• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diseminasi Model Pengembangan Pertanian Pedesaan

Dalam dokumen LAPORAN TAHUNAN (Halaman 107-112)

VI. INTISARI HASIL KEGIATAN

6.2. Kegiatan Diseminasi

6.3.6. Diseminasi Model Pengembangan Pertanian Pedesaan

Provinsi Bengkulu

Pembangunan pertanian pedesaan difokuskan kepada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan produksi sumberdaya pertanian, untuk mencapai hal tersebut harus dimulai dengan menyusun rancangan inovasi teknologi yang akan diterapkan melalui pendekatan integrasi sapi-padi dengan sasaran efisiensi penggunaan sumberdaya pertanian secara terpadu dan pengembangannya berdasarkan prinsip

zero waste

dengan pemanfaatan potensi limbah tanaman sebagai sumber pakan ternak dan pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk organik, penciptaan lapangan kerja baru di pedesaan dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam mewujutkan usaha agribisnis berdaya saing dan ramah lingkungan.

Gambar 49, 50. Fermentasi jerami dan pemberian pakan jerami pada sapi.

Gambar 51, 52. Kegiatan pertemuan dan pendampingan kelompok tani dan peternak di kabupaten seluma.

Model Pengembangan Pertanian Perdesan Melalui Inovasi (m-P3MI) merupakan suatu model pengembangan pertanian melalui inovasi dalam suatu kawasan berbasis sumberdaya lokal dengan pendekatan agribisnis atau kegiatan berbasiskan komoditas unggulan di perdesaan yang diselenggarakan secara partisipatif melalui pemberdayaan masyarakat petani. Pengembangan inovasi teknologi berbasis integrasi ternak sapi-tanaman padi sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani, maka diperlukan suatu model yang dapat mendiseminasikan inovasi

teknologi serta praktek langsung di lapangan dengan melakukan komunikasi langsung antara perakit dan pengguna teknologi.

Diseminasi m-P3MI berbasis integrasi sapi-padi merupakan suatu model yang berpeluang dikembangkan dalam proses mempercepat transfer dan adopsi teknologi pertanian untuk mempertemukan petani dengan peneliti, penyuluh, petugas pelayanan di Provinsi Bengkulu melalui penggunaan berbagai saluran diseminasi baik itu berupa percontohan, pertemuan, diskusi, media elektronik dan media cetak maupun implementasi langsung oleh pengguna yang sekaligus dapat meningkatkan pengetahuan, pendapatan dan perekonomian masyarakat serta model kelembagaan integrasi yang disesuaikan dengan kondisi wilayah dan sumberdaya tersedia secara lebih luas.

Tujuan pelaksanaan kegiata diseminasi m-P3MI berbasis integrasi sapi-padi di Provinsi Bengkulu Tahun 2013, antara lain untuk:

1. Penyebaran teknologi melalui implementasi inovasi integrasi ternak sapi-tanaman padi.

2. Mendiseminasikan inovasi teknologi integrasi sapi-padi pada wilayah sentra tanaman padi.

3. Implementasi inovasi teknologi pakan ternak sapi memanfaatkan limbah tanaman padi.

4. Implementasi inovasi teknologi peningkatan produktivitas lahan sawah melalui pupuk organik kompos berbahan baku kotoran sapi.

Kegiatan diseminasi hasil pengkajian m-P3MI berbasis integrasi sapi-padi Tahun 2013 dilaksanakan di wilayah Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma Selatan sebagai sentra pengembangan padi sawah di Kabupaten Seluma. Merupakan kegiatan lapangan dengan model rancangan kegiatan melalui penerapan dan tingkat adopsi teknologi serta pembinaan kelompoktani berupa: 1) Percontohan teknologi pemupukan organik pada lahan pertanaman padi seluas 2,5 ha untuk memperbaiki kesuburan tanah, membantu mengefisienkan pemupukan; 2) Penerapan teknologi pengolahan

dan pemanfaatan jerami sebagai pakan sapi di wilayah sentra padi; 3) Melakukan pembinaan pada kelompoktani melalui berbagai pertemuan dengan cara diskusi terfokus (FGD) untuk pemecahan permasalahan dan umpan balik; 4) Pengembangan inovasi integrasi sapi-padi dan tingkat adopsi petani peternak dan peningkatan jumlah petani maupun kelompoktani binaan sebagai usaha pengembangan teknologi.

Capaian diseminasi hasil kajian yang di kembangkan menggunakan analisis secara deskriptif dengan membandingkan produktivitas yang dicapai dengan produktivitas pada deskripsi maupun produktivitas dari petani sekitar atau produktivitas sebelum pelaksanaan kegiatan diseminasi hasil serta besarnya peningkatan pendapatan keluarga dihitung berdasakan analisis usahatani dan hasil inovasi integrasi yang juga akan diukur berdasarkan Pengukuran Indikator Kinerja m-P3MI (Badan Litbang Pertanian, 2013).

Hasil percontohan inovasi kompos 2 ton/ha pada lahan sawah memberi dampak pada peningkatan produktivitas padi sawah diberi pupuk organik memanfaatkan limbah kotoran sapi yang dikomposkan (5,2 ton/ha GKP) dibandingkan dengan tidak menggunakan pupuk organik atau kompos (3,5 ton/ha GKP). Kondisi ini memperlihatkan adanya peningkatan produktivitas (provitas) padi sawah sebesar 48,57% yang dianalisis menggunakan pengukuran indikator kinerja m-P3MI.

