• Tidak ada hasil yang ditemukan

Edukasi dan Perlindungan Konsumen

Dalam dokumen Booklet Perbankan Indonesia 2016 (Halaman 49-54)

PENGATURAN DAN PENGAWASAN

F. Edukasi dan Perlindungan Konsumen

Berdasarkan Pasal 4 UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK disebutkan bahwa salah satu tugas OJK adalah memberikan perlindungan kepada Konsumen dan/atau masyarakat.

Kebijakan OJK untuk meningkatkan literasi keuangan diharapkan dapat meningkatkan inklusi keuangan yang diikuti pula oleh perlindungan konsumen yang baik. Melalui edukasi keuangan, masyarakat dan konsumen dapat lebih memahami fitur dasar, hak dan kewajibannya sebelum dan saat memanfaatkan produk keuangan. Edukasi keuangan yang meningkatkan literasi keuangan selanjutnya dapat mendorong masyarakat untuk memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhannya. Selanjutnya konsumen keuangan dan masyarakat yang memiliki pemahaman baik mengenai produk dan layanan jasa keuangan akan dapat mengurangi potensi terjadinya kerugian konsumen yang diakibatkan karena ketidakpahaman, ketidakjelasan, kurangnya, atau kesalahan informasi yang diberikan oleh LJK, sehingga dapat mengurangi pengaduan terkait produk dan jasa yang diberikan. Hal tersebut juga harus didukung dengan LJK yang menerapkan

prinsip-prinsip perlindungan konsumen yaitu (1) dalam memberikan informasi yang memadai secara transparan guna membangun literasi keuangan masyarakat; (2) memperlakukan konsumen dengan adil; (3) andal dalam menyediakan jasa keuangan; (4) menjaga kerahasiaan data konsumen; serta (5) dapat menangani pengaduan dan menyelesaikan sengketa konsumen dengan sederhana, cepat, dan biaya terjangkau.

OJK memiliki dua pendekatan dalam melakukan fungsinya di bidang edukasi dan perlindungan konsumen SJK yaitu:

1. Aksi preventif

Aksi preventif dilakukan dalam bentuk pengaturan dan pelaksanaan di bidang edukasi dan perlindungan konsumen. Edukasi bersifat preventif diperlukan sebagai langkah awal untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat sehingga mereka memiliki pemahaman yang baik atas produk dan layanan jasa keuangan. Edukasi keuangan tersebut dilakukan dengan memberikan pemahaman kepada konsumen dan/atau masyarakat mengenai fitur dasar, manfaat dan risiko produk dan layanan jasa keuangan, serta hak dan kewajiban konsumen keuangan.

Kegiatan preventif dilakukan melalui berbagai media dan cara yaitu melalui:

a. Pemberian informasi dan edukasi keuangan baik secara langsung (tatap muka), melalui iklan layanan masyarakat, dan melalui media online (sikapiuangmu.ojk.go.id, dan media sosial);

b. Pelayanan pengaduan konsumen dan/atau masyarakat melalui Layanan Konsumen OJK;

c. Market intelligence untuk mencegah potensi kerugian yang dialami oleh konsumen; d. Penilaian Mandiri yang disampaikan oleh

Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK); e. Thematic Surveillance; dan

f. Tindakan penghentian kegiatan atau tindakan lain.

Dalam aksi preventif ini, selain melakukan edukasi dan menyampaikan informasi, OJK juga

harus memastikan bahwa produk dan jasa yang disediakan LJK memenuhi prinsip perlindungan konsumen.

2. Aksi represif

Aksi represif dilakukan dalam bentuk penyelesaian pengaduan, fasilitasi penyelesaian sengketa, penghentian kegiatan atau tindakan lain, dan pembelaan hukum untuk melindungi konsumen. OJK melakukan tindakan preventif dan represif yang mengarah pada inklusi keuangan dan stabilitas sistem keuangan. Pelaksanaan fungsi OJK di bidang edukasi dan perlindungan konsumen diharapkan dapat menumbuhkembangkan rasa percaya diri masyarakat untuk menggunakan produk dan jasa keuangan serta menciptakan pasar yang wajar dan teratur. Kepercayaan dan keyakinan konsumen pada suatu pasar keuangan yang berfungsi secara baik merupakan prasyarat dalam menjaga stabilitas, pertumbuhan, efisiens dan inovasi keuangan dalam jangka panjang. Tindakan represif dilakukan dengan cara: a. Fasilitasi penyelesaian pengaduan; dan

b. Pembelaan hukum konsumen (memerintahkan PUJK untuk menyelesaikan pengaduan konsumen).

