• Tidak ada hasil yang ditemukan

annja Telah ditetapkan untuk melaksanakan distribusi sandang pangan pokok jang meliputi 16 djenis, ialah sebagai berikut :

Dalam dokumen Jilid-15 Depernas 24-Bab-126 (Halaman 54-63)

1. Beras, 9. Tepung terigu.

2. Gula pasir, 10. Palawidja (djagung, ketela

3. Garam. dsb),

4. Minjak Kelapa, 11. Daging,

5, Ikan Asin, 12. Sabun tjutji/mandi. 6. Susu dan susu bubuk untuk 13. Kopi.

baji, 14. Teh,

7. Tekstil kasar. 15. Rokok, 8. Minjak tanah. 16. Korek-api.

Untuk menetapkan sebagai pedoman djumlah penduduk setiap tahun ditaksir bertambah ± 2,3% dari djumlah seluruhnja, sesuai dengan pene- tapan Panitia Depernas, sehingga djumlah penduduk ditahun 1960 sampai dengan 1970 adalah sebagai berikut:

Tahun Djumlah djuta :

1960 92.777 1961 94.911 1962 97.094 1963 99.327 1964 101.611 1965 103.949 1966 106.340 1967 108.785 1968 111.287 1969 113.847 1970 116.465

Menurut tjatatan pendaftaran pemilihan umun jang diadakan dalam tahun 1954, orang² jang berusia 18 tahun kebawah ada sedjumlah ± 45% dari djumlah penduduk seluruhnja. Sedang orang2jang berusia 19 tahun

keatas sedjumlah ± 55% dari djumlah penduduk seluruhnja. Taksiran dalam tahun 1955 penduduk Indonesia ada sbb.:

Kurang dari usia 15 tahun ada : 31,4 djuta = 38% Usia 15 s/d 60 tahun ada : 47 djuta = 57% Usia 80 tahun keatas ada : 4,1 djuta = 5% Tahun 1955 berdjumlah : 82,5 djuta = 100%

Perlu ditjatat djuga bahwa djumlah penduduk jang makan djenis2

bahan makanan, menurut taksiran djumlahnja ada sebagai berikut : Penduduk jang makan beras ada ...± 80% ja'ni di Djawa Madura dan pulau2 luar Djawa.

Penduduk jang makan bebas, djagung & gaplek ...± 12% ja'ni di Djawa dan Madura.

Penduduk jang makan djagung ...± 7% ja'ni di Timor/Sulawesi dsb..

Penduduk jang makan „Sagu”...± 1%

ja'ni di Maluku,

b. Ditetapkan sebagai tudjuan untuk pembagian distribusi sandang- pangan pokok, mengenai target dan perentjanaannja sebagai berikut:

1. b e r a s 250 g sehari seorang 2. gula pasir 35 g ,, ,,

3. g a r a m 1 g „ ,, barang2 jang

4. minjak kelapa 200 cc „ ,, umum diperlu-

5. ikan asin 6 g ,, ,, kan

6. susu dan susu bubuk

untuk baji. 45 g ,, ,,

7. tekstil kasar 5 m setengah th. seorang 8. minjaktanah 300 cc sehari seorang 9. tepung terigu 20 g ,, ,, 10. palawidja (djagung,

ketela dsb.) 200 g ,, ,,

11. d a g i n g 15 g ,, ,, barang2 lainnja

12. sabun tjutji/mandi 25 g „ ,, didistribusikan

13. k o p i 15 g „ ,, menurut keadaan

14. t e h 1 g ,, ,, daerah.

15. r o k o k 100 bt seminggu seorang 16. korek api 1 pak ketjil sehari seorang

Setiap tahun distribusi barang² sandang-pangan tersebut disesuaikan dengan produksi termasuk impor didalam bidang ini.

