• Tidak ada hasil yang ditemukan

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Seleksi (X1) Tabel 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

11. Staf Piutang Korporasi dan Asurans

4.2.2 Metode Analisis Statistik

4.2.2.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Seleksi (X1) Tabel 4

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Seleksi (X1) No 1 STSS 2 3 4 5 6 7 SSS Total Rata- rata F % F % F % F % F % F % F % F % 1 0 0 0 0 2 1,4 17 12,3 54 39,1 50 36,2 15 10,9 138 100 5,43 2 0 0 0 0 9 6,5 33 23,9 48 34,8 37 26,8 11 8,0 138 100 5,06 3 0 0 0 0 0 0 6 4,3 36 26,1 70 50,7 26 18,8 138 100 5,84 4 0 0 0 0 0 0 9 6,5 42 30,4 46 33,3 41 29,7 138 100 5,86 5 0 0 0 0 0 0 0 0 54 39,1 62 44,9 22 15,9 138 100 5,77 6 0 0 0 0 0 0 11 8,0 50 36,2 59 42,8 18 13,0 138 100 5,61 7 0 0 0 0 14 10,1 44 31,9 41 29,7 31 22,5 8 5,8 138 100 4,82 8 0 0 0 0 2 1,4 5 3,6 29 21,0 69 50,0 33 23,9 138 100 5,91 9 0 0 0 0 0 0 4 2,9 50 36,2 73 52,9 11 8,0 138 100 5,66 10 0 0 0 0 1 0,7 7 5,1 45 32,6 64 46,4 21 15,2 138 100 5,70 Total Rata-rata 5,56

Sumber: Hasil Pengolahan data primer (kuesioner), data diolah 2016.

Berdasarkan data pada Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa:

1. Pada pernyataan “umur para pelamar menjadi pesryaratan utama untuk diterima bekerja”, sebagian besar responden sebanyak 54 orang setuju dengan pernyataan tersebut, dapat dilihat dari lebih banyaknya paramedis yang diterima bekerja yaitu sebanyak 106 orang yang berusia antara 20 tahun sampai dengan 30 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa rumah sakit lebih memilih tenaga kerja yang memiliki usia produktif yaitu dibawah 30 tahun. Sementara, 2 orang responden menyatakan kurang setuju karena masih terdapatnya paramedis yang berusia 41-50 tahun sebanyak 4 orang, yang

berarti bahwa rumah sakit bisa saja menerima tenaga kerja yang tergolong tidak muda lagi namun memiliki kualifikasi yang sangat baik.

2. Pada pernyataan “jenis kelamin seseorang sangat mempengaruhi diterima atau tidaknya para pelamar”, sebagian besar responden sebanyak 48 orang setuju dengan pernyataan tersebut, dapat dilihat dari jumlah seluruh paramedis di rumah sakit tersebut yang berjenis kelamin perempuan, karena pihak rumah sakit merasa bahwa paramedis perempuan cenderung lebih rapi, sabar, dan teliti dalam bekerja sehingga mereka lebih memilih calon karyawan perempuan untuk diterima bekerja. Sementara, 9 orang responden menyatakan kurang setuju karena mereka berpendapat bahwa lebih banyaknya paramedis perempuan yang diterima dikarenakan hampir seluruh pelamar perempuan memenuhi kualifikasi pekerjaan dibandingkan pelamar pria, bukan semata-mata ditentukan berdasarkan jenis kelamin.

3. Pada pernyataan “pendidikan terakhir saya menjadi persyaratan dasar untuk diterima bekerja”, sebagian besar responden sebanyak 70 orang setuju dengan pernyataan tersebut, karena untuk paramedis pendidikan terakhir yang mereka syaratakan adalah Akademi/Diploma maka dari itu sebagian besar paramedis berpendidikan Akademi/Diploma. Sementara, 6 orang responden menyatakan netral karena mereka berpendapat bahwa ada beberapa paramedis yang diterima memiliki pendidikan S1 yang justru menjadi bahan pertimbangan tambahan bagi pelamar tersebut untuk diterima bekerja.

