• Tidak ada hasil yang ditemukan

Djadi, kalau digambarkan, kurang lebih kenaikkan Impor/ekspor itu, sbb :

Dalam dokumen Jilid-15 Depernas 24-Bab-126 (Halaman 43-54)

1957 paling tinggi ...1963 keadaan sama

1959 merosot usaha2: 1960

1959 merosot...1961 1958 merosot...1962 tetap.

tahun 1964 kebutuhan/kemakmuran penduduk (dengan perhitungan tambahan 2% setahun) dinaikkan per capita. s/d -tahun 1965.

Barulah dimulai perentjanaan 5 tahun lagi jang selandjutnja dimana tiap2 tahun sudah bisa dimulai menaikkan kemakmuran per capita penduduk.

§ 1595. Fungsi Koperasi sekarang dan dimasa datang

Berdasarkan U.U,D, 1945 (sesuai dengan djiwa pasal 33 U.U.D. dan UU Koperasi No. 79/1958 dan ditambah dengan Peraturan Pemerintah No, 60/1959 tentang perkembangan Koperasi), jang ditandaskan dalam Manifesto Politik Presiden Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus

'59 dalam bidang Ekonomi Terpimpin koperasi merupakan Sistim/dasar

politik perekonomian Negara. Dengan tegas Peraturan Pemerintah no. 60/1959 memuat untuk menumbuhkan, mendorong, membimbing, melindungi, dan mengawasi perkembangan gerakan koperasi, sehingga terdjamin terpelihara dan terpupuklah dinamika baik dikalangan petugas Negara, serta terselenggarakannja koperasi setjara serentak, intensip, berentjana dan Terpimpin

Haluan Pemerintah diletakkan pada Manifesto Politik Presiden ter- sebut diatas. Dalam pasal 23 Peraturan tersebut sub d) disebutkan bahwa Koperasi dalam fungsinja menjesuaikan dengan politik perekonomian Pemerintah Pusat, dan termuat pula dalam pedoman akte pendirian dan Anggaran Dasar Koperasi.

Pasal (2) sub (3) berbunji „Koperasi bertudjuan membantu Pemerin- tah dalam usaha memperbaiki perekonomian”.

Dalam pendjelasannja terdapat, bahwa antara lain. 1. Sikap jang aktif dari Pemerintah;

2. Unsur-unsur demokrasi serta Ekonomi Terpimpin harus djelas terlihat dalam penjelenggaraan tiap2 koperasi,

3. Segenap Instansi Pemerintah diikut-sertakan dalam membimbing gerak- an Koperasi menurut bidangnja masing2

4.

Terutama dalam lapangan usaha jang menguasai hadjat hidup orang

banjak dan di-daerah

²

bekerdja jang merupakan djenis perekonomian

Rakjat diusahakan. berdirinja atau tumbuhnja koperasi oleh Pemerintah bet-sama2 dengan Rakjat jang bersangkutan.

Bukan maksud kami untuk memperdalam persoalan pendjelasan koperasi, karena dalam peraturan itu telah diterangkan tjukup djelas, hanja jang terutama dapat diambil kesimpulan, bahwa dalam langkah sekarang seharusnja dan langkah dimasa datang Koperasi memegang peranan jang utama, dan untuk mentjegah berlarut-larutnja keadaan, Pemerintah perlu mengambil tindakan jang tjepat dan tepat.

Kekurangan faham koperasi dan kurang meratanja dimilikinja djiwa koperasi ini, dalam masa peralihan banjak timbul dan tumbuh gerakan jang sesungguhnja mungkin malahan mendjadi penghambat dari apa jang kita tudju, bilamana kita tidak dapat mengerahkan mereka kearah koperasi jang sehat (murni).

Keluarnja peraturan tersebut diatas memang tepat, karena bersamaan ataupun didahului dengan peraturan beberapa Kementerian/Departemen2

jang memberikan prioritet pertama kepada Koperasi, hanja sajang sekali bahwa dalam pelaksanaannja masih banjak tergantung pada kebidjak- sanaan instansi2 setempat, djadi bersifat lokal. Maka perlu sekali adanja

penegasan dari Pemerintah Pusat, agar supaja dalam pelaksanaan dimana diikut-sertakan segenap Instansi Pemerintah dalam memberi bimbingan kepada gerakan koperasi itu, ada koordinasi jang sebaik-baiknja, lebih sempurna kiranja bila pada permulaan ditempatkan salah satu petugas Pemerintah sebagai Ketua Koperasi, baik ditingkatan primair koperasi; maupun ditingkatan Pusat ataupun ditingkatan Gabungan Koperasi, Pedjabat Pemerintah dalam lapangan koperasi adalah jang tepat.