Mengenai pembagian beras dinjatakan disini bahwa rentjana pemba- gian beras sebanjak 250 gram sebagai tersebut diatas, memang sangat kurang sekali. Karena menurut Pemerintah produksi beras adalah sedjum- lah ± 8,1 djuta ton dengan ditambah beras impor sebanjak ± 800 ribu ton setiap tahun, berarti persediaan beras ada sebanjak 8,9 djuta ton. Sedang- kan produksi padi dari para petani seluruhnja, hanja 10% jang dapat dibeli oleh Pemerintah. Sehingga terpaksa rentjana persediaan beras jang memang sangat kurang itu ditambah dengan hasil produksi palawidja jakni : produksi djagung ditaksir ada ± 2,7 djuta ton equivalent beras, dan ketela sebesar ± 4,4 djuta ton djuga merupakan equivalent beras setiap tahun.

Menurut keterangan Dr, Poorwo Soedarmo pemimpin Lembaga Makanan Rakjat, bahwa seorang jang bekerdja setengah berat sampai berat itu membutuhkan 2900 sampai 3000 kalori setiap hari. Untuk mem- peroleh kalori sebanjak itu setiap hari seseorang harus makan 1.360 gram makanan jang antara lain terdiri dari 630 gram beras, berarti 229.950 gr beras setahun. Sedangkan bagi seseorang jang bekerdja ringan diperlukan makanan yang terdiri dari 420 gram sehari.

Untuk menambah kekurangan pembagian bebas, guna memenuhi kalori jang dibutuhkan oleh seseorang baik bekerdja berat maupun bekerdja ringan, maka pembagian beras jang telah direntjanakan sebesar 250 gr beras setiap orang setiap hari itu, ditambah palawidja, jakni djagung, ketela dan kedele jang merupakan equivalent beras. Djika pembagian bahan makanan jang telah ditetapkan itu „adjeg” dan tetap dalam pela-janan rasa2nja maka sedikit banjak penduduk sudah dapat

menerima pembagian bahan makanan jang mengandung kalori rata2 ± 1.746 g kalori dan 38,37 gram protein

sehari, Memang bila dibandingkan dengan kebu-tuhan kalori rentjana itu djauh daripada tjukup dan sempurna, Namun demikian bila distribusi bahan makanan Rakjat itu berdjalan dengan lantjar dan tetap „adjeg” serta teratur, maka pembagian/Distribusi sandang-pa-ngan itu dapat dianggap suatu tindakan jang menudju kepada kesempur-naan pembagian sandang-pangan bagi Rakjat.

Untuk menentukan target pembagian sus; makanan baji tersebut jang berupa puder serupa „Camelpo”

dapat direntjanakan banjaknja penduduk „baji” itu hanja adalah 5% daripada seluruh penduduk, karena untuk menetapkan sebagai pedoman djumlah penduduk selandjutnja setiap tahun ditaksir bertambah 2,3% dari djumlah seluruhnja. Sedangkan tam-bahan 2,3% itu adalah penduduk baru, jakni Para baji jang baru lahir dan sisa penduduk baji jang lama ditaksir ada t 3% dari djumlah pendu-duk jang ada.

c. Perlu didjelaskan disini bantuan pembagian beras 250 gram setiap hari bagi penduduk rata2 dapat

diartikan setiap penduduk setiap tahun mendapat pembagian beras sedjumlah 90 kg dengan ditambah palawidja jang berupa djagung, ketela dsb. sebanjak 200 gram setiap penduduk setiap hari. Ini berarti setiap penduduk dapat tambahan palawidja sedjum-lah 72 kg setahun. Djadi djumlah pembagian beras ditambah dengan pala-widja equivalent beras adalah 90 kg beras + 72 kg palawidja = 162 kg setahun. Tidak dapat ditentukan dengan pasti banjaknja penduduk jang makan beras, atau banjaknja penduduk jang makan djagung tertjampur dengan beras atau lainnja. Hanja sebagai antjer2 banjaknja penduduk jang makan beras

melulu adalah 80% dari djumlah seluruhnja, sedang jang 20% lain makan djagung, gaplek, atau sagu, ja'ni di- daerah² Timor, Sulawesi dan Maluku,

Begitu pula untuk menetapkan berapa djumlah penduduk jang memerlukan gula-pasir dari pabrik2,

