• Tidak ada hasil yang ditemukan

Elemen Alternatif Pada Pengembangan Balai Mekanisasi Pertanian Jawa Barat

JAWA BARAT

4) Mengembangkan dan Mendiseminasikan Teknologi Mekanisasi Pertanian BPT Mekanisasi Pertanian memiliki wewenang dalam pengembangan

6.2.4. Elemen Alternatif Pada Pengembangan Balai Mekanisasi Pertanian Jawa Barat

Pengolahan horizontal pada tingkat lima menggambarkan besarnya bobot dari tiap elemen alternatif masing-masing terhadap masing-masing faktor pengembangan BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat.

6.2.4.1. Elemen Alternatif Pada Tujuan Peningkatan Kualitas Sumberdaya Balai

Alternatif yang paling berpengaruh dalam faktor meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia pertanian, lembaga pengujian alsintan yang terakreditasi dan terstandardisasi, serta menumbuhkembangkan embrio lembaga pemberdayaan dengan aktor sumberdaya balai dan alternatif peningkatan kualitas sumberdaya manusia balai adalah peningkatan kompetensi dengan bobot sebesar 0.659, 0.632, dan 0.734. Peningkatan kompetensi pegawai BPT Mekanisasi

80

Pertanian Jawa Barat sangat diperlukan dalam peningkatan kualitas sumberdaya balai.

Tujuan kedua yang berpengaruh adalah peningkatan motivasi dengan bobot sebesar 0.341, 0.368, dan 0.266. Motivasi merupakan alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak sesuatu. Peningkatan motivasi pegawai dapat meningkatkan produktivitas kerja dari pegawai tersebut sehingga produktivitas balai pun akan semakin meningkat. Dari hasil studi pustaka diketahui bahwa peningkatan motivasi akan mempengaruhi peningkatan sumberdaya manusia balai sehingga dapat meningkatkan faktor pengembangan BPT Mekanisasi Pertanian seperti peningkatkan kemampuan sumberdaya manusia pertanian, lembaga pengujian alsintan yang terakreditasi dan terstandardisasi dan penumbuhkembangan embrio lembaga pemberdayaan. Peningkatan kompetensi sumberdaya balai diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan para pegawai balai tentang pertanian, dengan semakin baiknya sumberdaya manusia balai maka program maupun manajemen balai akan menjadi semakin baik dan keadaan balai menjadi lebih baik. Pegawai balai sebagai penyalur informasi kepada para petani akan menyalurkan pengetahuan alsintan yang lebih baik lagi sehingga pengetahuan petani tentang alsintan menjadi semakin baik, petani akan lebih tertarik terhadap alsintan dan menggunakan lebih banyak alsintan yang akhirnya akan meningkatkan kebutuhan petani akan BPT Mekanisasi Pertanian Jabar. Tabel 17. Prioritas Elemen Alternatif pada Tujuan Peningkatan Kualitas

Sumberdaya Balai

Elemen Faktor

Elemen Sub Alternatif Peningkatan Kompetensi Peningkatan motivasi SDM 0.659 (1) 0.341 (2) PAT 0.632 (1) 0.368 (2) ELP 0.734 (1) 0.266 (2) MTMP 0.500 (1) 0.500 (1) Keterangan: ( ) Prioritas

Elemen faktor mengembangkan dan mendiseminasikan teknologi mekanisasi pertanian elemen sub alternatif peningkatan kompetensi dan motivasi sumberdaya balai memiliki bobot yang sama sebesar 0.500. Hal ini

81

mengindikasikan bahwa dalam faktor mengembangkan dan mendesiminasikan teknologi mekanisasi pertanian kedua sub alternatif dibutuhkan secara seimbang karena dalam pengembangan dan pendiseminasian teknologi pertanian peningkatan kemampuan sumberdaya manusia diperlukan agar pengetahuan yang dimiliki oleh pegawai tentang teknologi pertanian yang selanjutnya akan diberikan kepada para petani akan semakin banyak. Pengembangan motivasi pun diperlukan agar para pegawai tetap memiliki semangat dalam mendiseminasikan teknologi pertanian kepada para petani

6.2.4.2. Elemen Alternatif Pada Tujuan Peningkatan Sarana dan Prasarana Balai

Elemen alternatif yang paling berpengaruh dalam faktor meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia pertanian, lembaga pengujian alsintan yang terakreditasi dan terstandardisasi, dan menumbuhkembangkan embrio lembaga pemberdayaan dengan aktor sumberdaya balai dan tujuan peningkatan sarana dan prasarana balai adalah akreditasi laboratorium pengujian alsintan dengan bobot sebesar 0.353, 0.384, dan 0.371. Akreditasi laboratorium pengujian alsintan n dari suatu lembaga akreditasi nasional merupakan suatu hal yang penting karena hal tersebut dapat menunjukan bahwa laboratorium pengujian di BPT Mekanisasi Pertanian memiliki kualitas yang baik dan telah disahkan oleh badan khusus. Apabila balai telah memiliki akreditasi maka sumberdaya manusia balai akan memiliki kemampuan yang lebih baik karena telah mendapatkan fasilitas yang lebih baik, begitu pula dengan faktor lembaga pengujian alsintan yang terakreditasi dan terstandardisasi akan tercapai.

