• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Mangrove di Pantai Indah Kapuk, Jakarta

4.2.2 Energi Gelombang Yang Terjadi

Berikut hasil perhitungan gelombang pada masing-masing stasiun dengan FFT, program Matlab dan program Statistik:

Stasiun 1

Gambar 53. Grafik tinggi gelombang Stasiun 1, warna biru sisi luar dan warna merah sisi dalam

Pada Gambar 53 ditunjukkan grafik tinggi gelombang di Stasiun 1 tebal mangrove 30 m. Pengukuran dilakukan pada tanggal 20 Mei 2013. Tinggi gelombang umumnya relatif kecil berkisar antara 0.02 m sampai 0.17 m. Selama waktu pengamatan, gelombang tinggi umumnya terjadi pada waktu sore hari sekitar pukul 13.00 sampai 15.00 WIB. Hal ini terlihat pada lokasi sisi luar dari Stasiun 1 (warna biru). Sedangkan pada sisi dalam, gelombang dari arah sisi luar kemudian menjalar dan memasuki habitat mangrove, gelombang mengalami peredaman yang menyebabkan tinggi gelombangnya menjadi berkurang ditunjukkan grafik tinggi gelombang warna merah. Menurut Dishidros TNI-AL (2002), dalam skala harian (diurnal) gelombang di Teluk Jakarta sangat dipengaruhi oleh sistim angin lokal akibat pengaruh sistim angin yang dikenal dengan seabreeze (angin darat-laut). Permukaan laut terlihat mulai bergelombang setelah melewati tengah hari (pukul 12.00 WIB).

Hasil analisis pada continous wavelet transform (CWT) menunjukkan hasil yang konsisten, seperti ditunjukkan pada Gambar 54 dibawah ini:

Gambar 54 Analisis Continous Wafelet Transform (CWT) Gelombang di Stasiun 1 a) sisi luar dan b) sisi dalam.

Gelombang dengan periode 1–6 detik terjadi pada pukul 13.11-15.11 WIB (Gambar 54a), setelah melewati habitat mangrove gelombang tersebut kemudian teredam yang ditunjukkan pada Gambar 54b menjadi tidak ada gelombang dengan angka signifikan. Demikian halnya pukul 19.11 WIB, tinggi gelombang dari semula 0.08 m, setelah melewati ekosistim mangrove berubah menjadi antara 0.02 m. Maka nilai reduksinya sebesar r = 0,02/m. Pada sekitar pukul 13.11-15.11 WIB terjadi gelombang dengan periode cukup tinggi yaitu sekitar 64 – 80 detik.

Stasiun 2

Gambar 55 Grafik tinggi gelombang Stasiun 2, warna biru sisi luar dan warna merah sisi dalam

Pada Gambar 55 ditunjukkan grafik tinggi gelombang di Stasiun 2, tebal mangrove 10 m. Pengukuran dilakukan pada tanggal 20 – 21 Mei 2013 jam 23:29:52 sampai dengan jam 11:07:28. Tinggi gelombang umumnya relatif kecil berkisar antara 0.02 m sampai 0.19 m. Selama waktu pengamatan, gelombang tinggi umumnya terjadi pada waktu pagi hari sekitar pukul 07.29 sampai 10.00 WIB. Hal ini terlihat pada lokasi sisi luar dari Stasiun 2 (warna biru). Sedangkan pada sisi dalam, gelombang dari arah sisi luar kemudian menjalar dan memasuki habitat mangrove, gelombang mengalami peredaman yang menyebabkan tinggi gelombangnya menjadi berkurang ditunjukkan grafik tinggi gelombang warna merah pada jam 09.29 WIB.

Hasil analisis pada continous wavelet transform (CWT) menunjukkan hasil yang konsisten, seperti ditunjukkan pada Gambar 56 dibawah ini:

(a) (b)

Gambar 56. Analisis Continous Wafelet Transform (CWT) Gelombang di Stasiun 2, a) sisi luar dan b) sisi dalam.

Gelombang dengan periode 1–8 detik terjadi pada pukul 23.29-01.29 WIB (Gambar 56a), setelah melewati habitat mangrove gelombang tersebut kemudian teredam yang ditunjukkan pada Gambar 56b menjadi tidak ada gelombang dengan angka signifikan. Demikian halnya pukul 01.29 WIB, tinggi gelombang dari semula 0.09 m, setelah melewati ekosistim mangrove periodanya berubah menjadi antara 0.05 m. Maka nilai reduksinya sebesar r = 0,04/m. Pada sekitar pukul 07.29 WIB terjadi gelombang dengan periode cukup tinggi yaitu sekitar 32 – 64 detik namun bukan merupakan gelombang yang satu fase dengan gelombang dari luar.

Stasiun 3

Gambar 57 Grafik tinggi gelombang Stasiun 3, warna biru sisi luar dan warna merah sisi dalam

Pada Gambar 57 ditunjukkan grafik tinggi gelombang di Stasiun 3 tebal mangrove 20m. Pengukuran dilakukan pada tanggal 18 – 19 Mei 2013 jam 19:52:16 sampai dengan jam 7:10:40 WIB. Tinggi gelombang umumnya relatif kecil berkisar antara 0.02 m sampai 0.1 m. Selama waktu pengamatan, gelombang tinggi umumnya memiliki rata rata tinggi gelombang relatif sama. Hal ini terlihat pada gambar di atas gelombang dari luar saling berhimpitan dengan gelombang dari dalam. Gelombang dari arah sisi luar kemudian menjalar dan memasuki habitat mangrove, gelombang mengalami peredaman yang menyebabkan tinggi gelombangnya menjadi berkurang ditunjukkan grafik tinggi gelombang warna merah.

