• Tidak ada hasil yang ditemukan

Emprit melalui Pelatihan dan Pendampingan Iis Wahyuningsih

Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan Kintoko

Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan Bagus Haryadi

Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Ahmad Dahlan

ABSTRAK

Mayoritas warga dusun Bulu memiliki mata pencaharian sebagai petani dan peternak. Sebagai petani dihasilkan limbah jerami maupun dedaunan sisa panen yang tidak terpakai, sedangkan dari peternakan dihasilkan limbah kotoran hewan yang belum dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, di dusun Bulu memiliki potensi yang cukup baik untuk ditanami jahe emprit, dikarenakan kondisi geografis dari dusun Bulu mendukung penanaman jahe emprit. Namun masyarakat dusun Bulu belum dapat mengolah jahe, sehingga nilai jual jahe relatif rendah. Maka untuk meningkatkan ekonomi warga dusun Bulu, diperlukan kemampuan mengolah jahe emprit menjadi berbagai macam produk turunan yang bernilai lebih tinggi. Tujuan program KKN PPM ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam swakelola limbah peternakan pertanian untuk mendukung budi daya jahe emprit melalui pelatihan dan pendampingan. Kegiatan KKN PPM di Dusun Bulu, Desa Giring meliputi: 1) pelatihan dan pendampingan pembuatan probiotik dari limbah pemotongan ayam, 2) pelatihan dan pendampingan pembuatan pupuk organik dengan memanfaatkan sisa pemanenan padi maupun dedaunan di kebun dan pekarangan, 3) pelatihan, praktik, dan pendampingan pembuatan pupuk organik dengan memanfaatkan kotoran ternak. 4) pelatihan intensifikasi budidaya jahe emprit, pengolahan pasca panen dan pembuatan produk turunan jahe emprit. 5) pelatihan kemasan dan labeling, pelatihan penentuan harga dan manajemen pemasaran. Terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dusun Bulu dalam membuat probiotik, pupuk organik, pakan organik dari limbah pertanian dan peternakan, budi daya jahe emprit, pembuatan produk turunan jahe serta pengemasan produk Kata kunci : Swakelola, Limbah, Perternakan, Pertanian, Jahe Emprit

PENDAHULUAN

Dusun Bulu merupakan salah satu dusun yang berada di Desa Giring, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan batas wilayah sebagai berikut: sebelah utara: Dusun Singkil, sebelah selatan: Dusun Planjan, sebelah timur: Gunung Dowo. Padukuhan Bulu terletak di dataran tinggi, dengan ketinggian 600 mdpl dari permukaan laut, dengan keadaan angin yang sejuk karena banyak pepohonan dan tidak padat penduduk. Jumlah RT di pedukuhan ini ada 4 RT yaitu RT 01, 02, 03, dan 04. Potensi sumber daya alam di

Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Masyarakat Dusun Bulu, Desa Giring, ... 139

padukuhan Bulu yaitu ada pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, pertambangan batu, hutan kayu, dan usaha kecil rumah tangga. Jumlah penduduk di padukuhan ini adalah lebih dari 300 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 77 KK.

Banyaknya limbah organik sisa panen maupun di area perkebunan, pekarangan dan halaman rumah warga dusun Bulu, desa Giring, Paliyan, Gunungkidul belum banyak dimanfatkan. Selama ini sampah organik tersebut hanya dibakar atau ditimbun, hal ini dapat menyebabkan pencemaran. Selain itu di dusun Bulu banyak peternak sapi, kambing dan ayam. Peternakan tersebut tiap harinya menghasilkan limbah padat yang berasal dari kotoran hewan. Kotoran hewan apabila tidak dikelola dengan baik juga akan menimbulkan masalah. Di sisi lain wilayah dusun Bulu memiliki potensi yang cukup baik untuk ditanami jahe emprit, dikarenakan kondisi geografis dusun Bulu mendukung penanaman jahe emprit. Namun masyarakat dusun Bulu belum dapat mengolah jahe, sehingga nilai jual jahe relatif rendah. Maka untuk meningkatkan ekonomi warga dusun Bulu, diperlukan kemampuan mengolah jahe emprit menjadi berbagai macam produk turunan yang bernilai lebih tinggi. Tujuan program KKN PPM ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dusun Bulu dalam swakelola limbah peternakan pertanian untuk mendukung budi daya jahe emprit melalui pelatihan dan pendampingan.

