penegakan hukum pidana.

IV.1.4 A.10, B.1, C.1, C.2, C.5, C.8, C.9, C.10, C.11, C.12, C.15, C.16, C.61, D.1, D.2, D.3, D.8, D.10, E.1, F.1, F.2, G.1, G.3, G.4, G.5, G.6, G.7, G.8

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitian, notulensi, SK, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 30 s/ d 34, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki

kandungan dimensi Purpose. Sebagai contoh: Dokumen G.5 s/d G.8 yang merupakan Pentunjuk Pelaksana Tentang Tata Cara Penyaringan Peserta Diklat dan Dalam Pengadaan Pegawai, di dalam isinya secara prosentase memperlihatkan tentang dimensi Purpose yang dalam konteks petunjuk pelaksana ini secara detail menginformasikan tahap-tahap pelaksanaan.

DI MENSI uraian BOBOT 4

IV.2.4 A.16, B.1, C.1, C.2, C.12, C.15, C.16, C.17, C.48, C.55, C.61, D.1, D.3, E.1, F.1, F.2, G.4, G.5, G.6, G.7, G.8

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, makalah pembicara, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitian, notulensi, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 30 s/ d 32, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan dimensi Approach. Sebagai contoh: Dokumen C.1 dan C.2 berisi informasi tentang Teknik Penerapan Surat Dakwaan dan Teknik Penuntutan Dan Upaya Hukum yang mengurai tentang proses dan kriteria. Dalam perspektif dimensi

Approach dapat diartikulasikan ada terkandung (hampir seluruhnya) porsi coach guna melakukan kinerja –dalam hal ini kinerja Kejaksaan dalam melakukan fungsi dan peran sebagai penuntut dalam sistem peradilan pidana.

IV.3.4 A.6, C.1, C.2, C.12, C.16, D.1, D.2, D.3, D.4, D.7, D.8, D.9, D.10, E.1, F.1, F.2, G.1, G.2, G.4, G.5, G.6, G.7, G.8

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitian, notulensi, SK, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 28 s/ d 32, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki

kandungan dimensi Ocurrence. Sebagai contoh: Dokumen A.6 tentang sub topik Kejaksaan dan Kebijakan Anti Korupsi yang mengusulkan ada perubahan sikap dan tindakan peran Kejaksaan dalam melakukan penuntutan. Dibaca melalui dimensi Ocurrence dapat dikatakan bahwa ada penunjukkan kinerja yang dibutuhkan oleh Kejaksaan. Pendapat ini dapat ditelusur dari cuplikan pendapat berikut; “Secara litigasi, posisi Kejaksaan dalam Hukum Acara Pidana misalnya perlu diperjelas dan di back-up dengan merubah KUHP … dan dipertanggungjawabkan kepada DPR dan Makhamah Konstitusi. Demikian pula dalam proses non-litigasi. Kejaksaan perlu diberikan fungsi …”

IV.4.4 A.12, A.13, A.16, A.18, B.1, C.1, C.8, C.9, C.11, C.12, C.16, D.1, D.2, D.3, D.4, D.9, E.1, F.1, F.2, G.2, G.3, G.4, G.5, G.6, G.7, G.8

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, makalah pembicara, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitian, notulensi, SK, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 28 s/d 34, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan dimensi Focus. Sebagai contoh: Dokumen G.5 s/ d G.8 secara eksplisit dan mayoritas isi berkenaan dengan tata cara penyeleksian calon peserta Diklat di lingkungan Kejaksaan. Dimensi Focus dalam ranah nilai menuju tinggi

mengartikulsikan bahwa ada penjenjangan dan penyeleksian didasarkan pada ketersediaan potensi dan keterpenuhan prasyarat.

IV.5.4 A.3, A.19, B.1, C.1, C.2, C.8, C.11, C.12, C.15, C.16, C.17, C.21, C.61, D.1, D.2, D.3, D.4, E.1, F.1, F.2, G.5, G.6, G.7, G.8

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, makalah pembicara, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitian, notulensi, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 29 s/ d 32, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan dimensi Basis. Sebagai contoh: Dokumen A.19 secara eksplisit menunjukkan adanya kejelasan tentang profesionalisme jaksa dan akuntabilitas kejaksaan kepada publik, berikut cuplikan pendapat yang menunjuk pada adanya dimensi

Basis; “Beridentittas sebagai a professional seperti itu, seseorang jaksa akan bekerja memenuhi ikrarnya dan demi kehormatan diri dan profesinya.”