Alternatif yang berada pada prioritas kedua adalah penambahan alat dan mesin dengan bobot sebesar 0.251, 0.231, 0.365, dan 0.267. Alat dan mesin yang berada di BPT Mekanisasi Pertanian pada saat ini masih terbatas sehingga untuk pembuatan alat mesin pertanian tertentu diperlukan alat mesin yang tidak terdapat di balai sehingga pembuatan alat dilaksanakan di tempat lain. Alat yang sangat dibutuhkan pada saat ini adalah alat CNC, alat ini diperlukan agar dalam pembuatan sparepart tidak harus selalu dalam jumlah yang besar karena BPT Mekanisasi Pertanian hanya membuat beberapa alsintan hasil rancangannya sebagai model yang selanjutnya akan diproduksi oleh bengkel. Alternatif dengan prioritas ketiga adalah pembangunan pabrik pupuk dengan bobot sebesar 0.219,

82

0.196, 0.146, dan 0.206. Pabrik pupuk merupakan salah satu alternatif dalam pengembangan alsintan yang pada saat ini menjadi fokus di BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat yaitu Alat Pembuat Pupuk Organik (APPO), diharapkan dengan adanya pabrik pupuk ini para petani akan tertarik untuk menggunakan APPO dan menggunakan pupuk organik sebagai pupuk tanamannya. Selain itu dengan adanya pabrik pupuk yang berada di Cianjur dan Plumbon ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pupuk petani di Jawa Barat, menghilangkan ketergantungan terhadap pupuk impor dan meminimalisir kelangkaan pupuk. Tabel 18. Prioritas Elemen Alternatif pada Tujuan Peningkatan Sarana dan

Prasarana Balai

Elemen Faktor

Elemen Alternatif

Akreditasi Lab Penambahan

Alat dan Mesin MES

Pembangunan Pabrik Pupuk SDM 0.353 (1) 0.251 (2) 0.177 (4) 0.219 (3) PAT 0.384 (1) 0.231 (2) 0.190 (4) 0.196 (3) ELP 0.371 (1) 0.365 (2) 0.118 (4) 0.146 (3) MTMP 0.154 (4) 0.267 (2) 0.372 (1) 0.206 (3) Keterangan : ( ) Prioritas

Faktor mengembangkan dan mendiseminasikan teknologi mekanisasi pertanian di Jawa Barat pembangunan MES untuk peserta pelatihan berada pada prioritas pertama dengan bobot sebesar 0.372. MES untuk para peserta pelatihan seperti UPJA, bengkel, dan petani sangat diperlukan karena pelatihan dilaksanakan lebih dari satu hari dan peserta pelatihan berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat. Pada saat ini pihak balai harus meminjam tempat pada lembaga lain sebagai tempat penginapan bagi para peserta sehingga kegiatan pelatihan menjadi sedikit terkendala karena adanya jarak antara tempat pelatihan dan MES bagi para peserta. Alternatif yang menjadi prioritas selanjutnya adalah penambahan alat dan mesin dengan bobot sebesar 0.267, pembangunan pabrik pupuk dengan bobot 0.206 dan akreditasi laboratorium pengujian dengan bobot sebesar 0.154.

6.2.4.3. Elemen Alternatif pada Tujuan Pengembangan UPJA

Elemen alternatif yang paling berpengaruh dalam faktor meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia pertanian, lembaga pengujian alsintan yang terakreditasi dan terstandardisasi, dan menumbuhkembangkan embrio lembaga

