• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

4.2 Hasil dan Pembahasan

4.2.1 Wujud Basa-basi Berbahasa

4.2.1.5 Empati (E)

Basa-basi empati merupakan subkategori dari basa-basi berbahasa

acknowledgment. Subkategori ini dianalisis berdasarkan wujud basa-basi.

Wujud tuturan basa-basi berupa transkrip tuturan lisan basa-basi. Berikut ini adalah analisis tuturan yang termasuk dalam subkategori tersebut.

Wujud Basa-basi Tuturan (E1)

MT = Ah, mau kena tilang nang ngarep Adina. (Ah, tadi kena tilang di depan Adina.) P = Yo wes rapopo, nggo pengalaman dek.

(Ya sudah tidap apa-apa, buat pengalaman dek.)

(Konteks Tuturan: Tuturan terjadi di ruang tengah pada sore hari. Penutur

merupakan seorang guru. Mitra Tutur merupakan seorang pelajar. Penutur laki-laki berusia 56 tahun. Mitra Tutur laki-laki berusia 15 tahun. Suasana ketika tuturan terjadi dalam keadaan santai. Penutur bermaksud berempati dengan kejadian yang dialami MT.)

Tuturan (E1) merupakan wujud basa-basi berbahasa yang dapat dilihat dari konteks tuturan itu. Tuturan terjadi di ruang tengah pada sore hari pukul 16.00 WIB. Penutur merupakan seorang guru berusia 56 tahun dan mitra tutur merupakan seorang pelajar berusia 15 tahun. Suasana di ruang tengah santai karena saat itu penutur sedang menonton tayangan televisi. Mitra tutur baru saja pulang dan langsung duduk di ruang tengah bersebelahan dengan penutur. Mitra tutur menceritakan kejadian hari ini pada penutur bahwa mitra tutur baru saja kena tilang.

Berdasarkan aktivitas mitra tutur yang dipengaruhi oleh konteks tuturnya, tuturan (E1) termasuk dalam kategori acknowledgments subkategori empati. Hal ini dikarenakan penutur mengekspresikan rasa simpatinya terhadap kejadian yang dialami oleh mitra tutur dan mitra tutur menyikapi ujaran penutur sebagai rasa empati. Wujud basa-basi tuturan (E1) “Yo wes rapopo, nggo pengalaman dek” pada tuturan tersebut seolah-olah kejadian itu merupakan hal yang sepele dan tidak perlu diambil hati karena dengan kejadian itu, mitra tutur mendapat sebuah pengalaman. Selain itu, penutur menunjukkan simpatinya terhadap kejadian yang dialami oleh mitra tutur.

Tuturan (E1) termasuk wujud basa-basi karena pada tuturan tersebut penutur bermaksud mempertahankan dan mempererat hubungan dengan mitra tutur. Penutur menanggapi ujaran yang disampaikan oleh mitra tutur dengan tujuan menghargai ujaran yang disampaikan oleh mitra tutur. Penutur juga menawarkan bantuan lagi kepada mitra tutur jika mitra tutur masih ingin bertanya mengenai hal yang tidak dipahami agar hubungan antara penutur dengan mitra tutur semakin erat. Hal ini sejalan dengan teori Kridalaksana (1986:111) yang menjelaskan bahwa basa-basi merupakan tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan hubungan antara pembicara dan kawan bicara.

Tuturan (E1) muncul sebagai bagian dari ramah tamah penutur terhadap kejadian yang dialami oleh mitra tutur. Tuturan tersebut spontan terjadi saat mitra tutur menceritakan kejadian yang baru saja dia alami dengan ekspresi sedih dan penutur langsung merespons tuturan tersebut. Merujuk pada teori

Arimi (1998:34) dalam tesisnya yang menyatakan bahwa basa-basi murni merupakan basa-basi yang dipakai secara otomatis, spontan, teratur, dan mekanis dalam suatu situasi tutur tertentu dengan bentuk-bentuk interaksi tertentu pula sesuai dengan gejala peristiwa tutur yang muncul. Jadi, tuturan (E1) terlihat bahwa penutur menyampaikan rasa empatinya kepada mitra tutur yang terkena tilang dengan mengambilnya sebagai pengalaman.

