• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

E. Ketentuan Jual Beli Menurut Adat Minangkabau

Dalam masyarakat hukum adat baik dalam masyarakat territorial yang berdasarkan garis keturunan “patrilineal” dan “matrilineal” seperti minangkabau, tanah mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena tanah merupakan satu ha; yang bisa mengikat suatu kaum. Tanah dalam masyarakat hukum adat minangkabau merupakan harta kekayaan yang selalu dipertahankan, karena dari suatu tanah seseorang bisa ditentukan kedudukan asli daerahnya yang ditandai dengan:

Ado tapian tampek mandi (ada tempat untuk mandi) Ado basasok bajarami (ada sawah yang menghasilkan)

Ado bapandan bakuburan (ada tanah yang khusus digunakan untuk makam keluarga) Di minangkabau ada tata cara yang menarik penulis untuk membahasnya yaitu Gadai.

56Rahmat Syafe’i, Fiqih Muamalah....Hal. 87.

1. Gadai dalam adat minangkabau

Orang minangkabau menyebutnya dengan istilah manggadai perkataan itu digunakan masyarakat yang berarti menyerahkan, jadi gadai menurut adat minangkabau ialah suatu transaksi dimana seseorang menyerahkan sejumlah uang tertentu dengan ketentuan bahwa tanah tersebut akan kembali kepada pemilik tanah dengan mengembalikan sejumlah uang yang diberikan kepada pihak kedua. 57

Dalam prinsipnya dalam gadai tanah waktu penembusan terserah kepada penggadai tanpa ada batas waktu atau daluarsa bahkan pemanfaat barang gadai boleh di ambil oleh si penerima gadai.

Berdasarkan waktu penembusannya, jenis gadai itu dapat di bedakan menjadi:

a. Gadai biasa, disini gadai dapat ditebus oleh sipenggadai setiap saat, pembatasaannya adalah 1 tahun panen.

b. Gadai jangka waktu, dibagi menjadi jangka waktu larang tebus dan wajib tebus, gadai jangka waktu larang tebus terjadi apabila si penggadai dengan penerima gadai ditentukan, bahwa penggadai tidak boleh menebus tanah nya kecuali jangka waktu itu telah berlalu maka gadai itu kembali menjadi gadai biasa. Sedangkan gadai jangka waktu wajib tebus, yakni gadai dimana penggadai dengan penerima gadai ditentukan, bahwa setelah jangka waktu tertentu maka tanah harus ditebus oleh penggadai, jika tidak ditebus maka hilanglah hak atas tanahnya dan terjadi jual lepas.

2. Praktek pagang gadai di miangkabau

57 http://ejournal.iainbukittinggi.ac.id

Di minangkabau yang berkuasa atas atanah yaitu mamak, mamak bertugas dan bertanggung jawab dalam meelihara, mengurus, dan mempertahankan yang dikuasai oleh kaumnya. Bertanggung jawab disini bukanlah mamak sebagai pemiliknya, yang berstatus hak atas tanah karena di minangkabau hak kewarisan jatuh pada wanita.

Menggadai bukan memindahkan seperti halnya jual beli. Dengan menggadaikan tanah sipemilik tidak harus kehilangan atas kepemilikan tanah. Hal ini karena masyarakat minangkabau yang menganut system kepemilikan komunal bukan individual. 58

Hal ini bisa terjadi karena adanya transaksi utang piutang, seseorang yang meminjamkan uang kepada saudaranya kemudian ia gadaikan tanah atau barang berharganya sebagai jaminan akan ditebus esok harinya. Dalam system hukum adat minangkabau telah lama dikenal dengan lembaga pagang gadai, jenis hubungan hukum ini sangat dominan sekali adanya di minangkabau. Hal ini terjadi munkin untuk menjual lepas dari pada harta pusaka itu dalam system pewarisan matrilineal dan keibuan.

Pelaksanaan gadai menurut hukum adat adalah dari suatu perjanjian yang bersifat tolong menolong, berfungsi sosial, sebab kebanyakan orang yang menggadaikan dan si pemegang adai adalah orang yang masih sekaum, sesuku yang paling jauh adalah senagari.

3. Jual beli tagak di minangkabau

Jika kita lihat jual beli tagak maka di minangkabau tidak ada namanya dengan jual beli tagak, yang ada hanya pagang gadai. Pagang gadai tidaklah sama dengan jual beli tagak, karena jual beli tagak ini adalah jual beli antara dua orang atau lebih yang mana pihak pertama menjual kebun miliknya, dan pihak kedua membeli dengan cara mentaksir

58 http://ejournal.iainbukittinggi.ac.id

dan menagguhkan barang selama jangka waktu yang telah disepakati, jual beli tagak ini terjadi karena di dorong oleh ekonomi di masyarakat tersebut.

Jual beli ini sudah menjadi suatu kebiasaan adat setempat dalam mencari uang dengan cepat. Jual beli tagak ini sudah terjadi puluhan tahun silam yang mana masyarakat disana sudah menjadi sumber mata pencarian.

Istilah jual beli tagak ini muncul karena jual beli yang dilakukan dengan objek barang masih berada di kebun pemiliknya sampai puluhan tahun, yang dibeli oleh sipembeli kulit manis yang masih kecil dan masih berada dikebun pemilik dengan catatan tidak boleh menanami selain kulit manis baik pembeli maupun di penjual. 59

4. Jual beli tanah di minang kabau

Di sumatera barat, yang penduduknya merupakan orang minangkabau, tata tertib kehidupan meraka diatur dalam hukum adat. Peraturan ini juga meliputi masalah bagaimana tanah dialihkan. Sebidang tanah untuk dapat dikatakan sebagai tanah ulayat atau di minangkabau diartikan sebagai pusako tinggi yaitu haruslah tanah yang diwariskan oleh turun temurun dari kaum ibu. Penggadaian tanah ulayat tersebut dapat dilakukan apabila syarat-syarat di minangkabau terpenuhi. Konsep gadai menurut hukum adat adalah perbuatan menjual hak atas tanah namun peralihan hal pemilikan tersebut hanya bersifat sementara.

Peralihan tanah ulayat dapat dilakukan jika dan hanya terjadi hal seperti di bawah ini:

a. Maik tabujua ditangah rumah b. Gadih gadang indk balaki

59 Saliar, Urang Tuo, Wawancara Pribadi, 15 Juni 2020

c. Rumah gadang ketirisan

d. Batagak penghulu/pambangkik batang tarandam

Bilamana terjadi salah satu hal di atas maka bisa dijadikan syarat untuk menggadai, maka penggadaian harus tetap dilakukan dengan persetjuan seluruh anggota kaum. Persetujuan anggota kaum dibutuhkan karena pada dasarnya tanah ulayat adalah milik persetujuan anggota kaum, jika tidak dapat persertujuan dari anggota kaum maka penggadaian tidak bisa dilanjutkan.

Dapat disimpulkan bahwasannnya tanah ulayat bisa dialihkan bilamana syarat-syarat semua terpenuhi. Kemudiam walau peralihan ini dinamakan gadai, namun sebenarnya kepemilikannya berpindah kepada sipenerima gadai sampai nanti oleh pembeli gadai.

JUAL BELI TAGAK DITINJAU DARI FIKIH MUAMALAH ( Studi Kasus Di Nagari Gunung Padang Alai Kecamatan V Koto Timur )

BAB III SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Syari’ah

Oleh:

SUSI FAJRIATUL FITRI 1216.015

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2020 M/1441 H

BAB III PENELITIAN