• Tidak ada hasil yang ditemukan

Integrasi Tanaman Kopi Dengan Ternak Sapi di Kabupaten

Dalam dokumen LAPORAN TAHUNAN (Halaman 56-60)

VI. INTISARI HASIL KEGIATAN

6.1. Kegiatan Pengkajian

6.1.3. Integrasi Tanaman Kopi Dengan Ternak Sapi di Kabupaten

Pengkajian integrasi tanaman kopi dengan ternak sapi dilaksanakan di Kabupaten Rejang Lebong dengan dua subkegiatan yaitu pemberian pakan tambahan terhadap induk sapi bali selama dua bulan sebelum dan sesudah melahirkan dan pemberian pupuk kompos berbahan dasar kotoran ternak.

Tujuan dari pelaksanaan pengkajian integrasi tanaman kopi dengan ternak sapi di Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2013 adalah 1) Mendapatkan formula pakan flushing untuk ternak sapi di Kabupaten Rejang Lebong, 2) Mendapatkan dosis pupuk kompos untuk tanaman kopi. Keluaran yang diharapkan adalah formula pakan flushing untuk ternak sapi di Kabupaten Rejang Lebong dan dosis pupuk kompos untuk tanaman kopi.

Rancangan acak kelompok dengan tiga perlakuan, setiap perlakuan diulang 7 kali ulangan. Rata-rata bobot lahir anak sapi bali yang diberikan pakan tambahan berupa kulit kopi yang difermentasi ditambah dengan dedak padi, ubi kayu maupun tidak , dapat menambah bobot lahir anak sapi bali yaitu perlakuan I : 14,9 kg, perlakuan II: 18 kg perlakuan III: 17,7 kg. Konsumsi hijauan dan pakan tambahan induk sapi sejak dua bulan sebelum melahirkan dan tiga perlakuan yang berbeda yaitu perlakuan I : Hijauan 40 kg, perlakuan II: hijauan 29,5 kg/ekor/hari dan pakan tambahan 3,2 kg/ekor/hari, perlakuan III : hijauan 30 kg/ekor/hari dan pakan tambahan 3,5kg/ekor/ hari. Sedangkan rata-rata produksi awal tanaman kopi petani di Desa air Meles Bawah masih rendah, berkisar antara 4,22 sampai dengan 4,47 kg/batang/musim.

Berdasarkan uji statistic, bobot lahir anak sapi bali pada perlakuan kedua memberikan perbedaan yang nyata (P<0,05) bila dibandingkan

dengan bobot lahir anak sapi bali yang tidak diberikan tambahan pakan. Pemberian pakan tambahan dua bulan sebelum melahirkan menambah bobot lahir anak sapi.

Kesimpulan yang diperoleh adalah formula pakan yag terbaik untuk diberikan pada induk sapi bali dengan metode flushing di Kabupaten Rejang Lebong yaitu rumput lapangan/jerami 10 % dari berat badan ditambah pakan tambahan yag terdiri dari kulit kopi fermentasi 2,4 kg/ekor/hari ditambah dedak padi 1,6 kg/ekor/hari yang dapat menghasilkan rata-rata bobot lahir anak sapi bali 18,0 kg. Sedangkan dosis pupuk organik yang terbaik dari pengomposan kotoran ternak sapi untuk tanaman kopi di Kabupaten Rejang Lebong untuk sementara adalah 10 kg/batang, tapi produksi buah kopi belum dapat diketahui karena tanaman kopi belum menghasilka sampai laporan ini di buat.

Pengkajian Integrasi tanaman kopi dengan ternak sapi dilaksanakan di Kabupaten Rejang Lebong dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan, setiap perlakuan diulangi sebanyak 7 ulangan untuk perlakuan pada ternak sapi yaitu: (P1)Pakan rumput lapangan/jerami 10% dari berat badan, (P2) Formula pakan terdiri dari rumput lapangan/jerami 10% dari berat badan + pakan tambahan (kulit kopi fermentasi 2,4 kg/ekor/hari + dedak padi 1,6 kg/ekor/hari) dan (P3) Formula pakan terdiri dari rumput lapangan/jerami 10% dari berat badan + pakan tambahan (kulit kopi fermentasi 2,4 kg/ekor/hari + dedak padi 0,8 kg/ekor/hari + ubi kayu 0,8 kg/ekor/hari).

