• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksperimen Produksi

BAB IV EKSPERIMEN PRODUKSI DAN PERSEPTUAL

4.2 Eksperimen Produksi

Eksperimen pertama yang dilakukan adalah eksperimen produksi yang akan mengkaji bagaimana struktur melodik dan struktur temporal, baik tuturan deklaratif, interogatif dan imperatif dalam bahasa Prancis oleh pembelajar bahasa Prancis di Sumatera Utara. Dengan eksperimen itu struktur melodik dapat dideskripsikan melalui pengukuran komponen-komponen melodik seperti tinggi nada awal, nada final, puncak nada, dan julat nada. Atas setiap komponen itu selain akan ditemukan tinggi rata-rata, juga akan ditemukan nilai terendah dan tertinggi setiap komponen melodik yang diukur. Atas hasi pengukuran komponen-komponen itu kemudian dirumuskan struktur melodik yang membentuk alir nada,

dan atas pola-pola alir nada itu kemudian struktur melodik tuturan secara total dapat ditentukan.

4.2.1 Instrumen

Untuk mengetahui secara pasti apakah ciri prosodi tertentu dalam tuturan itu distingtif atau tidak, pembeda-pembeda lain seperti pembeda leksikal antara tuturan deklaratif, interogatif dan imperatif akan dihindarkan sehingga tuturan yang akan dibandingkan adalah benar-benar sama dari sisi leksikal. Dengan demikian, jika ada perbedaan makna dalam modus dapat dipastikan bahwa perbedaan itu semata-mata diakibatkan oleh ciri prosodiknya.

Untuk tujuan itu, data berupa tuturan yang benar-benar spontan sangat tidak mungkin diperoleh. Selain kualitas audio rekaman yang tidak baik, juga hampir tidak memperoleh tuturan yang unsur leksikalnya sama. Oleh karena itu, tuturan pemeranan (acted speech) dipilih untuk mengumpulkan data. Setelah ditentukan kondisi yang berbeda setiap tuturan – subjek diminta menuturkan 4 (empat) kalimat target yang berbeda modusnya. Kalimat-kalimat target itu adalah sebagai berikut.

a. Pierre va au cinema [ pjR va o sinema]

“Pierre pergi ke bioskop”

b. Est-ce que Pierre va au cinéma? [s ka pjR va o sinema]

“Apakah Pierre pergi ke bioskop”

[a vk ki pjR va o sinema]

“Dengan siapa Pierre pergi ke bioskop?”

d. Allez! [a le]

“Ayo”

Kalimat target itu direalisasikan sebagai tuturan modus dengan berbagai jenis modus seperti (1) deklaratif, (2) interogatif-total, (3) interogatif parsial dan (4) imperatif. Kalimat target tersebut direalisasikan kepada mahasiswa yang belajar Bahasa Prancis di Sumatera Utara yaitu di Unimed, STBA Harapan, UMSU dan STBA ITMI.

Tuturan yang diperoleh dengan cara diatas menjadi data primer penelitian ini. Penguluran diri akustik dan analisis lebih lanjut akan didasarkan pada data itu. Data direkam dengan alat Sony Stereo Cassette Recorder kaset perekam yang digunakan bermerek Sony dan Maxell yang bertipe TEC I/Normal dengan EQ 120

µs berdurasi 60 menit.

Keunggulan alat perekam ini adalah, pertama, kepekaan penekanan yang diatur sesuai dengan kenyaringan suara subjek; kedua alat ini bisa merekam suara dalam format stereo sehingga tuturan setiap subjek dalam tuturan dapat dialokasikan dalam trek berbeda. Cara itu akan mempermudah proses digitalisasi rekaman untuk pemrosesan lebih lanjut.

Validasi instrumen produksi ini dimaksudkan untuk menguji apakah subjek penelitian dapat memproduksi tuturan seperti apa yang dimaksudkan peneliti. Validasi dilakukan dengan cara mencoba instrumen untuk pengumpulan data kepada empat subjek yang dipilih secara acak murni, lalu kalimat-kalimat

target yang diproduksinya diuji persepsikan kepada subjek lain. Dalam uji persepsi, subjek diminta menilai apakah tuturan subjek uji coba bermodus deklaratif, interogatif total, interogatif parsial dan imperatif. Instrumen dianggap baik apabila ke empat subjek uji coba mempunyai persepsi yang sama terhadap perintah-perintah di dalam instrumen.

Setelah melalui revisi instrumen yang berulang-ulang akibat hasil validasi yang dilakukan ke seluruh Bahasa Prancis di Sumatera Utara, akhirnya instrumen mencapai kendala yang diinginkan. Pembandingan modus tuturan subjek diuji cobakan (dengan anova).

