BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.4 Proses Pengembangan LKS
4.1.4.6 Evaluasi formatif
Pada tahap keenam, setelah produk LKS selesai dibuat, kemudian peneliti membuat rubrik penilaian untuk validasi produk. Peneliti memilih dua ahli yaitu ahli IPA dan guru SD. Untuk evaluasi formatif dilakukan dengan dua cara, yaitu
penilaian kualitas produk oleh ahli IPA dan Guru SD dan yang kedua uji coba produk terbatas. Komentar ahli IPA mengenai produk LKS sudah baik, sudah menuntun siswa dalam melaksanakan setiap kegiatan, sudah layak untuk diuji cobakan, sedangkan komentar guru mengenai produk LKS secara keseluruhan sudah baik, menggunakan lima tahapan pendekatan saintifik sehingga membuat siswa aktif, mandiri mencari sumber belajar dan mengerjakan setiap kegiatan, namun covernya terlalu ramai sehingga perlu disesuaikan.
Setelah ahli memberikan validasi kepada produk LKS dan dinyatakan layak untuk diujicobakan, maka langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SDN Perumnas Condongcatur. Selain itu, peneliti memilih enam siswa tersebut berdasarkan nilai akademik (tinggi sedang, dan rendah) dan rekomendasi guru kelas. Peneliti melakukan uji coba
lapangan terbatas dilakukan pada tanggal 26 – 30 November 2016. Komentar siswa
mengenai LKS yang diuji cobakan yaitu siswa senang melihat LKSnya, mereka antusias dalam mengerjakan setiap kegiatan dalam LKS, siswa menyukai LKSnya, katanya lucu dan menarik karena banyak gambarnya. Setelah siswa menyelesaikan setiap kegiatan yang ada dalam LKS, siswa memahami materi yang ada dalam LKS dilihat dari skor posttest lebih tinggi daripada skor pretest.
4.1.4.7 Revisi
Pada tahap ketujuh, peneliti melakukan revisi produk LKS berdasarkan komentar dari ahli validasi dan hasil wawancara terhadap siswa setelah menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Berikut tabel hasil revisi berdasarkan komentar dari ahli dan siswa yang disajikan pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Revisi LKS Berdasarkan Komentar Ahli dan Siswa Sebelum revisi Sesudah revisi
Cover pada LKS terlalu ramai Sudah direvisi sesuai dengan komentar ahli dan siswa
Beberapa gambar tolong diberi sumber Sudah direvisi sesuai dengan komentar ahli dan siswa
Penggunaan tanda baca yang kurang Sudah direvisi sesuai dengan komentar ahli dan siswa
Kata pengantar ditulis untuk mengantarkan siswa dalam meggunakan LKS
Sudah direvisi sesuai dengan komentar ahli dan siswa
Pada biodata penulis, ditulis singkat saja Sudah direvisi sesuai dengan komentar ahli dan siswa
4.1.4.8 Evaluasi Sumatif
Pada tahap kedelapan, peneliti melakukan pengolahan data berdasarkan hasil uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SDN Perumnas Condongcatur. Pengolahan data tersebut bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan pretest dan posttest, serta mengetahui keefektifan penggunaan LKS.
Hasil skor pretest dan posttest dituangkan pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil skor pretest dan posttest
No. Skor (1-100) Peningkatan skor Pretest Posttest 1 60 90 30 2 65 95 30 3 40 75 35 4 55 80 25 5 50 80 30 6 60 85 25 Rerata 55 84.1 29.1
Berdasarkan tabel 4. dapat dilihat bahwa skor pretest dan posttest
meningkat sesuai dengan selisih yang dituliskan dala tabel. Persentase tingkat efektivitas / peningkatan skor pretest dan posttest dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini.
Gambar 4.9 Rumus Perhitungan Persentase Skor Pretest dan
Posttest
Peningkatan = 8 ,1−
% = , %
Berdasarkan hasil perhitungan persentase tingkat efektivitas nilai pretest dan posttest, skor pretest dan posttest menigkat sebesar 52,9%.