METODE

Untuk mencapai target yang diharapkan, program KKN PPM dilakukan dengan menggerakkan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan diantaranya dengan program kerja yang bersifat learning by

doing, yaitu tidak hanya memberikan pemahaman teoritis, namun masyarakat juga harus terampil

dalam tiap tahap pelatihan. Untuk itu, peran mahasiswa KKN PPM sebagai pendamping menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam pemberdayaan masyarakat selama berada di lokasi. Mahasiswa bekerja secara tim work yang saling terintegrasi antara program studi. Evaluasi program pelatihan dilakukan dengan melakukan pretes dan postes serta pengukuran kinerja program, sedangkan pro-gram praktik dilakukan menggunakan form penilaian hasil praktik. Ringkasan metode pelaksanaan KKN PPM beserta jam kerja efektif mahasiswa (JKEM) tersaji pada Tabel I.

140 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius Tabel I. Metoda Pelaksanaan KKN PPM Swakelola Limbah Pertanian Perternakan

No Kegiatan Aktivitas Volume

(JKEM)

Keterangan

1 Sosialisasi

rencana program

Konsolidasi dengan kelompok sasaran

3x2 jam 27 mahasiswa

Sosialisasi tingkat desa dan kecamatan

2x2 jam

2 Pelatihan Pembuatan probiotik 9x2 jam 27 mahasiswa

Pembuatan pupuk organik dari limbah pertanian

2x 2jam Pembuatan pupuk bokashi dari

kotoran ayam dan kambing

2x2 jam Intensifikasi budidaya jahe

emprit

2x2 jam Pengolahan pasca panen jahe

emprit

Pembuatan produk turunan jahe

4x2 jam 2x2 jam

Penentuan harga 2 x 2jam

Pengemasan dan labeling 2x 2 jam

Manajemen pemasaran 2x 2 jam

3 Praktek dan

pendampingan

Pembuatan probiotik

Pembuatan pakan organik dari limbah pertanian

3x3 jam 3x 3 jam

27 mahasiswa

Pembuatan pupuk bokashi dari kotoran ayam/kambing

3 x3 jam Manajemen Pemasaran dan

penentuan harga

3 x 3jam Intensifikasi budidaya jahe

emprit

3 x3jam Pengolahan pasca panen jahe

emprit

Pembuatan produk turunan jahe

5 x3 jam 3x3 jam

4 Rapat

Koordinasi

Rapat koordinasi untuk

menyusun rekomendasi kepada pemerintah desa/kec/kab tentang program

pemberdayaan yang berkesinambungan

2x2 jam 27 mahasiswa

5 Gelar Produk Pameran produk KKN PPM 3x 3 jam

Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Masyarakat Dusun Bulu, Desa Giring, ... 141

HASIL, PEMBAHASAN, DAN DAMPAK

Pelaksanaan KKN PPM dengan tema Swakelola Limbah Peternakan Pertanian untuk Mendukung Budidaya Jahe Emprit,berjalan sesuai tahapan perencanaan. Gambaran pelaksaaan tersaji pada gambar 1, 2 dan 3 sesuai tahapan program.