4.2.2. Subjek

Data direkam dari 30 orang subjek penelitian (6 laki-laki dan 24 perempuan). Ketiga puluh data terdiri dari 26 mahasiswa bahasa Prancis di Unimed dengan latar belakang etnis yang berbeda-beda yaitu Tobasa, Karo dan Melayu, dan 4 penutur asli Bahasa Prancis.

4.2.3. Data

Data seluruhnya berjumlah 368 tuturan secara rinci, jumlah data yang terkumpul itu memuat tipe tuturan dan jenis kelamin penuturnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1: Jumlah Data Primer dan Sekunder menurut Tipe Tuturan dan Jenis Kelamin Penutur.

Data Subjek Tipe Tuturan Jumlah Deklaratif Interogatif Total Interogatif Parsial Imperatif Mahasiswa L 12 12 12 12 48 P 66 66 66 66 264 Penutur Asli L 8 8 8 8 32 P 6 6 6 6 24 Jumlah 92 92 92 92 368

Dari 368 data, kemudian dilakukan uji perseptual yang dimaksudkan untuk menyeleksi data primer atas kesempurnaan intonasinya. Uji perseptual itu melibatkan 4 (empat) orang subjek penutur asli bahasa Prancis yang termasuk subjek dalam eksperimen produksi. Mereka diminta mengidentifikasi semua data apakah tuturan itu merupakan pernyataan atau pertanyaan dan apakah intonasinya baik atau tidak.

4.2.4. Analisis Akustik

Pengukuran dan pendeskripsian cirri prosodic tuturan dilakukan dengan mengadopsi sebagian tahapan dalam rancangan IPO (Instituut Voor Perceptie Onderzoek). Seluruh proses dalam IPO dimulai dari tuturan yang kemudian untuk memperoleh kurva melodik tuturan itu, dilakukan pengukuran frekuensi fundamental kemudian dengan berpatokan pada kesamaan perseptual (perceptual equality) kurva Fo hasil pengukuran itu disederhanakan untuk membuat salinan serupa (close copy). Pada tahap ini dilakukan sebenarnya adalah penyederhanaan atau sstilisasi (stylization) dengan menghilangkan detail Fo yang dianggap tidak relevan. Dengan demikian salinan serupa akan memuat semua alir nada yang relevan saja.

(A) (B)

pjeR va o si ne ma

Gambar 4.1: Suara

Kurva Fo asli seperti yang tampak pada bagian (A) dalam gambar diatas mengandung rangkaian nada yang sebagian besar sebenarnya tidak relevan. Tahap stilisasi menghasilkan kontur sederhana seperti yang tampak pada bagian (B). pada kontur ini hanya terdapat beberapa nada yang benar-benar relevan sebagai hasil stilisasi.

Setelah setiap kurva Fo distilisasi, tahap berikutnya adalah pembakuan kontur terstilisasi itu dengan kembali menyederhanakan alir nada terstilisasi itu dalam bentuk-bentuk baku biasanya dengan menggunakan referen. Ada tiga garis referen yaitu baseline, midline, dan topline. Lalu meletakkan kontur terstilisasi diantara referen itu kemudian ditentukan Fo relevan mana yang berposisi di

baseline, Fo mana yang berposisi pada midline dan Fo mana yang berposisi pada

topline. Atas gerak nada yang dibakukan itu kemudian dirumuskan kaidah kombinasi alir nada untuk membentuk berbagai kemungkinan kontur intonasi yang berterima. Kajian ini akan diawali dengan pengukuran Fo asli tuturan yang kemudian distilisasi untuk menghasilkan salinan serupa. Setelah salinan serupa diperoleh, tahap berikutnya, pembakuan akan dilakukan penghitungan F0 komponen-komponen ciri melodik seperti nada awal, nada akhir dan nada

tertinggi sehingga merumuskan relasi satu nada dengan nada yang lain, baik dalam bentuk alir nada maupun kontur intonasi secara utuh.

Seperti halnya IPO, dalam penelitian ini alir nada mempunyai posisi yang penting sebagai satuan deskripsi intonasi. Dalam hal itu, alir nada hanya terdapat dalam konstituen pembentukan tuturan. Cara ini diperoleh sebab dalam penelitian pendahuluan diperoleh kecenderungan bahwa setiap pewatas konstituen itu juga menunjukkan spesifikasi nada yang tampaknya berfungsi juga sebagai akhir alir nada.

Proses pendeskripsian ciri temporal dilakukan dengan lebih sederhana. Proses diawali dengan segmentasi dilakukan hingga segmen-segmen tunggal, penghitungan durasi tidak dilakukan atas segmen-segmen tunggal, penghitungan durasi tidak dilakukan atas segmen tunggal. Mengingat tujuan pengukuran sekedar unutk membedakan ciri temporal tuturan deskriptif, tuturan interogatif dan tuturan imperatif.

Dokumen terkait