4. Pada pernyataan “saya diterima bekerja di rumah sakit ini karena keadaan fisik saya yang baik”, sebagian besar reponden sebanyak 46 orang setuju dengan

pernyataan tersebut, hal itu terlihat dari sangat sedikitnya paramedis yang tidak masuk bekerja karena sakit. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas paramedis memiliki kondisi fisik yang sangat baik sehingga sangat jarang berhalangan hadir untuk bekerja. Sementara, 9 orang responden menyatakan netral karena mereka berpendapat bahwa sangat jarang sekali terjadi penolakan calon tenaga kerja dikarenakan kondisi atau keadaan fisik mereka yang kurang baik.

5. Pada pernyataan “saya diterima bekerja karena keahlian yang saya miliki di suatu bidang tertentu”, hampir seluruh responden setuju dengan pernyataan tersebut karena sebagai paramedis yang mana pekerjaan mereka berhubungan langsung dengan manusia, sehingga sangat diperlukannya keahlian-keahlian dalam bidang pekerjaan mereka masing-masing seperti technical skills yaitu kemampuan untuk mengaplikasikan metode, atau teknik sepesifik dalam bidang spesialisasi tertentu contohnya seorang ahli bedah, kemudian conceptual skills yaitu kemampuan untuk memandang dan memahami suatu persoalan, issue, atau organisasi secara keseluruhan dan mengkoordinasikan serta memadukan semua bagian-bagian yang saling terkait untuk kepentingan atau kegiatan organisasi, dan yang terakhir soft skills yaitu kemampuan mengelola diri sendiri dan bersosialisasi dengan orang lain, demi terhindarnya kesalahan yang mungkin terjadi diakibatkan karena kurangnya keahlian seseorang.

6. Pada pernyataan “pengalaman menjadi salah satu persyaratan khusus yang yang harus dipenuhi para pelamar”, sebagian besar responden sebanyak 59

orang setuju dengan pernyataan tersebut, karena cukup banyak responden yang sudah memiliki pengalaman bekerja sebelumnya minimal selama 1 tahun. Sementara, 11 orang menyatakan netral karena cukup banyak juga paramedis yang tidak memiliki pengalaman bekerja (fresh graduate) diterima di rumah sakit tersebut karena dinilai paramedis yang memiliki pengalaman sebelumnya pasti menuntut gaji yang lebih besar dibandingkan yang tidak berpengalaman.

7. Pada pernyataan “saya diterima di rumah sakit ini karena keterampilan yang saya miliki”, sebagian besar responden sebanyak 44 orang setuju dengan pernyataan tersebut, dapat dilihat dari semakin berkurangnya kesalahan- kesalahan saat bekerja yang dilakukan paramedisnya yang berarti bahwa rumah sakit lebih memilih pelamar yang memiliki keterampilan seperti keterampilan teknis yaitu kecekapan melakukan aktivitas pekerjaan yang berhubungan dengan bidang khusus, keterampilan konseptual yaitu kemampuan memandang dan memahami suatu perosoalan, dan keterampilan non-teknis yaitu kemampuan dalam mengelola diri sendiri yang meliputi pola pikir, sistem kepercayaan, kematangan emosi, dan kepercayaan diri seseorang, dibandingkan yang tidak memiliki keterampilan. Sementara, 14 orang menyatakan kurang setuju karena mereka menyatakan bahwa mereka mendapatkan keterampilan yang diinginkan pihak rumah sakit justru dari pelatihan yang diselenggarakan oleh rumah sakit.

8. Pada pernyataan “penampilan yang baik merupakan salah satu faktor diterimanya saya bekerja”, sebagian besar responden sebanyak 69 orang setuju

dengan pernyataan tersebut, dapat dilihat dari paramedis yang bekerja disitu selalu memiliki penampilan yang rapi, bersih, dan wangi karena pekerjaan mereka yang berhadapan langsung dengan pasien mengharuskan mereka memiliki penampilan yang baik sehingga pasien tidak ragu terhadap kualitas pekerjaan mereka. Sementara, 2 orang menyatakan kurang setuju karena banyak faktor lain yang mereka anggap lebih diutamakan dalam penerimaan calon paramedis dibandingkan faktor penampilan.

9. Pada pernyataan “kemampuan mengendalikan emosi merupakan persyaratan khusus dalam seleksi”, sebagian besar responden sebanyak 73 orang setuju dengan pernyataan tersebut, karena pengendalian emosi yang baik sangat dibutuhkan pada pekerjaan yang memiliki resiko tingkat kesalahan terjadi yang sangat tinggi seperti di rumah sakit tersebut sehinnga paramedisnya diharapkan dapat mengendalikan emosi secara baik agar kesalahan yang mungkin terjadi dapat dihindari. Sementara, 4 orang menyatakan netral karena bukan hanya seorang paramedis yang membutuhkan pengendalian emosi yang baik namun seluruh pekerja pada posisi apapun memang sudah seharusnya mengendalikan emosi mereka saat bekerja.

