• Tidak ada hasil yang ditemukan

DistribusiNilai UN Berdasarkan Status Satuan Pendidikan(Swasta dan Negeri)

HASIL UJIAN NASIONAL SMP/MTs 2016

F. DistribusiNilai UN Berdasarkan Status Satuan Pendidikan(Swasta dan Negeri)

Gambar 10 Distribusi Nilai UN Berdasarkan Status Satuan Pendidikan Swasta dan Negeri

Capaian semua hasil UN pada rerata nilai UN berdasarkan status satuan pendidikan negeri dan swasta juga terlihat ketika membandingkan distribusi rerata nilai UN total dengan rerata nilai

0

43 UN - IIUN tinggi. Rerata nilai UN pada UN total lebih besar dibandingkan rerata nilai UN-IIUN tinggi, baik pada satuan pendidikan negeri maupun swasta. Pada distribusi UN total dan distribusi UN-IIUN tinggi menunjukkan adanya kesamaan, rerata nilai UN satuan pendidikan swasta lebih tinggi 1 poin dibandingkan rerata nilai UN satuan pendidikan negeri.

Demikian juga terjadi dengan distribusi jumlah peserta UN. Jika dilihat dari standar deviasi, maka tingkat variasi kemampuan siswa pada peserta UN total lebih beragam daripada peserta UN-IIUN tinggi. Tingkat variasi kemampuan siswa pada satuan pendidikan swasta lebih beragam daripada satuan pendidikan negeri pada UN total. Akan tetapi setelah dikoreksi dengan IIUN maka variasi kemampuan siswa pada satuan pendidikan swasta dan negeri menunjukkan keberagaman yang hampir sama.

Gambar 11 Perbandingan Rerata UN SMP/MTS dengan IIUN Tinggi Berdasarkan Status Satuan Pendidikan (Swasta dan Negeri) Per Provinsi

Capaian rerata nilai UN setelah dikoreksi dengan IIUN menunjukkan rerata nilai UN kurang (≤55) pada sebagian besar provinsi. Rerata nilai UN-IIUN tinggi secara nasional menunjukkan satuan pendidikan swasta (51,21) lebih tinggi 1 poin daripada rerata nilai UN satuan pendidikan negeri (50,22). Jika dilihat perbandingan data per provinsi, sebanyak 24 provinsi menunjukkan rerata UN pada satuan pendidikan negeri lebih besar daripada rerata UN swasta. Sedangkan 10 provinsi lainnya menunjukkan data sebaliknya, yaitu pada provinsi Aceh, Banten, Bengkulu, Jawa Barat, Kepulauan Riau, NTB, NTT, Riau, dan Sumatera Utara.

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00

Negeri Swasta Batas 55,00

44 G. Distribusi Nilai UN Berdasarkan IIUN Tinggi dan IIUN Rendah

Gambar 12 Distribusi Nilai UN Berdasarkan IIUN Tinggi dan IIUN Rendah

Dari gambar 13, perbedaan standar deviasi pada IIUN tinggi dan IIUN rendah menunjukkan variasi kemampuan siswa pada IIUN rendah lebih beragam dibandingkan variasi kemampuan siswa padaIIUN tinggi. Jumlah peserta UN-IIUN rendah jauh lebih banyak dibandingkan jumlah peserta UN-IIUN tinggi. Akan tetapi jika melihat perbedaan capaian rerata nilai UN antara IIUN tinggi dan IIUN rendah, maka rerata nilai UN-IIUN rendah jauh lebih tinggi dibandingkan rerata nilai UN-IIUN tinggi dengan perbedaan nilai mencapai 11 poin. Sebuah angka yang cukup besar untuk sebuah rerata nilai UN nasional. Fenomena data di atas menunjukkan bahwa keberadaan IIUN telah dapat mengoreksi hasil UN.

Distribusi rerata nilai UN dengan IIUN tinggi adalah peta tingkat kemampuan siswa yang sesungguhnya. Dengan IIUN tingkat kemampuan siswa SMP yang diukur melalui UN menjadi lebih valid.

