• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV METODE PENILITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

VII. PERSEPSI TERHADAP KONDISI WISATA ALAM Pariwisata menawarkan produk dan jasa, dimana produk wisata meliputi Pariwisata menawarkan produk dan jasa, dimana produk wisata meliputi

8.6 Economic Leakeage (Kebocoran Ekonomi)

Dari total pengeluaran wisatawan terdapat kebocoran eknomi (economic leakage) karena adanya transaksi ekonomi di luar lokasi wisata seperti biaya transportasi yang dihitung dari harga BBM yang dihabiskan untuk menuju lokasi wisata. Estimasi aliran uang yang terjadi di kawasan wisata alam Tanjung Mutiara Danau Singkarak pada akhir pekan adalah sebesar Rp 12 555 375, namun direct spending dari aliran uang tersebut tidak seluruhnya sampai kepada masyarakat lokal karena terjadi kebocoran ekonomi sebesar 20.3 persen yaitu Rp 2 548 875 untuk biaya transportasi.

71

IX. ANALISIS TINGKAT PENGARUH DAN KEPENTINGAN

STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN WISATA

9.1 Analisis Stakeholder

Dalam merumuskan suatu kebijakan yang terkait dengan pengelolaan wisata di kawasan wisata Tanjung Mutiara Danau Singkarak diperlukan kerjasama berbagai pihak. Berbagai stakeholder memiliki peran penting dalam kebijakan pengelolaan kawasan wisata tersebut. Stakeholder yang terlibat dalam kegiatan wisata di kawasan wisata Tanjung Mutiara Danau Singkarak adalah Pemerintah Daerah, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Nagari, pelaku kegiatan wisata, pelaku usaha dan nelayan (masyarakat lokal), serta LKM (Lembaga Keswadayaan Masyarakat). Masing-masing pihak tentunya memiliki tingkat kepentingan dan pengaruh yang berbeda dalam menjalankan perannya.

Analisis stakeholder perlu dilakukan untuk menentukan pihak-pihak yang berkompeten dalam merumuskan suatu kebijakan. Stakeholder dapat diartikan sebagai individu, kelompok atau lembaga yang kepentingannya dipengaruhi oleh kebijakan atau pihak yang tindakannya secara kuat mempengaruhi kebijakan. Setiap stakeholder memiliki pengaruh dan kepentingan dalam kebijakan pengelolaan wisata. Stakeholder yang memiliki kepentingan dan pengaruh tinggi merupakan stakeholder primer dimana stakeholder tersebut dapat dilibatkan secara langsung dalam pengelolaan. Sedangkan stakeholder sekunder merupakan stakeholder yang dapat dilibatkan secara tidak langsung dalam pengelolaan.

Kepentingan stakeholder dalam pengelolaan wisata dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Sedangkan pengaruh stakeholder yang berbeda-beda dalam pengelolaan dipengaruhi oleh politik, birokrasi, dan struktural. Hasil kajian pada Tabel 43 digunakan sebagai dasar dalam penyusunan Aktor Grid atau matriks kepentingan dan pengaruh stakeholder dalam pengelolaan wisata alam Tanjung Mutiara Danau Singkarak di Kabupaten Tanah Datar.

Identifikasi stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan objek wisata Tanjung Mutiara dapat dilihat pada Tabel 43. Nilai kepentingan dan pengaruh masing-masing stakeholder kemudian dipetakan dalam sebuah gambar seperti terlihat pada Gambar 9. Berdasarkan pemetaan tersebut dapat terlihat bahwa stakeholder yang paling dominan dalam pengelolaan objek wisata Tanjung

72

Mutiara di Danau Singkarak adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tanah Datar dan Pemerintahan Nagari Batu Taba. Sedangkan stakeholder yang paling lemah adalah Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH).

