1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... 1
DAFTAR GAMBAR ... 3
DAFTAR TABEL... 6
GAMBARAN UMUM UN 2015/2016 ...8
PENDAHULUAN ... 9
PENYELENGGARAAN UN ... 10
Metode Pelaksanaan... 10
Mata Pelajaran yang diujikan ... 10
Tahap Penyelenggaraan UN ... 14
KATEGORI PELAPORAN HASIL UN ... 31
INDEKS INTEGRITAS UJIAN NASIONAL (IIUN) ... 31
SISTEMATIKA LAPORAN ... 33
ANALISIS HASIL UN 2015/2016 ... 34
HASIL UJIAN NASIONAL SMP/MTs 2016 ... 35
Peserta UN SMP/MTs ... 36
Perbandingan Rerata nilai UN dengan IIUN ... 37
Perbandingan Capaian Nilai UN Tahun 2015 dengan Nilai UN Tahun 2016 ... 47
Peningkatan IIUN Tertinggi ... 48
Perbandingan Capaian UNKP dan UNBK ... 49
TREN CAPAIAN PRESTASI SISWA BERDASARKAN HASIL UN ... 51
Tren Perkembangan Capaian Siswa Mata Bahasa Indonesia ... 53
Tren Perkembangan Capaian Siswa Mata Bahasa Inggris ... 53
Tren Perkembangan Capaian Siswa Mata Pelajaran Matematika ... 54
Tren Perkembangan Capaian Siswa Mata Pelajaran IPA ... 55
Diskusi ... 55
HASIL UJIAN NASIONAL SMA/MA 2016 ... 56
Peserta UN SMA/MA... 58
Perbandingan rerata nilai UN SMA/MA IPA dengan IIUN ... 58
2
Perbandingan Capaian Nilai UN SMA/MA Tahun 2015 dan 2016 ... 83
Peningkatan IIUN Tertinggi ... 85
HASIL UJIAN NASIONAL SMK 2016 ... 87
Peserta UN SMK ... 88
Distribusi Rerata nilai UN ... 89
Perbandingan Capaian Rerata nilai UN SMK Tahun 2015 dan 2016 ... 107
15 Kejuruan Terbesar di SMK ... 110
Siswa dengan Prestasi Rendah ... 117
ANALISIS INDEKS INTEGRITAS UJIAN NASIONAL ... 119
ANALISIS INDEKS INTEGRITAS UJIAN NASIONAL ... 120
Dua macam hubungan antara integritas dan prestasi ... 122
Tingkat integritas sebagai prediktor nilai UN ... 125
Nilai UN sebagai prediktor tingkat integritas ... 127
Integritas, prestasi, dan perbaikan mutu ... 129
ANALISIS ANGKET UJIAN NASIONAL ... 132
ANALISIS ANGKET UN ... 133
Responden Survei ... 134
Peran Lingkungan Rumah ... 135
Rekomendasi ... 146
PENUTUP ... 148
DAFTAR PUSTAKA... 152
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Alur Penyiapan Naskah ... 16
Gambar 3 Metode Deteksi Kecurangan ... 32
Gambar 4 Matrix IIUN dan Capaian UN ... 32
Gambar 5 Kuadran perbandingan capaian nilai UN dan IIUN ... 37
Gambar 6 Perbandingan rerata nilai UN dengan IIUN ... 37
Gambar 7 Perbandingan rerata nilai UN dengan IIUN berdasarkan jenis satuan pendidikan (SMP dan MTs) ... 38
Gambar 8 Distribusi rerata nilai UN berdasarkan jenis satuan pendidikan SMP dan MTS... 39
Gambar 9 Perbandingan Nilai UN SMP dan MTS dengan IIUN Tinggi per Provinsi ... 40
Gambar 10 Perbandingan Rerata UN dengan IIUN Berdasarkan Status Satuan Pendidikan (negeri dan swasta) ... 41
Gambar 11 Distribusi Nilai UN Berdasarkan Status Satuan Pendidikan Swasta dan Negeri ... 42
Gambar 12 Perbandingan Rerata UN SMP/MTS dengan IIUN Tinggi Berdasarkan Status Satuan Pendidikan (Swasta dan Negeri) Per Provinsi ... 43
Gambar 13 Distribusi Nilai UN Berdasarkan IIUN Tinggi dan IIUN Rendah ... 44
Gambar 14 Perbandingan Capaian Rerata UN dan Simpangan Baku UN Antara Data Total dan Data IIUN Tinggi ... 45
Gambar 15 Presentasi Jumlah Peserta SMP MTS dengan UN dibawah 55,01 per Provinsi per Mapel ... 46
Gambar 16 Perbandingan Nilai Capaian UN SMP/MTSTahun 2015 dan 2016 per Mata Pelajaran Berdasarkan Status Satuan Pendidikan ... 47
Gambar 17 Capaian Rerata nilai UN SMP dengan Ujian Nasioanl Kertas dan Pensil (UNKP) Kategori IIUN Tinggi dengan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) ... 49
Gambar 18 Tren Perkembangan Kemampuan Bahasa Indonesia Siswa Berdasarkan Hasil UN 2013-2016 ... 53
Gambar 19 Tren Perkembangan Kemampuan Bahasa Inggris Siswa Berdasarkan Hasil UN 2013-2016 ... 54
Gambar 20 Tren Perkembangan Kemampuan Matematika Siswa Berdasarkan Hasil UN 2013-2016 ... 54
Gambar 21 Tren Perkembangan Kemampuan IPA Siswa Berdasarkan Hasil UN 2013-2016 ... 55
Gambar 22 Kuadran perbandingan capaian nilai UN dan IIUN ... 58
Gambar 23 Rerata nilai UN dan nilai IIUN SMA/MA IPA Tahun 2016 ... 59
Gambar 24 Nilai UN dan IIUN SMA/MA Bahasa ... 60
Gambar 25 Rerata nilai UN dan IIUN SMA/MA IPS ... 61
Gambar 26 Perbandingan rerata nilai UN IPA dengan IIUN Berdasarkan Jenis Satuan Pendidikan... 61
Gambar 27 Perbandingan Rerata nilai UN dengan IIUN Berdasarkan Status Satuan Pendidikan ... 62
Gambar 28 Perbandingan rerata nilai UN dengan IIUN Berdasarkan Jenis Satuan Pendidikan ... 63
Gambar 29 Perbandingan Rerata nilai UN dengan IIUN Berdasarkan Status Satuan Pendidikan ... 63
Gambar 30 Distribusi nilai UN total SMA/MA IPA berdasarkan jenis satuan pendidikan ... 64
Gambar 31 Distribusi Nilai UN Total SMA/MA IPS Berdasarkan Jenis Satuan Pendidikan ... 65
Gambar 32 Distribusi nilai UN SMA/MA IPA dengan IIUN tinggi berdasarkan jenis satuan pendidikan .... 65
4
Gambar 33 Distribusi nilai UN SMA/MA IPS dengan IIUN tinggi berdasarkan jenis satuan pendidikan .... 66
Gambar 34 Distribusi nilai UN total SMA/ MA IPA berdasarkan status satuan pendidikan ... 69
Gambar 35 Distribusi nilai UN total SMA/ MA IPS berdasarkan status satuan pendidikan ... 69
Gambar 36 Distribusi nilai UN dengan IIUN tinggi SMA/ MA IPA berdasarkan status satuan pendidikan 70 Gambar 37 Distribusi nilai UN SMA/MA IPS dengan IIUN tinggi berdasarkan status satuan pendidikan .. 70
Gambar 38 Distribusi nilai UN SMA/MA IPA berdasarkan IIUN tinggi dan IIUN rendah ... 74
Gambar 39 Distribusi nilai UNKP SMA/MA IPA berdasarkan IIUN tinggi dan IIUN rendah ... 74
Gambar 40 Distribusi nilai UN SMA/MA IPS berdasarkan IIUN tinggi dan IIUN rendah ... 75
Gambar 41 Distribusi nilai UNKP SMA/MA IPS berdasarkan IIUN tinggi dan IIUN rendah ... 75
Gambar 42 Perbandingan Capaian Rerata UN dan Simpangan Baku UN SMA/MA IPA Antara Data Total dan Data IIUN Tinggi ... 76
Gambar 43 Perbandingan capaian rerata UN dan simpangan baku UN SMA/MA IPS antara data total dan data IIUN tinggi ... 77
Gambar 44 Perbandingan rerata UN SMA/MA IPA per Provinsi antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2006 ... 81
Gambar 45 Perbandingan rerata UN SMA/MA IPS per provinsi antara yang Menggunakan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 ... 82
Gambar 46 Perbandingan nilai capaian UN SMA/MA IPA tahun 2015 dan 2016 ... 83
Gambar 47 Perbandingan nilai capaian UN SMA/MA IPS tahun 2015 dan 2016 ... 83
Gambar 48 Perbedaan Nilai UN SMA/MA IPA dengan IIUN Tinggi Tahun 2015 dan 2016 ... 84
Gambar 49 Perbedaan Nilai UN SMA/MA IPS dengan IIUN Tinggi Tahun 2015 dan 2016 ... 84