Peningkatan = � − � �
Gambar 4.10 Hasil Skor Pretest dan Posttest siswa
Gambar 4.11 Hasil Peningkatan Pretest dan Posttest
4.1.5 Desain LKS
1. Konsep Pembuatan LKS
Konsep pembuatan LKS berbasis pendekatan saintifik merupakan
pengembangan LKS kurikulum 2013 mata pelajaran IPA untuk mempelajari gaya, gerak, dan energi. Berdasarkan LKS pada kurikulum 2013, peneliti mengembangakan sebuah LKS yang berfungsi untuk mempelajari gaya, gerak, dan energi. Nama LKS yang dikembangkan adalah LKS berbasis pendekatan saintifik. Hal yang dikembangkan dari LKS asli adalah lima tahapan pendekatan saintifik.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 6 S k o r Nomor Siswa Pretest Posttest 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Rerata keseluruhan S k o r Pretest Posttest
LKS yang biasanya dikerjakan oleh siswa disekolah dikembangkan menjadi lebih menarik dengan menambahkan beberapa gambar dan warna. Peneliti membuat LKS dengan materi gaya, gerak, dan energi. Dalam LKS tersebut peneliti mengembangkan kegiatan yang dilakukan oleh siswa, berupa langkah-langkah percobaan dan materi serta bahan yang digunakan untuk percobaan. Kegiatan di dalam LKS dibagi menjadi 4 kegiatan, dalam setiap kegiatan telah dilengkapi dengan kolom tempat untuk siswa menuliskan hasil dari kegiatan yang telah mereka
lakukan. Kolom-kolom tersebut didesain dengan menggunakan apilikasi Microsoft
Word.
2. Desain LKS
Pengembangan disain pada penelitian ini yaitu dengan mengembangkan LKS
berbasis pendekatan saintifik. LKS dibuat dengan menggunakan Microsoft Word
sehingga sangat mudah untuk digunakan. Halaman sampul dibuat dengan menggunakan aplikasi coreldraw agar terlihat lebih menarik. Pewarnaan pada sampul LKS telah disesuaikan dengan kebutuhan siswa, sehingga tidak terlalu
mencolok. Format penulisan isi LKS menggunakan huruf Comic Sans MS, dengan
ukuran font 12, spasi 1,5 dan margin A4.
Materi yang disajikan dalam LKS ini didasari dari hasil pemetaan SK, KD, dan Indikator pada matapelajaran IPA, materi yang terdapat dalam LKS ini adalah gaya, gerak, dan energi. Materi tersebut dibagi menjadi delapan kegiatan dalam satu LKS. Setiap kegiatan dibuat berdasarkan lima tahapan pendekatan saintifik, selain lima tahapan tersebut setiap kegiatan dilengkapi dengan petunjuk dan langkah-langkah untuk mempermudah siswa melakukan percobaan. Di dalam LKS telah disediakan ruang berupa kolom-kolom untuk menuliskan hasil kegiatan yang telah dilakukan
oleh siswa. Kolom-kolom tersebut didisain dengan menggunkan Insert Shapes yang
terdapat di dalam Microsoft word.
Selain ruang berupa kolom untuk menuliskan hasil kegiatan siswa, peneliti juga menyediakan tabel untuk menuliskan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh
siswa. Tabel dibuat dengan menggunakan Insert Table yang terdapat di dalam
Microsoft Word. Di setiap kegiatan di dalam LKS, peneliti memberikan beberapa gambar, tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mengetahui objek atau benda yang mereka amati. Di setiap awal kegiatan, terdapat komik atau cerita yang
mencerminkan isi materi dalam kegiatan tersebut. Komik atau cerita dibuat secara sederhana sehingga siswa dapat memahaminya.
Isi LKS ini memuat langkah-langkah, petunjuk, dan percobaan serta bahan dan alat yang dibutuhkan siswa untuk melakukan percobaan. Pada setiap kegiatan terdapat lima langkah pendekatan saintifik, lima langkah tersebut antara lain, 1) mengamati, 2) menanya, 3) menalar, 4) mencoba, 5) mengkomunikasikan. Bentuk dari LKS dicetak menyerupai buku dengan ukuran tinggi 25 cm, dan lebar 18 cm. kertas yang digunakan adalah HVS B5 80 gram, cover dari LKS diprint dengan menggunakan kertas Ivori 230 gram.