Tidak seluruh penduduk memerlu-kan gula-pasir, ada kalanja penduduk di-daerah2 jang agak djauh dari kota2

produksi padi/beras, palawidja, maupun gula- pasir, penetapan target dan pembagiannja masih dapat teratasi. Disam-ping itu untuk pembagian selandjutnja, dimana setiap tahun penduduk selalu bertambah, segenap sektor produksi untuk diatribttsi sandang- pangan harus dilipat-gandakan sesuai dengan rentjana Operasi Gerakan Makmur. Soal pembagian tepung- terigu tidak dapat direntjanakan dengan pasti, karena penduduk jang memerlukan tepung-terigu itu sangat ketjil djumlahnja. Sedangkan tepung terigu jang diimpor oleh Pemerintah

sebesar 105.000 ton itu, masih banjak tersimpan di-gudang2 P.T.2

Negara, karena dipasaran banjak penduduk jang tidak membelinja. Hanja diwaktu hari2 besar, seperti Tahun-Baru, Hari Raja Idul-Fitri,

dsb. penduduk baru memerlukan tepung-terigu. § 1598. Sistim Distribusi

Sistim Distribusi jang dapat mendjamin pembagian setjara tepat, teratur dengan sempurna, mudah dikontrol akan sampainja barang2

distribusi sandang-pangan kepada Rakjat banjak setjara merata dan adil, adalah Sistim-kartu : setiap djenis barang2 distribusi harus memakai

kartu, sehingga gampang untuk diperiksanja apakah Rakjat itu sudah menerima pembagiannja apa belum. Lagi pula Rakjat banjak setiap saat dapat mengetahui kalau ada pembagian, karena bila tetangganja menerima pembagian, lain fihak seketika itu djuga dapat mengetahui. Sehingga dengan demikian Rakjat ikut serta mengontrolnja dan tidak dapat barang2 itu disembunjikan ketempat lain untuk dimanipulasikan.

Bila ada petugas2 akan berbuat penjelewengan, segera dapat diketahui

oleh Rakjat.

Untuk sempurnanja dan djelasnja pelaksanaan distribusi sandang- pangan harus dikuasai atau diawasi setjara aktip oleh Pemerintah. baik Sistim organisasinja, alat2 distribusi untuk barang2 distribusi sandang-

pangan. Maupun usaha2 penjempurnaan selandjutnja, harus dipegang

dan dikuasai oleh Pemerintah, se-tidak2nja harus diawasi setjara aktip

oleh Pemerintah.

Rentjana distribusi tidak dapat hanja mendiadi tudjuan diatas kertas sadja, karena suara distribusi dan koperasi telah meresap dalam balung- sungsum Rakjat banjak, Keterangan2 Pemerintah mengenai rentjana

distribusi dan koperasi sudah tjukup banjak di-dengung2kan, kini tinggal

pelaksanaannja jang selalu di-nanti2kan oleh Rakjat banjak. Oleh karena

itu rentjana jang telah ditetapkan dalam target tersebut harus segera dilaksanakan.

Distribusi adalah satu2nja djalan untuk mengatasi segenap kesulitan

dibidang ekonomi pada dewasa ini, oleh karena itu rentjana serta pene- tapan untuk menjusun distribusi setjara teratur harus segera dilaksanakan. Untuk melaksanakan distribusi setjara sempurna, selain sistim organisasi- nja djuga usaha memperbanjak produksi bahan-makanan harus pula dipergiat dan dikuasai oleh Pemerintah.

Memperbanjak produksi bahan makanan tidak berarti bahwa rakjat banjak dapat bertambah kenjang dan tjukup puas, itupun masih djuga tergantung kepada pelaksanaannja distribusi setjara teratur serta adjeg (geregeld), langsung pembagiannja kepada Rakjat banjak dengan adil dan merata. Disamping bekerdja sungguh2 untuk meningkatkan produksi bahan

makanan, Pemerintah harus terus-menerus usaha untuk menguasai persediaan bahan makanan terutama beras. Persediaan bahan makanan harus diperhatikan benar2 untukmembantu daerah2 jang diserang bahaja

Dengan demikian djalannja distribusi dapat diharapkan akan lantjar dan sempurna, serta usaha menstabilisasi harga2 sesuai dengan meningkat-

kan daja-beli Rakjat banjak dapat teratasi.