Pengkajian pemberian pupuk kompos pada tanaman kopi yang sudah produksi dirancang dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga perlakuan, setiap perlakuan diulangi sebanyak (7) tujuh ulangan yaitu: (P1) Tanaman tidak dipupuk dengan kompos sapi, (P2) Tanaman dipupuk dengan kompos sapi 5 kg/pohon dan (P3) Tanaman dipupuk dengan kompos sapi 10 kg/pohon. Tiap ulangan ada 10 batang tanaman. Parameter yang diukur

adalah bobot lahir anak, konsumsi pakan, produksi tanaman kopi dan kesehatan ternak sapi.

Gambar 20. Proses pembuatan pupuk kompos kotoran sapi.

Hasil analisa uji proksimat fermentasi kulit kopi menunjukan kandungan protein kasar 12,87%, kadar abu 7,25%, serat kasar 42,09%, lemak 0,73%, kadar air 12,16%, energi 3830 kkal, ca 0,58%, P 0,12%. Hasil analisis laboratorium kompos kotoran ternak sapi dan kulit kopi menunjukan kandungan kadar air 11,20%, Nitrogen 2,85%, Pospor 8,32%, Kalium 0,48%, C-organik 1,33%, pH H2O 7,52%.

Rata-rata bobot lahir anak sapi Bali yang diberikan pakan tambahan berupa kulit kopi yang difermentasi ditambah dengan dedak padi, ubi kayu maupun yang tidak, dapat menambah bobot lahir anak sapi Bali yaitu perlakuan I : 14,9 kg, perlakuan II : 18,0 kg, perlakuan III : 17,7 kg.

Rata-rata konsumsi hijauan dan pakan tambahan induk sapi sejak dua bulan sebelum melahirkan sampai induk sapi melahirkan dari tiga perlakuan yang berbeda yaitu perlakuan I: hijauan 40kg, perlakuan II: hijauan 29,5 kg/ekor/hari dan pakan tambahan 3,2 kg/ekor/hari, perlakuan III: hijauan 30 kg/ekor/hari dan pakan tambahan 3,5 kg/ekor/hari. Rata-rata produksi awal

tanaman kopi petani di Desa Air Meles Bawah masih rendah, berkisar antara 4,22 sampai dengan 4,47 kg/batang/musim.

Berdasarkan uji statistik yang dilakukan menunjukkan bahwa bobot lahir anak sapi Bali pada perlakuan kedua memberikan perbedaan yang nyata (P<0,05) bila dibandingkan dengan bobot lahir anak sapi Bali yang tidak diberikan pakan tambahan perlakuan pertama/kontrol. Begitu juga dengan bobot lahir anak sapi pada perlakuan ketiga memberikan pengaruh nyata (P<0,05) bila dibandingkan dengan bobot lahir anak sapi Bali pada perlakuan pertama/kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pakan tambahan dua bulan sebelum melahirkan menghasilkan bobot lahir anak sapi Bali yang lebih berat dari pada bobot lahir anak sapi pada perlakuan kontrol. Pemberian pakan tambahan membantu pemenuhan kebutuhan induk sapi yang sedang bunting terhadap nutrisi zat makanan karena kandungan zat gizi dari pakan tambahan (protein dan energy metabolism) yang tinggi dibandingkan dengan kandungan zat gizi dari hijauan saja.

Bobot lahir anak sapi Bali pada perlakuan kedua tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan perlakuan ketiga. Tetapi bobot lahir anak sapi Bali pada perlakuan kedua lebih tinggi bila dibandingkan dengan bobot lahir anak sapi Bali pada perlakuan ketiga. Hal ini disebabkan karena kandungan nutrisi protein kasar dan energi metabolis dari pakan tambahan pada perlakuan kedua lebih tinggi dari pada kandungan nutrisi protein kasar dan energy metabolis dari pakan tambahan pada perlakuan ketiga.

Kesimpulan dari kegiatan ini adalah:

1. Kandungan proksimat fermentasi kulit kopi adalah protein kasar 12,87%, kadar abu 7,25%, serat kasar 42,09%, lemak 0,73%, kadar air 12,16%, energi 3830 kkal, Ca 0,58% dan P 0,12%.

2. Kandungan kompos kotoran ternak sapi dan kulit kopi adalah kadar air 11,20%, Nitrogen 2,85%, pospor 8,32%, Kalium 0,48%, C-organik 1,33% dan Ph H2O 7,52%.

3. Pemberian pakan tambahan dua bulan sebelum melahirkan meningkatkan bobot lahir anak sapi.

Dalam dokumen LAPORAN TAHUNAN (Halaman 56-60)