• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.7 Pembuatan Peta Sebaran Mangrove

Proses pengerjaan pembuatan Peta Situasi Kawasan Penelitian (Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara) menggunakan 5 jenis program, Program Autocad

untuk melakukan pendigitasian area, penghitungan luasan lahan, dan untuk penyelesaian pembuatan peta yang memenuhi kaidah topografi. Program

Coordinate converter merubah koordinat geografis menjadi koordinat UTM. Tiga program untuk mendapatkan pencitraan mengenai kondisi di zona penelitian yaitu Program Google Earth, Program Google Map dan Program Arc View. Ketiga program ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga dengan menggabungkan ketiganya, akan diperoleh hasil yang maksimal dalam proses pengerjaan. Alur yang dikerjakan dapat dilihat pada Gambar 15 serta langkah langkah proses pengerjaannya dijelaskan tahap demi tahap.

Gambar 15 Flowchart pemetaan mangrove Langkah-langkah pengerjaan :

1. Melakukan Instalasi Program

A. Hubungkan perangkat komputer dengan internet

B. Instalasi Program Google Earth dan Program Arc View pada perangkat komputer.

C. Buka Program Google Map pada maps google.

D. Buka program coordinate converter pada laman http://twcc.free.fr/ 2. Melakukan pencitraan zona penelitian

A. Pencitraan Menggunakan Program Google Earth

 Jalankan Program Google Earth pada perangkat komputer.

 Masukkan alamat yang dicari pada kotak "Fly to" dan klik "Enter".

 Setelah lokasi yang diinginkan terlihat, persempit pencitraan satelit hanya pada zona penelitian (Pantai Indah Kapuk) yang akan ditinjau.

Gambar 16 Pantai Indah Kapuk dilihat dengan google earth (pencitraan 6/5/2013)

B. Pencitraan Menggunakan Program Google Map  Kunjungi Google Maps

 Pada halaman maps google masukkan alamat yang dicari pada kotak pencarian kemudian klik „Iconpencarian„

 Setelah lokasi yang diingkan terlihat, persempit pencitraan satelit hanya pada zona penelitian Pantai Indah Kapuk.

Gambar 17 Pantai Indah Kapuk dilihat dari Google Map dengan View Type Digital Map

Sumber : Google Map C. Pencitraan Menggunakan Program Arc View

Buka Program Arc View pada perangkat komputer.

Pilih pencitraan satelit Quick Bird dengan batasan pencitraan hanya pada zona penelitian Pantai Indah Kapuk.

Gambar 18 Pencitraan Satelit Quick Bird Akuisis 5/10/2011 Pada Zona Penelitian (Pantai Indah Kapuk)

Sumber : Satelit Quick Bird Akuisis 5/10/2011

Hasil pencitraan satelit Quick bird ini hanya sebagai pembanding dari gambar pantai indah kapuk tahun 2011 dengan 2013. Terlihat bahwa percepatan pergeseran penggunaan lahan di daerah Pantai Indah Kapuk sangat cepat dari bulan ke bulan sebagai akibat pembangunan Water Front City.

3. Amati perbandingan dari ketiga gambar di atas.

4. Lakukan perubahan view pada Program Google Map dari Type Earth

(Bumi) ke Type Digital Map (Peta Digital).

Gambar 19 Pantai Indah Kapuk dilihat dari Google Map dengan View Type Digital Map

Sumber : Google Map

5. Melakukan proses digitasi kawasan hutan mangrove dan wilayah daratan pada zona penelitian pantai indah kapuk.

A. Proses Digitasi Kawasan Hutan Mangrove.

 Pada Google Earth, zoom secara maksimal pada area hutan mangrove untuk mendapatkan hasil gambar yang lebih detail dan terperinci.

Gambar 20 Hasil zooming area hutan mangrove Pantai Indah Kapuk

Sumber : Google Earth

 Simpan gambar hasil pencitraan menggunakan toolbar yang tersedia dalam program Google Earth.

 Ulangi cara ini sampai seluruh area hutan mangrove tercover.

 Buka program auto cad, masukkan gambar hasil pencitraan Google Earth tadi menggunakan perintah insert raster image, kemudian lakukan proses penggabungan gambar sehingga menjadi satu kesatuan area hutan mangrove secara utuh.

Gambar 21 Hasil penggabungan gambar dengan Autocad

 Lanjutkan proses plotting/digitasi pada seluruh area hutan mangrove di zona Penelitian Pantai Indah Kapuk berdasarkan klasifikasinya dengan menggunakan hasil pencitraan citra satelit Quick Bird

Program Arc View, Google Earth dan Google Map, dengan tetap mengacu pada hasil survey di lapangan.