4.1.6 Kualitas LKS
Kualitas produk LKS yang peneliti kembangkan dikatakan “sangat baik”
berdasarkan penilaian ahli pembelajaran IPA dengan skor 3,9, tingkat efektivitas (peningkatan skor pretest dan posttest) sebesar 52,9%, dan komentar-komentar siswa setelah menggunakan LKS. Berikut hasil komentar dari ahli dan siswa yang disajikan pada tabel 4.8.
Tabel 4.7 Hasil Validasi Produk LKS Jenis
Instrumen
Skor kualitas produk (skala 1-4)
Kategori Rerata
Ahli IPA Guru SD Ahli IPA Guru SD
LKS 3,9 3,5 Sangat baik Sangat baik 3,7
Tabel 4.8 Hasil Komentar Ahli dan Siswa Aspek yang
dinilai
Skor Kategori Komentar Ahli
Komentar siswa
Konten atau isi 40 Sangat baik
Sudah baik Menarik, menuntun dalam melakukan berbagai kegiatan, bisa memahami materi.
Tampilan 48 Sangat
baik
Sudah baik Menarik, lucu ada gambarnya. Siswa senang ketika LKS dibagikan dan mereka langsung bersemangat dalam mengerjakan. Penggunaan Bahasa 20 Sangat baik
Sudah baik Sudah baik dan mudah dipahami.
Penggunaan dan penyajian
25 Baik Sudah baik Baik, bagus, membuat motivasi.
4.2 Pembahasan
Pengembangan LKS IPA didasarkan dari hasil identifikasi masalah melalui wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara, dapat diketahui bahwa LKS yang digunakan sekolah masih berisi materi dan soal-soal. Dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran masih berpusat kepada guru, selain itu pemahaman guru akan kurikulum 2013 masih kurang. Guru sudah menggunakan pendekatan saintifik, tetapi belum diterapkan secara maksimal dalam proses pembelajaran. Permasalahan yang ditemukan tersebut tidak sesuai dengan kuesioner hasil analisis kebutuhan. Berdasarkan kuesioner hasil analisis kebutuhan guru, diketahui bahwa sebanyak 100% guru menyetujui bahwa penggunaan LKS IPA dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa memahami konsep. Berdasarkan hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa, bahwa 100% siswa menyetujui penggunaan LKS IPA dalam proses pembelajaran dapat membantu memahami materi. Selain itu dalam proses pembelajaran guru jarang memberikan panduan kegiatan secara tertulis dan siswa belum melakukan melakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran secara mandiri. Paparan tersebut menjadi salah satu pertimbangan peneliti dalam pengembangan LKS IPA.
Peneliti mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. LKS IPA adalah LKS yang berfungsi untuk mengaktifkan siswa dalam belajar secara mandiri sesuai dengan lima langkah pendekatan saintifik yang dilakukan siswa untuk mendapatkan informasi dalam proses pembelajaran. Tahap pengembangan awal peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan melakukan wawancara kepada siswa kelas IV mengenai warna dan gambar yang mereka sukai. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada siswa maka peneliti membuat desain LKS sesuai dengan warna dan gambar yang mereka sukai.
Tahap pengembangan selanjutnya peneliti memetakan kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), indikator dan tujuan pembelajaran. Dari indikator yang telah dibuat, peneliti mengembangkannya menjadi empat kegiatan umum di dalam LKS, pada setiap kegiatan, peneliti memuat lima tahapan pendekatan sanitifik secara runtun, sehingga siswa tidak mengalami kebingungan pada saat
ngerjakannya. LKS ini memiliki karakter khusus yang dibuat sesuai dengan kebutuhan siswa yaitu (1) mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; (2) mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat; (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri; dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. dari empat karateristik umum tersebut, peneliti menjabarkannya menjadi sembilan karaktersitik yang lebih spesifik menggambarkan isi LKS secara keseluruhan. Dari karakteristik khusus tersebut, lebih mempermudah siswa untuk mengerjakan LKS yang dikembangkan oleh peneliti.
