• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ensambel Gendang Telu Sendalanen

Dalam dokumen ANALISIS PERAN KETENG-KETENG (Halaman 191-198)

PELAKSANAAN UPACARA ERPANGIR KU LAU

5.1 Ensambel Gendang Telu Sendalanen

Secara harfiah gendang telu sendalanen memiliki pengertian tiga alat musik yang sejalan atau dimainkan secara bersama-sama (sama seperti pengertian

gendang lima sendalanen). Ketiga alat musik yang tergabung dalam ensambel gendang telu sendalanen biasanya terdiri dari beberapa jenis format instrumen

musik antara lain:

(1) Kulcapi, dan 2 alat musik ketengketeng, (2) Belobat, keteng-keteng, dan kulcapi, dan (3) Belobat dan 2 alat musik keteng-keteng.

Dari keseluruhan alat musik yang tergabung dalam ensambel gendang telu

sendalanen tersebut, ada dua istrumen musik yang bisa digunakan sebagai pembawa

melodi yaitu kulcapi dan belobat. Sedangkan keteng-keteng dan mangkok merupakan alat musik pengiring yang menghasilkan pola-pola ritem yang bersifat konstan, repetitif, atau ritem variatif.

Pada formasi (1) kulcapi digunakan sebagai pembawa melodi, sedangkan

190

Pada formasi (2) belobat berperan sebagai pembawa melodi, sedangkan

keteng-keteng, dan mangkok berperan sebagai pengiring melodi dengan pola ritem tertentu.

Pada formasi (3) ) belobat berperan sebagai pembawa melodi, sedangkan 2

keteng-keteng, berperan sebagai pengiring melodi dengan pola ritem tertentu. Untuk

keseluruhan formasi alat musik dalam ensambel gendang telu sendalanen, masing-masing alat musik dimainkan oleh seorang pemain.

Kulcapi adalah alat musik petik berbentuk lute yang terdiri dari dua buah

senar (two-strenged fretted-necked lute). Secara tradisional senar kulcapi terbuat dari akar pohon aren (enau) namun sekarang telah diganti senar metal. Langkup

kulcapi (bagian depan resonator kulcapi) tidak terdapat lobang resonator, justru

lobang resonator (disebut babah) terdapat pada bagian belakang kulcapi.

Dalam memainkan kulcapi, lobang resonator (babah) tersebut juga berfungsi untuk mengubah warna bunyi (efek bunyi) dengan cara tonggum, yakni suatu teknik permainan kulcapi dengan cara mendekapkan seluruh/sebagian babah

kulcapi ke badan pemain kulcapi secara berulang dalam waktu tertentu. Efek bunyi kulcapi yang dihasilkan melalui teknik tonggum ini hampir menyerupai efek bunyi echo pada alat musik elektronik pada umumnya.

191

Gambar 5.1

192

Belobat merupakan alat musik tiup yang tebuat dari bambu (block flute).

Instrumen ini mirip dengan alat musik recorder pada alat musik Barat. Belobat memiliki enam buah lobang nada. Dilihat dari perannya dalam gendang telu

sedalanen, belobat memiliki peran yang sedikit atau kurang berperan penting,

karena pada sebagian besar penampilan gendang telu sendalanen biasanya menggunakan alat musik kulcapi pembawa melodi.

Keteng-keteng merupakan alat musik yang terbuat dari bambu. Bunyi keteng-keteng dihasilkan dari dua buah “senar” yang diambil dari kulit bambu itu

sendiri (bamboo idiochord). Pada ruas bambu tersebut dibuat satu lobang resonator dan tepat di atasnya ditempatkan sebilah potongan bambu dengan cara melekatkan bilahan itu ke salah satu senar keteng-keteng. Bilahan bambu itu disebut gung, karena peran musikal dan warna bunyinya menyerupai gung dalam gendang lima

sendalanen. Bunyi musik yang dihasilkan keteng-keteng merupakan gabungan dari

alat-alat musik pengiring gendang lima sendalanen (kecuali sarune) karena pola permainan keteng-keteng menghasilkan bunyi pola ritem: gendang singanaki,

gendang singindungi, penganak, dan gung yang dimainkan oleh hanya seorang

193

Gambar 5.2.1 dan 5.2.2

Keteng-keteng (Alat Musik Tradisional Karo)