Gambar 22 Proses plotting/digitasi hutan mangrove berdasarkan klasifikasinya

 Lakukan proses ploting/digitasi seluruh area hutan mangrove yang termasuk dalam area penelitian.

Gambar 23 Proses plotting/digitasi seluruh area hutan mangrove berdasarkan Klasifikasinya

 Setelah proses pendigitan selesai, lakukan pemblockan/pewarnaan pada seluruh area hutan mangrove yang telah diplotting sebelumnya dengan menggunakan warna tertentu untuk membedakan berdasarkan klasifikasinya. Sehingga akan mempermudah penyampaian informasi saat pembacaan peta situasi kawasan penelitian.

Gambar 24 Proses pewarnaan hasil digitasi hutan mangrove berdasarkan klasifikasinya

 Setelah proses pewarnaan selesai, pisahkan hasil dari proses

plotting/digitasi hutan mangrove yang telah diwarnai tersebut menjadi bagian tersendiri.

Gambar 25 Hasil pendigitan kawasan hutan mangrove setelah dipisah B. Proses Digitasi Wilayah Daratan

Insert picture hasil pencitraan pada google map kedalam autocad

untuk kemudian dilakukan pendigitan menyesuaikan keadaan aslinya

C. Proses Penggabungan Hasil Plotting/Digitasi Kawasan Hutan Mangrove dan Wilayah Daratan Pada Zona Penelitian Pantai Indah Kapuk.

 Setelah diperoleh hasil digitasi pada langkah sebelumnya, kemudian lanjutkan dengan melakukan proses penggabungan antara hasil

plotting/digitasi kawasan hutan mangrove dan wilayah daratan pada zona penelitian Pantai Indah Kapuk yang terpisah sebelumnya. Namun penggabungan ini harus memperhatikan koordinat UTM agar didapat hasil yang sesuai dengan kondisi aslinya.

Gambar 27 Penggabungan hasil plotting wilayah daratan dan kawasan hutan mangrove Pantai Indah Kapuk

6. Tentukan Titik Koordinat pada Google Earth dengan cara menjalankan Program Google Earth dan ambil titik koordinat untuk dijadikan starting point penentuan koordinat UTM pada Auto CAD.

Gambar 28 Titik koordinat yang didapat dari Google Earth

Sumber : Google Earth

7. Tentukan Titik Koordinat UTM dengan menggunakan Program The World Coordinat Converter dengan cara melakukan convert koordinat Geografis ke dalam koordinat UTM dengan menggunakan bantuan Program The World Coordinate Converter yang dapat diakses melalui alamat situs http://twcc.free.fr/.

Gambar 29 Tampilan coordinate converter

Sumber : http://twcc.free.fr/.

Dari Program The World Coordinate Converter tersebut menunjukan bahwa wilayah yang dijadikan zona penelitaian ini termasuk ke dalam Zona 48 belahan bumi bagian selatan (Zona 48 S).

Gambar 30 Tampilan coordinate converter

Sumber : http://twcc.free.fr/.

8. Setelah mendapatkan titik koordinat UTM, lakukan proses perletakan gambar dengan cara mengsuper infuskan koordinat UTM yang sudah didapat ke dalam gambar pada Program Auto CAD.

Gambar 31 Proses perletakan gambar sesuai koordinat UTM-nya

Gambar 32 Proses perletakan gambar sesuai koordinat UTM-nya 9. Buat Peta Situasi Kawasan Penelitian

A. Setelah koordinat UTM didapatkan, dengan berpatokan pada koordinat UTM tersebut dihasilkanlah koordinat peta. Setelah itu, buat garis koordinat, kop peta, legenda, keterangan peta dan lain-lain sebagainya, sehingga terciptalah sebuah Peta Situasi Kawasan Penelitian yang memenuhi kaidah Kartografi.

Gambar 33 Proses akhir pembuatan peta situasi

B. Sedangkan untuk luasan mangrove dapat dihitung dengan cara mengklik Polyline dalam peta situasi kawasan penelitian pada Auto CAD. Kemudian klik kanan pada mouse dan pilih Properties. Pada Bar Properties lihat bagian Geometry dan pilih Area (luasan). Nilai pada Area (luasan) tersebut menunjukan nilai dari luasan mangrove.

Gambar 34 Contoh hitungan luasan mangrove dengan Auto CAD