1.a 1.b

1.c 1.d

Gambar 1. 1.a. Sosialisasi ke masyarakat sasaran, 1.b Praktek pembuatan probiotik, 1.c Praktek pembuatan pupuk organik, 1.d praktek pembuatan pakan organik

142 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius

2.c 2.d

Gambar 2. 2.a.Praktek budidaya jahe emprit, 2.b.praktek pasca panen, 2.c praktek pembuatan produk turunan jahe, 2.d praktek kemasan dan labeling

3.a 3.b Gambar 3. 3.a. Pelatihan pemasaran produk, 3b. Gelar produk

Untuk mengetahui sejauh mana pelatihan berdampak terhadap pengetahuan masyarakat terkait materi yang diberikan, maka dilakukan pre dan post test pada semua materi pelatihan. Menurut Notoatmodjo (2005) perilaku baru seseorang dapat terbentuk dimulai dari tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek di sekitarnya sehingga menimbulkan pengetahuan dan selanjutnya menimbulkan respon lebih lanjut berupa tindakan atau praktik. Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Apabila penerimaan perilaku didasari oleh pengetahuan maka perilaku akan bersifat langgeng (long

last-ing) (Notoatmodjo, 2003). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik daripada yang

tidak didasari oleh pengetahuan. Tingkat pengetahuan peserta terkait materi sebelum dan sesudah pelatihan tersaji pada gambar 4.

Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Masyarakat Dusun Bulu, Desa Giring, ... 143

Gambar 4. Diagram batang persentase jawaban benar sebelum dan sesudah pelatihan pada semua materi.

Dari gambar 4 terlihat terjadi peningkatan persentase jawaban yang benar pada setiap materi pelatihan, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat terhadap materi meningkat setelah dilakukan intervensi berupa pelatihan. Peningkatan tertinggi terlihat pada materi pengemasan dan labeling, ada 35% jawaban benar sebelum pelatihan menjadi 80% jawaban benar setelah pelatihan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Notoadmojo (2003) bahwa edukasi dapat meningkatkan pengetahuan individu menjadi lebih baik. Hasil ini sejalan dengan penelitian Helni (2015) yang membuktikan bahwa tingkat pengetahuan kelompok perlakuan yang diberikan edukasi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan edukasi.

Untuk efektivitas program praktik, dievaluasi secara langsung oleh mahasiswa pendamping dari hasil praktik yang dilakukan oleh masyarakat. Persentase jumlah masyarakat yang terampil terkait program tersaji pada tabel II.

144 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius

Dari tabel II terlihat persentase rata-rata masyarakat yang terampil cukup tinggi yaitu 73,33%. Persentase tertinggi terjadi pada pelatihan pembuatan produk turunan jahe yaitu 87,87%, hal tersebut disebabkan sebagian besar peserta pelatihan adalah ibu rumah tangga yang kesehariannya memang memasak sehingga dengan mudah dapat menguasai keterampilan membuat produk turunan jahe. Persentase terendah dijumpai pada materi budidaya jahe yaitu 38,89% hal tersebut kemungkinan disebabkan proses budi daya jahe yang lama sehingga mahasiwa KKN PPM kesulitan dalam menilai kemampuan peserta.

Untuk melihat keberhasilan pelaksanaan KKN PPM ini, dilakukan survei penilaian kinerja dengan memberikan kuesioner kepada peserta. Kuesioner dibuat dengan model Skala Likert dengan skala 1-4 ( 1= kurang, 2 = cukup, 3 = baik, 4 = sangat baik) yang meliputi dimensi keandalan, daya tanggap,kepastian, empati, dan berwujud (Parasuraman, dkk, 1994). Hasil pengukuran tersaji pada table III.

No Program Jumlah masyarakat

yang ikut pelatihan

Jumlah masyarakat yang terampil terkait program persentase 1 Pembuatan probiotik 32 20 62,5 2 Pembuatan pupuk organik 32 28 87,5 3 Pembuatan pakan organic 32 26 81,25 4 Budidaya jahe 18 7 38, 89 5 Pembuatan produk turunan jahe 33 29 87,87 6 Pengemasan 33 25 78,13 Rata-rata 30 22 73,33

Tabel II. Persentase Jumlah Peserta Pelatihan yang Terampil di tiap tahap pelatihan di dusun Bulu

Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Masyarakat Dusun Bulu, Desa Giring, ... 145