Tabel 43. Identifikasi Stakeholder Pengelolaan Objek Wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak

Stakeholder Kriteria evaluasi

Kepentingan Skor Pengaruh Skor

S F P Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Mengembangkan pariwisata Meningkatkan atraksi wisata dan

melakukan promosi

4 4 3 4 3.67

Dinas Pekerjaan Umun (PU) Kabupaten

Membangun sarana dan prasarana wisata

Meningkatkan fasilitas wisata

3 3 3 4 3.33 Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Melakukan perencanaan pembangunan daerah di kawasan wisata

Membuat rencana penganggaran pembangunan pariwisata

2 3 2 3 2.67

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten

Membina masyarakat nelayan dengan mengadakan pelatihan dan seminar mengenai perikanan 3 3 4 4 3.67 Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Mengelola lingkungan

Pengawasan pemanfaatan lingkungan hidup

2 2 2 2 2

Pemerintah Kecamatan

Mengawasi pengelolaan kegiata wisata 2 3 3 3 3 Pemerintah

Nagari

Mengelola kegiatan pariwisata Meningkatkan fasilitas wisata

4 4 3 3 3.33

Pelaku usaha Meningkatkan kesejahteraan Meningkatkan aktivitas ekonomi

3 3 2 1 2

pnpm desa Fasilitator pengumpulan bantuan pariwisata

Penyalur bantuan pariwisata

3 2 3 2 2.33

LKM Mengelola penerimaan bantuan pariwisata

3 2 2 2 2

Masyarakat pengelola

Mengelola kegiatan wisata

Meningkatkan pendapatan masyarakat

3 3 3 2 2.67 Masyarakat sekitar dan Nelayan Meningkatkan kesejahteraan Memperoleh pekerjaan 4 3 2 1 2

73

Keterangan :

1 = Disbudpar 7 = P. Nagari/Desa 2 = Dinas PU 8 = Pelaku Usaha 3 = BAPPEDA 9 = pnpm desa

4 = DPK 10 = LKM

5 = BPLH 11 = Masy. Pengelola 6 = P.Kecamatan 12 = Masy. Sekitar & nelayan

Gambar 9. Pemetaan Stakeholder dalam Pengelolaan Objek Wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak

Berdasarkan hasil pemetaan aktor menurut tingkat kepentingan dan pengaruhnya dalam pemanfaatan dan pengelolaan objek wisata Tanjung Mutiara Danau Singkarak dapat dilihat pada Gambar 9. Kudadran A ditempati oleh pelaku usaha, pnpm Pariwisata, Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM), serta masyarakat sekitar dan nelayan. Artinya, kelompok ini memiliki kepentingan tinggi dalam pengelolaan objek wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak, akan tetapi memiliki pengaruh yang rendah sehingga tidak langsung terlibat dalam pengambilan dan perumusan berbagai kebijakan pengelolaan wisata tersebut. Kelompok ini memiliki ketergantungan tinggi dalam hal kepentingan ekonomi yang sangat dipengaruhi oleh jumlah kunjungan wisatawan di kawasan wisata Tanjung Mutiara Danau Singkarak. Stakeholder yang terdapat dalam kuadran ini memiliki kepentingan dan pengaruh masing-masing. Pelaku usaha memiliki kepentingan meningkatkan kesejahteraan dengan cara membuka usaha dalam

1 4 3 2 5 6 7 8 , 10 9 11 12 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 0 1 2 3 4 5 T ingk at K epent ingan Tingkat Pengaruh kuadaran A kuadran B kuadran C kuadran D

74

kegiatan wisata di kawasan wisata Tanjung Mutiara Danau Singkarak yaitu menyediakan produk dan jasa wisata yang dapat dikonsumsi atau digunakan oleh wisatawan. Sedangkan jika dilihat dari tingkat pengaruhnya, pelaku usaha berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung / wisatawan dan jumlah kunjungan wisatawan. Apabila wisatawan merasa puas dengan produk dan jasa wisata yang disediakan oleh pelaku usaha, maka peluang wisatawan untuk berkunjung kembali akan meningkat, demikian pula sebaliknya.

Stakeholder yang kedua dalam kuadran A yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat di bidang pariwisata Desa Batu Taba. Pnpm desa memiliki kepentingan sebagai fasilitator atau wadah pengumpulan bantuan yang diajukan oleh masyarakat pengelola serta LKM. Bantuan tersebut diberikan oleh pemerintah untuk kegiatan wisata di Tanjung Mutiara Danau Singkarak. Pengaruh dari pnpm Pariwisata tersebut adalah keberadaannya dapat mempengaruhi keefektifan penyaluran bantuan pariwisata yang diberikan oleh pemerintah. Stakeholder yang ketiga yaitu Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM). LKM berkepentingan dalam mengelola bantuan pariwisata dan bertugas mengajukan permohonan bantuan kepada fasilitator dan kemudian fasilitator pada pnpm pariwisata akan mengajukan lagi permohonan tersebut kepada pemerintah. Pengaruh dari LKM tersebut adalah dapat mengkoordinir dan mengelola bantuan pariwisata yang diberikan oleh pemerintah secara efektif.