Hasil analisis pada continous wavelet transform (CWT) menunjukkan hasil yang konsisten, seperti ditunjukkan pada Gambar 58 dibawah ini:

(a) (b)

Gambar 58. Analisis Continous Wafelet Transform (CWT) Gelombang di Stasiun 3, a) sisi luar dan b) sisi dalam.

Gelombang dengan periode 1–16 detik terjadi pada pukul 19.52-23.00 WIB (Gambar 58a), setelah melewati habitat mangrove gelombang tersebut kemudian teredam yang ditunjukkan pada Gambar 58b menjadi tidak ada gelombang dengan angka signifikan. Demikian halnya pukul 21.52 WIB, tinggi gelombang dari semula sekitar 0.06 m, setelah melewati ekosistim mangrove periodanya berubah menjadi sekitar 0.02 m. Maka nilai reduksinya sebesar r = 0,03/m.

Stasiun 4

Gambar 59 Grafik tinggi gelombang Stasiun 4, warna biru sisi luar dan warna merah sisi dalam

Pada Gambar 59 ditunjukkan grafik tinggi gelombang di Stasiun 4 tebal mangrove 20 m. Pengukuran dilakukan pada tanggal 19 – 20 Mei 2013 jam 9:40:00 sampai dengan jam 6:15:12. Tinggi gelombang umumnya relatif kecil berkisar antara 0.02 m sampai 0.2 m. Selama waktu pengamatan, gelombang tinggi umumnya terjadi pada waktu sore hari sekitar pukul 13.00 sampai 19.40 WIB. Hal ini terlihat pada lokasi sisi luar dari Stasiun 1 (warna biru). Sedangkan pada sisi dalam, gelombang dari arah sisi luar kemudian menjalar dan memasuki habitat mangrove, gelombang mengalami peredaman yang menyebabkan tinggi gelombangnya menjadi berkurang ditunjukkan grafik tinggi gelombang warna merah. Menurut Dishidros TNI-AL (2002), dalam skala harian (diurnal) gelombang di Teluk Jakarta sangat dipengaruhi oleh sistim angin lokal akibat pengaruh sistim angin yang dikenal dengan seabreeze (angin darat-laut). Permukaan laut terlihat mulai bergelombang setelah melewati tengah hari (pukul 12.00 WIB).

Hasil analisis pada continous wavelet transform (CWT) menunjukkan hasil yang konsisten, seperti ditunjukkan pada Gambar 60 dibawah ini:

(a) (b)

Gambar 60 Analisis Continous Wafelet Transform (CWT) Gelombang di Stasiun 4, a) sisi luar dan b) sisi dalam.

Gelombang dengan periode 1–8 detik terjadi pada pukul 11.40-23.40 WIB (Gambar 60a), setelah melewati habitat mangrove gelombang tersebut kemudian teredam yang ditunjukkan pada Gambar 60b menjadi tidak ada gelombang dengan angka signifikan. Namun pada Gambar 60b terdapat gelombang yang tidak se fase dengan gelombang luar. Pada sekitar pukul 19.00 WIB, tinggi gelombang dari semula 0.10 m, setelah melewati ekosistim mangrove tinggi gelombang berubah menjadi antara 0.05 m. Maka nilai reduksinya sebesar r = 0,04/m.

Stasiun 5

Gambar 61 Grafik tinggi gelombang Stasiun V, warna biru sisi luar dan warna merah sisi dalam

Pada Gambar 61 ditunjukkan grafik tinggi gelombang di Stasiun 5 tebal mangrove 5 m. Pengukuran dilakukan pada tanggal 21 – 22 Mei 2013 jam 14:19:28 sampai dengan jam 7:59:44 WIB. Tinggi gelombang umumnya relatif kecil berkisar antara 0.02 m sampai 0.24 m. Selama waktu pengamatan, gelombang tinggi umumnya terjadi pada waktu sore hari sekitar pukul 14.19 sampai 20.19 WIB. Hal ini terlihat pada lokasi sisi luar dari Stasiun 5 (warna biru). Sedangkan pada sisi dalam, gelombang dari arah sisi luar kemudian menjalar dan memasuki habitat mangrove, gelombang mengalami peredaman yang menyebabkan tinggi gelombangnya menjadi berkurang ditunjukkan grafik tinggi gelombang warna merah.

Hasil analisis pada continous wavelet transform (CWT) menunjukkan hasil yang konsisten, seperti ditunjukkan pada Gambar 62 dibawah ini:

(a) (b)

Gambar 62. Analisis Continous Wafelet Transform (CWT) Gelombang di Stasiun 5, a) sisi luar dan b) sisi dalam.

Gelombang dengan periode 1–6 detik terjadi pada pukul 14.19-20.19 WIB (Gambar 62a), setelah melewati habitat mangrove gelombang tersebut kemudian teredam yang ditunjukkan pada Gambar 62b menjadi tidak ada gelombang dengan angka signifikan. Demikian halnya pukul 16.19 WIB, tinggi gelombang dari semula 0.12 m, setelah melewati ekosistim mangrove periodanya berubah menjadi antara 0.04 m. Maka nilai reduksinya sebesar r = 0,13/m.