0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Jumlah Peserta

Nilai UN

IIUN Rendah IIUN Tinggi

PESERTA RATAAN SDev 2398878 61.87 12.88 1610373 50.80 11.71

45 H. Perbandingan Capaian Rerata UN dan Simpangan Baku UN Antara Data Total dan Data IIUN

Tinggi

Gambar 13 Perbandingan Capaian Rerata UN dan Simpangan Baku UN Antara Data Total dan Data IIUN Tinggi

Analisis data UN SMP/MTs ketika disaring dengan kriteria IIUN maka rerata UN dengan IIUN tinggi menjadi lebih rendah dibandingkan dengan rerata UN data total. Hal itu ditunjukkan pada hampir semua provinsi, kecuali provinsi Bangka Belitung dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Gambar 14 memberikan ilustrasi seberapa besar deviasi peta capaian berubah jika data yang digunakan hanya data yang telah diyakini validitasnya.Namun demikian ada beberapa provinsi yang menunjukkan capaian rerata nilai UN yang hampir sama antara nilai UN total dan nilai UN IIUN tinggi. Hal ini berarti tingkat integritas pelaksanaan UN di provinsi tersebut sudah dapat dikategorikan baik. Hampir semua provinsi menunjukkan standar deviasi UN total lebih besar dibandingkan standar deviasi UN IIUN tinggi. Artinya,sebaran variasi kemampuan siswa UN total lebih beragam dibandingkan IIUN tinggi.

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00

StDEv StDev dengan IIUNTinggi UN UN dengan IIUN Tinggi Batas 55,00

46 I. Persentase Jumlah Peserta SMP/MTS dengan UN dibawah 55,01 Setiap Provinsi per Mapel

Gambar 14 Presentasi Jumlah Peserta SMP MTS dengan UN dibawah 55,01 per Provinsi per Mapel

Batasan nilai yang harus dicapai siswa pada UN SMP/MTs tahun 2016 adalah 55,01. Gambar 15 menunjukkan rerata nilai UN per mata pelajaran dengan capaian rerata nilai UN kurang (≤55).

22.45%

47 Sebagian besar peserta UN mendapat kesulitan dalam menjawab soal pada mata pelajaran Matematika (sebanyak 58,18%), disusul secara berturut-turut mata pelajaran Bahasa Inggris (47,33%), IPA (47,29%), dan Bahasa Indonesia (4,82%). Jika dilihat data perbandingan antar provinsi, maka provinsi yang paling banyak nilai UN kurang (≤55) adalah provinsi Bangka Belitung pada mata pelajaran Matematika (96,03%), mata pelajaran Bahasa Inggris (85,45%), dan mata pelajaran IPA (86,18%). Sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia provinsi yang paling banyak mendapat nilai UN kurang (≤55) adalah provinsi Sulawesi Barat (26,97%).

Data menarik ditemukan pada provinsi Bangka Belitung yangmendapat nilai UN kurang (≤55) terbanyak sampai tiga kali, yaitu pada mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA.

Jika data per mata pelajaran ini dikaitkan dengan tampilan grafik sebelumnya (Gambar 14) menunjukkan angka hampir sama pada rerata nilai UN total dan rerata nilai UN IIUN tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rendahnya rerata nilai UN di provinsi Bangka Belitung menunjukkan kemampuan siswa yang sesungguhnya di provinsi ini.

Perbandingan Capaian Nilai UN Tahun 2015 dengan Nilai UN Tahun 2016

Gambar 15 Perbandingan Nilai Capaian UN SMP/MTSTahun 2015 dan 2016 per Mata Pelajaran Berdasarkan Status Satuan Pendidikan

Gambar 16 mengilustrasikan rerata nilai UN tahun 2016 terjadi penurunan dibandingkan rerata nilai UN tahun 2015 (untuk seluruh satuan pendidikan dan seluruh mata pelajaran). Penurunan berkisar

74.04

IPA MATEMATIKA BAHASA INGGRIS BAHASA INDONESIA

48 dari angka 0,25 sampai 3,93 berdasarkan status satuan pendidikan, dan penurunan antara 0,31 sampai 6,04 berdasarkan mata pelajaran .