Stakeholder yang keempat yang terdapat pada kuadran A yaitu masyarakat sekitar dan nelayan. Masyarakat sekitar dan nelayan memiliki kepentingan yaitu meningkatkan kesejahteraan dan memperoleh pekerjaan. Kelompok ini sangat bergantung pada keberadaan Danau Singkarak, khususnya bagi nelayan karena danau tersebut merupakan sumber mata pencaharaian. Dengan adanya objek wisata ini maka masyarakat sekitar dan nelayan dapat memperoleh kesempatan kerja dengan membuka berbagai usaha kecil menengah terkait kegiatan wisata. Sebagai contoh, para istri dari nelayan yang tinggal di sekitar kawasan wisata dapat bekerja sebagai penjual ikan dan kerang olahan kepada pengunjung. Masyarakat sekitar dan nelayan juga memiliki pengaruh terhadap pengelolaan objek wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak. Dalam pengambilan keputusan suatu kebijakan pengelolaan wisata, masyarakat sekitar dan nelayan

75 juga dilibatkan secara langsung karena masyarakat sekitar dapat mempengaruhi kepuasan pengunjung terhadap produk yang dihasilkannya dan nelayan dapat mempengaruhi ketersediaan ikan di Danau Singkarak dan dapat mempengaruhi kualitas perairan danau.

Kuadran B dalam hal ini ditempati oleh Dinas Kebudayaan dan Priwisata Kabupaten Tanah Datar, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanah Datar, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tanah Datar, Pemerintahan Nagari / Desa Batu Taba, dan masyarakat pengelola. Kelompok ini dinilai memiliki kepentingan dan pengaruh tinggi dalam pengelolaan dan pemanfaatan Danau Singkarak sebagai objek wisata khususnya kawasan Tanjung Mutiara termasuk dalam hal perumusan berbagai peraturan baik formal maupun non-formal. Sama halnya dengan kuadran A, stakeholder yang terdapat pada kuadran B juga memiliki kepentingan dan pengaruh masing-masing. Stakeholder yang pertama yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tanah Datar yang memiliki kepentingan dalam mengembangkan pariwisata, meningkatkatkan atraksi wisata, dan melakukan promosi mengenai objek wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak. Untuk mengembangkan dan meningkatkan pariwisata tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata malakukan pembangunanserta pembaharuan fasilitas-fasilitas wisata. Apabila dilihat dari sisi pengaruhnya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tanah Datar memiliki pengaruh yang paling tinggi dalam pengambilan keputusan suatu kebijakan mengenai pengelolaan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak karena Dinas Kebudayaan dan Pariwisata merupakan stakeholder yang paling berwenang diantara stakeholder-stakeholder lainnya.

Stakeholder yang kedua yaitu Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Tanah Datar. Dinas PU memiliki kepentingan dalam membangun sarana dan prasarana wisata serta meningkatkan fasilitas wisata di kawasan wisata alam Tanjung Mutiara Danau Singkarak. Dalam hal ini Dinas PU bertugas membangun dan memperbaiki sarana dan prasarana seperti jalan, jembatan, serta meningkatkan fasilitas wisata seperti toilet umum. Disamping itu, Dinas PU juga memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan suatu kebijakan pengelolaan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak yaitu dalam pengambilan keputusan suatu kebijakan pembangunan sarana dan prasarana serta peningkatan

76

fasilitas wisata. Stakeholder yang ketiga yang terdapat pada kuadran B adalah Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tanah Datar. Dinas Perikanan dan Kelautan memiliki kepentingan dalam pengawasan pemanfaatan sumberdaya perikanan di perairan Danau Singkarak serta membina masyarakat nelayan dengan mengadakan pelatihan dan seminar mengenai perikanan. Dinas Perikanan dan Kelautan juga memiliki pengaruh dalam pengelolaan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak dimana Dinas ini bisa bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk mengembangkan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak seperti wisata pancing. Untuk mengembangkan kegiatan wisata ini, tentunya perlu keputusan suatu kebijakan pengelolaan dari kedua dinas tersebut.

