BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.2 IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
2.1.2.1 Pengertian
Ilmu pengetahuan alam (IPA) sering disebut dengan singkat sebagai sains.
Sains (Inggris: Science) berasal dari kata latin “scientia” yang berarti (1)
pengetahuan tentang, atau tahu tentang; (2) pengetahuan, pengertian, faham yang benar dan mendalam. Ilmu merujuk ke: (1) studi sistematis, (2) tubuh pengetahuan
yang terorganisasi, dan (3) pengetahuan teoritis. Sains atau ilmu pengetahuan alam
adalah sekumpulan pengetahuan yang diperoleh melalui metode tertentu (Surjani, 2010: 11-12). Ilmu pengetahuan alam atau Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu (Stone, dalam Agus, 2003 : 11). Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. H. W. Fowler mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubugan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi. Sedangkan Nokes di dalam bukunnya “Science in Education” menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus (Ahmadi, 2002:1).
Dengan demikian, IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.
2.1.2.2 Hakekat IPA
1. IPA sebagai Proses
IPA sebagai proses menyangkut proses-proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil (produk). Proses-proses inilah dikenal sebagai proses ilmiah yang berupa kegiatan ilmiah yang disebut sebagai inkuiri/penyelidikan ilmiah. Secara sederhana (Nyoman, 1985-1986 : 8) mendefinisikan inkuiri ilmiah sebagai usaha mencari pengetahuan dan kebenaran. Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan (Iskandar, 1997: 5). Ditinjau dari tingkat kerumitan dalam penggunaannya, keterampilan proses IPA dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu keterampilan :
a) Proses Dasar (Basic Skills)
Observing (mengamati), inferring (menarik kesimpulan), measuring
(mengukur), communicating (mengkomunikasikan), classifying
b) Proses Terintegrasi (Integrated Skills) dalam Moejiono dan Dimyati, (1992 : 16 )
Controlling variables (pengontrolan variabel), formulating hypothesi
(menyusun hipotesis), defining operationally (menentukan operasionalnya),
eksperimen, formulating model (membuat model), dan mengiterpretasikan data.
2. IPA sebagai Produk
Produk IPA adalah semua pengetahuan tentang gejala alam yang telah dikumpulkan melalui observasi. Produk IPA yaitu : Fakta adalah data dari hasil observasi berulang-ulang yang telah diketahui kondisinya. Konsep adalah ide atau gagasan yang digeneralisasikan atau diabstrakkan dari pengalaman. Prinsip adalah generalisasi atau abstraksi dari konsep-konsep yang berhubungan. Hukum adalah generalisasi dari konsep-konsep yang berhubungan, yang digunakan untuk menjelaskan banyak gejala. Teori adalah model yang abstrak yang dapat digunakan untuk menjelakan berlakunya prinsip dan hukum.
3. IPA sebagai Sikap
Selama melakukan metode ilmiah melalui proses observasi, eksperimentasi dan berpikir rasional diperlukan sikap ilmiah seperti jujur, objektif, terbuka, komunikatif, dan sebagainya agar mencari hasil/produk IPA yang benar.
Sikap ilmiah adalah sikap tertentu yang diambil dan dikembangkan oleh ilmuwan untuk mencapai hasil yang diharapkan (Iskandar, 2001: 11). Sikap-sikap ilmiah meliputi :
a. Objektif terhadap fakta. Artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh perasaan senang atau tidak senang.
b. Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung kesimpulan itu.
c. Berhati terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain, walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri.
d. Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat.
e. Bersikap hati-hati. Sikap hati-hati ini ditujukan oleh ilmuwan dalam bentuk cara kerja yag didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu
bekerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak cepat mengambil kesimpulan
f. Sikap ingin menyelidiki atau keingintauhan (Curiosity) yang tinggi.
2.1.2.3Fungsi dan sifat IPA
Ilmu pengetahuan alam atau sains secara pragmatis dapat ditinjau menurut fungsi-fungsinya (Surjani, 2010: 12-14). Ada beberapa fungsi pokok sains yang dikumpulkan dari pendapat para pelaku, pengguna, dan pemirsa sains yaitu:
1. Sains membantu manusia berpikir dalam pola sistematis.
Sains sangat membantu kita berpikir lebih sistematis, terutama dalam hal menghadapi permasalahan di dunia dan menyangkut alam. Belajar dengan gaya sains, manusia menjadi lebih logis dan lebih membebaskan diri dari pikiran-pikiran mengenaai mistik dalam menghadapi gejala alam. Manusia lebih menempatkan segala sesuatu ke dalam pikiran menurut struktur yang logis dan lebih objektif sehingga menghindarkan masalah-masalah yang tidak perlu
2. Sains dapat menjelaskan gejala alam serta hubungan satu sama lain antar
gejala alam.
Sains merupakan kumpulan pengetahuan mengenai alam, kita dapat dengan mudah merujuk ke penjelasan alam untuk menjelaskan gejala-gejala alam di sekitar kita. Kemampuan sains untuk “menjelaskan” kemungkinan karena sains mempunyai sifat-sifat utama:
1) Analitis, yaitu dapat meneliti satiap bagian dari objek dengan seksama dan
terstruktur.
2) Logis, dapat dipikirkan dan diamati dengan sederhana dan masuk akal,
yang memberikan serangkaian sebab akibat dalam proses-prosesnya.
3) Sistematis, urutan penjelasan harus ada dan sifatnya logis serta
berhubungan dengan sebab akibat tadi. Selain itu, penjelasan masing- masing bagian adalah hasil dari pengelompokan atau klasifikasi berdasarkan pemikiran logis, tidak berlawanan satu sama lain namun dapat pula saling menunjang dan melengkapi.
4) Kausatif, menjelaskan gejala alam berdasarkan penyebab-penyebabnya. Kalau air dipanaskan mendidih, mengapa kalau tekanan darah tinggi dan tidak terkontrol manusia bisa terkena stroke dan sebagainya. Dengan demikian setiap hukum dala ilmu alam merumuskan sebab akibat ini.
5) Kuantitatif, artinya dapat diukur dan apa yang dilaporkan dalam bentuk
angka-angka dapat dipercaya secara statistika. Angka-angka maupun besaran ini merupakan hasil pengukuran dengan metode-metode IPA.
3. Sains dapat digunakan untuk meramalkan gejala alam yang akan terjadi
berdasarkan pola gejala alam yang dipelajari.
Salah satu sifat IPA adalah kausatif. Jika ada hukum alam berarti gejala alam dapat dijamin akan mengikuti hukum alam tersebut.
4. Sains digunakan untuk menguasai alam dan mengendalikannya demi
kepentingan manusia.
Serangkaian pengamatan serius mengenai gejala alam dan dengan demikian sifat-sifatnya diketahui manusia, manusia akan berusaha mengatur dan mengendalikan alam dengan tujuan tertentu yang berkaitan dengan kepentingan manusia sendiri.
5. Sains digunakan untuk melestarikan alam karena sumbangan ilmunya
mengenai alam.
Pengamatan dan analisis yang mendalam mengenai alam, ilmuwan akan tahu sampai di mana alam dapat dimanfaatkan dan sampai di mana alam justru dirusak oleh aktivitas manusia.