• Tidak ada hasil yang ditemukan

b Mengadakan kerdja-sama dan koordinasi sebaik-baiknja dengan Lembaga Penjaluran Perdagangan (L.P,P,) dan Madjelis Perniagaan

Dalam dokumen Jilid-15 Depernas 24-Bab-126 (Halaman 35-40)

dan Perusahaan (M.P.P.) dalam mendjalankan instruksi

2

dan

Peraturan

2

mengenai pengawasan penjaluran barang

2

jang bersang-

kutan;

c. Memberikan adpia diminta atau tidak diminta kepada Djawatan Perdagangan Dalam Negeri dan instansi2 lain mengenai kebutuhan,

dialokasi dan soal2 lain jang ada hubungannja dengan penjaluran

barang2;

d. Memberikan laporan mengenai keadaan barang serta indikasi harga dari tiap2 daerah kepada Djawatan Perdagangan Dalam Negeri.

Dalam hubungan ini telah ditundjuk :

1. P.T. Usindo untuk kapas kasar, raw staple fibre dan benang tenun; 2. P.T. Juda Bhakti untuk kertas;

3. C.T.C. untuk semen;

4. P.T. Indestins untuk besi beton/binddraad dan tinplate; 5. P.T. Satya Negara untuk P. & D. dan guni/jute;

6. P.T. Indevitra untuk tekstil; 7. P.T. Triangle untuk klontong.

Sektor II. III dan IV.

Barang²/bahan² jang termasuk sektor' ini tidak perlu diterbitkan penjalurannja mengingat Sistim impor sudah mendjamin penggunaannja jang tepat.

Sektor IV.

Penjaluran bahan2/barang2 jang termasuk sektor ini dan dianggap

sangat penting telah dan akan diterbitkan, antara lain : (a). Susu bubuk makanan baji;

(b). Ikan asin; (c). Spare-parts; (d). Ban mobil/sepeda; (e). Onderdil sepeda. Susu makanan baji.

Dengan diberikan subsidi sedjak September 1958 (untuk tahun 1959 diberikan subsidi sebesar Rp. 75,-, djuta) penjaluran susu makanan baji telah diatur dengan urutan prioritet sebagai berikut:

(1). Rumah2 Sakit — Poliklinik2 Apotik Drogiaterijen;

(2). Toko2 Menengah (S.P.M.I.);

(3). Toko2 P. & D. tidak termasuk sub (1) dan sub (2) ;

dengan ketentuan sekurang-kurangnja 50% kepada sub (1).

Dalam penjaluran ini diikut-sertakan Badan Koordinasi Gabungan Apotik dan Drogiaterijen (B,K.A.D.) dan S.P.M.I. dan kepadanja dibe- rikan tanggung djawab terhadap penjaluran ini.

Pendjualan kepada konsumen dibatasi sampai 2 kaleng dengan membuka tiap2 kaleng,

Tjara penjaluran hingga kini memuaskan, Ikan asin, spare-parts mobil dan sepeda, ban mobil.

Untuk barang2 ini sedang dipersiapkan tjara penjalurannja dengan

merobah pula sistim impor jang hingga sekarang berlaku.

Barang2/bahan2 hasil Produksi dalam Negeri

Prosedure penjaluran barang2 jang sangat penting untuk penghi-

dupan rakjat jang hingga kini berlaku harus segera ditindjau kembali dan disesuaikan dengan prinsip2 jang telah ditetapkan dalam rangka

memperlengkapi sandang-pangan, a, Gula Pasir.

Dalam procedure baru jang direntjanakan -- dimulai 1 Septem- ber 1959 sebagai pertjobaan di Djakarta Raya --- para grosir diha - puskan dengan pembagian tugas Pedagang Gula tangan pertama dan pengetjer dan rayonnering daerah kerdja serta penundjukan beberapa toko sebagai penuntun harga,

b, Garam,

Alat2 penjaluran menurut procudure jang ditetapkan oleh

P.G.S.N. sudah teratur baik dan terpentjar sampai dipedalaman. Madura -- Gudang pantai Gudang2 di Pedalaman-- toko/

warung2.

Dalam procedure baru hanja perlu diatur penjaluran ke Toko2/

Warung2 sesuai dengan penjaluran gula,

Procedure ini sedang dalam persiapan, c. Minjak goreng, margarine, sabun tjutji/mandi.

Dalam usaha memperbaiki supply kopra procedure jang sekarang berlaku perlu dirobah agar barang2 ini dapat disalurkan ke toko2

sandang-pangan, d, Benang tenun,

Kapas kasar jang diolah mendjadi benang tenun ditetapkan procedure jang berlaku untuk benang tenun impor,

e. Tekstil/badju kaos.

Benang tenun jang diolah mendjadi tekstil/badju kaos akan diambil oper oleh P.T.2 Negara dan ditetapkan procedure jang

berlaku untuk tekstil impor.