Gambar 3.4: Perlindungan Konsumen dan Masyarakat

PERLINDUNGAN KONSUMEN EDUKASI DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN INFORMASI DAN EDUKASI PELAYANAN PENGADUAN MARKET INTELIGENCE SELf ASSESMENT ThEMATIC SuRvEILLANCE TINDAKAN PENGHENTIAN KEGIATAN ATAU TINDAKAN LAIN FASILITAS PENYELESAIAN PENGADUAN PEMbELAAN HUKUM KONSUMEN (MEMERINTAHKAN PUjK UNTUK MENYELESAIKAN PENGADUAN KONSUMEN) REPRESIF PREVENTIF

3. Layanan Konsumen Terintegrasi OJK

Pembentukan Layanan Konsumen Terintegrasi merupakan salah satu bentuk implementasi amanat undang-undang OJK dalam upaya memberikan edukasi dan perlindungan konsumen dan masyarakat terhadap pelanggaran UU dan peraturan di sektor keuangan di bawah kewenangan OJK.

Ada beberapa cara untuk mengakses layanan ini yaitu: Telepon : (kode area lokal) 1500-655

E-Mail : konsumen@ojk.go.id

Faksimili : (021) 386-6032

Website : http://sikapiuangmu.ojk.go.id

Layanan Konsumen OJK tidak memunggut biaya dari konsumen. Ada 3 jenis Layanan Konsumen OJK yang bisa didapatkan masyarakat.

a. Layanan Konsumen OJK bisa menjadi tempat bagi konsumen keuangan dan masyarakat untuk meminta informasi.

b. Menjadi tempat bagi konsumen untuk menyampaikan informasi.

c. Menjadi tempat bagi konsumen untuk menyampaikan pengaduan yang berkaitan dengan produk dan/atau jasa yang dibuat dan ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan di bawah kewenangan OJK. Khusus untuk penyampaian pengaduan, kelengkapan dokumen yang diperlukan adalah sebagai berikut:

1) Bukti telah menyampaikan pengaduan kepada LJK terkait dan/atau jawabannya; 2) Identitas diri lengkap;

3) Deskripsi pengaduan; dan 4) Dokumen pendukung (jika ada)

Pelayanan Konsumen Keuangan Terintegrasi menerapkan fasilitas dengan sistem:

a. Trackable

Dengan sistem trackable, setiap saat konsumen dapat mengetahui perkembangan penyelesaian pengaduan yang disampaikan kepada OJK.

b. Traceable

proses penyelesaian pengaduan atau sengketa yang tidak dapat diselesaikan antara LJK dan konsumennya, dan dimohonkan fasilitasi penyelesaiannya oleh konsumen kepada OJK 4. Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS)

LAPS adalah lembaga independen yang memberikan layanan penyelesaian sengketa di luar pengadilan. Penyelesaian sengketa melalui LAPS dilakukan apabila penyelesaian sengketa antara konsumen dengan LJK Internal Dispute Resolution (IDR) tidak mencapai kesepakatan. LAPS menyediakan layanan penyelesaian sengketa yang mudah diakses, cepat, murah, serta dilakukan oleh SDM yang kompeten dan paham mengenai SJK.

Sektor perbankan telah memiliki Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Perbankan Indonesia (LAPSPI) dan beroperasi pada awal tahun 2016.

Jenis layanan LAPSPI: a. Mediasi

Cara penyelesaian sengketa melalui pihak ketiga (mediator) untuk membantu pihak yang bersengketa mencapai kesepakatan.

b. Ajudikasi

Cara penyelesaian sengketa melalui pihak ketiga (ajudikator) untuk menjatuhkan putusan atas sengketa yang timbul di antara pihak yang dimaksud. Putusan ajudikasi mengikat para pihak, jika konsumen menerima. Dalam hal konsumen menolak, konsumen dapat mencari upaya penyelesaian lainnya.

c. Arbitrase

Cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa. Putusan arbitrase bersifat final dan mengikat para pihak.

Dalam dokumen Booklet Perbankan Indonesia 2016 (Halaman 49-54)