Gambar 50 Perbandingan Rerata nilai UN SMK Total (Negeri dan Swasta) dengan IIUN ... 89
Gambar 51 Perbandingan Rerata nilai UN dengan IIUN Di SMK Negeri ... 90
Gambar 52 Perbandingan Rerata nilai UN dengan IIUN Di SMK Swasta ... 90
Gambar 53 Distribusi Rerata nilai UN Berdasarkan Status Satuan Pendidikan pasa Data UN Total ... 91
Gambar 54 Rerata nilai UN SMK dengan IIUN Tinggi Berdasarkan Status Satuan Pendidikan ... 91
Gambar 55 Distribusi Rerata nilai UN SMK dengan IIUN tinggi ... 92
Gambar 56 Distribusi Rerata nilai UN SMK dengan IIUN tinggi Berdasarkan Status Satuan Pendidikan dan Provinsi ... 93
Gambar 57 Rerata Nilai UN SMK dengan IIUN Tinggi Berdasarkan Provinsi ... 94
Gambar 58 Rerata nilai UN SMK Berdasarkan Jenis Satuan Pendidikan SMK ... 95
Gambar 59 Rerata Nilai UN SMK dengan IIUN Tinggi Berdasarkan Jenis Satuan Pendidikan ... 96
Gambar 60 Rerata Nilai UN Berdasarkan IIUN Tinggi dan IIUN Rendah ... 97
Gambar 61 Rerata nilai UN dan Simpangan Baku UN antara Data Total dan Data IIUN Tinggi ... 98
Gambar 62 Persentase Jumlah Peserta Didik UN SMK dengan Nilai UN Di Bawah 55,01 per Provinsi per Mata Pelajaran ... 99
Gambar 63 Perbandingan Capaian Rerata UN SMK Menggunakan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 ... 107
Gambar 64 Perbandingan Capaian Rerata nilai UN Tahun 2015 dan 2016 ... 108
Gambar 65 Perbandingan Capaian Rerata nilai UN SMK Tahun 2015 dan 2016 dengan IIUN Tinggi ... 108
Gambar 66 Perbandingan Capaian Rerata nilai UNKP Kategori IIUN Tinggi dengan UNBK ... 109
Gambar 67 Proporsi Peserta UN SMK Seluruh Kejuruan ... 112
5 Gambar 68 Proporsi Peserta UN SMK Seluruh Kejuruan Menurut Mata Pelajaran yang Diujikan, IIUN
Tinggi ... 112
Gambar 69 Proporsi Peserta UN SMK 15 Besar Kejuruan Menurut Mata Pelajaran yang Diujikan ... 113
Gambar 70 Proporsi Peserta UN SMK 15 Besar Kejuruan menurut Mata Pelajaran yang Diujikan– IIUN Tinggi ... 113
Gambar 71 Proporsi Peserta UN Bahasa Indonesia menurut 15 Besar Kejuruan – IIUN Tinggi ... 114
Gambar 72 Proporsi Peserta UN Bahasa Inggris menurut 15 Besar Kejuruan – IIUN Tinggi ... 115
Gambar 73 Proporsi Peserta UN Matematika menurut 15 Besar Kejuruan ... 116
Gambar 74 Proporsi Peserta UN dengan Nilai UN Rendah ... 117
6
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Mata Pelajaran yang Diujikan Pada UN SMP/MTs ... 10
Tabel 2 Mata Pelajaran yang Diujikan pada UN SMA/MA Program IPA ... 11
Tabel 3 Mata Pelajaran yang Diujikan Pada UN SMA/MA Program IPS ... 11
Tabel 4 Mata Pelajaran yang Diujikan Pada UN SMA/MA Program Bahasa ... 12
Tabel 5 Mata Pelajaran yang Diujikan Pada UN MA Program Keagamaan ... 12
Tabel 6 Mata Pelajaran yang Diujikan Pada UN SMA Program Agama Katolik ... 13
Tabel 7 Mata Pelajaran yang Diujikan Pada UN SMA Program Agama Kristen ... 13
Tabel 8 Mata Pelajaran yang Diujikan Pada UN SMK ... 14
Tabel 9 Jadwal UN SMA/MA Program IPA, IPS, dan Bahasa ... 22
Tabel 10 Jadwal UN SMA/MA Program Keagamaan... 22
Tabel 11 Jadwal UN SMK/ MAK ... 23
Tabel 12 Jadwal UN SMP/ MTs ... 23
Tabel 13 Jadwal UNBK (UTAMA) SMA/MA ... 29
Tabel 14 Jadwal UN BK (SUSULAN) SMA/MA ... 29
Tabel 15 Jadwal UN BK (UTAMA) SMK ... 30
Tabel 16 Jadwal UN BK (SUSULAN) SMK ... 30
Tabel 17 Jadwal UN BK (UTAMA) SMP/MTs ... 30
Tabel 18 Jadwal UN BK (SUSULAN) SMP ... 31
Tabel 19 Tabel Distribusi Jumlah SMP/MTs dan Jumlah Peserta UN Berdasarkan Metode UN yang Diikuti ... 36
Tabel 20 Data 7 Provinsi dengan Rerata IIUN Tertinggi dan 7 Provinsi dengan Kenaikan IIUN Tertinggi .. 48
Tabel 21 Rerata Nilai UN IPA SMA dan MA IIUN Tinggi per Provinsi ... 66
Tabel 22 Rerata Nilai UN IPS SMA dan MA IIUN Tinggi per Provinsi ... 67
Tabel 23 Perbandingan rerata UN SMA/MA dengan IIUN tinggi berdasarkan status satuan pendidikan (swasta dan negeri) IPA Per Provinsi ... 71
Tabel 24 Perbandingan rerata UN SMA/MA dengan IIUN tinggi berdasarkan status satuan pendidikan (swasta dan negeri) IPS Per Provinsi ... 72
Tabel 25 Persentase jumlah peserta SMA/MA IPA dengan UN di bawah 55,01 per provinsi per mapel .. 78
Tabel 26 Presentase jumlah peserta SMA/MA IPS dengan UN di bawah 55,01 per provinsi per mapel ... 79
Tabel 27 Daftar 10 provinsi dengan peningkatan IIUN tertinggi SMA/MA IPA ... 85
Tabel 28 Daftar 10 provinsi dengan peningkatan IIUN tertinggi SMA/MA IPS ... 86
Tabel 29 Distribusi Jumlah SMK dan Jumlah Peserta UN Berdasarkan Metode UN yang Diikuti... 88
Tabel 30 Distribusi Jumlah SMK dan Jumlah Peserta UN Berdasarkan Status Sekolah ... 88
Tabel 31 Daya Serap Butir Soal Bahasa Indonesia SMK/MAK ... 100
Tabel 32 Daya Serap Butir Soal Bahasa Inggris SMK/MAK... 100
Tabel 33 Daya Serap Butir Soal Matematika Akuntansi ... 101
Tabel 34 Daya Serap Butir Soal Matematika Pariwisata... 103
Tabel 35 Daya Serap Butir Soal Matematika Teknologi ... 105
Tabel 36 Jumlah Peserta UN SMK Menurut Kejuruan ... 110
7
Tabel 37 Sekolah/ Madrasah yang menjadi sampel penelitian ... 121
Tabel 38 Hasil Uji Regresi Kaitan IIUN dengan nilai UN 2015 ... 124
Tabel 39 Hasil Uji Regresi Kaitan IIUN dengan nilai UN 2016 ... 124
Tabel 40 Hasil regresi skor IIUN 2015 sebagai prediktor terhadap nilai UN 2016 ... 126
Tabel 41 Hasil regresi kaitan antara perubahan skor IIUN dan perubahan nilai UN ... 126
Tabel 42 Regresi dengan nilai UN 2015 sebagai prediktor skor IIUN 2016 ... 129
Tabel 43 Nilai UN 2015-2016 pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris ... 130
Tabel 44 Karakteristik responden survei ... 134
Tabel 45 Perbedaan nilai UN berdasarkan tingkat pendidikan ayah ... 135
Tabel 46 Perbedaan nilai UN berdasarkan tingkat pendidikan ibu ... 136
Tabel 47 Perbedaan nilai UN antar jenis pekerjaan ayah ... 137
Tabel 48 Perbedaan nilai UN antar jenis pekerjaan ibu ... 138
Tabel 49 Iklim keluarga dan nilai UN siswa ... 139
Tabel 50 Korelasi antara nilai UN dan indeks keterlibatan orangtua dalam kegiatan belajar ... 141
Tabel 51 Keterlibatan orangtua dalam kegiatan belajar anak ... 142
Tabel 52 Frekuensi siswa melakukan aktivitas-aktivitas non akademik ... 144
8
GAMBARAN UMUM UN 2015/2016
1
9
PENDAHULUAN
Kebijakan penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) merupakan upaya pemerintah dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan. Dasar hukum pelaksanaan UN yaitu Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah lagi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan.