Stakeholder yang keempat pada kuadran B adalah Pemerintah Nagari / Desa Batu Taba. Pemerintah Nagari Batu Taba memiliki kepentingan dalam pengelolaan langsung kegiatan wisata di kawasan wisata Tanjung Mutiara Danau Singkarak, meningkatkan fasilitas wisata, serta memberikan kesempatan kerja pada masyarakat sekitar kawasan wisata tersebut. Berdasarkan hasil wawancara, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga memberikan wewenang pengelolaan yang lebih besar kepada Pemerintah Nagari / Desa Batu Taba untuk mengelola secara langsung kegiatan wisata di kawasan wisata Tanjung Mutiara karena Pemerintahan Nagari / Desa Batu Taba merupakan lembaga pemerintah yang berada paling dekat dengan lokasi wisata. Namun, kegiatan wisata tersebut tetap dibawah pengawasan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Pemerintahan Nagari / Desa Batu Taba juga memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan suatu kebijakan pengelolaan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak karena lembaga inilah yang mengelola tempat serta kegiatan wisata secara langsung.

Stakeholder kelima yang terdapat pada kuadran B adalah masyarakat pengelola.Masyarakat pengelola merupakan penduduk sekitar yang dipekerjakan oleh Pemerintah Nagari / Desa Batu Taba untuk mengelola kegiatan wisata yang berlangsung setiap hari di kawasan tersebut. Selain itu masyarakat pengelola juga memiliki kepentingan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Meningkatkan pendapatan masyarakat dalam hal ini maksudnya adalah masyarakat pengelola dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitar

77 untuk membuka usaha kecil menengah atau usaha sampingan untuk menambah pemasukan mereka. Masyarakat pengelola juga memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan suatu kebijakan pengelolaan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak karena masyarakat pengelola memiliki informasi yang paling besar dalam perkembangan wisata dan kegiatan wisata yang terjadi di kawasan tersebut. Tingginya kepentingan dan pengaruh stakeholder-stakeholder yang terdapat pada kuadran B juga bertujuan untuk memperjuangkan kepentingan stakeholder-stakeholder yang terdapat pada kuadran A.

Kuadran C dalam analisis ini ditempati oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH). Kelompok ini dinilai tidak terlalu memiliki kepentingan dan pengaruh terhadap pengelolaan wisata dan pemanfaatan sumberdaya lainnya di perairan Danau Singkarak. Badan Pengelola Lingkungan Hidup memiliki kepentingan dalam mengelola lingkungan serta melakukan pengawasan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup di sekitar kawasan wisata alam Tanjung Mutiara Danau Singkarak, tetapi tingakat kepentingannya tergolong rendah karena untuk pengelolaan lingkungan di sekitar kawasan wisata alam Tanjung Mutiara Danau Singkarak tidak hanya tergantung pada Badan Pengelola Lingkungan Hidup, tetapi juga dapat dilakukan oleh pihak-pihak lain yang mampu mengelola lingkungan tersebut. Apabila dilihat dari sisi pengaruhnya, Badan Pengelola Lingkungan Hidup memiliki tingkat pengaruh yang rendah karena lembaga ini tidak begitu berpengaruh terhadap pengambilan keputusan suatu kebijakan pengelolaan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak dan dapat dilibatkan secara tidak langsung, seperti mendengarkan pendapat atau masukan dari Badan Pengelola Lingkungan Hidup.

Pada kuadran terakhir yaitu kuadran D ditempati oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan Pemerintahan Kecamatan Batipuh Selatan. Kelompok ini dinilai memiliki pengaruh tinggi dalam pengelolaan objek wisata Tanjung Mutiara dan pemanfaatan sumberdaya lainnya di perairan Danau Singkarak. Namun, kelompok ini tidak memiliki kepentingan yang tinggi terhadap objek wisata dan sumberdaya lainnya di perairan Danau Singkarak. Seperti kuadran-kuadran lainnya, stakeholder-stakeholder yang terdapat pada kuadran D juga memiliki kepentingan dan pengaruh masing-masing. Stakeholder yang

78

pertama yaitu Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tanah Datar.BAPPEDA memiliki kepentingan dalam melakukan perencanaan pembangunan daerah di kawasan wisata serta membuat rencana penganggaran pembangunan pariwisata di kawasan wisata alam Tanjung Mutiara Danau Singkarak. Apabila dilihat dari sisi pengaruhnya, pengaruh BAPPEDA dalam pengelolaan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak tidak terlalu tinggi atau dengan kata lain tidak terlalu berpengaruh karena BAPPEDA tidak begitu mengetahui secara langsung kegiatan wisata yang berlangsung di kawasan wisata dan hanya memberikan beberapa anggaran untuk pembangunan di kawasan wisata tersebut.