Buat Djawa Timur baru tampak misalnja penjaluran bahan dari P.T. Negara berwudjud tekstil dan tepung. Djalannja penjaluran tekstil liwat koperasi masih belum sempurna, artinja persediaan barang2 tidak atau belum sesuai D.O.nja, mudah2an hal ini setapak demi setapak akan men-

dapat perbaikan.

Penjaluran bahan pokok bergs dan gula pada umumnja djarang jang diliwatkan koperasi, Kotapradja Surabaja, misalnja, jang kite 8 bulan jang lalu setjara tertentu mendapat bagian dalam penjaluran beras J.U.B.M. dan izin untuk usaha beras dari luar daerah Surabaja, dengan perobahan keadaan ini djustru mengalami keadaan tidak lagi menjalurkan dan djuga-tidak mendapat idjin untuk usaha beras tutor dari luar, karena

tjaranja sekarang dengan diadakan undian, meskipun waktu koperasi men-djalankan tugasnja djuga berdjalan lantjar. Jang kita ambil tjontoh dan bitjarakan sementara kita batasi dalam bidang distribusi sandang-pangan.

Kalau diperdalam djiwa dari pengumuman² Pemerintah atau De-partemen jang bersangkutan, perhatian Pemerintah Pusat dalam bidang perdagangan ialah ditudjukan kearah usaha memperketjil persaingan serta memperpendek matarantai atau tusschen-schakels, Maksud dari hal tersebut diatas dalam rangka Ekonomi Terpimpin, ialah hendaknja barang2 jang disalurkan

kepada Masjarakat Konsumen dapat berdjalan tjepat, mu- dah serta dengan harga jang lajak,

Untuk mentjapai tudjuan ini antara lain Pimpinan dari Pemerintah jang langsung ditudjukan kepada usaha2

Nasional dalam bidang perekono-mian melalui Organisasi Perusahaan sedjenis, seperti djuga dapat di-lihat schema dari Djawatan Perdagangan menurut Surat Keputusan Men-teri Muda Perdagangan No. 7464/M tgl. Nopember 1959.

Adanja organisasi sedjenis ini memudahkan Pemerintah dalam memberi bimbingan, agar dapat lebih mudah ditjapai perkembangan dan kemadjuan usaha dengan djalan adanja strata koordinasi.

Adanja suatu koordinasi dalam tiap bidang usaha, memudahkan Pe-merintah dalam menghadapinja dan melajani keseluruhannja liwat organisasi atau badan koordinasi tersebut.

Dalam rangka usaha Pemerintah melengkapi sandang-pangan rakjat menurut hemat kami gerakan koperasi pada waktunja mempunjai peranan jang penting sebagai badan penjalur barang untuk masjarakat dan pe- rusahaan-perusahaan.

Sesuai dengan apa jang termaktub dalam Peraturan Pemerintah No, 60/1959 kiranja sudah selajaknia bila permulaan tahun 1961 dapat dimulai dengan wadjib koperasi, sebagai landjutan daripada penjaluran barang² pokok antara lain meliputi bidang pelaksanaan Peraturan Presiden No. 10/1959 dan sebagainja seperti termuat dalam surat Djawatan Per-dagangan tertanggal 4 Djanuari '60 No, 23/B-III-O/DPDN/P, dan surat putusan Menteri Muda Perdagangan No, 4713/M/30/'59, Wadjib ber-koperasi dengan segera diausul dengan adanja pendidikan koperasi setjara merata jang dipimpin langsung oleh Djawatan Koperasi dan bekerdja-sama dengan Djawatan Koperasi Indonesia serta gerakan koperasi pada umum-nja, jang telah mempunjai pengalaman dalam memberikan kursus2 dan atau

penerangan kepada peminat2 koperasi dan masjarakat

umum, Wadjib koperasi sifatnja sementara dan dikembalikan dalam dasar2 koperasi jang sebenarnja,

bila organisasi sudah kttat.