PP Nomor 13 Tahun 2015 pasal 67 menyatakan bahwa pemerintah menugaskan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk menyelenggarakan ujian nasional yang diikuti peserta didik pada setiap satuan pendidikan jalur formal pendidikan dasar dan menengah, dan jalur nonformal kesetaraan.
Penyelenggaraan UN dilakukan oleh lembaga mandiri yang ditugaskan oleh Pemerintah dalam rangka evaluasi eksternal untuk menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, khususnya standar kompetensi lulusan. Dalam hal ini penyelenggara ialah BSNP dan pelaksananya adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan yang dalam hal ini dilaksanakan secara teknis oleh Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik).
Pada tahun 2015, melalui PP Nomor 13 Tahun 2015, dilakukan perubahan kebijakan strategis dalam pelaksanaan UN tahun 2015, bahwa hasil UN tidak digunakan untuk penentuan kelulusan siswa dari satuan pendidikan. Selanjutnya, kelulusan peserta didik dari satuan/program pendidikan ditetapkan oleh satuan/program pendidikan yang bersangkutan. Peraturan ini tetap berlaku pada UN 2016. PP Nomor 13 Tahun 2015 pasal 68 menyatakan bahwa fungsi UN meliputi: (1) pemetaan mutu program dan/ atau satuan pendidikan, (2) dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, dan (3) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
UN mulai dilaksanakan sejak tahun pelajaran 2004/2005 yakni sejak ditetapkannya Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Ujian Nasional semula dilaksanakan untuk jenjang SMA/MA, SMALB, SMK, Paket C daan Paket C Kejuruan, serta SMP/MTs, SMPLB, Paket B, SD/MI, SDLB, dan Paket A. Namun mulai tahun 2014 UN SD/MI, SDLB, dan Paket A diubah menjadi ujian sekolah/madrasah berdasarkan Permendikbud Nomor 102 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Luar Biasa, dan Program Paket A/Ula.
10 Laporan hasil UN SMP/MTs, SMA/MA dan SMK tahun 2016 ini disusun sebagai bentuk akuntabilitas publik yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada direktorat terkait di lingkungan Kemendikbud, pemerintah daerah, dinas pendidikan, Kementerian Agama di tingkat provinsi/kota/kabupaten, satuan pendidikan, serta pemangku kepentingan lainnya tentang hasil capaian nilai UN dan indeks integritas UN. Informasi hasil UN diharapan dapat menjadi masukan untuk peningkatan mutu pendidikan serta perbaikan integritas dalam penyelenggaraan UN.
PENYELENGGARAAN UN
Metode PelaksanaanSeperti tahun 2015, UN tahun 2016 dilaksanakan dengan dua metode yaitu: (1) paper based test (PBT) atau ujian nasional kertas dan pensil (UNKP), selanjutnya disebut UNKP; dan (2) computer based test (CBT) atau ujian nasional berbasis komputer (UNBK), selanjutnya disebut UNBK. Beberapa prasyarat yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan UNBK yaitu rasio komputer (PC) dan peserta UN di sekolah tersebut adalah 1:3 dan memiliki cadangan PC sebanyak 10% dari jumlah PC yang ada, memiliki UPS yang memadai untuk PC server dan client, serta diutamakan yang memiliki genset.
Perbedaan teknis pelaksanaan UNKP dan UNBK adalah sebagai berikut:
1. Peserta UNKP pada jenjang SMA dan SMK sederajat menempuh ujian 2 mata pelajaran per hari, sedangkan peserta UNBK hanya menempuh ujian 1 mata pelajaran perhari. Akibatnya, jumlah hari pelaksanaan UNBK lebih banyak dibanding dengan jumlah hari pelaksanaan UNKP.
2. UNKP dilaksanakan hanya 1 sesi per mata pelajaran per hari, sedangkan UNBK dilaksanakan maksimal 3 sesi per mata pelajaran per hari.
Mata Pelajaran yang diujikan
Tabel 1 Mata Pelajaran yang Diujikan Pada UN SMP/MTs
Nama Mata Pelajaran
Jumlah Soal
Waktu
Pengerjaan Bentuk Soal
Bahasa Indonesia 50 soal 120 menit Pilihan Ganda
Matematika 40 soal 120 menit Pilihan Ganda
Bahasa Inggris 50 soal 120 menit Pilihan Ganda
IPA 40 soal 120 menit Pilihan Ganda
11 Tabel 2 Mata Pelajaran yang Diujikan pada UN SMA/MA Program IPA
Nama Mata Pelajaran
Jumlah Soal
Waktu
Pengerjaan Bentuk Soal
Bahasa Indonesia 50 soal 120 menit Pilihan Ganda
Bahasa Inggris 50 soal 120 menit 15 soal listening comprehension atau 15 soal reading untuk penyandang tunarungu dan 35 soal pilihan ganda.
Matematika 40 soal 120 menit Pilihan Ganda
Fisika 40 soal 120 menit Pilihan Ganda
Kimia 40 soal 120 menit Pilihan Ganda
Biologi 40 soal 120 menit Pilihan Ganda
Tabel 3 Mata Pelajaran yang Diujikan Pada UN SMA/MA Program IPS Nama Mata
Pelajaran
Jumlah Soal
Waktu
Pengerjaan Bentuk Soal
Bahasa Indonesia 50 soal 120 menit Pilihan Ganda
Bahasa Inggris 50 soal 120 menit 15 soal listening comprehension atau 15 soal reading untuk penyandang tunarungu dan 35 soal pilihan ganda.
Matematika 40 soal 120 menit Pilihan Ganda
Ekonomi 40 soal 120 menit Pilihan Ganda
Sosiologi 50 soal 120 menit Pilihan Ganda
Geografi 50 soal 120 menit Pilihan Ganda
12 Tabel 4 Mata Pelajaran yang Diujikan Pada UN SMA/MA Program Bahasa
Nama Mata Pelajaran Jumlah Soal
Waktu
Pengerjaan Bentuk Soal
Bahasa Indonesia 50 soal 120 menit Pilihan Ganda
Bahasa Inggris 50 soal 120 menit 15 soal listening comprehension atau 15 soal reading untuk penyandang tunarungu dan 35 soal pilihan ganda.
Matematika 40 soal 120 menit Pilihan Ganda
Sastra Indonesia 40 soal 120 menit Pilihan Ganda
Antropologi 50 soal 120 menit Pilihan Ganda
Bahasa Asing**):
Bahasa Arab Bahasa Jepang Bahasa Jerman Bahasa Prancis Bahasa Mandarin
50 soal 120 menit Pilihan Ganda
Tabel 5 Mata Pelajaran yang Diujikan Pada UN MA Program Keagamaan Nama Mata Pelajaran Jumlah
Soal
Waktu
Pengerjaan Bentuk Soal
Bahasa Indonesia 50 soal 120 menit Pilihan Ganda
Bahasa Inggris 50 soal 120 menit 15 soal listening comprehension atau 15 soal reading untuk penyandang tunarungu dan 35 soal pilihan ganda.
Matematika 40 soal 120 menit Pilihan Ganda
Tafsir 50 soal 120 menit Pilihan Ganda
Hadis 50 soal 120 menit Pilihan Ganda
Fikih 50 soal 120 menit Pilihan Ganda
13 Tabel 6 Mata Pelajaran yang Diujikan Pada UN SMA Program Agama Katolik
Nama Mata Pelajaran
Jumlah Soal
Waktu
Pengerjaan Bentuk Soal
Bahasa Indonesia
50 soal 120 menit Pilihan Ganda
Bahasa Inggris 50 soal 120 menit 15 soal listening comprehension atau 15 soal reading untuk penyandang tunarungu dan 35 soal pilihan ganda.
Matematika 40 soal 120 menit Pilihan Ganda
Kitab Suci 50 soal 120 menit Pilihan Ganda
Doktrin Gereja Katolik dan Moral Kristiani
50 soal 120 menit Pilihan Ganda
Liturgi 50 soal 120 menit Pilihan Ganda
Tabel 7 Mata Pelajaran yang Diujikan Pada UN SMA Program Agama Kristen Nama Mata Pelajaran Jumlah
Soal
Waktu
Pengerjaan Bentuk Soal
Bahasa Indonesia 50 soal 120 menit Pilihan Ganda
Bahasa Inggris 50 soal 120 menit 15 soal listening comprehension atau 15 soal reading untuk penyandang tunarungu dan 35 soal pilihan ganda.
Matematika 40 soal 120 menit Pilihan Ganda
Al Kitab 50 soal 120 menit Pilihan Ganda
Etika Kristen 50 soal 120 menit Pilihan Ganda
Sejarah Gereja 50 soal 120 menit Pilihan Ganda
14 Tabel 8 Mata Pelajaran yang Diujikan Pada UN SMK
Nama Mata Pelajaran Jumlah Soal
Waktu
Pengerjaan Bentuk Soal
Bahasa Indonesia 50 soal 120 menit Pilihan Ganda
Bahasa Inggris 50 soal 120 menit 15 soal listening comprehension dan 35 soal pilihan ganda.
