DINAM IKA RELASI POLITIK OM S DENGAN PARTA
5.3. Relasi Politik OMS dengan Partai Politik
5.3.1. Dinamika Relasi Politik OMS dalam Pemilu
Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa fenomena migrasi aktivis gerakan sipil ke partai politik menjadi trens baru terjadi di Aceh paska konflik. Trens ini sudah tumbuh ketika sejak pembentukan partai lokal oleh beberapa aktivisi sipil di Aceh. Disisi lain, perbedaan pendapat dan pilihan juga menjadi hal yang menarik, karena secara tidak langsung pilihan politik terhadap
116
partai politik yang berbeda mempengaruhi relasi gerakan sosial pada tataran OMS di Aceh.
Perbedaan orientasi pertama aktivis dalam merespon kepentingan partai politik terlihat pada pemilukada tahun 2012, dimana beberapa aktivis mencoba membangun relasi secara “terselubung” dengan partai politik tertentu. Hal ini terlihat pada sebagian melakukan kampanye penundaan pemilukada, dan disisi lain mendukung pelaksanaan pemilukada tepat waktu, serta pihak yang ambigu antara menuntut penundaan dan tidak.
Disisi lain, tidak sedikit aktivis secara personal juga menjadi bagian dari tim pemenangan kandidat tertentu. Baik menjadi tim sukses dari pasangan Zaini Abdullah dan Muzakkir Manaf yang diusung oleh Partai Aceh, pasangan Irwandi Yusuf dan Muhyan Yunan dari jalur independen, pasangan Muhammad Nazar dan Nova Iriansyah dari partai Demokrat, pasangan Prof.Darni Daud yang berpasangan dengan Dr. Ahmad Fauzi serta pasangan pasangan Tgk. Ahmad Tajuddin atau dikenal dengan Abi Lampisang dengan Ir. Suryansyah. Secara umum, relasi yang dibangun dalam pemilukada itu adalah relasi personal bukan atas nama lembaga tempat aktivis tersebut bekerja.
Pertentangan orientasi politik yang terjadi pada pemilukada tahun 2012 lalu yang paling kontras adalah antara pasangan dr. Zaini Abdullah dan Muzakkir Manaf
117
dari partai Aceh dengan pasangan drh. Irwandi Yusuf, MSc dengan Ir. Muhyan Yunan dari jalur perseorangan. Hal ini juga berdampak kepada tim sukses ditingkat grassroots. Pertentangan orientasi dan pandangan politik diantara aktivis sipil yang tergabung dalam pertarungan para kandidat tersebut juga mempengaruhi pada relasi diantara sesama aktivis OMS itu sendiri. Klaim terhadap friksi-friksi dikalangan aktivis juga menghilangkan romantisme diantara para aktivis yang pernah bersama dan bersatu dalam gerakan melawan tirani dan rezim militer di Aceh ketika masa konflik.
Pasca pemilukada yang dimenangkan oleh pasangan dr.Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf, terjadi polarisasi pilihan politik aktivis, dimana yang mendukung pasangan Zikir76 umumnya menjadi pengurus partai Aceh, dan sebaliknya yang mendukung drh.Irwandi Yusuf, M.Sc dengan Ir. Muhyan Yunan bergabung dengan Partai Nasional Aceh (PNA) yang juga didirikan oleh drh. Irwandi Yusuf bersama dengan sejumlah mantan komandan eks-kombatan.
Disamping terpolarasisasi ke dalam dua Parlok, beberapa aktivis lainnya juga menjadi kader sekaligus
76
Zikir adalah istilah populer yang ditujukan kepada pasangan dr. Zaini Abdullah dan Muzakkir Manaf. Istilah ini digunakan saat kampanye Pemilukada 2012 dan cukup efektif mempengaruhi pemilih untuk mengingat akronim tersebut pada hari pemilihan
118
Caleg partai yang berbasis nasional, baik partai Golkar, Demokrat, Gerindra, Nasdem, PDIP, PKS, PKB, PPP, dll. Secara umum relasi personal aktivis dengan partai politik tertentu ini terjalin lebih disebabkan kepentingan kontekstual “pemilu 2014”, dan partai politik dijadikan sebagai kendaraan untuk mencapai kursi legislatif. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya calon dari partai tertentu yang sebelumnya tidak pernah terlibat dipartai tersebut, artinya fenomana loncat dari satu partai ke partai lainnya menjadi hal yang fenomenal terjadi.
