BAB V PEMBAHASAN
5.5 Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus-menerus pada respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
Evaluasi dibagi menjadi dua, yaitu evaluasi proses atau evaluasi formatif yang dilakukan setiap selesai melakukan tindakan dan evaluasi hasil atau sumatif yang dilakukan dengan membandingkan antara respon klien dan tujuan umum serta tujuan khusus yang telah ditentukan (Direja, 2011).
Evaluasi yang akan dilakukan pleh penulis disesuaikan dengan kondisi pasien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan dapat dilaksanakan dengan SOAP, subjektive, objektive, analisis, dan planning (Dermawan, 2012).
Hasil evaluasi pada diagnosa defisit perawatan diri SP 1 pada Sdr.R pada hari selasa tanggal 23 Mei 2017, evaluasi dengan menggunakan metode SOAP didapatkan hasil sebagai berikut: subjektif pasien mengatakan malas beraktifitas, tidak pernah kramas jarang menggunakan sabun jika mandi,
objektif pasien tampak terlihat tidak bersih, pakaian pasien tidak rapi, tidak
pernah ganti baju, rambut pasien acak-acakan, gigi kotor serta bau mulut, analisa masalah pada Sdr.R adalah masalah teratasi SP 1 tercapai, Planning
perawat : lanjutkan SP 2, planning Pasien : motivasi klien untuk mandi, mengganti baju sehari 2 kali.
Hasil evaluasi pada diagnosa defisit perawatan diri SP 1 pada Sdr.F pada hari selasa tanggal 23 Mei 2017, evaluasi dengan menggunakan metode SOAP didapatkan hasil sebagai berikut: subjektif pasien mengatakan jarang gosok gigi, jarang kramas, rambut hanya dibasahi saja, objektif pasien terlihat tidak rapi, mengganti pakaian hanya jika diingatkan, kuku-kuku jari tangan dan kaki panjang dan kotor, rambut acak-acakan, jika mandi jarang dikeringkan dengan handuk, analisa masalah pada Sdr.F adalah masalah teratasi SP 1 tercapai, Planning perawat : lanjutkan SP 2, planning pasien : motivasi klien untuk mandi, mengganti baju sehari 2 kali.
Hasil evaluasi pada diagnosa defisit perawatan diri SP 2 pada Sdr.R pada hari rabu tanggal 24 Mei 2017, evaluasi dengan menggunakan metode SOAP didapatkan hasil sebagai berikut: subjektif pasien mengatakan tidak pernah menyisir rambut, objektif pasien tampak terlihat sudah mandi, pakaian pasien sudah diganti, wajah lebih bersih, rambut acak-acakan analisa masalah pada Sdr.R adalah masalah teratasi SP 1 tercapai, Planning perawat :
lanjutkan SP 2, planning Pasien : motivasi klien untuk merapikan diri, memotong kuku dan menyisir rambut.
Hasil evaluasi pada diagnosa defisit perawatan diri SP 2 pada Sdr.F pada hari rabu tanggal 24 Mei 2017, evaluasi dengan menggunakan metode SOAP didapatkan hasil sebagai berikut: subjektif pasien mengatakan tidak pernah memotong kuku, objektif pakaian pasien tampak belum rapi, bau mulut agak berkurang, analisa masalah pada Sdr.F adalah masalah teratasi SP 1 tercapai, Planning perawat : lanjutkan SP 2, planning Pasien : motivasi klien untuk latihan merapikan diri, mandi dan mengganti baju.
Hasil evaluasi pada diagnosa defisit perawatan diri SP 2 pada Sdr.R pada hari kamis 25 Mei 2017, evaluasi dengan menggunakan metode SOAP didapatkan hasil sebagai berikut: subjektif pasien mengatakan sudah menyisir rambut tadi pagi, objektif pakaian pasien tampak rapi, rambut tersisir rapi, analisa masalah pada Sdr.R adalah masalah teratasi SP 1 tercapai, Planning
perawat : lanjutkan SP 2, planning Pasien : motivasi klien untuk merapikan diri, memotong kuku dan menyisir rambut.
Hasil evaluasi pada diagnosa defisit perawatan diri SP 2 pada Sdr.F pada hari kamis 25 Mei 2017, evaluasi dengan menggunakan metode SOAP didapatkan hasil sebagai berikut: subjektif pasien mengatakan tidak pernah memotong kuku, objektif pasien tampak terlihat agak rapi, bau mulut agak berkurang, analisa masalah pada Sdr.F adalah masalah teratasi SP 1 tercapai, Planning perawat : lanjutkan SP 2, planning Pasien : motivasi klien untuk
latihan merapikan diri, mandi, memotong kuku, menyisir rambut dan mengganti baju.
68 BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
A. Pengkajian
Pengkajian diperoleh pada Sdr.R data subjektif klien mengatakan malas beraktifitas, tidak pernah kramas, jarang menggunakan sabun jika mandi.
Sedangkan data objektif klien tampak tidak bersih, pakaian klien tidak rapi, tidak pernah ganti baju, rambut acak-acakan, gigi kotor serta bau mulut. Pada Sdr.F didapat data subjektif klien mengatakan jarang gosok gigi, jarang kramas, rambut hanya dibasahi saja. Sedangkan data objektif klien tampak pakaian pasien tidak rapi, mengganti pakaian hanya jika diingatkan, kuku-kuku jari tangan dan kaki panjang dan kotor, rambut acak-acakan, jika mandi jarang dikeringkan dengan handuk.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa utama yang muncul saat dilakukan pengkajian pada Sdr.R dan Sdr.F yaitu Defisit Perawatan Diri
C. Intervensi keperawatan
Rencana keperawatan yang dapat dilakukan meliputi tujuan yang pertama yaitu membina hubungan saling percaya, tujuan yang kedua yaitu dapat mengenal kebersihan diri.