Matematika
Dibedakan menjadi:
Matematika akuntansi Matematika pariwisata Matematika teknik
40 soal 120 menit Pilihan Ganda
Tahap Penyelenggaraan UN UJIAN NASIONAL KERTAS DAN PENSIL
Tahap penyelenggeraan UN dalam UNKP adalah sebagai berikut:
PERSIAPAN
Tahap Persiapan meliputi penetapan dan pendistribusian Kisi-Kisi UN, koordinasi/sosialisasi Permen dan POS, penyiapan master naskah UN, pendataan peserta UN, nilai rapor dan nilai US/M, penggandaan dan pengiriman Bahan Ujian Nasional yang diawali dengan proses lelang dan diakhiri dengan pengiriman Bahan Ujian Nasional sampai ke satuan pendidikan.
a. Pendataan
Pendataan dilakukan untuk menjaring informasi mengenai peserta di kelas akhir dan catatan prestasi belajarnya pada masing-masing jenjang pendidikan di setiap sekolah yang akan mengikuti UN. Informasi yang dijaring berupa biodata peserta antara lain nama dan tempat tanggal lahir siswa, nama orang tua, nomer induk siswa. Sistem dan aplikasi yang digunakan dalam pendataan dikembangkan oleh Puspendik. Biodata peserta dan data nilai rapor serta nilai US berasal dari sekolah di bawah koordinasi pelaksana UN tingkat Kabupaten/Kota serta pelaksana UN tingkat provinsi di wilayah masing-masing. Pendataan dilakukan dengan menggunakan sistem online dan offline. Sistem offline dapat dipergunakan oleh user sekolah yang
15 memiliki keterbatasan infrastruktur serta untuk user kabupaten/kota dan provinsi digunakan dalam proses pencetakan. Data dalam pendataan tersimpan secara online dengan tujuan mempermudah pengendalian data.
Mekanisme pendataan dalam penyelenggaraan UN meliputi:
Pendataan Calon Peserta
Data yang berasal sekolah dikumpulkan oleh pelaksana UN tingkat Kabupaten/Kota untuk dicetak agar dapat diverifikasi kembali oleh sekolah. Hasil verifikasi selanjutnya diunggah ke dalam sistem online. Selanjutnya Daftar Nominasi Sementara (DNS) dicetak dan diberikan kepada sekolah untuk divalidasi. Hak akses perubahan data untuk user sekolah dan user kabupaten/kota yang DNS nya sudah tervalidasi ditutup dan hanya dibuka untuk user provinsi dalam rangka menetapkan nomer peserta UN, mencetak Daftar Nominasi Tetap (DNT) dan kartu peserta UN. DNT dan kartu peserta UN kemudian didistribusikan ke sekolah melalui pelaksana UN tingkat Kabupaten/Kota. Hak akses penambahan data untuk pelaksana UN tingkat provinsi ditutup setelah proses pencetakan DNT dan kartu peserta selesai. Penambahan data dimungkinkan apabila sudah dilaporkan kepada penyelenggara UN dan pelaksana UN tingkat pusat dan mendapatkan persetujuan.
Pendataan Nilai US
Mekanisme dalam pendataan nilai US tidak berbeda jauh dengan pendataan calon peserta UN.
Pendataan ini dapat dilakukan setelah biodata peserta tersedia. Sekolah hanya memasukkan nilai tiap mata pelajaran tiap siswanya, tidak melakukan penghitungan rata-rata atau pembobotan nilai. Penghitungan rata-rata dan pembobotan tersedia dalam sistem aplikasi pendataan nilai.
b. Sosialisasi Pelaksanaan UN
Penyelenggaraan UN diatur dalam peraturan menteri dan POS UN. Mengingat UN diselenggarakan di sekolah-sekolah seluruh wilayah Indonesia dan sekolah Indonesia di luar negeri, maka diperlukan penyebaran informasi mengenai UN melalui sosialisasi. Sosialisasi dilakukan kepada instansi yang terlibat dalam penyelenggaraan UN di pusat dan daerah, pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan di pusat dan daerah, peserta UN, sampai dengan masyarakat umum dengan tujuan memberikan informasi seluas-luasnya mengenai
16 prosedur pelaksanaan UN dan kebijakan-kebijakan UN. Selain itu, sosialisasi juga dimaksudkan untuk menyelaraskan tugas dan fungsi, serta kewenangan pelaksana UN tingkat pusat sampai dengan tingkat satuan pendidikan, sehingga UN dapat dilaksanakan secara kredibel, objektif, akurat, akuntabel, dan berkeadilan.
c. Penyiapan Bahan Ujian Nasional
Bahan ujian nasional yang berupa naskah soal berasal dari bank soal Puspendik yang memiliki karakteristik pada setiap butir soal. Butir soal tersebut dirakit menjadi naskah soal berdasarkan kisi-kisi UN. Berikut ini adalah bagan alur penyiapan master naskah soal.
Gambar 1 Alur Penyiapan Naskah
Kisi-kisi Ujian Nasional
Kisi-kisi soal UN disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah serta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi untuk Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C. Kisi-kisi soal UN sebagaimana dimaksud di atas menggunakan kisi-kisi soal UN tahun pelajaran 2016 yang ditetapkan dalam
PENYUSUNAN KISI-KISI UN [BSNP- Puspendik-PT]
SPESIFIKASI UN [Puspendik-Guru]
SELEKSI BUTIR SESUAI KISI-KISI UN [Puspendik]
PENYUSUNAN PAKET TES [Puspendik-Guru]
Validasi [BSNP-Puspendik-PT]
PENYUSUNAN PAKET NASIONAL [Puspendik]
PEMETAAN REGION CETAK [Puspendik] PENGGANDAAN ,
PENGEPAKAN MASTER [Puspendik]
DISTRIBUSI MASTER KE PERCETAKAN-
REGION [Puspendik]
Alur Persiapan Master Naskah Soal
PROOF READING [PUSPENDIK]
FIAT [PUSPENDIK]
17 Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor 0035/P/BSNP/IX/2015 tentang Kisi-Kisi Soal Ujian Nasional untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Penyusunan Naskah UN
1) Penyusunan Spesifikasi Tes Ujian Nasional.
Spesifikasi tes mengacu pada Kisi-Kisi UN yang disusun sesuai dengan hasil pembahasan oleh tim materi dan ahli penilaian pendidikan mengenai materi/pokok bahasan yang akan dipilih.
Acuan yang digunakan meliputibuku pedoman teknis berikut format spesifikasi tes dari Pusat Penilaian Pendidikan, kurikulum dan kisi-kisi UN yang berlaku, serta buku penunjang/buku pelengkap yang telah disahkan.
Spesifikasi tes kemudian divalidasi dengan cara mencocokkan kembali kesesuaian materi- materi yang dituangkan dalam spesifikasi dengan kisi-kisi UN.
2) Penyiapan Bahan Ujian Nasional
Bahan Ujian nasional adalah master naskah dan LJUN yang disiapkan oleh Puspendik.
Naskah dan LJUN menjadi satu kesatuan set naskah. Bahan UN tersebut disiapkan melalui proses:
Pemilihan Butir Soal
Pemilihan butir soal dari Bank Soal diawali dengan langkah pemilahan butir soal per bidang studi per jenjang pendidikan. Butir soal yang sudah dipilah tersebut, kemudian dipilih yang sesuai dengan spesifikasi serta paralel antarpaket dengan mengacu pada kisi-kisi UN per bidang studi dan per jenjang pendidikan. Setelah itu dilakukan proses validasi hasil pemilihan yaitu dengan cara melihat keakuratan pemilihan, struktur soal, dan keparalelan antarpaket.
Bila tidak sesuai dan tidak paralel, maka dicarikan butir soal dalam bank soal yang sesuai. Pada saat bersamaan dilakukan penyetaraan tingkat kesukaran pada masing-masing paket soal.
a) Penyusunan Paket Tes
Soal-soal yang telah dipilih kemudian didesain menjadi paket-paket tes yang terdiri atas 40 sampai dengan 50 butir soal sesuai dengan spesifikasi. Paket tes yang tersusun dilihat kesempurnaan naskah soal, baik dari segi pengetikan,tata letak, segi isi/materi (paralel), maupun simbol, lambang, gambar dan ilustrasinya hingga naskah siap cetak.
18 b) Validasi Paket Tes
Validasi butir soal paket tesdilakukan oleh Tim Perguruan Tinggi di bawah koordinasi BSNP bersama koordinator bidang studi dengan memeriksa kesesuaian paket tes dengan materi dalam Kisi-kisi UN, kebenaran konsep dan kunci jawaban, serta keparalelan antarpaket.Setiap soal yang diperiksa, diparaf pada setiap butir pada lembar paket tes.