Pada tahap pengembangan selanjutnya yaitu peneliti membuat soal pretest dan
posttest berupa pilihan ganada serta rubrik penilaian ahli validasi produk. Tujuan dari pembuatan instrumen tersebut adalah untuk mengetahui kualitas dari LKS yang dikembangkan. Kualitas dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain aspek konten atau isi, Bahasa, tampilan, penulisan dan penggunaan huruf, penyajian, dan penggunaan. Untuk soal pilihan ganda bertujuan untuk mengetahui tingkat
efektivitas penggunaan LKS. Soal pretest dan posttest dikembangkan melalui
pemetaan KD dan indikator. KD dipecah menjadi dua indikator, dan dari dua
indikator tersebut peneliti membuat soal pretest dan posttest sebanyak 40 puluh soal
tipe pilihan ganda. Setelah instrumen selesai, peneliti melakukan validasi intruemen
tes kepada ahli (expert judgment), setelah validasi dilakukan dan instrumen layak
untuk di uji cobakan, maka peneliti melakukan uji coba soal tersebut kepada siswa
SD kelas IV. Dari hasil perhitungan uji korelasi pearson menggunakan SPSS 22 for
windows untuk menganalisis 40 item soal pada 30 siswa kelas IV SD, peneliti mengambil 20 item soal yang valid untuk digunakan pada uji coba terbatas.
Pegujian soal pretest dan posttest dilakukan pada uji coba lapangan terbatas di
SD N Perumnas Condongcatur. Pengujian soal pretest diujikan sebelum siswa
menggunakan LKS dan soal posttest diujikan setelah siswa menggunakan LKS.
Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada saat posttest lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada saat pretest. Siswa 1 memperoleh nilai sebesar 60 saat pretest dan 90 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest
adalah sebesar 30. Siswa 2 memperoleh nilai sebesar 65 saat pretest dan 95 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 30. Siswa 3 memperoleh nilai sebesar 40 saat pretest dan 75 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest
adalah sebesar 35. Siswa 4 memperoleh nilai sebesar 55 saat pretest dan 80 saat
posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 25. Siswa 5 memperoleh
nilai sebesar 50 saat pretest dan 80 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest
adalah sebesar 30. Siswa 6 memperoleh nilai sebesar 60 saat pretest dan 85 saat
posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 25.
Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada saat pretest dan posttest, diketahui
bahwa penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk materi sifat-sifat cahaya dapat membantu siswa dalam memahami materi sifat-sifat cahaya. Hal ini sesuai dengan teori Brunner, teori Piaget dan teori Vygotsky. Menurut Brunner, individu belajar dan mengembangkan pikirannya melalui penemuan. Dari penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. Siswa memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan melalui kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah yang ada dalam LKS. Menurut Piaget, belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema. Skema adalah struktur kognitif seseorang untuk beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Seorang anak akan berkembang melalui proses adaptasi. Proses adaptasi yang dilalui anak dilakukan dengan dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif seseorang yang mengintegrasikan stimulus yang berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip ataupun pengalaman baru yang didapatkan siswa melalui kegiatan langsung. Akomodasi merupakan rangsangan langsung yang diberikan dari guru, orang tua, teman, dan masyarakat dalam proses belajarnya. Sedangkan menurut Vygotsky, pembelajaran terjadi apabila siswa bekerja atau belajar mengenai tugas-tugas yang belum dipelajari, namu tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan siswa. Pada tahap selanjutnya adalah peneliti merancang kegiatan dari pemetaan KI, KD, dan karakteristik LKS. Kegiatan di dalam LKS dibagi menjadi 4 kegiatan tersebut yaitu, cahaya merambat lurus, cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat dibiaskan, dan cahaya dapat menembus benda bening. Dalam setiap kegiatan, peneliti memberikan petunjuk untuk mempermudah siswa melakukan kegiatan.