barang pokok, kalau koperasi jang dipergunakan, lambat laun akan merupakan salah satu sistim jang terbaik, karena pengawasannja dari instansi jang bersangkutan dan badan pemeriksa jang diadakan oleh Koperasi sendiri sesuai dengan da-sarnja. Dalam masa peralihan ini mungkin terlihat kelemahan koperasi, misalnja dalam permodalan, keachlian dan organisasinja, hal mana perlu mendapat perhatian kita sepenuhnja. Dalam phase pertama mengenai kekurangan modal dapat dihubungi usaha nasional jang bonafide dan

mendapat kredit dari Bank, karena mereka didalam pengulaman, jang ter- dahulu telah mempunjai hubungan Bank dan mendapat kredit untuk be- kerdja, hal ini. kalau mereka mempunjai minat terhadap koperasi karena dengan uraian2 dari Pemerintah didapat kejakinan bahwa mendukung Manifesto Politik Presiden, berarti pula sebagai perseorangan akan me- ngikuti djamannja dan menggabungkan diri dalam gerakan koperasi jang sesuai dengan pribadinja, dan djenis usahanja.

Mengenai pengambilan-alih fungsi para pengetjer asing di-daerah2

luar kota Daerah Tingkat II, didalam fase peralihan jang tidak kurang pentingnja, sesuai dengan kesanggupan dan kesatuan jang ada pada kope- rasi agar tiada vacuum didesa menumbuhkan produksi untuk menampung hasil bumf dan sebagainja,

Untuk dapat memenuhi ini, koperasi harus :

a. Giat menjusun modalnja, untuk dapat memeeukan uang kepada ang- gota-anggotanja petani, jang biasanja telah terikat kepada pindjaman lain.

Penjusunan modal ini dapat dilakukan dengan mengadakan simpanan wadjib jang dipungut dari hasil pendjualannja, menurut ketentuan jang dapat diputuskan bersama,

b. Koperasi harus mempunjai orang² jang berpengulaman mengenai hasil jang dikumpulkan untuk dapat memberi petundjuk2 technia jang meng-

untungkan para penghasil-petani (para anggotanja).

c. Koperasi harus berusaha dapat mendjualkanhasil produksi dari para anggotanja, lokal, dalam negeri atau diekspor.

d. Koperasi wadjib memperhatikan keperluan para anggotanja, mengenai bibit, pupuk, alat² dan sebagainja jang berhubungan dengan usaha usaha para anggota itu,

e. Untuk kepentingan usaha menghasilkan produksi tanaman, koperasi memberi pindjaman kepada anggota jang memerlukan, untuk misalnja pembibitan, pemeliharaan tanaman dan lain2. Tugas koperasi primer

mengumpulkan hasil produksi dengan membajar sebagian harganja dan disimpan di-tempat2 pengumpulan hingga harga baik, Pusat Kope-

rasi menjeleksi barang jang didjual setempat atau mungkin untuk di- ekspor. Pengangkutan dapat diatur antara primer dan Pusat menurut keadaan dan keperluan.

Apabila kedua bidang ini dapat ditampung oleh koperasi perkembang- an kearah kesempurnaannja dapat lebih mudah ditjapai.

Kedjadian2 pada masa peralihan,

Meskipun dalam andjuran dari Pemerintah prioritet pertama diberikan kepada Koperasi akan tetapi karena penjaluran barang/bahan makanan pokok bebas dan gula, diberikan kepada lingkungan kekuasaannja, dalam prakteknja dewasa ini, disalurkan liwat toko2 jang ada.

Ada kemungkinan, bahwa penundjuk toko² ini didalam lingkungan ada hubungannja. Pengambilan kupon bebas kadang2 makan tempo 2 – 3

hari. Ada kedjadian suatu usaha Pemerintah dapat alokasi tekstil 40% terdjual 60% bebas.