10.Pada pernyataan “karakter pelamar menjadi salah satu persyaratan khusus diterima atau tidaknya calon karyawan”, sebagian besar responden sebanyak 64 orang setuju dengan pernyataan tersebut, karena dengan pekerjaan mereka yang mengharuskan berhubungan langsung dengan para pasien menuntut mereka memiliki karakter yang mampu bersosialisasi antar karyawan, menjadi pribadi yang ramah, baik, dan sopan keada pasien. Sementara, 1 orang

menyatakan kurang setuju karena karakter seseorang tidak dapat terlihat secara jelas, karakter seseorang baru dapat dilihat dengan jelas dalam kurun waktu yang cukup lama sehingga tidak cukup akurat jika digunakan sebagai persyaratan penerimaan calon tenaga kerja.

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui rata-rata jawaban responden terhadap variabel seleksi. Agar lebih mempermudah penilaian dari rata-rata tersebut, maka perlu dibuat interval. Dalam penelitian ini, banyak kelas interval sebesar 7 (tujuh). Rumus yang digunakan menurut Sudjana (2000:47) adalah sebagai berikut:

Panjang Kelas Interval = �������

������ ����� ��������

Berdasarkan rumus di atas maka panjang kelas interval adalah : Panjang Kelas Interval = 7−1

7 = 0,85 Maka kriteria dari penilaian adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6

Interpretasi Nilai Rata-Rata Jawaban Responden Terhadap Seleksi (X1)

Nilai Keterangan

1,00 - 1,85 Sangat Rendah Sekali

1,86 – 2,71 Sangat Rendah

2,72 – 3,57 Rendah

3,58 – 4,43 Sedang

4,44 – 5,29 Tinggi

5,30 – 6,14 Sangat Tinggi

6,15 – 7,00 Sangat Tinggi Sekali

Sumber : Sudjana (2000:47), data diolah (2016).

Dari hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden mengenai seleksi sebesar 5,56 yang artinya bahwa semua paramedis RSIA. Stella Maris menganggap pemenuhan kualifikasi seleksi sudah sangat

tinggi, yang dapat dilihat dari tingginya rata-rata perolehan pada persyaratan pendidikan, yang mana pendidikan yang disyaratkan untuk seorang paramedis yaitu Akademi/Diploma, tingginya rata-rata perolehan yang juga didapat yaitu pada persyaratan keadaan fisik, dimana rumah sakit lebih mengutamakan pelamar dengan kondisi fisik yang baik sehingga ketika bekerja akan terhindar dari seringnya absen karena sakit. Pada persyaratan keahlian juga memperoleh rata- rata yang cukup tinggi dimana rumah sakit memerlukan keahlian-keahlian seperti technical skills, conceptual skills, dan soft skills. Kemudian, pengalaman untuk menjadi seorang paramedis juga sering diperhitungkan seperti pada divisi kebidanan dan keperawatan yang mengharuskan paramedisnya memiliki pengalaman minimal 1 tahun. Penampilan seorang paramedis juga sangat dituntut untuk rapi, bersih, dan wangi karena pekerjaan mereka berhubungan langsung dengan pasien maka ketika seseorang memiliki penampilan yang baik, secara tidak langsung akan timbul kepercayaan pada paramedis tersebut. Seorang paramedis juga harus memiliki pengendalian emosi yang baik karena pekerjaan yang mereka miliki sangat rentan dengan resiko sehingga paramedis harus sebaik mungkin dalam mengendalikan emosi mereka sewaktu bekerja. Terakhir, perolehan rata-rata yang tinggi yaitu berkaitan dengan karakter seseorang, dimana paramedis harus memiliki karakter mampu bersosialisasi antar karyawan, mampu menjadi pribadi yang ramah, baik, dan sopan kepada pasien. Maka, dapat diartikan bahwa semua kualifikasi tersebut dapat mempengaruhi kesalahan- kesalahan saat bekerja yang mungkin terjadi yang disebabkan oleh pekerjanya.

4.2.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Penempatan (X2)