Peningkatan IIUN Tertinggi

Tabel 20 Data 7 Provinsi dengan Rerata IIUN Tertinggi dan 7 Provinsi dengan Kenaikan IIUN Tertinggi

7 Provinsi dengan IIUN tertinggi 7 Provinsi dengan kenaikan IIUN tertinggi

Provinsi IIUN Provinsi Kenaikan

IIUN

DI Yogyakarta 82.98 Sulawesi Barat 8.79

DKI Jakarta 82.15 Sumatera Selatan 8.63

Bangka Belitung 81.52 Sulawesi Utara 7.36

Jawa Tengah 80.77 Aceh 7.10

Jawa Barat 80.43 Sulawesi Selatan 6.55

Bengkulu 79.97 Gorontalo 6.54

Kepulauan Riau 79.52 Sumatera Utara 5.98

Tabel 20 menampilkan 7 provinsi yang telah menunjukkan rerata capaian IIUN tertinggi pada tahun 2016, meskipun rerata IIUN provinsi Bengkulu dan Kepulauan Riau masih di bawah angka IIUN yang diharapkan. Dari Tabel 20 dapat dikatakan bahwa sebanyak 29 provinsi memiliki capaian rerata IIUN masih di bawah 80.

Apresiasi layak diberikan pada 7 provinsi yang telah menunjukkan peningkatan capaian rerata IIUN dari tahun sebelumnya. Meskipun ketujuh provinsi tersebut rerata IIUN-nya masih kurang dari 80, tetapi usaha yang telah dilakukan untuk meningkatkan rerata IIUN-nya diharapkan dapat menginspirasi provinsi lain untuk meningkatkan rerata IIUN pada tahun mendatang.

49 Perbandingan Capaian UNKP dan UNBK

Gambar 16 Capaian Rerata nilai UN SMP dengan Ujian Nasioanl Kertas dan Pensil (UNKP) Kategori IIUN Tinggi dengan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)

Pada 2016, dari 4.009.251 siswa SMP/MTs yang mengikuti Ujian Nasional (UN), sebanyak 154.978 siswa (3,87%) telah mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dan sisanya mengikuti UN Kertas dan Pensil (UNKP). Jumlah satuan pendidikan yang mengikuti UNBK sebanyak 973 satuan pendidikan (1,81%) dari total 53.682 satuan pendidikan.

Berikut ini dikaji, apakah terdapat perbedaan capaian hasil UN antara satuan pendidikan yang mengikuti UNBK dengan satuan pendidikan yang mengikuti UNKP khususnya pada SMP/MTs dengan kategori IIUN tinggi (IIUN ≥80). Gambar 17 memperlihatkan di seluruh provinsi capaian rerata nilai UN SMP melalui UNBK lebih tinggi dibandingkan rerata UN melalui UNKP IIUN tinggi. Penjelasan yang dapat disampaikan adalah satuan pendidikan yang mengikuti UNBK adalah satuan pendidikan yang sudah lengkap dari aspek sarana prasarana seperti kecukupan personal computer dan sarana/prasarana pendukung lainnya. Selain itu, mereka juga telah memenuhi persyaratan aspek kesiapan pengelolaannya. Satuan pendidikan yang memiliki sarana prasarana seperti tersebut biasanya adalah satuan pendidikan yang terbaik dan berkualitas di wilayahnya. Dengan demikian maka dapat dipahami jika rerata UN satuan pendidikan dengan UNBK lebih tinggi daripada rerata UN dengan UNKP IIUN tinggi.

Bila diamati capaian rerata UN antar provinsi, perbedaan skor yang terbesar antara rerata UN metode UNBK (75,28) dengan UNKP IIUN tinggi (46,27) terdapat di provinsi Kalimantan Barat mencapai

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00

UN NON CBT IIUN TINGGI UN CBT

50 29,01 poin. Sedangkan perbedaan skor yang terkecil antara rerata UN metode UNBK (61,20) dengan UNKP IIUN tinggi (56,24) terdapat di provinsi Kalimantan Timur sebesar 4,96 poin. Rerata nilai UNBK terbesar dicapai oleh provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (79,25) dan rerata UNBK terkecil terdapat di provinsi Kalimantan Utara (51,28). Sedangkan rerata nilai UNKP terbesar dicapai oleh provinsi Jawa Barat (60,60) dan rerata UNKP terkecil terdapat di provinsi Aceh (41,55).

51