Ada beberapa pengusaha jang baru ditundjuk mendatangi salah satu Bank swasta dengan maksud menghindarkan terputusnja grossierschap- nja jang dioper dari pihak asing atau sebelumnja modal didapat dari asing, meminta pindjaman sampai Rp. 400,000.--

Karena Bank berpendirian zakelijk, maka pindjaman itu tidak mungkin, bahwa ada djumlah besar jang belum diambil, hingga menimbulkan stagnasi dalam penjaluran. Anehnja kelambatan ini pernah diminta koperasi tidak diberikan.

Seperti diterangkan dalam pendjelasan tersebut, bahwa tindakan2

bersifat lokal dan sedikit banjak tergantung kepada minatnja dad Peme- rintah setempat atau lebih populair dengan istilah Tritunggal atau Tjatur tunggal.

Djl. Lamongan misalnja Tjatur tunggal, jang terdiri dari Pamong Pradja, P.D.M., Polisi dan Kedjaksaan dalam peralihan ini menjetudjui menundjuk 4 koperasi tersebut dapat berdjalan bahkan kepertjajaan ini membawa perbaikan koperasinja. Dengan disaluri bahan pokok itu keper- tjajaan anggota maupun umum bertambah.

Mengenai pelajanan kepada fihak ketiga, malahan koperasi menim- bulkan tjara jang baik, karena keuntungan jang didapat dari fihak ketiga menurut asasnja tidak boleh dibagi antara anggota. Pedoman jang dapat diperiksa dalam tjontoh Anggaran Dasar sesuai U.U. Koperasi 79/58 dan PP No, 60/59.

Bagian jang didapat dari usaha anggota sebagai berikut : 25% untuk tjadangan.

25% ,, anggota menurut perbandingan djasanja.

20% „ anggota menurut simpanannja, akan tetapi setinggi-tingginja 8% ,, daripada simpanan masing2.

10% „ pengurus.

5% „ dana kesedjahteraan pegawai. 5% „ dana pendidikan koperasi, 5% „ dana kemadjuan daerah bekerdja. 5% „ dana sosial.

Sisa hasilnja perusahaan jang diperoleh dari fihak ketiga sebagai berikut : 40% untuk tjadangan.

5% „ pengurus.

5% „ dana kesedjahteraan pegawai. 50% „ dana pembangunan daerah bekerdja.

Djadi kalau penjaluran itu diliwatkan koperasi sebagai tugas dari sisa keuntungan akan bermanfaat kepada daerah bekerdjanja.

Menurut laporan dari djawatan Koperasi Daerah I, gerakan Koperasi dalam menerima alokasi dari P.T. 2 Negara masih mengulami kesulitan.

Ringkasnja : sesudah diterima daftar dari Pool-koordinator tekstil P.T. Indevitra, dimana didjelaskan, bahwa tekstil tersedia, ternjata waktu pe- ngambilan banjak koperasi jang mengalami kesulitan, karena untuk me- ngambil barang2 jang katanja tersedia itu harus ber-kali² datang, dengan

menerima alasan dari P.T.2 Negara antara lain : a. barangnja tidak ada.

b. ,, masih digudang pelabuhan (ketentuan kapan ambil tidak diberikan).

c. belum datang dan disarankan mengadjukan usul lagi.

Dengan bolak-baliknja ke P.T. Negara ini ongkosnja mendjadi ting- gi, lebih2 kalau mereka berasal dari luar Surabaja seperti Banjuwangi;

Djember dan sebagainja. Hal ini oleh gerakan liwat Djawatan telah dimadjukan, mudah2an untuk pembagian selandjutnja akan berdjalan

lebih lantjar, seperti halnja dengan usaha² lain jang katanja mempunjai historia recht dan mendapatnja barang2 lebih mudah.

Adapun berkoperasi menumbuhkan puua koperasi2 liar, jang hanja

bertudjuan mendapatkan bahan jang sesungguhnja bukan koperasi, maka perlu ada penertiban misalnja hanja koperasi jang telah tertjatat/terdaftar pada. Djawatan2 Koperasi jang mendapat perhatian.

Dengan kebefulan Departemen P.P. dan K. djuga mengeluarkan in- struksi wadjib berkoperasi disekolah Landjutan dan S.R. jang akan me- nambah bibit koperasi dikemudian had.. Instruksi itu tertjantum dalam Sapta Usaha Tama. Instruksi ini untuk Djawa Timur telah dilengkapi dengan tjontoh akte pendirian Koperasi Murid.