Untuk memenuhi kebutuhan itu Pemerintah perlu mendjalankan politik pembelian padi setjara berhasil, ja'ni dengan tjara2 harga jang

tidak merugikan kaum tani dengan ketentuan pembelian padi oleh Peme- rintah dengan timbal-balik, pembajaran uang padi in natura 50% dari kebutuhan para petani dan 50% lainnja uang tunai, bila persediaan barang2 untuk pembajaran uang padi in natura itu belum tersedia, supaja

diusahakan untuk pertama kali dibajar in natura 25% dan jang 75% uang tunai.

Distribusi dapat berdjalan lantjar, bila rangkaian persediaan bahan² distribusi itu diatur dan dikuasai oleh Pemerintah. Pemerintah harus mengatur dan menguasai bahan2 jang dipergunakan untuk distribusi

sandang-pangan, tidak hanja distribusinja sadja bahkan produksinja serta alat2 distribusi lainnja harus dikuasai dan diatur oleh Pemerintah jang

chusus mengenai distribusi sandang-pangan. Kehilangan satu mata rantai daripada rangkaian bahan makanan untuk distribusi, berarti akan kandas rentjana dan penetapan dibidang distribusi.

Oleh karena itu bila rentjana distribusi dilaksanakan dengan sungguh2,

Pemerintah harus menguasai atau mengawasi setjara aktip : a. P r o d u k s i .

Untuk mengadakan tjukup persediaan bahan makanan gunk pelak- sanaan distribusi, Pemerintah harus menguasai produksi dan impor chusus mengenai sandang-pangan jakni.

1. produksi bahan makanan diantaranja; bebas, djagung ketela, gaplek, gula-pasir, garam, kopi, teh, ikan asin, sabun tjutji/mandi, rokok/ korek api, minjak kelapa, minjak tanah dsb.;

2. barang2 impor diantarania : tekstil-kasar, tepung-terigu, susu/bubuk

makanan baji seperti : Camelpo, Eledon, Dumex dan djuga masih harus diimpor beras, serta spare-parts untuk kebutuhan onderdil2

pengangkutan kendaraan bermotor dsb. ;

3. untuk pengumpulan hasil bumi, bila diadakan perdagangan kolektif setjara kooperatif dan pelaksanaannja diserahkan kepada kooperasi- produksi jang telah dibimbing dan diawasi oleh Pemerintah setjara aktif.

Ini kesemuanja untuk mengatasi persediaan bahan sandang-pangan dengan tjukup guna pelaksanaan distribusi dalam rangka Demokrasi dan Ekonomi Terpimpin.

b. Sistim Distribusi.

Distribusi. Nasional Terpimpin harus dapat mendjamin lantjarnja djalannja distribusi dengan djalan :

1. Pemerintah harus mendjamin peredaran barang² keperluan rakjat chusus sandang-pangan, setjara tjepat, tetap dan teratur.

2. Distribusi hanja perlu didjalankan apabila barang benar2 kurang

untuk menghadapi keperluan masjarakat jang meningkat (seperti pada waktu lebaran),

3. Djalan jang baik menurut pengulaman ialah pendjualan bebas dibarungi dengan injeksi diwaktu jang perlu bila barang menghilang. Untuk injeksi Pemerintah perlu sekali mempunjai iron-stock paling sedikit 25%,

4. Apabila didjalankan distribusi, perlu diadakan Sistim rayon untuk mempermudah djalannja distribusi dan pengawasannja.

5. Djumlah badan perantara harus dikurangi dan berangsur-angsur pedagang2 swasta digantikan dengan koperasi2.

6. Pedagang swasta nasional setjara ber-angsur2 dialihkan kelapangan

usaha lain.

7. Pemerintah harus aktip membimbing dan menguasai distribusi agar setjepat2nja distribusi melalui koperasi lingkungan dan koperasi desa.