Stakeholder yang kedua yang terdapat pada kuadran D adalah Pemerintah Kecamatan Batipuh Selatan. Pemerintah Kecamatan memiliki kepentingan dalam mengawasi pengelolaan kegiatan wisata di kawasan Tanjung Mutiara Danau Singkarak. Dari hasil wawancara dengan camat dan staf kecamatan tersebut, pengelolaan wisata lebih diserahkan kepada Pemerintahan Nagari / Desa Batu Taba agar pemerintahan nagari tersebut dapat mengembangkan kegiatan wisata yang memberikan manfaat secara ekonomi bagi masyarakat sekitar dan dapat memantau secara langsung kegiatan wisata yang terjadi di kawasan wisata Tanjung Mutiara Danau Singkarak. Dari segi pengaruhnya, Pemerintah Kecamatan Batipuh Selatan memiliki pengaruh yang cukup tinggi dalam pengelolaan wisata dan pemanfaatan sumberdaya lainnya di perairan Danau singkarak, tetapi untuk pengambilan keputusan suatu kebijakan pengelolaan wisata Pemerintah Kecamatan tidak dilibatkan secara langsung.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pemerintah (sektor publik) sangat mendasar dalam pengembangan wista alam. Pemerintah memiliki otoritas untuk menyusun kebijakan dan pengendalian tentang pemanfaatan kawasan dan sumberdaya alam yang terdapat di dalamnya. Berdasarkan pemetaan stakeholder tersebut, sangatlah penting proporsi keterlibatan stakeholder yang tepat. Stakeholder-stakeholderyang dilibatkan dalam pengelolaan objek wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak dibagi menjadi dua, yaitu stakeholder yang harus dilibatkan secara langsung dan stakeholder yang tidak harus dilibatkan secara langsung yang dipisahkan oleh garis diagonal pada Gambar 19. Stakeholder yang harus dilibatkan secara

79 langsung meliputi: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tanah Datar, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanah Datar, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tanah Datar, Pemerintahan Nagari Batu Taba, pnpm Desa Batu Taba, masyarakat pengelola, serata masyarakat sekitar dan nelayan.

Sedangkan stakeholder yang tidak harus dilibatkan secara langsung diantaranya, Badan Perancanaa dan Pembangunan Daerah, Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Datar, Pemerintahan Kecamatan Batipuh Selatan, pelaku usaha, dan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM). Stakeholder-stakeholder ini tetap harus dilibatkan secara tidak langsung, misalnya melalui mendengarkan pendapat atau informasi. Hasil analisis aktor (stakeholder) pengelolaan wisata di kawasan wisata alam Tanjung Mutiara Danau Singkarak menyatakan bahwa masing-masing aktor (stakeholder) memiliki peran dan kepentingan yang berbeda-beda. Akan tetapi, hubungan antar aktor (stakeholder) harus tetap dijaga karena sangat menentukan dalam pengelolaan wisata alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa pengelolaan wisata pada objek wisata Tanjung Mutiara di Danau Singkarak belum optimal. Hal tersebut dilihat dari beberapa lembaga pemerintah belum melaksanakan perannya secara optimal dalam pembangunan dan pengembangan wisata. Contohnya yaitu dalam masalah kebersihan yang seharusnya dikelola oleh Dinas Kebersihan tetapi pada objek wisata ini Dinas Kebersihan tidak memiliki kontribusi dan peran yang nyata dalam mengelola kebersihan di lokasi tersebut, seperti tidak adanya bantuang berupa tempat sampah dan tidak ada petugas kebersihan yang tetap. Selain itu kerjasama antara stakeholder yang terlibat juga belum maksimal sehingga dapat menghambat atau memperlambat pembangunan dan pengembangan wisata di kawasan wisata alam Tanjung Mutiara Danau Singkarak tersebut.

80

X KESIMPULAN DAN SARAN