Bila dihitung bedasarakan analisa usahatani terhadap peningkatan produksi padi yang dihasilkan memberikan kontribusi pada peningkatan pendapatan petani belum menggunakan pupuk organik Rp. 8.276.300,-/ha meningkat menjadi Rp. 12.653.700,-/ha dari penggunaan pupuk organik pada kegiatan m-P3MI integrasi sapi-padi, sehingga terlihat adanya peningkatan pendapatan petani padi sawah sebesar Rp. 4.377.400,-/ha (52,89%) dihitung berdasarkan analisis pengukuran indikator kinerja m-P3MI.

Selain itu penggunaan pupuk kompos ini juga memberikan dampak pada pengoptimalan pemanfaatan limbah kotoran ternak sapi serta

mengurangi pencemaran lingkungan akibat bau yang ditimbulkan maupun gas methan yang merupakan sumber emisi gas rumah kaca (GRK), sekaligus mewujudkan akselerasi pembangunan pertanian ramah lingkungan.

Diseminasi inovasi pemanfaatan limbah jerami baru pada tahap inovasi pengolahan jerami fermentasi yang dapat dimanfaatkan dan disimpan dalam jangka waktu lama sebagai pakan ternak sapi, yaitu merupakan wujud diseminasi inovasi komponen teknologi integrasi sapi-padi dalam memanfaatkan limbah jerami padi untuk pakan sapi sekaligus dapat disimpan lama dan dapat meningkatan kecernaan maupun kandungan protein kasarnya (PK) sampai menjadi 7 – 8% dari kandungan PK sebelumnya hanya 4,3%.

Melalui pendampingan dan diseminasi inovasi terhadap pembinaan 10 kelompoktani yang tergabung dalam Gapoktan Rimbo Jaya, difokuskan pada penyampaian inovasi integrasi sapi padi dari berbagai tayangan video integrasi sapi-padi (SIPT) terdahulu, meperlihatkan adanya peningkatan pengetahuan petani peternak sebesar 61,40% dihitung berdasarkan indikator kinerja m-P3MI (Pemahaman komponen teknologi sebelum pendampingan sebesar 27,67 per 100 dibandingkan setelahnya mencapai 72,33 per 100).

Disamping itu melalui pendampingan kelembagaan juga di analisis gambaran kondisi dan kepemilikan uahatani anggota kelompok, dimana dari 252 orang petani

peternak yang tergabung dalam 10 kelompoktani didapat gambaran petani padi 234 orang (92,85%); petani padi/ternak 78 orang (30,85%); peternak sapi 84 orang (33,33%); petani padi pemakai kompos 52 orang (20,63%); dan petani palawija/sayuran 10 orang (3,97%). Sehingga dengan gambaran kondisi dan kepemilikan petani peternak tersebut didapat arahan gambaran model diseminasi dan kelembagaan integrasi sapi-padi spesifik wilayah yang akan dikembangkan mengarah pada model integrasi sapi-padi dengan kombinasi m-P3MI integrasi sapi-padi: 1) Petani padi-memiliki ternak sapi; 2)

Petani padi-peternak sapi; 3) Kelompoktani padi-kelompok ternak sapi; 4) Kelompoktani-peternak sapi; dan 5) Petani padi-kelompok ternak sapi.

Bahasan hasil kajian diseminasi m-P3MI injtegrasi sapi-padi Tahun 2013 memberikan simpulan, sbb:

1. Melalui pendampingan kelompok memberikan indikasi penyebaran teknologi intergrasi sapi padi telah terinformasikan pada 10 kelompoktani, diikuti dengan peningkatan pengetahuan petani peternak sebesar 61,40% dihitung berdasarkan indikator kinerja m-P3MI (Pemahaman komponen teknologi sebelum pendampingan inovasi sebesar 27,67 per 100 dibandingkan setelahnya meningkat menjadi 72,33 per 100).

2. Pengembangan model kelembagaan integrasi sapi-padi spesifik wilayah di Bengkulu mengarah pada kombinasi model integrasi; 1) Petani padi-memiliki ternak sapi; 2) Petani padi-peternak sapi; 3) Kelompoktani padi-kelompok ternak sapi; 4) Kelompoktani-peternak sapi; dan 5) Petani padi-kelompok ternak sapi.

3. Diseminasi inovasi integrasi sapi-padi melalui aplikasi pengolahan dan penerapan penggunaan pupuk organik 2 ton/ha memanfaatkan limbah kotoran sapi, memberikan peningkatan produktivitas padi sebesar 48,57% (tidak menggunakan kompos 3,5 ton/ha GKP, setelah menggunakan kompos meningkat menjadi 5,2 ton/ha GKP).

4. Peningkatan pendapatan petani sebesar Rp.4.377.400,-/ha (52,89%) untuk setiap ha usahatani padi sawah (hasil analisa usahatani tidak menggunakan kompos sebesar Rp.8.276.300,-/ha, setelah menggunakan kompos meningkat menjadi Rp.12.653.700,-/ha).

6.3.7. Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

Dalam dokumen LAPORAN TAHUNAN (Halaman 107-112)