83

pemberdayaan dengan aktor UPJA dan bengkel serta tujuan pengembangan adalah pelatihan manajemen UPJA dengan bobot sebesar 0.397, 0.362, dan 0.407. Pelatihan manajemen sangat diperlukan oleh UPJA sebagai lembaga ekonomi pedesaan agar lembaga tersebut bisa memanajemen lembaganya dengan baik sehingga mengembangkan usahanya. Tujuan kedua yang berpengaruh pada faktor pengembangan sumberdaya manusia pertanian dan pengembangan embrio lembaga pemberdayaan adalah pelatihan administrasi UPJA dengan bobot sebesar 0.302 dan 0.368. Pelatihan administrasi UPJA sangat dibutuhkan agar keadaan keuangan dan seluruh transaksi keuangan di UPJA dapat terdata dengan baik sehingga dapat dengan mudah diketahui apakah UPJA tersebut mengalami keuntungan ataupun kerugian. Selain itu dengan adanya pengadministrasian diharapkan UPJA dapat lebih mudah dalam mendata seluruh anggotanya dan mendata seluruh kegiatan yang dilaksanakan. Alternatif ketiga yang elemen alternatif pengembangan BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat adalah pelatihan ORM (Operation, Repair and Maintenance), pelatihan ini diperlukan agar UPJA yang memiliki unit bisnis bengkel dapat memberikan jasa pelatihan cara pengoperasian, perbaikan, dan pemeliharaan bagi para petani pengguna.

Tabel 19. Prioritas Elemen Alternatif pada Tujuan Pengembangan UPJA

Elemen Faktor Elemen Alternatif Pelatihan Manajemen UPJA Pelatihan Administrasi UPJA Pelatihan ORM UPJA SDM 0.397 (1) 0.302 (2) 0.302 (2) PAT 0.362 (1) 0.362 (1) 0.275 (3) ELP 0.407 (1) 0.368 (2) 0.225 (3) MTMP 0.316 (2) 0.168 (3) 0.516 (1) Keterangan : ( ) Prioritas

Faktor mengembangkan dan mendiseminasikan teknologi mekanisasi pertanian pelatihan ORM UPJA berada pada prioritas pertama dengan bobot sebesar 0.516. Pelatihan penggunaan, perbaikan dan perawatan sangat diperlukan sebagai salah satu cara pendesiminasian teknologi mekanisasi pertanian kepada para petani. Petani akan semakin mengerti kegunaan dari alat tersebut dan

84

mengetahui cara penggunaannya sehingga para petani akan lebih tertarik untuk menggunakan alat dan mesin pertanian dalam usaha pertaniannya.

6.2.4.4. Elemen Alternatif pada Tujuan Pengembangan Bengkel

Alternatif pelatihan manajemen bengkel merupakan prioritas utama dalam faktor meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia pertanian, lembaga pengujian alsintan yang terakreditasi dan terstandardisasi, dan menumbuhkembangkan embrio lembaga pemberdayaan dengan aktor UPJA dan Bengkel dengan bobot sebesar 0.541, 0.608, dan 0.555. Pelatihan manajemen bengkel diperlukan agar bengkel dapat membuat rencana pemasaran, rencana produksi, rencana organisasi dan manajemen, juga rencana keuangan. Apabila bengkel telah dapat melaksanakan perencanaan dengan baik maka diharapkan bengkel yang menjadi mitra BPT Mekanisasi Pertanian tersebut akan berjalan dengan baik dan semakin berkembang.

Tujuan kedua yang berpengaruh adalah pelatihan produksi alsintan dengan bobot sebesar 0.459, 0.392, dan 0.445. Pelatihan produksi alat dilaksanakan setelah BPT Mekanisasi Pertanian telah membuat rancangan baru yang telah selesai diuji dan memiliki hasil pengujian yang baik. Para bengkel yang bekerjasama dengan balai diberikan pelatihan cara memproduksi Alsintan yang telah dirancang oleh balai. Selanjutnya pemerintah daerah, Gapoktan ataupun petani secara individu yang ingin membeli Alsintan yang telah dirancang oleh balai dapat memesan kepada bengkel terdekat yang telah dilatih oleh balai.

Tabel 20. Prioritas Elemen Alternatif pada Tujuan Pengembangan Bengkel

Elemen Faktor Elemen Alternatif Pelatihan Manajemen Bengkel Pelatihan Produksi Alsintan SDM 0.541 (1) 0.459 (2) PAT 0.608 (1) 0.392 (2) ELP 0.555 (1) 0.445 (2) MTMP 0.471 (2) 0.529 (1) Keterangan : () Prioritas

Faktor mengembangkan dan mendiseminasikan teknologi mekanisasi pertanian pelatihan produksi alsintan merupakan prioritas utama dengan bobot sebesar 0.529 dan pelatihan manajemen merupakan prioritas kedua dengan bobot

85

sebesar 0.471. Pada faktor pengembangan dan pendiseminasian teknologi mekanisasi pertanian pelatihan produksi alsintan hasil rancangan merupakan prioritas utama karena dengan diberikannya pelatihan alsintan baru maka teknologi mekanisasi yang baru akan diketahui oleh para pegawai bengkel dan selanjutnya akan di sosialisasikan kepada para petani pengguna.