Validasi keterbandingan tingkat kesukaran antar paket tes tidak hanya dilakukan melalui judgement pakar, tetapi juga secara empirik menggunakan metode concordance. Metode concordance adalah cara membandingkan tingkat kesukaran satu paket tes dengan paket tes lainnya dengan membandingkan peluang menjawab benar setiap paket tes berdasarkan kemampuan peserta. Diharapkan peserta dengan kemampuan yang sama akan memiliki peluang menjawab benar yang sebanding pula tanpa membedakan paket tes yang ditempuh.
c) Proof reading dan Fiat
Proof reading dan fiat bertujuan untuk memastikan seluruh paket tes telah divalidasi.
Kemudian dilakukanpengecekan kembali paket tesberupa kesalahan ketikan, kelengkapan cover, nomor, kode,jumlah soal dan halaman serta kesesuaian urutan nomor butir soal tiap halamannya.
d) Penyusunan Paket Nasional
Penyusunan paket nasional dilakukan dengan langkah pengembangan jumlah paket tes sesuai dengan desain pemaketan dan jumlah paket yang telah ditentukan. Hasil pengembangan jumlah paket tes diperiksa kembali dengan mengacu pada desain pemaketan hingga final. Paket tes hasil pengembangan yang telah final ditandatangani dan menjadi paket nasional.
e) Pemetaan Region Cetak
Pemetaan region cetak dilakukan untuk memetakan paket nasional menjadi master naskah untuk setiap region (wilayah dan zona waktu). Master naskah yang disiapkan sesuai dengan kebutuhan setiap region. Sebelum master naskah dikirim dilakukan quality control meliputikesesuaian kodefikasi naskah pada footer, header, dan cover naskah serta pada LJUN yang telah ditetapkan, hingga menghasilkan sejumlah master naskah UN yang siap kirim untuk digandakan oleh perusahaan percetakan. Master naskah yang lolos quality control tersebut dipak dengan pengamanan ganda.
19 Pengantaran Master Naskah UN
Master naskah untuk tiap region di antar ke perusahaan percetakan dan diserahterimakan di percetakan yang disaksikan oleh pihak kepolisian, panitia regional, dan atau perguruan tinggi untuk digandakan menjadi bahan ujian nasional bagi peserta didik. Serah terima master naskah dilampiri berita acara serah terima.
d. Penggandaan dan Pendistribusian Bahan Ujian Penggandaan Bahan UN
Penggandaan dan pendistribusian bahan UN dilaksanakan dengan mengacu pada Prosedur Operasional Standar (POS) Penggandaan dan Pendistribusian bahan UN. Tahap demi tahap langkah penggandaan bahan UN dilakukan dengan pengawasan dan pengamanan yang ketat.
Tahap pertama dilakukan penetapan spesifikasi serta persyaratan teknis perusahaan dalam penggandaan dan distribusi bahan UN, yang meliputi spesifikasi pengamanan, spesifikasi sumber daya manusia, spesifikasi ruangan penggandaan dan distribusi, spesifikasi mesin produksi, metode kerja/alur kerja, spesifikasi administrasi, spesifikasi prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan. Pada tahap ini juga dilakukan konsultansi kepada LPSE dan LKPP untuk memperjelas spesifikasi dan persyaratan teknis perusahaan.
Tahap kedua adalah penetapan panitia regional untuk pekerjaan pelelangan penggandaan dan pendistribusian bahan UN. Tahap ini dimonitoring/diawasi oleh pihak Inspektorat Jenderal Kemendikbud, serta disupervisi oleh pihak LPSE dan LKPP yang berkaitan dengan pekerjaan lelang.
Setelah dibentuk panitia regional, maka diperlukanlah pengarahan teknis prosedur penggandaan dan distribusi bahan kepada panitia regional agar pekerjaan pelelangan dapat berjalan lancar dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Setelah pemenang penggandaan dan pendistribusian bahan UN ditetapkan, maka tahap berikutnya adalah penetapan POS pengawasan perusahaan percetakan, penetapan tim supervisi percetakan, dan penetapan tim pengawasan penggandaan bahan UN dari tiap regional.
Untuk menjamin kualitas hasil penggandaan bahan UN, maka tahap-tahap pada kegiatan penggandaan bahan UN dilakukan dengan pengawasan dan pengamanan yang ketat. Pada saat serah terima master soal bahan UN dari Panitia Pusat ke Perusahaan Pemenang, ada saksi dari Panitia Regional dan pengawasan dari pihak kepolisian, serta disertai berita acara serah terima Bahan UN. Bahan UN disimpan di ruangan khusus tertutup, terkunci dan disegel. Kunci tempat
20 penyimpanan Bahan UN di perusahaan percetakan diserahkan kepada Panitia Regional dan petugas kepolisian.
Pada tahap penggandaan bahan ujian, beberapa instansi terlibat di dalamnya. Dalam pencetakan bahan UN terlibat ahli pencetakan yaitu Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) untuk menguji kualitas cetakan, memastikan kesesuaian berat kertas dengan spesifikasi yang telah ditentukan, dengan cara menimbang gramatur berat kertas salah satu halaman dari satu paket setiap mata pelajaran, ukuran kertas, dan memprediksi ketepatan target waktu pencetakan.
Pihak Panitia Pusat juga melakukan supervisi percetakan dengan mengecek secara sampling set naskah untuk setiap mata pelajaran setiap paketnya. Pengecekan dilakukan untuk memastikan bahwa kodifikasi pada setiap halaman naskah soal sama dengan kodifikasi pada LJUN, memastikan kejelasan gambar dan keterbacaan naskah soal, memastikan LJUN dapat dibaca oleh mesin pemindai. Di samping itu, juga dilakukan pengecekan isi amplop naskah secara sampling. Amplop naskah yang diambil dicek kesesuaiannya antara isi amplop naskah dengan judul yang tertulis di cover amplop. Keterlibatan pakar percetakan dan panitia pusat dalam penggandaan bahan UN tersebut untuk menjamin kesesuaian hasil cetakan dengan spesifikasi yang telah ditetapkan, kesesuaian antara kode paket lembar LJUN dan lembar soal naskah, kesesuaian antara nama mata pelajaran pada amplop naskah dengan naskah yang ada di dalam amplop tersebut.
Pihak Dinas Pendidikan Provinsi melakukan pengecekan data peserta UN. Data peserta UN dari pihak Dinas Pendidikan Provinsi dicocokkan dengan data oplah cetakan bahan UN di perusahaan.
Hal ini penting dilakukan agar dapat menjamin tidak terjadinya kekurangan naskah soal.
Pendistribusian Bahan UN
Hal yang direncanakan untuk pertama dilakukan adalah menentukan gudang penyimpanan sementara di Provinsi. Selanjutnya, Dinas Pendidikan Provinsi menentukan daerah-daerah yang termasuk daerah remote (daerah yang terpencil), dan sekolah-sekolah yang termasuk sekolah remote (sekolah-sekolah yang jauh dari titik simpan terakhir) yang ada di provinsi yang bersangkutan. Penentuan daerah remote dan sekolah remote sangat penting agar pendistribusian bahan ujian untuk daerah tersebut dilakukan lebih awal daripada daerah yang bukan daerah remote dan menjamin tidak ada keterlambatan bahan ujian sampai di sekolah.
Selanjutnya, perusahaan percetakan mendistribusikan bahan UN (termasuk Compact Disc LC) ke gudang penyimpanan sementara di Provinsi. Hal lain yang harus dilakukan Panitia UN Tingkat Kabupaten/Kota adalah menentukan titik simpan terakhir di Kabupaten/Kota. Penentuan titik
21 simpan akhir tersebut dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Perguruan Tinggi/LPMP setempat. Selanjutnya, Perguruan Tinggi/LPMP bersama Dinas Pendidikan Provinsi dan Pihak Kepolisian mendistribusikan bahan UN ke titik simpan terakhir di Kabupaten/Kota. Dalam pendistribusian bahan Ujian ke titik simpan akhir tersebut Perguruan Tinggi/LPMP melakukan serah terima dengan Tim Pengawas dan Pengamanan Bahan UN disaksikan Dinas Pendidikan Provinsi dan dikawal Pihak Kepolisian.
Petugas dari Perguruan Tinggi/LPMP melakukan pengawasan dan pengamanan bahan UN selama pelaksanaan UN berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Sesuai jadwal pelaksanaan UN, Petugas Pengawasan dan Pengamanan Bahan UN di titik simpan terakhir melakukan serah terima Bahan UN dengan Petugas Pengawas Satuan Pendidikan disaksikan oleh Kepala Sekolah Sekolah/Madrasah dan Unit Penyelenggara Pendidikan Kesetaraan. Semua tahap dalam pendistribusian bahan UN tersebut disertai dengan berita acara.
PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL
Pelaksanaan UN mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. BSNP memiliki kewenangan sebagai penyelenggara UN yang memiliki tugas menyusun POS pelaksanaan UN, memberi rekomendasi kepada Menteri tentang pembentukan Pelaksana UN Tingkat Pusat dan melakukan evaluasi dan menyusun rekomendasi perbaikan pelaksanaan UN. Dalam pelaksanaan UN pelaksana UN tingkat pusat sampai dengan satuan pendidikan memiliki tugas masing-masing.