§ 1596. Peranan Pemerintah Pusat dan Daerah, peranan Swasta Nasio- nal dan Asing dalam Distribusi

a. U m u m.

1. Berhubung dengan „Peranan Pemerintah Pusat dan Daerah, peranan Swasta Nasional dan Asing dalam Distribusi”; amanat Presiden dan amanat Penegasan Presiden a.l. menjatakan sebagai berikut :

(a). Dalam masjarakat Sosialia a la Indonesia, memegang peranan jang penting dalam pembangunan dan kemadjuan masjarakat. (Amanat halaman 53 alinea ke-4).

(b). Tudjuh: produksi, pengangkutan, distribusi daripada bahan penting diselenggarakan oleh Negara, se-kurang2nja dikuasai oleh Negara.

Delapan : Pemerintah daerah diandjurkan bergerak didalam tiga lapangan itu tadi. (Penegasan halaman 20 alinea 3 dan 4).

(c). Sebelas: Plan Dewan Perantjang Nasional, djikalau keadaannja se- karang masih memberi lapangan kepada Swasta untuk ikut tjampur didalam lapangan distribusi bahan vital dan sebagainja. (Penerangan halaman 20 alinea 7).

(d). Demikian pula usaha2 partikulir Asing harus membantu usaha² pem-

bangunan, tetapi lambat-laun harus meninggalkan Indonesia. (Amanat halaman 69 alinea 3) kalimat ke-2).

(e). Tiga: Segala kegiatan pengangkutan dan distribusi diarahkan, su- paja barang2 tiba dengan tjepat, merata dan murah ketangan rakjat.

(Penegasan halaman 19 alinea ke-5).

(f). Saja berbesar hati dan herkata : Buatlah satu rentjana undang2 plan

pembangunan tahapan jang pertama jang terutama sekali memusat- kan perhatian kepada sandang-pangan, jang terutama sekali memu- satkan perhatian kepada pengangkutan, jang terutama sekali memusatkan perhatian kepada distribusi, jang mengisikan djuga batu2 lontjatan untuk tahapan jang kedua untuk industrialisasi.

(Penegasan halaman 11 alinea ke-4),

(g). Semua tjara jang bisa kita kerdjakan, masukkan kedalam plan tahapan jang pertama itu, agar supaja kita benar2 bisa lekas men-

tjapai sandang-pangan rakjat didalam waktu dua-tiga tahun. Apalagi pada achir tahapan jang pertama. (Penegasan halaman 9 alinea ke-2 kalimat 2).

2. Seterusnja Keputusan D.P.A. tentang Perintjian Manifesto Politik Republik Indonesia dari halaman 20, Bidang Ekonomi dinjatakan :

Semua alat vital dalam produksi dan semua alat vital distribusi harus dikuasai atau sedikitnja diawasi oleh Pemerintah.

1. Dari kalimat² tersebut diatas, maka terang bahwa Pemerintah Pusat dan Daerah dalam distribusi memegang peranan jang penting dalam distribusi, jaitu dalam tahapan pertama diutamakan distribusi bahan2 san-

dang-pangan.

Peranan jang penting berarti setjara praktis, bahwa Pemerintah Pusat /Daerah mentjampuri setjara langsung atau tidak langsung segala soal jang berhubungan atau bersangkutan dengan distribusi barang2 teristimewa

sandang-pangan jaitu dengan ketentuan agar barang2 tersebut dengan tjepat, merata dan murah sampai ditangan rakjat.

Inilah motip, alasan dan tudjuan dari tjampur tangan Pemerintah. Mengenai perhubungan antara Pemerintah Pusat dan Daerah harus diadakan pembagian tugas jang tegas dengan ketentuan bahwa dalam hal2 kematjetan pelaksanaan tugas Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat

dapat selalu mengadakan koreksi ataupun tindakan terhadap Pemerintah Daerah.

Dalam hal kelalaian disebabkan oleh Pemerintah Pusat, maka Kepala Pemerintah mengambil tindakan seperlunja. Bapekan jang mengawasi kegiatan aparatur negara dapat banjak berbuat dalam hal ini.