D. Implementasi Keperawatan
Dalam asuhan keperawatan Sdr.R dan Sdr.F dengan defisit perawatan diri di Ruang Gatotkaca Rumah sakit Jiwa Daerah Dr. Arif Zainudin Surakarta telah sesuai dengan intervensi yang dibuat oleh penulis. Penulis melakukan strategi pelaksanaan 1 yaitu menjaga kebersihan diri, strategi pelaksanaan 2 yaitu berhias/berdandan, strategi pelaksanaan 3 yaitu cara makan yang baik.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang penulis dapatkan pada Sdr.R dan Sdr.F adalah tercapainya tujuan yang pertama yaitu membina hubungan saling percaya dengan perawat, hasil evaluasi yang penulis dapatkan dalam tujuan yang kedua sesuai dengan kriteria evaluasi pada perencanaan yaitu klien mampu mengetahui cara menjaga kebersihan diri, evaluasi yang penulis dapatkan dalam tujuan yang ketiga yaitu mampu mempraktekkan cara berhias/ berdandan serta menganjurkan untuk memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.
6.2 Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :
A. Bagi Perawat
Diharapkan dapat memberikan pelayanan dan meningkatkan komunikasi terapeutik kepada pasien, sehingga dapat mempercepat penyembuhan pasien.
B. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan bimbingan klinik kepada mahasiswa secara maksimal, sehingga mahasiswa mendapatkan gambaran dalam memberikan asuhan keperawatan yang benar.
C. Bagi Penulis
Penulis dapat meningkatkan pengkajian dengan baik melalui penyusunan rencana kerja dengan baik dalam mendapatkan data yang lebih akurat.
D. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan asuhan keperawatan khususnya bagi pasien yang mengalami gangguan defisit perawatan diri gangguan merawat kebersihan diri dan kurang mampu untuk berhias/berdandan.
DAFTAR PUSTAKA
Damaiyanti dan Iskandar. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama
Depkes .2013. Riset Kesehatan Dasar. Diakses tanggal 6 April 2017.
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesda s%202013.pdf.
Depkes RI. 2009. Riset Kesehatan Dasar Gangguan Jiwa. Dalam http//www.google. di akses tanggal 16 april 2017 pukul 19.25 wib
Dermawan, D & Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa; Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogjakarta: Gosyen Publishing.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah. Di akses tanggal 9 April 2017.
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PRO VINSI_2015/13_JATENG_2015.pdf.
Fitria, N. (2009). Prinsip Dasar Dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7 diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S-1 Keperawatan.
Jakarta: salemba Medika.
Hidayat, A.A. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia aplikasi konsep dan proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Herman, Ade. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika.
Keliat, B A. dkk. 2014. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (Basic Course). Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Kemenkes RI. 2014. Stop Stigma dan Diskrimminasi Terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Dipublikasikan tanggal 10 Oktober 2014,
diakses tanggal 9 April 2017.
http://www.depkes.go.id/article/print/16100700005/peran-keluarga-dukung-kesehatan-jiwa-masyarakat.html.
Kemenkes RI. 2016. Peran Keluarga Dukung Kesehatan Jiwa Masyarakat.
Dipublikasikan tanggal 6 Oktober 2016, diakses tanggal 9 April 2017.
http://www.depkes.go.id/article/print/16100700005/peran-keluarga-dukungan-kesehatan-jiwa-masyarakat.html.
Khaeriyah, U., &Sujarwo , S. (2013).Pengaruh Komunikasi Terapeuttik (SP 1-4) Terhadap Kemauan DanKemampuan Personal Hygiene Pada Klien Defisit Perawatan Diri Di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan volume 1, No 3.
Nur Laili, D., Rochmawati, D. H., & Targunawan. (2014). Pengaruh Aktivitas Mandiri : Persoanal hygiene Terhadap Kemandirian Pasien Defisit Perawatann Diri Pada Pasien Gangguan Jiwa.Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 1, No 5
Nursalam. 2011. Aplikasi Keperawatan. Jakarta:Gramedia
Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementrian Kesehatan RI. 2014.
Stop Stigma Dan Diskriminasi Terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). www.depkes.go.id
Prabowo, Eko. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogjakarta:
Nuha Medika.
Rochmawati, D.H., Budi, A. K., Ice, Y. W. (2013) .Manajemen Kasus Spesialis Jiwa Defisit Diri Pada Klien Gangguan Jiwa di Rw 12 Kelurahan Barangsiang Kecamatan Bogor Timur. Jurnal Keperawatan Jiwa. Volume 1,No.2;107-120
Santoso, Budi, dkk. 2013. Kementrian Kesehatan RI: Pokok Pokok Hasil Riskesdas Provinsi Jawa Tengah. Diakses tanggal 10 April 2017.
http://terbitan.litbang.depkes.go.id/penerbitan/index.php/lpb/catalog/book /93
Sheila.2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Semarang:Gramedia Tarwonto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
keperawatan Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.
Yusuf, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.