Dimulai dengan hasil produksi dari perusahaan tekstil jang telah ditundjuk sebagai perusahaan2 vital,

f. Ban sepeda, ban mobil, accu.

Penjalurannja harus ditertibkan menurut prinsip2 jang telah di-

tetapkan.

g, Semen Gresik/Padang.

Penjalurannja telah diatur sesuai dengan prinsip2 jang berlaku

untuk semen impor dengan masih diperlukan perobahan sedikit. h. Minjak tanah dan bensin.

Pelaksanaan dan pengawasan penjaluran/Distribusi telah dise- rahkan kepada Kantor Minjak.

Kesimpulan

Dalam menghadapi perlengkapan barang2 jang penting untuk peng-

hidupan rakjat dan pembangunan untuk mewudjudkan perlengkapan sandang-pangan harus segera diusahakan sebagai prioritet jang utama terdjaminnja supply dan lantjar djalannja penjaluran dari :

1. Beras 2. Gula pasir 3. Garam

4. Minjak goreng 5. Ikan asin

6. Susu makanan baji 7. Tekstil kasar 8. Minjak tanah; dengan usaha-usaha:

a. Mengorganisir toko2/warung2 dengan memberikan tanggung djawab

kepadanja terhadap supply masjarakat dalam lingkungannja; b. Penundjukan penuntun harga ditengah-tengah masjarakat; c. Mengusahakan kontinuitet djalannja peredaran barang dengan

1. Mengadakan bufferstock pada P:T.2 Negara sole distributor dan

warung2/toko2;

2. Mengadakan rentjana dialokasi, berdialokasi didarat dan dilaut agar pengangkutan didarat dan dilaut dapat: diatur dengan sebaik-baiknja;

3. Mengawasi agar peredaran barang tidak matjet dengan usaha mengatasi kesulitan liquiditeit jang dialami sekarang oleh alat2

§ 1594. Masalah Impor dan Ekspor a. Impor.

Barang2 impor merupakan : barang2 konsumen, bahan2 mentah dan

penolong, dan barang2 modal, Nilai impor menurut laporan Bank Indo-

nesia tahun 1958/1959, dalam djutaan rupiah, adalah sbb.:

1955 1956 1957 1958 (angka sementara). Barang2 konsumsi 2,137 4,070 2,917 1,993

Bahan2 mentah dan penolong 3,760 3,822 4,347 2,640

Barang2 modal 1,284 1,908 1,895 1,258

Persentase dari djumlah nilai impor :

1955 1956 1957 1958 (angka sementara), Barang2 konsumsi 29,8 41,5 31,8 33,8

Bahan2 mentah dan penolong 52,4 39,0 47,5 44,9

Barang2 modal 17,8 19,5 20,7 21,3

100,— 100,— 100,— 100,—

Melihat persentase ini, njata bahwa impor terhadap barang2 modal

masih merupakan djumlah jang terketjil, bahkan lebih ketjil dari keper- luan konsumsi,

Mengenai barang2 konsumsi, dimana kekurangannja masih ditambah

dengan usaha impor, maka bahan2 pokok, pada dasarnja sudah dikuasai

oleh Pemerintah. Bahan² pokok itu, meliputi

1. Beras, 2. Gula, 3, Garam, 4. Tekstil kasar, 5. Terigu, 6. Minjak kelapa, 7. Minjak tanah, 8. Ikan asin,

Berapa djumlah jang dapat dihasilkan dalam negeri sendiri dan berapa djumlah jang harms didatangkan dari luar negeri, dapat dilihat dari Keterangan Menteri Inti Distribusi Leimena, pada Penjaran Deper- nas halaman 3 s/d 5.

Penjaluran2 jang sudah ada ditangan Pemerintah ialah :

Beras oleh J.U.B.M,

Gula „ Departemen Perdagangan.

Garam „ P.G.S.N./Departemen Perdagangan. Tekstil „ Departemen Perdagangan/Perindustrian. Terigu „ Departemen Perdagangan,

Jang kini sedang diusahakan supaja ada ditangan Pemerintah, ialah kopra (minjak kelapa), dengan Kantor Kopra sebagai handling agent dari Departemen Perdagangan.

Minjak tanah (bensin dan lain2 hasil minjak bumi), kini penjalur-

annja diawasi setjara langsung oleh Kantor Minjak. Ikan asin memerlukan penindjauan lebih djauh,

Terutama, harus dipikirkan penjalurannja, agar supaja terdapat pendekatan kepada prinsip keadilan (kerataan).

Pokoknja, apakah sesuatu distribusi bisa mentjukupi dan merata; tergantung dari keseimbangan antara persediaan (supply) dan permin- taan (demand).

Dimana persediaan dan permintaan sudah berimbang djumlahnja, maka urusan distribusi tidak sukar. Perataan dan harga akan berdjalan sendiri menurut keadaan dua belah segi itu.