Menurut Sempa Sitepu (wawancara penulis dengan beliau 13 Agustus 2011), seorang pemusik tradisional Karo, bahwa terciptanya alat musik ini

(keteng-keteng) ialah untuk menanggulangi kesulitan memanggil ensambel gendang lima sendalanen dan untuk acara yang tidak begitu besar seperti ndilo tendi (memanggil

roh) atau erpangir ku lau, alat tersebut dapat menggantikannya. Balobat digunakan sebagai pembawa melodi menggantikan sarune dalam ensambel gendang lima

194

Mangkok yang dimaksud dalam hal ini adalah semacam cawan (chinese glass-bowl) yang pada dasarnya bukan merupakan alat musik. Namun dalam gendang telu sedalanen, mangkok tersebut digunakan sebagai instrumen pembawa

ritmis.

Selain sebagai alat musik, mangkok juga merupakan perlengkapan penting dari guru sibaso (dukun) dalam sistem kepercayaan tradisional Karo. Mangkok tersebut digunakan sebagai tempat air suci atau air bunga atau juga beras dalam ritual tertentu. Ketika mangkok digunakan atau dipakai sebagai alat musik dalam

Gendang telu sendalanen biasanya diisi air putih biasa, tujuannya agar bunyi yang

dihasilkan mangkok tersebut menjadi lebih nyaring.

Gambar 5.3

195

5.2 Peran Musikal Masing-masing Instrumen Gendang Telu Sedalanen

Secara struktur musikal, gendang telu sendalanen mengacu kepada struktur musikal Gendang Lima Sendalanen, dimana peran musikalnya dibagi dalam dua bagian penting, yakni satu alat musik sebagai pembawa melodi, yang lainnya sebagai istrumen musik pengiring. Dalam ensambel gendang telu sendalanen,

kulcapi (dalam ensambel gendang lima sendalanen yang menggunakan kulcapi)

atau balobat (dalam gendang belobat) berperan sebagai alat musik pembawa melodi.

Keteng-keteng dan mangkok memiliki peranan sebagai musik pengiring. Namun keteng-keteng sebagai alat musik pengiring memiliki peran yang unik, yakni menghasilkan bunyi imitasi (tiruan) dari bunyi empat alat musik pengiring yang terdapat pada ensambel gendang lima sendalanen. Dalam pola permainan alat musik keteng-keteng terdapat sora (bunyi) penganak, gung, cak-cak (pola ritem)

singanaki dan singindungi. Pola pukulan mangkok merupakan pukulan konstan

berulang-ulang mengikuti pola permainan penganak atau gung dalam ensambel

gendang lima sendalanen.

Susunan alat musik tradisional yang tergabung dalam ensambel gendang

telu sendalanen. Selain ragam alat musik tersebut di atas, ada juga yang

menggunakan 2 alat musik keteng-keteng dan 1 alat musik belobat. Menurut Hendrik Perangin-angin (salah seorang pemain musik tradisional Karo, tiggal di Medan) mengatakan bahwa di desa Kuta Mbelin, Kecamatan Lau Baleng, Kabupaten Karo, ensambel telu sendalanen yang menggunakan 2 alat musik

196

keteng-keteng dan 1 alat musik belobat sering digunakan dalam berbagai upacara

ritual tertentu seperti kerja erpangir ku lau yang sering dilakukan oleh masyarakat Karo di desa Kuta Mbelin tersebut.

Dalam dokumen ANALISIS PERAN KETENG-KETENG (Halaman 191-198)