8. Kepada penjaluran barang2 pokok keperluan rakjat jang berdjumlah

8 djenis diberikan prioritet.

9. Penjaluran barang2 pokok ini harus ditugaskan pada lembaga2, alat

penjalur jang bonafide (baik), punja pengulaman dan modal, ter- masuk koperasi dan swasta dengan mengutamakan koperasi.

10. Pimpinan Pemerintah terdiri :

(a). Barang jang vital bagi industri dan rakjat diimpor/dikumpul- kan oleh P.T.2 Negara.

(b). Harga barang dan upah penjalur (winst-marge) ditetapkan oleh Pemerintah,

(c). Dialokasi ke-daerah2 diatur oleh Pemerintah.

(d). Para pengusaha swasta nasional diharuskan bergabung didalam organisasi2 sedjenis jang ketuanja diangkat oleh

Pemerintah, diambilkan orang dari P.T. Negara. Peranan pengusaha swasta asing dibidang distribusi lambat-laun diambil-alih oleh pengusaha swasta nasional atau koperasi. (e). Dari golongan (III) (lihat schema halaman 3348) diambil jang

baik2 dan dipakai sebagai priceleader dan injeksi barang, apa-

bila didalam distribusi ada kematjetan atau kekatjauan. (f). Guna keperluan injeksi ini Pemerintah perlu menguasai

stock se-kurang2nja 25% dari keperluan.

(g). Didalam penjaluran barang Pemerintah memberi prioritet kepada koperasi,

(h). Didalam pengawasan atas koperasi2 oleh Pemerintah perlu

pula diikut-sertakan rukun kampung dan rukun tetangga. c. Alat2 Pengangkutan,

Pemerintah supaja segera merombak politik, pengangkutan dengan menitik beratkan pada pengangkutan barang2 kebutuhan hidup rakjat

banjak, dengan djalan :

1. Dalam lapangan lalu-lintas darat, seluruh pengangkutan/kendaraan bermotor supaja dikoordinasi setjara sentral dan pelaksanaannja didesentralisasi. Itu hanja berlaku bagi truk2 sadja jang mengangkut

distribusi sandang-pangan, dengan maksud agar distribusi sandang- pangan djalannja lantjar. Lagi pula supaja kendaraan2 itu dapat

dipergunakan sebagai perusahaan tiampuran antara modal negara dan modal partikelir jang nantinja dapat dikuasai oleh Pemerintah. Selain itu kekurangan gerbong2 kereta-api disegenap djurusan perlu

segera ada penambahan dan bengkel2 kereta-api harus terpelihara

dengan baik dengan dilengkapi kebutuhan alat2 untuk perbaikan

gerbong2 kereta-api jang rusak, serta tjikar2 milik rakjat di-desa2

supaja dibimbing dan diheritugas untuk pelaksanaan pengangkutan. dialan2 itu hanja dapat dilalui tjikar sadja. Mengenai alat pengang-

kutan lambat ini hendaknja segera diusahakan modernisasi dan mekanisasinja.

2. Dalam lapangan lalu-lintas laut, kekurangan perahu2 dan kapal2

supaja diusahakan segera penambahannja. Terutama kapal2 jang

tenaganja dapat mengimbangi banjaknja barang2 distribusi sandang-

pangan jang akan diangkut ke-daerah2 diluar pulau Djawa, serta

penambahan perahu2 dan kapal2 itu untuk memperbesar armada-

niaga. Selain mengadakan sentralisasi segenap pengangkutan baik dalam lapangan lalu-lintas darat maupun hut untuk melantjarkan pelaksanaan distribusi sandang-pangan, maka Pemerintah supaja djuga membuka djaring2 djalan jang menghubungkan antara desa

dan kota, serta perluasan djaring2 jang menghubungkan antara

daerah satu dengan daerah lainnja terutama diluar pulau Djawa. § 1599. Peranan Pemerintah dan Swasta