Kemudian, pada setiap kegiatan terdapat lima tahapan pendekatan saintifik yakni mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Selain lima tahapan saintifik, pada setiap kegiatan juga terdapat karakteristik khusus LKS yaitu siswa mengumpulkan informasi dari buku paket, koran, majalah, melakukan wawancara dengan narasumber, melakukan kegiatan praktikum, menggunakan poster, gambar, grafik untuk menyampaikan hasil kerjanya, melakukan kegiatan bertanya kepada guru, orangtua,teman tentang masalah-masalah yang belum mereka ketahui atau pahami, selain melakukan kegiatan mandiri, siswa juga melakukan diskusi bersama teman atau kelompok dalam memecahkan suatu permasalahan.
Setelah produk LKS selesai, tahap selanjutnya peneliti melakukan validasi kepada dua ahli, yaitu ahli IPA dan guru SD. Hasil validasi produk LKS dari ahli IPA mendapatkan skor seberar 3,9 dan dari guru SD mendapatkan skor sebesar 3,5. Dalam hal ini produk LKS yang dikembangkan termasuk dalam kategori sangat baik. Setelah ahli melakukan validasi produk LKS dan dinyatakan layak untuk diuji cobakan, maka peneliti melakukan revisi sesuai dengan komentar dari ahli. Langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Uji coba lapangan terbatas dilakukan selama 5 hari. Berdasarkan pengamatan pada saat uji coba lapangan terbatas, peneliti melihat bahwa siswa tersebut sangat antusias dalam mengerjakan LKS. Siswa juga tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS. Dibuktikan dengan peneliti mengecek hasil kerja siswa yang mereka kerjakan di luar sekolah.
Dari hasil wawancara kepada siswa setelah menggunakan LKS, peneliti mendapatkan respon yang sangat positif dari siswa tersebut. Berikut hasil komentar siswa mengenai LKS yang telah siswa kerjakan. Konten dan isi yang ada di dalam LKS mudah dipahami, materi yang ada di dalam LKS dapat dipahami oleh siswa, percobaan yang ada di LKS berhasil di lakukan dengan baik. 5 tahapan pendekatan saintifik dapat diikuti oleh siswa dengan baik. Siswa senang dengan tampilan LKS karena menggunakan gambar dan berwarna sehingga siswa tidak merasa bosan ketika mengerjakannya. Penggunaan Bahasa sangat mudah dipahami oleh siswa
sehingga pada saat mereka menggunakan LKS tidak kebingungan. Petunjuk yang terdapat di dalam LKS jelas, LKS mudah dibawa kemana saja.
Selain dari hasil wawancara siswa, kualitas LKS ditentukan dari hasil perhitungan persentase tingkat efektivitas nilai pretest dan posttest. Berdasarkan hasil perhitungan persentase tingkat efektivitas nilai pretest dan posttest, diperoleh skor 52,9%.
LKS yang peneliti kembangkan sama halnya dengan penelitian terdahulu yang dapat menunjukkan bahwa penelitian ini masih relevan untuk dilaksanakan, yakni penelitian yang dilakukan oleh Mbetu (2016) bertujuan untuk menghasilkan produk berupa Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik pada subtema
bermain di rumah teman untuk siswa kelas II sekolah dasar. Lembar kerja siswa
tersebut memperoleh rerata skor 3,81 dengan kategori “baik” dan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar. Penelitian yang dilakukan oleh Mustofa (2013) bertujuan untuk menghasilkan produk berupa LKS berbasis observasi. Hasil pengujian LKS pada kelas skala kecil kelas menunjukan rata-rata aktivitas siswa sebesar 94,6 %, siswa tuntas belajar sebanyak 90%, dengan rata-rata nilai sebesar 7,08 dan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar sains di SDN 1 Tinjomoyo Semarang. Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2014) bertujuan untuk menghasilkan produk berupa LKS berbasis pendekatan scientific. Hasil uji coba dalam tahap pengembangan menunjukkan bahwa rata-rata keseluruhan penilaian kinerja dan produk dari setiap sekolah adalah 3,7 sehingga dapat dikategorikan baik. Penelitian yang dilakukan oleh Ningtyas
(2015)bertujuan untuk mengetahui kualitas media LKS berbasis metode percobaan
ditinjau dari aspek desain dan aspek penyajian, Hasil kualitas materi ditinjau dari aspek isi menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh skor 92% dan 87%
dengan rata-rata skor 89,5% memiliki kriteria baik sekali. Kualitas materi ditinjau
dari aspek pembelajaran berbasis percobaan menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh skor 92% dan 85% dengan rata-rata skor 88,5% memiliki kriteria baik sekali. Penelitian yang dilakukan oleh Edeltrudis (2012) bertujuan untuk mengembangkan LKS dengan menggunakan pendekatan saintifik pada pembelajaran, Hasil validasi LKS menggunakan pendekatan saintifik tersebut menghasilkan rerata skor 4,01 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori
“baik”, hal ini menunjukkan bahwa LKS sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar dengan revisi yang sesuai saran. Penelitian yang dilakukan oleh Bulan (2012) bertujuan untuk mengembangkan LKS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Hasil penelitian menunjukkan dalam kategori “Baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,8 dan 4,09 lembar kerja siswa layak untuk digunakan.
