• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

C. Etika Dalam Jual Beli

Pada dasarnya, etika berpengaruh terhadap pelaku bisnis terutama dalam hal kepribadian, tindakan dan prilakunya. Etika adalah teori tentang prilaku perbuatan manusi, dipandang dari nilai baik dan buruk, sejauh yang dapat diakali, perkataan etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos, yang dalam bentuk jamaknya (taetha) berarti kebiasaan. Secara etimologi etika identik dengn moral, karena telah umum diketahui bahwa istilah moral berasal dari kata (mos) dalam bentuk tunggal dan (mores) dalam bentuk jamak, dalam bahasa latin yang artinya kebiasaan atau cara hidup.

Etika lebih bersifat teori, moral bersifat praktik. Yang pertama, membicarakan bagaimana seharusnya, sedangkan yang kedua, bagaimana adannya. Etika menyelidiki, memikirkan dan mempertimbangkan yang baik dan yang buruk, moral menyatukan ukuran yang baik tentang tindakan manusia secara universal, moral secara tempatan, moral menyatakan ukuran, etika menjelaskan moral itu. Moral sesungguhnya dibentuk oleh etika.34

Jual beli itu merupakan bagian dari ta’awun (saling menolong). Bagi pembeli menolong penjual yng membutuhkan uang (keuntungan), sedangkan bagi penjual juga berarti menolong pembeliyang sedang membutuhkan barang. Karenanya, jual beli itu merupakan perbuatan yang mulia dan pelakunya mendapat keridhaan Allah SWT bahkan Rasulullah SAW menegaskan

33 Abdul Rahman, Ghufron Insan, Sapiudin Shidiq, Fiqih Muamalat,… Hal. 75-77

34 A. Kadir MH, Hukum Bisnis Syari’ah Dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah,2013), Hal. 47

bahwa penjual yang jujur dan benar kelak di akhirat akan ditempatkan bersama nabi akan ditempat bersama nabi, syuhada, dan orang yang saleh. Hal ini menunjukan tingginya derajat penjual yang jujur dan benar. Jadi usaha yang baik dan jujur itu yang paling menyenangkan yang akan mendatangkan keberuntungkan, kebahagian, dan sekaligus keridhaan Allah SWT.35

Jual beli memiliki beberapa etikadiantaranya sebagai berikut:

1. Tidak boleh berlebihan dalam mengambil keuntungan. Penipuan dalam jual beli yang berlebihan di dunia dilarang dalam semua agama karena hal sepeti itu termasuk penipuan yang diharamkan oleh agama. Namun penipuan kecilyang tidak bisa dihindarkan oleh seseorang adalah sesuatu yang boleh. Sebab kalo dilarang maka tidak terjadi tansaksi jual beli.

2. Berinteraksi dengan jujur, yaitu dengan menggambarkan barang dagangan sebetulnya tanpa ada unsure kebohongan ketika menjelaskan macam, jenis, sumber, dan biayanya.

3. Bersikap toleran dalam berinteraksi, yaitu penjual bersikap mudah dalam menentukan harga dengan cara menguranginya, begitu pula pembeli tidak terlalu keras dalam menentukan syarat-syarat penjualan dalam memberikan harga lebih.

4. Menghindari sumpah meskipun pedagang itu benar. Dianjurkan untuk menghindari sumpah dengan nama Allah SWT dalam jual beli, karena itu termasuk cobaan bagi nama Allah SWT, sebagaimana dalam firmannya dalam QS. Al- Baqarah ayat 224:

◆❑➔➔→

☺⬧❑→⬧◆

❑⬧➔◆✓⧫

◆⧫

Artinya: “Jangahlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan mengadakan ishlah di antara manusiadan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”

35 Abdul Rahman Ghazaly, Ghufron Insan, Sapiudin Shidiq, Fiqih Muamalat,… Hal.89

5. Memperbanyak sedekah. Disunahkan bagi seseorang untuk memperbanyak sedekah sebagai penebus dari sumpah, penipuan, penyembunyikan cacat barang.

6. Mencatat utang dan mempersaksikannya. Dianjurkan untuk mencatat transaksi dan jumlah utang, begitu juga mempersaksikan jual beli yang akan dibayar di belakang dan catatan utang.36 Dalam QS. Al- Baqarah ayat 282:

⧫❑⧫◆

36 Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillautuhu,… Hal. 27-28

⬧❑➔→❑→◆

→☺➔◆◆

→⧫

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.

jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

Sedangkan menurut Yusuf Qardhawi, Islam mempunyai etika dalam berdagang:

1. Menegakkan larangan dan memperdagangkan barang-barang yang diharamkan 2. Bersikap benar, amanah, dan jujur

3. Menegakan keadilan dan mengharamkan bunga

4. Menerapkan kasih saying dan mengharamkan monopoli 5. Menegakkan toleransi dan persaudaraan

6. Berpegang pada prinsip bahwa perdagangan adalah bekal menuju akhirat.37

37 Mardani, Hukum Bisnis Syariah,(Jakarta: Prenada media Group, 2014), Hal 27

Jual beli dianjurkan di hadapan saksi, berdasarkan firman Allah SWT QS. Al- Baqarah ayat 282 “ persaksikanlah apabila kalian berjual beli”. Dengan demikian ini karena jual beli yang dilakukan dihadapan saksi dapat menghindarkan terjadinya perselelisihan dan menjauhkan diri dari sikap yang menyangkal. Oleh karena itu, lebih baik dilakukan, khususnya bila barang dagangan tersebut mempunyai nilai yang sangat penting (mahal). Bila barang dagangan itu nilainya sedikit, maka dianjurkan mempersaksikanya. Ini adalah pendapat Imam Syafi’I, Hanfiah, Ishak, dan Ayub.38

Al-Qur’an memandang jual beli sebagai pekerjaan yang menguntungkan dan menyenangkan, al-Qur’an sering kali mengungkapkan bahwasannya pekerjaan berdagang adalah perkerjaan yang paling menanarik, al-Qur’an bukan hanya memperbolehkan dan mendorong segala bentuk kerja produktif, namun ia menyatakan bahwa bagi seorang muslim hal tersebut merupakan kewajiban.39Hal ini senada dengan firman Allah SWT Al-Nur ayat 37 yang berbunyi:

➔⧫◆⧫

⧫⬧◆❑◼

⧫◆❑⧫❑➔⬧⬧

❑⧫⬧⧫⬧❑➔→

◆

Artinya: “Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat.

mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.”

Juga firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 24 yang berbunyi:

➔⧫⧫⧫◆→⧫

◆◆❑◆◆◆

➔◆⧫◆◆❑◆❑☺◆

⧫⧫◆⧫❑⧫

⧫◆⧫❑⬧→

38 Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah,…Hal. 205

39 Muhammad dan Lukman Fauroni, Visi Misi Al-Qur’an, (Jakarta: Selemba Diniyah, 2002), Hal 23

⬧❑◆◆

◆❑◆⧫⬧

⧫◼◆

◆⧫❑⬧✓

Artinya: “Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”

Dari dua ayat diatas jelasnya bahwa Al-Qur’an sangat memperhatinkan perdagangan atau jual beli. Al-Qur’an dengan jelas mendorong para pedaganguntuk melakukan sebuah perjalanan yang jauh dan melakukan jual beli dengan penduduk negeri asing, pekerjaan yang banyak menguntungkan ini dianggap sebuah karunia Allah berikan kepada orang-orang Quraisy.40