Dalam melaksanakan distribusi jang melalui koperasi peranan Pemerintah baik Pusat maupun Daerah sangat penting, terutama untuk mengatasi kesulitan dibidang ekonomi pada dewasa ini. Pemerintah harus menguasai dan mengawasi serta membimbing setjara aktif akan berdirinja sampai kepada pelaksanaan distribusi jang melalui koperasi didesa2. Bila koperasi2 di-desa2 itu dapat mendjamin akan kebutuhan

rakjat banjak, maka rakjat dengan sadar dan insjaf akan menaruh keper- tjajaan besar. Disamping Pemerintah mengawasi dan membimbing.

kedjuruan kekoperasian setjara gotong-rojong. Pemerintah harus pula dapat menjediakan tundjangan jang bersifat sementara guna stootkapi- tal untuk membiajai usaha koperasi jang akan didirikan diseluruh desa2

selama koperasi di-desa2 itu masih lemah kedudukannja

Dalam harapan pertama dimasa perkembangan kekoperasian di- desa2 jang kedudukannja dapat dikatakan masih lemah sekali, perlu

adanja djaminan pemberian kredit untuk dipergunakan sebagai modal- pertama guna penampungan penerimaan distribusi sandang-pangan dengan perhitungah agar supaja kelak pemberian kredit itu dapat menimbulkan tenaga untuk menolong dirinja sendiri dalam hidup dilapangan kekoperasian.

Untuk mendjamin tut djangan sementara jang berupa kredit itu, ada dua alternatif, ja'ni pertama Pemerintah dapat memberikan kredit

berupa ..uang" jang akan dirupakan sebagai stootkapital atau kedua diberi kredit setjara contant-limiet berupa barang2 sandang-pangan jang

disalurkan oleh distribusi Iiwat koperasi2.

Sebagai tjontoh djuga dapat ditetapkan untuk tudjuan guna melak- sanakan distribusi liwat koperasi2 itu, ialah demikian :

1. Menilik keadaan keuangan Negara pada dewasa ini, Pemerintah tidak mungkin akan memberikan kredit berupa uang kepada koperasi di-desa2, Menurut tudjuan setiap desa se-tidak2nja harus ada „satu

koperasi”, sedangkan desa2 jang berada di pulau Djawa dan Madura

ada sebanjak ± 21.000 desa belum jang diluar pulau Djawa.

Bila Pemerintah dapat mendjamin memberi kredit kepada setiap koperasi desa pindjaman sebesar ± Rp. 25.000.—, maka kepada 21000 desa = Rp. 525.000.000, belum terhitung jang diluar pulau Djawa. Djumlah sebesar itu menilik keuangan Negara pada dewasa ini sudah terang tidak mungkin, Sedangkan uang sebesar Rp. 25.000. setiap koperasi desa untuk dipergunakan sebagai stootkapital tidak ada artinja bila menilik nilai uang pada dewasa ini.

2. Organisasi Distribusi dari Pusat sampai ke Daerah2 harus dikuasai

dan diselenggarakan oleh Pemerintah sendiri dengan alat2 jang ada

pada Pemerintah, penjalurannja barang2 distribusi sandang-pangan

itu melalui koperasi di-desa2 dan koperasi di Lingkungan2 bila dikota.

Setiap koperasi di-desa2 harus dapat mendjamin kebutuhan pen-

duduk dilingkaran desa itu mengenai kebutuhan sandang-pangan, lazimnja setiap desa itu penduduknja sebanjak diantara; 2 sampai 4 ribu djiwa, bila dikota setiap lingkungan itu penduduknja sedjumlah diantara 10 sampai 20 ribu djiwa. Djadi tugasnja bantuan pindjaman „uang” sebesar Rp. 25.000.— itu, untuk mendjamin kebutuhan pen- duduk sebanjak diantara 4.000 sampai 20.000 djiwa itu sama sekali tidak berarti, lagi pula Pemerintah sudah tidak mungkin mengeluar- kan uang sebanjak itu.

Schema penjaluran barang pada rakjat.

(I). Pedagang besar P.T. Negara Koperasi Swasta

Dalam dokumen Jilid-15 Depernas 24-Bab-126 (Halaman 54-63)