Peranan swasta nasional, menurut kalimat tersebut diatas adalah berstatus pembantu dari peranan Pemerintah dibidang distribusi, Dalam Amanat Presiden dihalaman 56 ditegaskan sebagai berikut. Pengusaha2

Usaha² kearah bentuk2 koperasi dalam lapangan2 pengusaha nasional

harus diutamakan. Lambat-laun mereka akan termasuk kepada usaha besar jang diadakan dan dikuasai oleh Negara.

Peranan usaha2 swasta. asing djuga berstatus membantu peranan

Pemerintah, tetapi lambat-laun mereka harus meninggalkan Indonesia, tentu bila bantuan mereka tidak lagi dibutuhkan,

b. Gambaran keadaan sekarang,

1. Peranan Pemerintah Pusat dibidang Distribusi.

Kira2 dua bulan sebelum Kabinet Karya berhenti, Kementerian Perda-

gangan mengeluarkan peraturan² mengenai distribusi dari barang2 dari

P.T. 2 Negara, terutama barang2 impor seperti : tekstil, tepung terigu dan

sebagainja2. Prioritet diberikan kepada koperasi, seterusnja swasta nasional

jang tergabung dalam organisasi sedjenis, dan seterusnja kepada swasta jang tidak tergabung. Dalam pelaksanaan diusahakan proses Indonesia- nisasi. Dalam praktek ternjata bahwa peraturan2 tersebut mempunjai kele-

mahan karena jang menetapkan siapa jang mendjadi grosir, siapa jang dapat membeli, adalah P.T. 2 Negara sendiri, karena P.T. 2 Negaralah jang mengetahui sebenarnja siapa2 dari sipembeli jang mengetahui siapa jang

kuat dan siapa2 jang 100% dapat memenuhi sjarat2 teknia.

Akibatnja : Saluran jang dipergunakn pada umumnja ialah saluran2

lama jang telah faham dalam rahasia harga resmi dan harga pasaran bebas. Dipusat dan didaerah jang memegang peranan pada umumnja prak- teknja tetap P.T. 2 Negara. Pemerintah jaitu Perdagangan Dalam Negeri dan di-daerah2 inspektur2nja pada umumnja hanja memegang peranan

resmi sadja.

Didaerah-daerah jang ada pergolakan, berhubung dengan S.O.B. dengan sendirinja.peranan militer timbul. Setelah adanja Kabinet Kerdja dengan program sandang-pangan, maka dari Departemen Perdagangan keluar peraturan2 mengenai distribusi sandang-pangan, adanja toko-toko

sandang-pangan sebagai pengendali harga. Pemberian priorita kepada Koperasi².

Dari keterangan pegawai tinggi Departemen Transkopemada ternjata bahwa peraturan2 pelaksanaan undang2 Koperasi jang baru belum selesai.

2. Peranan swasta nasional.

Karena keadaan memaksa, maka semua toko jang termasuk Serikat Pedagang Menengah ditetapkan sekarang sebagai Toko Sandang-Pangan

Djumlah Anggota S.P.M.I. tersebut diseluruh Indonesia adalah ± 4000 dan masing2 toko adalah kepunjaan bangsa Indonesia.

Dapat dikatakan bahwa kedudukan dari 4000 anggota tersebut baru sampai dari ibukota2 Daswati I sampai ibukota Daswati II sadja.

Diluar kota2 Daswati II, ternjata bahwa kedudukan toko2 wargane-

gara asing dapat ditampung oleh toko2 warganegara ketuaunan Tjong Hoa

Mengenai Toko2 Kooperasi distribusi, belum njata benar aktivitet2nja.

Pedagang ketjil.

Sedjak beberapa tahun dibanjak tempat kelihatan timbulnja organisasi pedagang² ketjil, jaitu warung2 tetap dan pedagang2 tekstil dan klontong

jang belum mempunjai warung jang tetap. Pedagang tekstil dan klontong ini adalah suatu kenjataan jang dapat dipersaksikan ditiap tempat jang agak ramai dan ditiap pekan sampai di-kampung2 dan desa².

Modal mereka terdiri terutama dari barang² jang di-bawa2nja atau-

pun sebagian dari barang2itu karena jang sebagian lagi adalah kepunjaan

orang jang mempertjajakannja.

Orang jang memertjajakannja pada umumnja adalah familinja atau- pun toko jang sudah lama kenal padanja.