Akan tetapi, dimana djumlah sangat kurang, dibanding dengan djumlah permintaan, maka sewadjarnja, bahwa Pemerintah tjampur tangan, dengan djalan penguasaan atau pengawasan terhadap djalannja distribusi ini. Keadaan sekarang, adalah, dimana djumlah persediaan tidak mentjukupi.

b. E k s p o r .

Indonesia tergantung pada pendapatan nasionalnja, terutama pada hasil2 ekspor, bahan2 agriculture dalam Negeri. Pada waktu ini, Indo-

nesia belum dapat mengalihkan sumber utama dari pendapatan nasional- nja, selain ekspor itu. Oleh karena hasil barang2 ekspor ini sangat ter-

pengaruh oleh fluktuasi internasional. maka Indonesia keadaan penda- patan nasionalnja masih selalu labial.

Disamping itu, untuk mentjapai konsumsi dalam Negeri, masih di- perlukan tambahan2 dari barang2 impor, Ini memerlukan devisen jang

tidak sedikit. Djadi, hasil2 ekspor ini, bagi Indonesia, selain merupakan

sumber utama dari pendapatan nasional, djuga merupakan sjarat jang penting untuk menjediakan devisen, antara lain untuk mentjukupi kebu- tuhan impor, baik untuk barang konsumsi maupun untuk barang modal (industri, pembangunan) dalam Negeri.

Bahan2 ekspor Indonesia, bisa dibagi djadi 3 golongan, ialah :

1. Bahan2 mentah untuk kepentingan industri, misalnja: karet, timah,

bidji besi dll. Kita tidak bisa menentukan berapa kita mau djual, karena ini tergantung dari permintaan luar negeri, ialah permintaan dari negeri2 industri. Maka dari itu djika suatu ketika negeri2 industri

sedang djaja, permintaan akan naik. Sebaliknja, djika negeri2 industri

sedang lesu (misalnja waktu ada resessi) permintaan mendjadi kurang. Karena itu, barang2 ini sangat terpengaruh oleh fluktuasi perdagangan

internasional, lakunja tergantung dari permintaan negeri2 produsen,

2. Bahan2 bakar, misalnja minjak tanah. Ini bukan hanja dibutuhkan

oleh kaum produsen, akan tetapi djuga oleh konsumen, baik dalam negeri, maupun luar negeri, Permintaan akan minjak; terus menerus menundjukkan angka2 kenaikan. Akan tetapi sajang, Indonesia tidak

merupakan supplier satu-satunja bagi minjak bumi ini; Sehingga

naiknja permintaan dunia, tidak semata-mata hanja menguntungkan Indonesia.

3. Bahan2 makanan dan bahan2 konsumsi, misalnja : gula, kopi, teh,

tembakau, kopra, dsb. Djumlah permintaan dari luar negeri, tergan- tung kepada naik/turunnja pendapatan nasional dari negeri2 jang

meminta. Ditambah pula bahwa, naiknja permintaan tidak sebanding dengan naiknja pendapatan nasional dari luar negeri (negeri² industri )

Djika dihitung dari seluruh djumlah ekspor didunia, maka tingkat2

djumlah ekspor jang dihasilkan oleh Indonesia, sebagai berikut a. Jang merupakan supplier monopoly : mritja dan tembakau. b. Jang merupakan supplier jang banjak : karet dan timah.

c. Jang merupakan supplier ketjil sadja : bahan2 makanan dan minjak.

Berhubung dengan itu, maka bahan2 untuk keperluan ekspor ini, harus

diperbanjak, dan matjamnja ditambah, Perlunja, supaja dapat menjediakan supply lebih banjak, sehingga se-waktu2 permintaan tambah, Indonesia

dapat mendjual lebih banjak. Banjak matjamnja bahan2 ekspor diperlukan

agar kita dapat menutup kerugian dengan tiara mendjual bahan ekspor matjam lain, bila satu matjam bahan2 ekspor tidak laku dipasar dunia. Ini

diperlukan, untuk mengurangi akibat dari fluktuasi perdagangan interna- sional. Selain itu mutu ekspor perlu, diperbaiki. Dan pengolahannja diusa- hakan, sedapat mungkin, di Indonesia.

Dan agar harga bahan2 ekspor bisa dipertahankan rendahnja, sehingga

diluar negeri kita bisa bersaing dengan suppliers lainnja, maka perlu adanja penekanan kostprijs terhadap bahan2 ekspor. Penekanan ini berhubungan

erat dengan penekanan harga dalam keseluruhannja. Sehingga harga2

kebutuhan barang2 konsumsi dari pihak eksportir dan buruh2nja, bisa

tetap vendable.

Matjam2nja bahan2 ekspor Indonesia dan nilainja dalam djutaan

rupiah, dikutip dari laporan Bank Indonesia, tahun pembukaan

Dalam dokumen Jilid-15 Depernas 24-Bab-126 (Halaman 35-40)