Wujud Basa-basi Tuturan (E3)

P = Dek, gimana nilai UTS bahasa Jawanya? MT = Cuma dapet 70 bu.

P = Lho, kok bisa dek? Yaudah, besok lagi belajar yang rajin ya. (Konteks Tuturan: Tuturan terjadi di ruang tengah pada siang hari. Penutur

merupakan seorang ibu rumah tangga. Mitra Tutur merupakan seorang pelajar. Penutur perempuan berusia 49 tahun. Mitra Tutur laki-laki berusia 13 tahun. Suasana ketika tuturan terjadi dalam keadaan santai. Penutur bermaksud berempati pada MT yang hanya mendapat nilai 70 di UTS bahasa Jawa serta memberi semangat agar lebih rajin belajar.)

Tuturan (E3) merupakan wujud basa-basi berbahasa yang dapat dilihat dari konteks tuturan itu. Tuturan terjadi di ruang tengah pada siang hari pukul 13.00 WIB. Penutur merupakan seorang ibu rumah tangga berusia 49 tahun dan mitra tutur merupakan seorang pelajar berusia 13 tahun. Suasana di ruang tengah santai karena saat itu penutur sedang menonton tayangan televisi. Mitra tutur baru saja pulang dari sekolah dan meletakkan barang bawaannya. Menyadari kepulangan mitra tutur, penutur bermaksud menanyakan hasil UTS bahasa Jawa mitra tutur. Dengan nada agak kecewa dan raut muka yang kurang baik mitra tutur menjawab pertanyaan penutur mengenai hasil UTS bahasa Jawa.

Berdasarkan aktivitas mitra tutur yang dipengaruhi oleh konteks tuturnya, tuturan (E3) termasuk dalam kategori acknowledgments subkategori empati. Hal ini dikarenakan penutur mengekspresikan rasa simpatinya terhadap hasil UTS bahasa Jawa mitra tutur. Wujud basa-basi tuturan (E3) seolah-olah kejadian itu merupakan hal yang tidak perlu diambil hati karena mitra tutur bisa mendapatkan nilai lebih baik jika mau belajar lebih giat. Selain itu, penutur menunjukkan simpatinya terhadap kejadian yang dialami oleh mitra tutur.

Tuturan (E3) termasuk wujud basa-basi karena pada tuturan tersebut penutur bermaksud mempertahankan dan mempererat hubungan dengan mitra tutur. Penutur mengungkapkan rasa simpatinya dan memberi semangat kepada mitra tutur supaya tetap semangat belajar sehingga hubungan antara penutur dengan mitra tutur semakin erat. Hal ini sejalan dengan teori Kridalaksana (1986:111) yang menjelaskan bahwa basa-basi merupakan tuturan yang dipergunakan untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan hubungan antara pembicara dan kawan bicara.

Tuturan (E3) muncul sebagai bagian dari ramah tamah penutur terhadap kejadian yang dialami oleh mitra tutur. Tuturan tersebut spontan terjadi saat mitra tutur menjawab pertanyaan penutur mengenai hasil dari UTS bahasa Jawa dan mitra tutur terlihat begitu sedih. Merujuk pada teori Arimi (1998:34) dalam tesisnya yang menyatakan bahwa basa-basi murni merupakan basa-basi yang dipakai secara otomatis, spontan, teratur, dan mekanis dalam suatu situasi tutur tertentu dengan bentuk-bentuk interaksi tertentu pula sesuai dengan gejala

peristiwa tutur yang muncul. Jadi, tuturan (E3) terlihat bahwa penutur menyampaikan rasa empatinya kepada mitra tutur yang belum berhasil mendapat nilai baik dalam UTS bahasa Jawa dan memberinya semangat agar lebih giat lagi dalam belajar.

Dokumen terkait