Pada keenam penelitian terdahulu, sama-sama mengembangkan LKS, namun memiliki perdedaan pada metode atau model pembelajaran yang digunakan dalam pengembangaan LKS.
BAB V PENUTUP
Bab V menguraikan mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.
5.1Kesimpulan
5.1.1 Pengembangan Lembar Kerja Siswa IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi gaya, gerak, dan energi pada Kurikulum dikembangkan dengan menggunakan konsep pendekatan saintifik pada setiap kegiatannya dan dengan delapan langkah pengembangan dari Dick & Carey, yaitu (1) analisis kebutuhan, terdiri dari analisis pembelajaran dan analisis siswa; (2) merumuskan tujuan khusus; (3) mengembangkan instrumen; (4) mengembangkan strategi; (5) mengembangkan isi LKS; (6) evaluasi formatif; (7) revisi; dan (8) evaluasi sumatif. Di dalam isi LKS tidak seperti isi LKS pada umunya, peneliti hanya mencantumkan sedikit materi sebagai pengantar bagi siswa untuk mengetahui apa yang akan mereka pelajari (materi apa yang sedang dipelajari). Selain itu, isi LKS hanya memuat petunjuk-petunjuk kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara mandiri baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Bentuk penyajian di dalam isi LKS didesain dengan menarik, berwarna serta diberi beberapa gambar untuk menambah semangat siswa dalam belajar. Pemilhan gambar dan warna berdasarkan dari hasil analisis kebutuhan yang dilakukan kepada siswa.
5.1.2 Kualitas LKS IPA berbasis pendekatan saintifik siswa kelas IV SD materi gaya, gerak, dan energi “sangat baik”. Kualitas LKS IPA diketahui melalui hasil validasi produk dari ahli. Rerata skor yang diperoleh dari hasil validasi produk oleh ahli adalah dari ahli IPA memberikan skor sebesar 4 dan Guru meberikan skor sebesar 3,70. Uji caba lapangan terbatas LKS IPA berbasis pendekatan saintifik menunjukkan bahawa nilai yang diperoleh siswa ketika posttest lebih tinggi apabila dibandingkan dengan nilai pretest. Selisih rerata pretest dan posttest adalah 49%. Dengan demikian, LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dapat membantu siswa dalam mempelajari dan memahami materi pelajaran.
5.2Keterbatasan Penelitian
5.2.1 LKS ini dibuat hanya dibatasi pada Kompetensi Inti 3 dan 4 (pengetahuan dan keterampilan).
5.2.2 Beberapa instrumen hanya divalidasi oleh satu ahli karena beberapa ahli yang diminta untuk melakukan validasi kurang sesuai. Pada saat melakukan validasi produk sedikit terlambat karena LKS belum sepenuhnya selesai. 5.2.3 Uji coba terbatas dilaksanakan dengan sedikit terburu-buru karena hanya
mendapatkan waktu empat hari. Hal ini terjadi karena menunggu hasil validasi produk dari ahli dan juga revisi sebelum diuji cobakan, selain itu waktu uji coba lapangan terbatas hampir berbenturan dengan ujian akhir semester.