BAB III STATUS HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA
B. Duduk Perkara
a. Dasar Gugatan Penggugat.
Dalam surat gugatannya yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan
Agama Tebing Tinggi nomor: 52/Pdt.G/2008/PA-TTD tertanggal 11 Maret 2008,
dasar gugatannya adalah:
1. Bahwa pada tahun 1961 telah dilangsungkan pernikahan seorang laki-laki
bernama RAHIM dengan seorang perempuan bernama SARAH di desa
Pematang Ganjang kecamatan Sei Rampah, kabupaten Deli Serdang.
2. Bahwa dari pernikahan tersebut telah dikaruniai 3 (tiga) orang anak masing-
masing bernama:
a. ABDI (laki-laki), umur 44 tahun;
b. RAMLAH (perempuan), umur 43 tahun;
c. ZAIDAR (perempuan), umur 39 tahun.
3. Bahwa SARAH (isteri RAHIM) telah meninggal dunia lebih dahulu pada
tanggal 08-05-2002 di desa Pematang Ganjang kecamatan Sei Rampah dalam
keadaan beragama Islam karena sakit tua, sedangkan RAHIM telah meninggal
dunia pada tanggal 10-11-2005 di desa Pematang Ganjang kecamatan Sei
4. Bahwa almarhum RAHIM dan almarhumah SARAH telah meninggal dunia
dengan meninggalkan ahli waris sebagai berikut:
a. ABDI (laki-laki), umur 44 tahun;
b. RAMLAH (perempuan), umur 43 tahun;
c. ZAIDAR (perempuan), umur 39 tahun.
(Penggugat I, II dan III) di atas.
5. Bahwa semasa hidupnya almarhum RAHIM dan almarhumah SARAH telah
memiliki harta bersama berupa sebidang tanah seluas 8.501 m2 (delapan ribu
lima ratus satu meter persegi) yang terletak di dusun V, desa Pematang Ganjang,
kecamatan Sei Rampah, kabupaten Serdang Bedagai dengan batas-batas sebagai
berikut:
a. Sebelah Utara berbatas dengan jalan umum dengan ukuran 49.30 m2.
b. Sebelah Selatan berbatas engan Sibarani (sekarang P. Burian) dengan ukuran
59 m2.
c. Sebelah Timur berbatas dengan Gang (jl. Damar) dengan ukuran 155 m2.
d. Sebelah Barat berbatas dengan tanah B. Sigalingging dengan ukuran
158.20 m2.
6. Bahwa setelah meninggalnya almarhum RAHIM dan almarhumah SARAH,
harta peninggalan tersebut belum pernah dibagi kepada ahli warisnya yang
berhak sampai saat ini.
7. Bahwa sekitar tahun 1998 yang lalu (semasa hidup almarhum RAHIM dan
almarhum RAHIM dan almarhumah SARAH kepada almarhum RAHIM dan
almarhumah SARAH yang kegunaannya untuk meminjam uang ke Bank,
kemudian Sertipikat tanah tersebut diberikan kepada Tergugat (Tuan KADIR).
8. Bahwa setelah itu Tergugat menemui almarhum RAHIM dan almarhumah
SARAH kembali, Tergugat mengatakan bahwa pihak Bank tidak mau
mencairkan dana apabila Sertipikat tanah tersebut bukan atas nama diri
Tergugat, dengan modal kepercayaan akhirnya almarhum RAHIM dan
almarhumah SARAH mengizinkan nama almarhum RAHIM diganti nama
Tergugat (Tuan KADIR) dihadapan Penggugat I.
9. Bahwa sejak Sertipikat tanah tersebut dialihnamakan ke Tergugat, sampai
almarhum RAHIM dan almarhumah SARAH meninggal dunia, Tergugat
menguasai secara sepihak dan tidak mau mengembalikan Sertipikat tanah milik
almarhum RAHIM dan almarhumah SARAH kepada ahli waris almarhum
RAHIM dan almarhumah SARAH, meskipun para Penggugat telah berulangkali
meminta Sertipikat tersebut kepada Tergugat.
10. Bahwa berdasarkan pengakuan Tergugat di depan Notaris dan PPAT RALIA,
SH., bahwa Tergugat meminjam sertipikat tanah hak milik Penggugat I, II dan
III (ahli waris dari almarhum RAHIM dan almarhumah SARAH) sejak tanggal
20-10-2006 sampai dengan 20-10-2007.
11. Bahwa pihak Penggugat telah berusaha untuk menyelesaikan masalah ini secara
mengajukan tuntutan sebagai berikut:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya.
2. Menetapkan Ahli Waris yang mustahak dari almarhum RAHIM dengan
almarhumah SARAH, yaitu:
a. ABDI (laki-laki), umur 44 tahun;
b. RAMLAH (perempuan), umur 43 tahun;
c. ZAIDAR (perempuan), umur 39 tahun.
3. Menetapkan bahwa harta sebagaimana tersebut pada posita angka 5 (lima) di atas
adalah harta peninggalan almarhum RAHIM dengan almarhumah SARAH.