6.2.4.5. Elemen Alternatif Pada Tujuan Peningkatan Pemahaman Petani Tentang Alsintan

Alternatif yang paling berpengaruh dalam faktor meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia pertanian adalah penyuluhan alsintan dan ORM dengan bobot sebesar 0.400 selanjutnya yang memiliki prioritas kedua adalah pengadaan demplot alsintan dan promosi balai yang memiliki bobot sebesar 0.300. Penyuluhan alsintan dan ORM sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan petani tentang alat dan mesin pertanian sehingga peningkatan kemempuan sumberdaya manusia pertanian dapat tercapai. Sementara adanya demplot alsintan yang dirancang oleh BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat dapat meningkatkan kepercayaan petani atas alat yang dihasilkan oleh balai. Jika petani telah melihat bahwa hasil dari alat yang dibuat oleh balai memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan keuntungannya sekarang maka petani akan lebih tertarik untuk menggunakan alat tersebut. Selain itu promosi tentang adanya BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat sebagai tempat petani mencari informasi dan berkonsultasi tentang alsintan.

Pada faktor lembaga pengujian yang terakreditasi dan terstandardisasi elemen promosi balai merupakan prioritas utama dengan bobot sebesar 0.481. Selanjutnya penyuluhan alsintan dan ORM dan pengadaan demplot alsintan merupakan prioritas kedua dan ketiga dengan bobot sebesar 0.314 dan 0.205. Promosi balai sebagai tempat pengujian alsintan yang kompeten dibutuhkan agar semakin banyak pembuat alsintan yang melakukan pengujian alsintan hasil produksinya di BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat.

86 Tabel 21. Prioritas Elemen Alternatif Pada Tujuan Peningkatan

PemahamanPetani Tentang Alsintan

Elemen Faktor

Elemen Alternatif

Pengadaan Demplot

Alsintan Promosi Balai

Penyuluhan Alsintan dan ORM SDM 0.300 (2) 0.300 (2) 0.400 (1) PAT 0.205 (3) 0.481 (1) 0.314 (2) ELP 0.450 (1) 0.306 (2) 0.243 (3) MTMP 0.353 (1) 0.312 (3) 0.335 (2) Keterangan : ( ) Prioritas

Faktor pengembangan embrio lembaga pemberdayaan masyarakat juga mengembangkan dan mendiseminasikan teknologi mekanisasi pertanian alternatif pengadaan demplot alsintan merupakan prioritas utama dengan bobot sebesar 0.450 dan 0.353. Pembuatan demplot alsintan dapat membuat masyarakat tertarik untuk menggunakan alsintan tersebut, dengan menunjukan bahwa penggunaan alsintan tersebut dapat meningkatkan keuntungan para petani maka petani tidak akan ragu ataupun takut untuk menggunakan alsintan tersebut.

6.2.4.6. Elemen Alternatif Pada Tujuan Inventarisasi Kebutuhan Petani Alternatif yang paling berpengaruh dalam tujuan meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia pertanian, lembaga pengujian alsintan yang terakreditasi dan terstandardisasi, menumbuhkembangkan embrio lembaga pemberdayaan juga mengembangkan dan mendiseminasikan teknologi mekanisasi pertanian dengan aktor petani adalah inventarisasi kebutuhan petani dengan bobot sebesar 0.707, 0.659, dan 0.555. Pelaksanaan survei pendahuluan atas kebutuhan alsintan petani maka alsintan yang dibuat oleh BPT Mekanisai Pertanian Jawa Barat adalah alsintan yang benar-benar dibutuhkan oleh petani dan tepat guna sehingga dapat membantu petani dan meningkatkan produktivitas usaha taninya. Tujuan kedua yang berpengaruh keikutsertaan petani dalam perancangan alsintan yang akan dibuat oleh BPT Mekanisasi Pertanian dengan bobot sebesar 0.293, 0.341, dan 0.455. Adanya perwakilan dari petani yang dapat mengutarakan aspirasi dari petani lainnya dan cukup memahami tentang kebutuhan petani pada rapat perancangan Alsintan yang akan dibuat oleh BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat diharapkan dapat membuat alsintan yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan petani.

87 Tabel 22. Prioritas Elemen Alternatif pada Tujuan Inventarisasi Kebutuhan Petani

Elemen Faktor Elemen Alternatif Survei Kebuthan Alsintan Keikutsertaan Petani dalam Perencanaan Alsintan SDM 0.707 (1) 0.293 (2) PAT 0.659 (1) 0.341 (2) ELP 0.555 (1) 0.445 (2) MTMP 0.766 (1) 0.234 (2) Keterangan : ( ) Prioritas

6.2.5. Elemen Sub Alternatif pada Pengembangan Balai Mekanisasi