Tabel 4: Contoh Beberapa Nama Aktivis Yang bergabung dengan Partai Politik dan DPD
Nama Aktivis Partai Politik
Status Lembaga
Pernah Bekerja
Hendra Budian Partai Golkar Caleg DPRA Koord. AJMI Risman
A.Rachman
Partai Golkar Caleg DPRA Aceh Kita T.Masduhulsyah Partai Golkar Caleg DPRK
Amri Yusuf Partai Golkar Caleg DPRK KNPI Sabri Badruddin Partai Golkar Caleg DPRK KNPI Yusdarita Partai Nasdem Caleg DPRK LSM Lingkungan Fatimahsyam Partai Nasdem Caleg DPRK LBH Apik Sri Wahyuni Partai
Nasdem
119
T. Banta Syahrizal Partai Nasdem
Pengurus Partai
ACSTF/SIRA Ramadhana Lubis Partai
Nasdem
Caleg DPRA Forum LSM Aceh
TAF Haikal Partai Nasdem Caleg DPR RI Forum LSM Aceh Wiratmadinata Partai Nasdem
Caleg DPRA Forum LSM Aceh
Lukman Age PNA Pengurus Partai
The Aceh Institute Miswar Fuadi PNA Caleg DPRA Sorak
Muhammad Saleh PNA Caleg DPRA Tabloid Modus Asiah Uziah PNA Caleg DPRK KontraS Aceh
Tarmizi PNA Caleg DPRA AFP
Tamrin Ananda PNA Caleg DPRA SMUR/PRA Yulindawati PNA Caleg DPRK Gerak Aceh Mohd. July Fuady PNA Caleg DPRA LBH
Cici Darmayanti PNA Caleg DPRK Forum LSM
Aceh
Kautsar PA Caleg DPRA SMUR
Hendra Fadli PA Caleg DPRA KontraS
Kamaruddin PA Pengurus Partai LBH Dahlan PA Pengurus Partai Pengacara Cut Meutia (Farah)
PA Caleg DPRA SMUR
Erwanto PA Pengurus
Partai
SMUR
Nurul Kamal PA Pengurus
Partai
The Aceh Institute
120 Partai Gading Hamonangan PDIP Pengurus Partai Center Politik Mustawalad Partai Gerindra
Caleg DPRA KontraS Aceh
Hadi Surya Partai
Gerindra
Ketua Partai MPK Amri Saldin Partai
Gerindra
Caleg DPRK JKMA Riswati Partai
Gerindra
Caleg DPRK LSM Ida Riyani Partai
Demokrat
Caleg DPRK LSM
Isra Safril PKS Caleg DPRK Gerak Aceh Irwansyah PKS Caleg DPRK Kammi Naimah Hasan Partai
Demokrat Caleg DPR RI Balai Syura Ureung Inong Aceh
Iqbal Faraby Partai Demokrat
Caleg DPRA KAB Ernani Moza Putri PPP Caleg DPRA
Faisal Ridha PKB Caleg DPR RI
SIRA Tgk. Muhibban PDA Caleg DPRK RTA Tgk.Khaidir Rijal PDA Caleg DPRA RTA
Fazlon Hasan DPD KMPA
Fachrulrazi, MIP DPD Jubir PA SP3 Ghazali Abas Adan DPD Mantan Ketua PAAS DDII Teuku Kamaruzaman DPD Mantan Juru Runding GAM KAB
121
Daftar nama di atas hanya refleksi dari beberapa aktivisi OMS yang bergabung dengan partai politik atau menjadi calon DPD pada pemilu 9 April 2014 mendatang. Sebaliknya masih banyak aktivis yang tidak tercantum, khususnya yang bekerja diberbagai ormas atau lembaga penguyuban lainnya yang juga masuk ke dalam bursa pencalonan legislatif.
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa secara umum, aktivis menjadikan partai politik sebagai instrumen untuk berkuasa, sehingga berpindah dari satu partai ke partai lain tidak menjadi hal yang aneh. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut, diantaranya adalah ketidaksesuaian antara elit partai dengan kepentingan yang diperjuangkan oleh aktivis tersebut. Selain itu, ideologi prakmatisme masih mendominasi gerakan sipil di parpol, karena tidak ada parpol yang didirikan oleh aktivis selain PRA, SIRA yang sudah tereleminasi dan hanya tinggal PDA saja yang lolos verifikasi KPU untuk pemilu 9 April 2014. Artinya, tujuan utama dari bergabungnya ke partai adalah hanya untuk memperoleh kursi pada pemilu legislatif.
122
5.3.2. Persepsi Aktivis terhadap Relasi Politik OMS