Dari table III terlihat, di semua dimensi rata-rata kinerja pelaksanaan program mendapat nilai 3,47. Mengacu pada penelitian Mote (2008) skor kinerja dapat dikategorikan: sangat tidak bagus (1,00-1,75), tidak bagus (1,75-2,50), bagus (2,50-3,25) dan sangat bagus (3,25-4,00). Dengan demikian secara umum kinerja pelaksanaan program KKN PPM ini dinilai sangat bagus oleh masyarakat dusun Bulu. Nilai tertinggi diberikan pada dimensi keandalan pada pernyataan konsep dan sistem KKN PPM UAD dalam pemberdayaan masyarakat sudah jelas dengan nilai 3,7. Konsep dan sistem KKN PPM yang dilaksanakan ini merupakan aplikasi sistem KKN UAD yang disesuaikan dengan konsep KKN PPM Kemenristekdikti. Nilai terendah 3,3 diperoleh dari dimensi keandalan pada pernyataan Kompetensi mahasiswa KKN PPM UAD sudah mendukung pelaksanaan program PPM. Meskipun kompetensi mahasiswa terkait program sudah diupayakan distandarisasi melalui program Training of Trainer, namun kemungkinan ada mahasiswa yang dianggap kurang mampu oleh masyarakat.

Tabel III. Penilaian Kinerja Pelaksanaan KKN PPM oleh Masyarakat

No PERNYATAAN SKOR

DIMENSI KEANDALAN

1 Konsep dan sistem KKN PPM UAD dalam pemberdayaan

masyarakat sudah jelas

3,7

2 Kompetensi mahasiswa KKN PPM UAD sudah mendukung

pelaksanaan program PPM

3,3

3 Program KKN PPM UAD disusun dengan memperhatikan

kebutuhan masyarakat

3,3 DIMENSI DAYA TANGGAP

4 Tim pengusung KKN PPM dan mahasiswa memberikan

kesempatan pada masyarakat untuk bertanya dan berdiskusi tentang program KKN PPM

3,6

DIMENSI KEPASTIAN

5 Tim pengusung dan mahasiswa KKN PPM UAD sudah

melakukan sosialisasi sebelum pelaksanaan KKN

3,5

6 Sudah ada koordinasi yang baik antara tim pengusung,

mahasiswa KKN PPM UAD, pemerintah dan masyarakat dalam pelaksanaan KKN

3,5

7 Tim pengusung dan mahasiswa KKN PPM UAD sudah

melakukan evaluasi program setelah pelaksanaan KKN

3,5 DIMENSI EMPATI

8 Tim pengusung KKN PPM UAD telah menyiapkan mahasiswa

yang mampu beradaptasi dengan masyarakat

3,4

9 Tim pengusung KKN PPM UAD telah menyiapkan mahasiswa

yang mampu melakukan pemberdayaan dirinya dan masyarakat

3,5 DIMENSI BERWUJUD

10 Program KKN PPM UAD dilaksanakan dengan sarana dan

prasarana (modul, proyektor, alat-alat dll) yang sesuai

3,4

146 Pemanfaatan IPTEKS dalam Membangun Desa Mandiri dan Religius PENUTUP

Terjadi peningkatan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dusun Bulu dalam membuat probiotik, pupuk organic, pakan organic dari limbah pertanian dan perternakan, budi daya jahe, pembuatan produk turunan jahe serta pengemasan produk.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada Kemenristek Dikti yang telah mendanai program KKN PPM ini.

REFERENSI

Helni. 2015. Pengaruh Metode CBIA (Cara Belajar Ibu Aktif) Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Pada Swamedikasi Di Kota Jambi. Skripsi. FKIK Universitas Jambi. Mote, F. 2008. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Terhadap Pelayanan Publik di Puskesmas

Ngesrep Semarang. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. _____. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Parasuraman A, Valarie A Zeithaml & Leonard L. Berry. 1994. Reassesment of Expectation As A Comparison Standart In Measuring Servive Quality: Implications For Futher Research”,

Jour-nal Of Marketing, Vol 58, pp 111-124.

Diversifikasi Susu Sapi Perah dan Peningkatan Nilai Ekonomi Produknya 147

Diversifikasi Susu Sapi Perah dan Peningkatan