IV.6.4 A.14, A.19, C.1, C.2, C.8, C.10, C.12, C.15, C.16, C.17, C.19, C.21, C.31, C.33, C.39, C.42, C.49, C.52, C.53, C.57, C.61, D.1, D.3, D.7, D.9, E.1, F.1, F.2, G.2, G.8

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitian, notulensi, SK, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 29 s/ d 31, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki

kandungan dimensi Learning Sequence. Sebagai contoh: Dokumen C.19 dipakai sebagai bagian pembelajaran tentang penerapan sistem peradilan yang memperhatikan konsep gender, contoh kasus tersebut menggambarkan kejadian yang telah terjadi dan perlu ada perbaikan dari kekurangan yang dimunculkan dari peristiwa peradilan ini.

DI MENSI uraian BOBOT 4

IV.7.4 A.19, C.1, C.2, C.8, C.9, C.10, C.11, C.12, C.13, C.15, C.16, C.19, C.21, C.49, D.1, D.2, D.3, D.4, D.7, D.10, E.1, F.1, F.2, G.1, G.3, G.4, G.5, G.6, G.7, G.8

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitian, notulensi, SK, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 29 s/ d 33, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki

kandungan dimensi Delivery latform. Sebagai contoh: Dokumen D.10 menyajikan tabulasi identifikasi permasalahan, usulan, rencana aksi, yang mengerjakan, waktu pelaksanaan, dan penyandang dana pembaruan kejaksaan RI. Tabulasi ini menunjukkan adanya aktualisasi dari apa yang nantinya akan ditempuh, seperti pada sub yang mengerjakan memberikan arti bahwa ada kekuatan agent yang akan melaksanakan dan sesuai dengan konteks

kesepakatan (tercermin dari sub usulan dan rencana aksi).

IV.8.4 A.3, A.19, B.1, C.2, C.5, C.10, C.11, C.12, C.15, C.16, C.17, C.19, C.20, C.21, C.36, C.40, C.59, D.1, D.3, D.6, D.7, D.8, E.1, F.1, F.2, G.2, G.5, G.8

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, makalah pembicara, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitian, notulensi, SK, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 28 s/d 33, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan dimensi Learning Initiative Determinant. Sebagai contoh: Dokumen F.1 dan F.2 menampilkan dan menunjukkan proses diskusi yang berkembang dari pembahasan pembaruan Kejaksaan RI. Dari sisi dimensi Learning Initiative Determinant

dapat diartikan proses rekaman diskusi publik tersebut memuat kandungan yang tinggi, berikut satu cuplikan pernyataan dalam dokumen F.1; “ …, kami melihat bahwa ada perlunya dikembangkan satu mengenal evaluasi kinerja sendiri yang biasanya menggunakan tools berupa DP 3 … Karena kalau DP 3 sendiri selama ini biasa digunakan … nah mungkin perlu dimasukkan unsur-unsur tertentu yang mencerminkan pekerjaan yang khas …”

IV.9.4 A.3, A.19, B.1, C.1, C.2, C.8, C.9, C.12, C.15, C.16, C.21, C.24, C.29, C.61, D.1, D.2, D.3, D.4, D.6, D.7, D.10, E.1, F.1, F.2, G.2, G.5, G.6, G.7, G.8

Jenis dokumen meliputi makalah peserta, makalah pembicara, bahan ajar, konsinyiring, laporan hasil penelitian, notulensi, SK, dan juklak. Jumlah sebaran nilai tujuh rater pada dimensi ini berkisar antara 20 s/d 33, artinya isi di dalam dokumen-dokumen tersebut hampir seluruhnya memiliki kandungan dimensi Context. Sebagai contoh: Dokumen C.12 memuat

Dalam dokumen Asesmen terhadap Pendidikan dan Pelatiha (Halaman 92-100)