Jadwal pelaksanaan UN pada setiap jenjang dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.
22
Tabel 9 Jadwal UN SMA/MA Program IPA, IPS, dan Bahasa
No Hari & Tanggal Jam SMA/MA
Utama Susulan IPA IPS BAHASA
1 Senin, 04- 04-16
Senin, 11- 04-16
07.30 – 09.30 Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
10.30 – 12.30 Kimia Geografi
Sastra Indonesia/
Bahasa dan Sastra Indonesia
2
Selasa, 05-04-
16
Selasa, 12-
04-16 07.30 – 09.30 Matematika Matematika Matematika
10.30 – 12.30 Biologi Sosiologi Antropologi
3
Rabu, 06-04- 16
Rabu, 13- 04-16
07.30 – 09.30 Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Inggris
10.30 – 12.30 Fisika Ekonomi Bahasa Asing
Tabel 10 Jadwal UN SMA/MA Program Keagamaan
No
Hari & Tanggal
Jam
Program Keagamaan
Utama Susulan MA Program
Keagamaan
Sekolah Menengah Agama Katolik
Sekolah Menengah Teologi Kristen
1 Senin, 04- 04-16
Senin, 11- 04-16
07.30 – 09.30 Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
10.30 – 12.30 Hadis Kitab Suci Al Kitab
2 Selasa, 05-04-
16
Selasa, 12-
04-16 07.30 – 09.30 Matematika Matematika Matematika
10.30 – 12.30 Fikih
Doktrin Gereja Katolik dan Moral
Kristiani
Etika Kristen
23 3
Rabu, 06-04- 16
Rabu, 13- 04-16
07.30 – 09.30 Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Inggris
10.30 – 12.30 Tafsir Liturgi Sejarah Gereja
Tabel 11 Jadwal UN SMK/ MAK
NO Hari/ Tanggal
Pukul Mata Pelajaran
Utama Susulan
1 Senin, 04-04-16 Senin, 11-04-16 07.30 – 09.30 Bahasa Indonesia
2 Selasa, 05-04-16 Selasa, 12-04-16 07.30 – 09.30 Matematika
3 Rabu, 06-04-16 Rabu, 13-04-16 07.30 – 09.30 Bahasa Inggris
4 Kamis, 07-04-16 Kamis, 14-04-16 07.30 – 09.30 Teori Kejuruan
Tabel 12 Jadwal UN SMP/ MTs
NO Hari/ Tanggal
Pukul Mata Pelajaran
Utama Susulan
1 Senin, 09-05-16 Senin, 16-05-16 07.30 – 09.30 Bahasa Indonesia
2 Selasa, 10-05-16 Selasa, 17-05-16 07.30 – 09.30 Matematika
3 Rabu, 11-05-16 Rabu, 18-05-16 07.30 – 09.30 Bahasa Inggris
4 Kamis, 12-05-16 Kamis, 19-05-16 07.30 – 09.30 Ilmu Pengetahuan Alam
PENGOLAHAN DATA DAN PELAPORAN A. Pengolahan Data
Pengolahan hasil UN tingkat provinsi diawali dengan proses pemindaian lembar jawaban ujian nasional (LJUN), yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi untuk jenjang SMA/MA, SMK, Paket C, dan Paket C Kejuruan serta dinas pendidikan provinsi untuk jenjang SMP/MTs, Paket B/wustha, SMPLB, dan SMALB. Sistem dan aplikasi pada proses pemidaian ljun disediakan oleh pelaksaan UN tingkat pusat.
Proses ini dilakukan dengan tahapan langkah sebagai berikut:
24 Penerimaan berkas
Sebelum penerimaan berkas disiapkan bahan-bahan pendukung untuk merekap berkas yang akan diterima. Pada saat menerima berkas-berkas hasil UN dari petugas kabupaten/kota atau pengawas satuan pendidikan dilakukan mekanisme sebagai berikut :
a) Mengidentifikasi satuan pendidikan,LJUN siswa yang ujiannya bergabung, dan siswa INKLUSI dengan memisahkan LJUNnya serta mencatat dalam lembar kerja pemindaian nomor siswa tersebut;
b) Menghitung jumlah amplop satuan pendidikan dan amplop ruang LJUN per satuan pendidikan per sekolah sesuai mata pelajaran per program studi serta mencatat hasil penghitungan ke dalam lembar kerja;
c) Setelah seluruh sampul satuan pendidikan dalam satu rayon atau satu satuan pendidikan selesai dihitung kemudian dilakukan serah terima dengan petugas Kabupaten/Kota atau Pengawas satuan pendidikan menggunakan berita acara.
Pemilahan berkas
Sebelum melakukan pemilahan berkas disiapkan bahan-bahan pendukung untuk merekap berkas yang akan dipilah kemudian melakukan mekanisme sebagai berikut.
a) Mengurutkan Sampul Ruang dari nomor ruang terkecil ke terbesar per mata pelajaran;
b) Membuka Sampul Ruang dan memisahkan LJUN dengan berita acara, daftar hadir dari sampul ruang;
c) Menghitung jumlah lembar LJUN per sampul ruang dan peserta yang tidak hadir dari daftar hadir serta mencatat jumlahnya per satuan pendidikan dan per mata uji dalam lembar kerja;
d) Menyusun LJUN per mata uji berdasarkan urutan nomor ruang terkecil ke terbesar dan mengikat serta memberi label LJUN per mata pelajaran, per program studi, dan per satuan pendidikan;
e) Mencatat nomor peserta yang tidak hadir dari daftar hadir ke dalam lembar label LJUN.
25 Pemindaian LJUN
Sebelum melakukan pemindaian mempersiapkan perlengkapannya dan menerima lembar kerja pemindaian serta berkas LJUN dari tim pemilah. Pemindaian dilakukan per mata pelajaran, per program studi, per satuan pendidikan. Langkah-langkah pemindaian dilakukan adalah sebagai berikut.
a) Mengentri nomor peserta yang tidak hadir dan melakukan pemindaian LJUN serta memastikan bahwa hasil pemindaian sesuai dengan data isi pada LJUN;
b) Memastikan isi/arsiran siswa pada LJUN terbaca dengan benar;
c) Melakukan cek peserta yang LJUNnya belum dipindai dan dicocokan dengan nomor peserta yang tidak hadir pada label LJUN/daftar hadir;
d) Mengarsipkan LJUN yang sudah dipindai oleh pengelola berkas.
Validasi hasil pemindaian
Proses validasi dilakukan setelah proses pemindaian selesai dan semua data hasil pemindaian sudah digabung. Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses validasi adalah sebagai berikut:
a) Merekap dan mencetak laporan data hasil pemindaian;
b) Memastikan seluruh LJUN sudah dipindai dan semua siswa yang absen sudah direkam;
c) Memastikan LJUN yang tidak atau belum dipindai sudah ada penjelasannya;
d) Memastikan keterbacaan hasil pemindaian sesuai dengan data fisik LJUN;
e) Melaporkan dan menyerahkan hasil validasi kepada Ketua Pelaksana UN Provinsi untuk di serahkan kepada panitia UN tingkat pusat.
Proses Penilaian
Pengolahan data hasil ujian nasional pada tingkat pusat dilakukan oleh Puspendik yang mengembangan mengembangkan sistem database peserta UN dan sistem database penilaian akhir ujian sekolah, ujian akhir pendidikan kesetaraan, dan ujian nasional serta melakukan proses penilaian atau peskoran hasil UN dengan disupervisi oleh BSNP. Setelah seluruh data yang akan digunakan sudah terverifikasi dan valid serta biodata peserta, data sekolah, data kota/kabupaten, data provinsi , dan data referensi lainya siap, maka proses penilaian dapat dilakukan.
26 Proses Analisis
Proses ini untuk menghitung statistik dari hasil UN berdasarkan nilai ujian nasional, nilai sekolah, dan nilai akhir masing-masing matapelajaran. Data hasil analisis tersebut disajikan dalam bentuk:
statistik deskriptif, grafik, peringkat, dan daya serap kemampuan peserta didik pada setiap sekolah, kota/kabupaten, provinsi, dan nasional untuk setiap jenjang pendidikan. Masing-masing bentuk tersebut secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Statistik deskriptif
Statistik deskriptif untuk setiap mata pelajaran Ujian Nasional pada masing-masing tingkat/jenis satuan pendidikan. Data statistik deskriptif pada tingkat nasional provinsi, kota/kabupaten, dan satuan pendidikan yang berisi informasi klasifikasi nilai, rerata, nilai tertinggi dan terendah, standar deviasi, peringkat sekolah, serta distribusi nilai siswa. antara lain nilai rata-rata, nilai tertinggi, nilai terendah, dan standar deviasi.