4. Menetapkan bahagian masing-masing ahli waris dari almarhum RAHIM dan
almarhumah SARAH.
5. Menyatakan Sertipikat tanah hak milik atas nama KADIR Bin H. TARMAN alias
H. Kecik Nomor: 249 yang dikeluarkan oleh BPN pada tanggal 10-03-2006 tidak
berkekuatan hukum lagi.
6. Membebankan kepada Tergugat untuk membayar semua biaya yang timbul
dalam perkara ini.
b. Jawaban Tergugat.
Terhadap gugatan para Penggugat tersebut, pihak Tergugat mengajukan
jawaban sebagai berikut:
Dalam Eksepsi :
gugatan Penggugat a quo, ada 2 (dua) hal pokok gugatan Penggugat dengan
gugatannya, yakni:
1.1. Penetapan ahli waris dari Almarhum RAHIM dan Almarhumah SARAH
sekaligus Mal-Warisnya.
1.2. Status tanah seluas lebih kurang 8.501 m2 (delapan ribu lima ratus satu
meter bujur sangkar) yang terletak di dusun V, Desa Pematang Ganjang,
kecamatan Sei Rampah, kabupaten Serdang Bedagai dengan batas-batas
sebagaimana gugatan Penggugat a quo.
2. Bahwa sepanjang mengenai status tanah sebagaimana point angka 1.2 di atas hal
ini bukanlah merupakan kewenangan yang menjadi yurisdiksi Pengadilan
Agama, i.c. Pengadilan Agama Tebing Tinggi Deli, akan tetapi merupakan
kewenangan dan yurisdiksi Peradilan Umum i.c.. Pengadilan Negeri Tebing
Tinggi Deli, dengan alasan sebagai berikut:
2.1. Bahwa benar sebidang tanah yang menjadi objek sengketa dahulu adalah
milik orang tua Penggugat i.c.. Almarhum RAHIM dan Almarhumah
SARAH, akan tetapi sejak tahun 1997 tepatnya sejak tanggal 7 Juli 1997
tanah sengketa a quo telah dijual oleh orang tua Penggugat kepada Tergugat
sebagaimana ternyata dari akta Jual Beli nomor: 368/19/S.R.H/1997 tanggal
7 Juli 1997 yang dibuat oleh dan dihadapan H. BADAR selaku Pejabat
Pembuat Akta Tanah (PPAT).
Tergugat yang diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN)
kabupaten Serdang Bedagai.
2.3. Ini berarti bahwa tanah sengketa a quo secara hukum adalah milik Tergugat
dan bukan merupakan harta peninggalan orang tua Penggugat lagi karena
sudah mereka alihkan kepada Tergugat ketika mereka masih hidup, namun
demikian jika Penggugat tetap ingin mengatakan bahwa tanah sengketa a
quo adalah harta peninggalan dari orang tua Penggugat, maka dalam hal ini
telah terjadi “sengketa milik” yakni disatu sisi Penggugat mengatakan tanah
sengketa a quo adalah harta peninggalan dari orang tua Penggugat
sedangkan di sisi lain Tergugat menyatakan bahwa tanah sengketa a quo
adalah milik Tergugat.
2.4. Bahwa sengketa milik sebagaimana tersebut di atas adalah merupakan
perkara perdata bisaa, dimana wewenang untuk mengadilinya bukanlah
termasuk dalam yurisdiksi Pengadilan Agama i.c. Pengadilan Agama
Tebing Tinggi Deli, akan tetapi termasuk dalam kewenangan yurisdiksi
Pengadilan dalam Peradilan Umum i.c. Pengadilan Negeri Tebing Tinggi
Deli.
2.5. Bahwa disamping itu Tergugat bukanlah termasuk salah satu ahli waris dari
Almarhum RAHIM dan Almarhumah SARAH karena itu seandainyapun
(quadnon) Tergugat menguasai tanah yang menjadi objek sengketa tanpa sesuatu alasan hak pun menurut hukum, Peradilan yang berwenang untuk
Tinggi Deli, akan tetapi adalah Peradilan dalam Peradilan Umum i.c.
Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Deli.
Berdasarkan alasan-alasan dan argumentasi hukum sebagaimana tersebut di
atas, Tergugat memohon kepada Majelis Hakim yang mengadili dan memeriksa
perkara ini sebelum melanjutkan pemeriksaan perkara ini kiranya berkenan
mengambil suatu putusan sela yang amarnya berbunyi sebagai berikut: Sepanjang
mengenai status tanah yang menjadi objek sengketa a quo, Majelis menyatakan
tidak berwenang mengadilinya.
Terhadap jawaban Tergugat, Penggugat telah mengajukan jawaban yang pada
pokoknya berpegang teguh pada dalil gugatannya. Demikian pula pada persidangan
berikutnya, Tergugat juga telah mengajukan jawaban yang pada pokoknya berpegang
teguh pada jawabannya.