3. Peranan swasta asing.

Peranan swasta asing didalam distribusi tinggallah di-kota2 besar :

ibukota² Daswati I dan Daswati II. Karena penetapan2 harga maksimum

dan tindakan2 jang berwadjib, umpamanja di Djakarta, kelihatan bahwa

banjak toko tekstil dan klontong sangat kekitrangan barang. Toko2 makanan

dan minuman masih terus berdjalan. 4. Keadaan2 di-daerah2.

Di-daerah² terutama diluar Djawa, pada umumnja jang menentukan peranan dibidang distribusi ialah militer dari Finek, Bupati, Polisi Eko- nomi, dan pegawai dari Perdagangan Dalam Negeri.

Dimana ada koordinasi dan pengertian jang baik mengenai tudjuan dari tjampur-tangan dari jang berwadjib, memang keadaan memuaskan.

Dalam prakteknja ternjata pada umumnja tidak lantjarnja berdjalan distribusi itu. Hargapun tidak tetap. Barang2 tidak kelihatan.

Laporan2 jang diterima menjatakan perasaan² jang lesu karena

banjaknja soal jang tidak dapat dipetjahkan antara lain :

(a). Si A mempunjai penghasilan dari kebun karetnja 1000 kg sebulan, bila didjual a Rp. 20..- per kg. maka ia menerima Rp. 20.000., sebulan.

Ia mentjari gula, membeli 1 goni setjara terang, tidak dapat, hanja boleh beberapa liter sadja, dan bila ia dengan harga gelap membeli 1 goni, ia ditangkap. Demikian djuga mengenai tekstil, beras, minjak kelapa. Membeli seng untuk rumah asap, seng tidak ada.

(b). Demikian djuga rakjat jang punja kelapa, tjengkeh, lada dsb.

Supaja dapat gambaran mengenai (a) dan (b) menurut uraian Jang Mulia Menteri Inti Produksi Kolonel Suprajogi didepan Depernas : Ekspor (karet Rakjat dalam th. 1959 = 410.000 ton.

(karet Perkbn. „ th. 1959 = 250.000 ton.

Ekspor kopra sebelum perang = 500.000 ― 600.000 ton. tahun 1958 = 166.000 ton,

Ekspor lada sebelum perang = 54.000 ton. dengan harga fl.8.000.000.—

(c). Dikalangan banjak pengusaha swasta nasional terdapat pendirian dan pendapat bahwa berdasarkan pada Pantja Sila dan harta milik jang berfungsi sosial, maka hendaknjalah diberikan kepada para pengusaha nasional swasta bidang se-luas2nja dalam segala sektor

perekonomian, selaras dengan keuangan dan tenaga jang ada pada- nja dengan hak untuk berorganisasi penuh dan senantiasa dipimpin dan diawasi oleh Pemerintah, pendirian ini, menurut kalangan itu adalah suatu tjiri dari Sistim ekonomi Sosialiame a la Indonesia, Disamping satu tjiri lain jaitu dasar musjawarah.

Mengenai fungsi sosial diberikan keterangan sebagai berikut : Menurut Liberaliame, hak milik itu adalah hak mutlak dari sipemilik untuk mempergunakan dan menjalah-gunakan miliknja itu ("jus

utendi et abutendi").

Menurut Sosialiame a la Indonesia, hak milik itu adalah hak sipemi- lik jang terutama wadjib dipergunakannja untuk kepentingan masja- rakat, dan dengan demikian hak miliknja dan kepentingannja tetap terdjamin.

Disini inisiatip swasta dan prinsip subsidi mendapat penghargaan, jaitu : Negara tidak mentjampuri langsung dan mendjalankan pekerdjaan2

jang lebih baik ditjampuri atau dikerdjakan oleh badan2 bawahan. Menge- nai dasar Pantja Sila, terutama dasar „Ketuhanan Jang Maha Esa”, dite- rangkan bahwa,dasar ini menghargai orang, swasta, jng bekerdja keras dan patuh kepada negaranja ter-lebih² karena ia menerima fungsi sosial dari segala hak miliknja. Seterusnja ia adalah warganegara 100%, ia sebagai

Dalam dokumen Jilid-15 Depernas 24-Bab-126 (Halaman 43-54)