2) Daftar atau Peringkat
Daftar ini memuat informasi tentang daftar atau peringkat provinsi, kota/kabupaten, dan sekolah pada tingkat nasional, provinsi, dan Kabupaten/Kota yang berisi informasi jumlah peserta, jumlah peserta tidak lulus, nilai rerata per mata ujian, jumlah nilai, dan ranking sekolah per kota/kabupaten.
3) Daya serap
Laporan daya serap disusun per wilayah baik secara nasional, provinsi, kota/kabupaten, maupun sekolah. Laporan yang dihasilkan berisi informasi nilai daya serap pada kemampuan atau kompetensi yang diuji hingga butir soal pada masing-masing mata pelajaran. Laporan daya serapdapat digunakan untuk mengetahui penguasaan kompetensi siswa di tingkat sekolah, kota/kabupaten, maupun provinsi. Jika ditemukan kompetensi yang masih rendah dapat dilakukan pengayaan untuk siswa sedangkan untuk guru dapat dilakukan peningkatan penguasaan materi dan metode mengajar.
4) Grafik
Informasi grafik disusun per wilayah baik secara nasional, provinsi, kota/kabupaten, maupun sekolah. Grafik tersebut menggambarkan perbandingan rata-rata nilai per mata ujian suatu sekolah relatif terhadap rerata tingkat nasional, tingkat provinsi, maupun tingkat kota/kabupaten. Pada grafik ini, terdapat pula histogram distribusi nilai siswa untuk ujian sekolah, ujian nasional, dan nilai akhir. Penampilan data hasil analisis berupa grafik ini dimaksudkan agar sekolah mengetahui posisinya di tingkat kota/kabupaten, provinsi, dan
27 nasional. Demikian juga dengan kota/kabupaten dapat mengetahui posisinya di tingkat provinsi maupun nasional. Jika diketahui posisi sekolah, kota/kabupaten, maupun provinsi memiliki rata- rata nilai rendah untuk mata uji tertentu, maka dapat dilakukan penelusuran di tingkat sekolah mengenai penyebab rendahnya nilai rata-rata tersebut.
B. Pelaporan dan Pengumuman Hasil UN
Akhir dari proses pengolahan data hasil UN terdiri dari dua bagian yaitu pelaporan ke pengambil kebijakan dalam pendidikan yang berupa data-data statistik dan hasil pencapaian prestasi siswa dalam UN yang berbentuk Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) dan Ijasah.
Data akhir yang diberikan ke Pelaksana UN Tingkat Provinsi berupa data nilai siswa, biodata siswa untuk pengumuman di setiap sekolah dan data statistik yang berisi informasi hasil UN di setiap kabupaten kota hingga sekolah diwilayahnya.
Untuk pengambil kebijakan tingkat pusat berfungsi untuk mengukur dan menilai pencapaian kompetensi lulusan dalam mata pelajaran tertentu, pemetaan mutu pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah serat pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Informasi tentang peta hasil Ujian Nasional dapat digunakan sebagai umpan balik bagi semua pihak terkait dalam rangka memperbaiki kinerjanya.
UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK)
Tahapan penyelenggaraan UNBK adalah sebagai berikut.
PERSIAPAN
1. Sosialisasi Pelaksanaan UN
Rangkaian pelaksanaan UNBK diawali dengan sosialisasi kepada dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kota/kabupaten, sekolah-sekolah yang dicalonkan, dan direktorat jenderal terkait.
Informasi yang disampaikan meliputi rencana pelaksanaan UNBK, persyaratan sekolah penyelenggara UNBK, rencana jadwal UNBK, dan lembar konfirmasi kepala sekolah.
Setelah penetapan sekolah penyelenggara UNBK, dilanjutkan dengan ujicoba teknis pelaksanaan UNBK di sekolah penyelenggara dan pengenalan antar muka aplikasi UNBK bagi peserta UNBK. Ujicoba teknis pelaksanaan UNBK melibatkan proktor dan teknisi melalui pelatihan terpusat di
28 ibu kota provinsi setempat dan dilanjutkan ujicoba langsung di sekolah-sekolah penyelenggara.
Ujicoba di sekolah penyelenggara meliputi persiapan teknis materi dan jaringan oleh proktor dan teknisi, serta ujicoba antar muka aplikasi UNBK oleh peserta UNBK.
2. Pendataan
Salah satu syarat sekolah bisa menjadi sekolah penyelenggara UNBK adalah memiliki infrastruktur yang memadai dan bersedia menjadi sekolah penyelenggara. Calon sekolah penyelenggara diusulkan oleh dinas pendidikan kota/kabupaten, dinas pendidikan provinsi, atau direktorat pembinaan terkait.
Daftar sekolah usulan yang disampaikan kepada Puspendik kemudian diverifikasi dengan metode kunjungan langsung (visitasi) 14 hari sebelum tanggal penetapan sekolah penyelenggara.
Hasil verifikasi kemudian digabungkan dengan kelengkapan administrasi dari calon sekolah penyelenggara untuk disusun rekomendasi calon sekolah penyelenggara. Setelah dilakukan penetapan sekolah penyelenggara, hasilnya diinformasikan kepada dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kota/kabupaten, dan sekolah terkait.
3. Penyiapan Bahan Ujian Nasional
Bahan yang disiapkan untuk pelaksanaan UNBK meliputi bahan untuk latihan UNBK dan bahan untuk pelaksanaan UNBK. Bahan tersebut terdiri dari naskah soal UNBK, CD Listening Comprehension untuk jenjang SMA, SMK, dan sederajat, serta perangkat administratif lainnya.
4. Penggandaan dan Pendistribusian Bahan Ujian
Proses penggandaan dan pendistribusian CD Listening Comprehension dan berkas administratif lainnya dilakukan mengikuti prosedur UNKP, sedangkan naskah soal UNBK didistribusikan secara elektronik melalui jaringan internet. Pengambilan naskah soal UNBK dilakukan beberapa hari sebelum pelaksanaan ujian, yang dilakukan oleh proktor dari server lokal di sekolah penyelenggara melalui jaringan internet.
29 PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL
UNBK dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan UNKP. Jadwal pelaksanaan UNBK dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 13 Jadwal UNBK (UTAMA) SMA/MA
No Hari & Tanggal Jam Mata pelajaran Sesi
1
Senin, 04-04-16 07.30 – 09.30
Bahasa Indonesia
Sesi-1
10.30 – 12.30 Sesi-2
14.00 – 16.00 Sesi-3
2
Selasa, 05-04-16 07.30 – 09.30 Kimia/Geografi/Sastra (Bahasa dan Sastra Indonesia)
Sesi-1
10.30 – 12.30 Sesi-2
14.00 – 16.00 Sesi-3
3
Rabu, 06-04-16 07.30 – 09.30
Matematika
Sesi-1
10.30 – 12.30 Sesi-2
14.00 – 16.00 Sesi-3
4 Kamis, 07-04-16
07.30 – 09.30
Biologi/Sosiologi/Antropologi
Sesi-1
10.30 – 12.30 Sesi-2
14.00 – 16.00 Sesi-3
5 Senin, 11-04-16
07.30 – 09.30
Fisika/Ekonomi/Bhs Asing
Sesi-1
10.30 – 12.30 Sesi-2
14.00 – 16.00 Sesi-3
6 Selasa, 12-04-16
07.30 – 09.30
Bahasa Inggris
Sesi-1
10.30 – 12.30 Sesi-2
14.00 – 16.00 Sesi-3
Tabel 14 Jadwal UN BK (SUSULAN) SMA/MA
No Hari & Tanggal Jam Mata pelajaran Sesi
1 Senin, 18-04-16
07.30 – 09.30 Bahasa Indonesia Sesi-1
10.30 – 12.30 Kimia/Geografi/Sastra (Bahasa dan Sastra Indonesia)
Sesi-2
2 Selasa, 19-04-16 07.30 – 09.30 Matematika Sesi-1
10.30 – 12.30 Biologi/Sosiologi/Antropologi Sesi-2 3 Rabu, 20-04-16 07.30 – 09.30 Fisika/Ekonomi/Bhs Asing Sesi-1
10.30 – 12.30 Bahasa Inggris Sesi-2
30
Tabel 15 Jadwal UN BK (UTAMA) SMK
No Hari & Tanggal Jam Mata pelajaran Sesi
1 Senin, 04-04-16 07.30 – 09.30
Bahasa Indonesia Sesi-1
10.30 – 12.30 Sesi-2
14.00 – 16.00 Sesi-3
2 Selasa, 05-04-16
07.30 – 09.30
Matematika
Sesi-1
10.30 – 12.30 Sesi-2
14.00 – 16.00 Sesi-3
3 Rabu, 06-04-16
07.30 – 09.30
Bahasa Inggris
Sesi-1
10.30 – 12.30 Sesi-2
14.00 – 16.00 Sesi-3
4 Kamis, 07-04-16
07.30 – 09.30
Teori Kejuruan
Sesi-1
10.30 – 12.30 Sesi-2
14.00 – 16.00 Sesi-3
Tabel 16 Jadwal UN BK (SUSULAN) SMK
No Hari & Tanggal Jam Mata pelajaran Sesi
1 Senin, 11-04-16 07.30 – 09.30 Bahasa Indonesia Sesi-1
10.30 – 12.30 Matematika Sesi-2
2 Selasa, 12-04-16 07.30 – 09.30 Bahasa Inggris Sesi-1
10.30 – 12.30 Teori Kejuruan Sesi-2
Tabel 17 Jadwal UN BK (UTAMA) SMP/MTs
No Hari & Tanggal Sesi/Jam Mata pelajaran Sesi
1 Senin, 09-05-16
07.30 – 09.30
Bahasa Indonesia
Sesi-1
10.30 – 12.30 Sesi-2
14.00 – 16.00 Sesi-3
2 Selasa, 10-05-16
07.30 – 09.30
Matematika
Sesi-1
10.30 – 12.30 Sesi-2
14.00 – 16.00 Sesi-3
3 Rabu, 11-05-16
07.30 – 09.30
Bahasa Inggris
Sesi-1
10.30 – 12.30 Sesi-2
14.00 – 16.00 Sesi-3
4 Kamis, 12-05-16
07.30 – 09.30
Ilmu Pengetahuan Alam
Sesi-1
10.30 – 12.30 Sesi-2
14.00 – 16.00 Sesi-3
31
Tabel 18 Jadwal UN BK (SUSULAN) SMP
No Hari & Tanggal Sesi/Jam Mata pelajaran Sesi
1 Senin, 16-05-16 07.30 – 09.30 Bahasa Indonesia Sesi-1
10.30 – 12.30 Matematika Sesi-2
2 Selasa, 17-05-16 07.30 – 09.30 Bahasa Inggris Sesi-1
10.30 – 12.30 Ilmu Pengetahuan Alam Sesi-2
PENGOLAHAN DATA DAN PELAPORAN
Data jawaban peserta UNBK yang tersimpan di server lokal sekolah penyelenggara diunggah ke server pusat. Mekanisme pengolahan data dan pelaporan hasil analisis UNBK mengikuti mekanisme UNKP.
Hasil pengolahan dan analisis data jawaban peserta kemudian diserahkan kepada dinas pendidikan masing-masing provinsi untuk diteruskan hingga tingkat peserta ujian.
KATEGORI PELAPORAN HASIL UN
Hasil UN dilaporkan dalam skala 0-100. Selain itu nilai UN dikelompokkan dalam empat kategori sebagai berikut.
(1) Kategori Sangat Baik: 85< Nilai UN ≤100 (2) Kategori Baik: 70< Nilai UN ≤85
(3) Kategori Cukup: 55< Nilai UN ≤70 (4) Kategori Kurang: Nilai UN ≤55
Peserta UN yang memperoleh nilai pada kategori Kurang diberi kesempatan untuk memperbaiki pada UN Perbaikan (UNP) 2016.
INDEKS INTEGRITAS UJIAN NASIONAL (IIUN)
Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) diperoleh dari hasil analisis pola kecurangan siswa di tingkat sekolah, yang meliputi contek mencontek antarsiswa (kecurangan antarindividu) dan kecurangan sistemik/terorganisir. Indeks Integritas Pelaksanaan UN pada tingkat Kabupaten/Kota merupakan rata- rata IIUN tingkat sekolah di kabupaten/kota tersebut. Indeks tersebut dilaporkan dalam rentang 0-100.
Indeks 0 menunjukkan integritas pelaksanaan UN yang paling rendah, dan indeks 100 menunjukkan integritas pelaksanaan yang paling tinggi.
Analisis IIUN dilakukan dengan dua metode deteksi yaitu metode pairwise dan metode kumulatif.
Metode pairwaise digunakan untuk membandingkan satu individu dengan individu lainnya. Metodeini
32 dapat mendeteksi adanya kecurangan individual seperti melirik jawaban teman atau saling bertanya dengan teman. Metode kedua, metode kumulatif, merupakan metode yang digunakan untuk menganalisa keseragaman pola jawaban dalam satu sekolah. Metode ini dapat mendeteksi kecurangan massal seperti adanya bantuan guru, kunci beredar, dan mencontek yang dikoordinir. Ringkasan metode deteksi seperti ditampilkan pada Gambar 1.
Mencontek
Individual (melirik teman, saling
bertanya)
Massal (dibantu guru, kunci beredar, contek dikoordinir)
Metode PairWise (membandingkan satu individu dengan individu
lainnya)
Metode Kumulatif (menganalisa keseragaman
pola dalam 1 sekolah)
Gambar 2 Metode Deteksi Kecurangan
Hasil analisis terhadap IIUN dan capaian UN ditampilkan dalam matrik sebagai berikut.
Matrix IIUN & Capaian UN
1
4 3
2
IIUN tinggiAngka UN tinggi
IIUN rendah Angka UN tinggi IIUN rendah
Angka UN rendah IIUN tinggi Angka UN rendah Rerata
UN
Indeks Integritas Ujian Nasional
Gambar 3 Matrix IIUN dan Capaian UN
33
SISTEMATIKA LAPORAN
Laporan analisis hasil UN 2016 ini terdiri dari lima (5) bab. Isi pada masing-masing bab sebagai berikut.
Bab 1 merupakan gambaran umum tentang ujian nasional. Dalam bab ini dijelaskan tentang dasar hukum pelaksanaan UN, prosedur penyelenggaraan UN, serta mata uji pada UN 2016 jenjang SMP, SMA, dan SMK sederajat. Pada bab ini juga disajikan sistematika laporan analisis hasil UN.
Bab 2 berisi laporan hasil analisis hasil UN jenjang SMP/MTs, analisis hasil UN jenjang SMA/MA, dan analisis hasil UN jenjang SMK. Pada masing-masing jenjang diuraikan tentang distribusi indeks integritas pelaksanaan ujian nasional dengan nilai UN, distribusi nilai UN antar jenis sekolah, dan status sekolah, serta perbandingan capaian nilai UN antar tahun.
Bab 3 merupakan bagian yang berisi tentang indeks integritas ujian nasional (IIUN) dan dinamikanya selama dua tahun terakhir.
Bab 4 berisi analisis hasil UN dikaitkan dengan analisis angket sekolah, angket guru dan angket siswa yang mengikuti UNKP.
Bab 5 merupakan penutup.
34
ANALISIS HASIL UN 2015/2016
2
35
HASIL UJIAN NASIONAL SMP/MTs 2016
RESUME
1. Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) adalah angka yang memberikan indikasi tingkat kecurangan pada saat pelaksanaan UN di sekolah. Nilai IIUN ini hanya diberikan kepada sekolah yang melaksanakan UNKP, sedangkan sekolah yang melaksanakan UNBK data IIUN belum diolah. Sebagian besar capaian nilai rerata UN SMP dan MTs tahun 2016 berada pada indeks integritas yang rendah (<
80), yaitusebanyak 56,56%. Angka tersebut berarti bahwa lebih banyak SMP/MTs yang masih menunjukkan indikasi melakukan kecurangan pada pelaksanaan UN.Jika data dibandingkan berdasarkan jenis satuan pendidikan dengan kategori IIUN < 80, maka proporsi madrasah (63,53%) menunjukkan indikasi melakukan kecurangan lebih besar dibandingkan sekolah (59,05%). Jika data dibandingkan berdasarkan status satuan pendidikan dengan kategori IIUN < 80, maka satuan pendidikan negeri (61,19%) menunjukkan indikasi melakukan kecurangan lebih besar dibandingkan satuan pendidikan swasta (52,65%).
2. Hampir tidak ada perbedaan pada nilai rerata UN berdasarkan jenis satuan pendidikan (SMP dan MTs), dan antara status satuan pendidikan (negeri dan swasta). Perbedaan nilai rerata UN antara SMP dan MTs hanya berkisar 2 poin, sedangkan perbedaan nilai rerata UN antara swasta dan negeri hanya berkisar 1 poin, dengan sebaran/variasi nilai yang relatif sama. Akan tetapi jika nilai rerata UN dilihat berdasarkan kategori IIUN tinggi dan IIUN rendah, maka terdapat perbedaan nilai rerata UN yang cukup berarti mencapai 11 poin.
3. Pelajaran Matematika adalah pelajaran yang paling sulit dalam UN 2016. Sebanyak 58,18% siswa mendapat nilai ≤ 55 pada mata ujian Matematika. Urutan selanjutnya mata pelajaran Bahasa Inggris (47,33%), IPA (47,29%, dan Bahasa Indonesia (4,82%) yang mendapat nilai ≤ 55. Provinsi dengan capaian terendah pada UN SMP/MTs 2016 adalah Bangka Belitung, karena siswa yang mendapatkan nilai ≤ 55 pada mata pelajaran Matematika (96,03%), Bahasa Inggris (85,45 %), dan IPA (86,16%).
4. Perbandingan nilai rerata UN antara tahun 2015 dan 2016 menunjukkan fakta bahwa rerata UN 2016 mengalami penurunan untuk semua mata pelajaran.