BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3.6 Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data/informasi yang diperoleh sehingga menghasilkan data dengan validitas
tinggi. Uji keabsahan mempunyai dua fungsi yaitu melaksanakan pemeriksaan sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuan dapat dipercaya, dan memperlihatkan derajat kepercayaan hasil – hasil penemuan dengan jalan pembuktian terhadap kenyataan ganda yang sedang diteliti (Prastowo, 2011).
Uji keabsahan data dilakukan dengan: memperpanjang waktu pengamatan / tindakan, dan sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber data yaitu klien, perawat, dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu pada pasien yang mengalami gangguan defisit perawatan diri di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.
3.7. Analisis Data
Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Analisis data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya di tuangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban jawaban yang diperoleh dari hasil interpretasi wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya diinterpretasikan dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasikan dalam intervensi tersebut. Urutan dalam analisi adalah :
1. Pengumpulan data
Data dikumpulan dari hasil WOD (wawancara, observasi, dokumen ).
Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk transkip ( catatan terstruktur).
2. Mereduksi Data
Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan dijadikan satu dalam bentuk transkip dan dikelompokkan menjadi data subyektif dan obyektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan nilai normal.
3. Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan mengaburkan identitas dari klien
4. Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi . Data yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.
32 4.1 Gambaran lokasi pengambilan data
Pengambilan data dilakukan di rumah sakit dr. Arif Zainudin Surakarta, di bangsal Gatotkaca. Di dalam bangsal Gatotkaca terdapat 1 ruang perawat dan 4 ruang perawatan diantaranya: 2 untuk dewasa, 2 untuk anak dan remaja. Bangsal ini khusus untuk perawatan klien yang berjenis kelamin laki-laki.
4.2 Pengkajian
1. Identitas Klien
IDENTITAS KLIEN KLIEN 1 KLIEN 2
ALASAN MASUK Keluarga mengatakan klien dibawa ke rumah sakit jiwa karena saat pulang kerumah pasien tiba-tiba keadaannya bingung tidak tahu arah jalan pulang kerumahnya pasien juga sebelum dibawa kerumah sakit pasien melempar ibunya dengan gelas dan piring. pernah memukul ayah,ibu dan adiknya karena jengkel.
3. Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi
KLIEN 1 KLIEN 2
Faktor predisposisi Klien belum pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu dan belum
pernah menjalani
pengobatan. Tidak ada anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa.
Keluarga mengatakan pasien tidak memiliki trauma selama tumbuh kembang, kegagalan dalam sekolah maupun bekerja. Sebelum dibawa ke rumah sakit klien melempar ibunya dengan gelas dan piring dan mendobrak-dobrak papan yang ada di rumah.
Klien sudah pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya 1 kali dirawat di rumah sakit jiwa pada bulan januari lalu. Pengobatan klien sebelumnya kurang berhasil karena klien tidak rutin minum obat dan kontrol. Pasien mengatakan pernah memukul ayah, ibu dan adiknnya karena jengkel, pasien juga pernah mengalami aniaya fisik dari ayahnya karena sering mengamuk Tidak ada anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa.
Faktor presipitasi Faktor pancetus terjadinya gangguan jiwa yaitu klien di PHK dari tempat kerjanya.
Faktor pancetus terjadinya gangguan jiwa yaitu klien mengalami trauma akibat perceraian orang tuanya.
5. Psikososial
3. Hubungan sosial
Klien mengatakan tinggal serumah dengan kedua orang tua dan kakaknya. Klien merupakan anak bungsu dari 5 bersaudara.
Tidak ada
Klien mengatakan tubuhnya kurus dan tidak memiliki tato di tubuhnya.
Klien adalah seorang laki-laki, sebelumnya klien pernah bekerja di tempat pemotongan ayam
Klien mengatakan klien berperan sebagai anak di dalam keluarganya, klien juga bekerja sebagai penjahit.
Klien berharap agar cepat sembuh dan cepat pulang, klien ingin bekerja lagi dan mendapat dukungan dari keluarganya
Klien mengatakan ingin segera pulang dan bekerja lagi serta
merupakan anak pertama dari 2 bersaudara
Tidak ada
Klien mengatakan memiliki tubuh yang pendek.
Klien mengatakan pernah lulus SMP
Klien mengatakan di dalam rumah klien sebagai anak dan klien belum pernah bekerja.
Klien berharap agar cepat sembbuh mengatakan ingin di jenguk oleh keluarganya dan dibawa pulang .
Selama dirumah klien merasa malu karena orang lain menjauhinya, klien juga sering menyendiri, jarang berinteraksi dengan orang lain.
Harga diri rendah.
Masalah keperawatan
Klien mengatakan orang terdekat dengannya yaitu ayahnya. Keluarga mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien tidak pernah ikut kerja bakti dan tidak berhubungan dengan masyarakat. Saat berinteraksi dengan orang lain pasien hanya mengucapkan 1 atau 2 kata saja dan lebih banyak diam. Klien mengatakan tidak mengenal teman sekamarnya.
Menarik diri, perubahan interaksi sosial.
Klien beragama islam.
Selama sakit klien rajin beribadah solat 5 waktu.
Tidak ada.
Klien mengatakan orang yang sering mengobrol denganya yaitu ibunya.
Klien mengatakan selama teringat kedua orang tuanya
3. Aktivitas motorik
Masalah keperawatan
klien terlihat tidak rapi, pakaian yang dikenakan tidak pernah ganti, pasien tidak pernah kramas, gosok gigi hanya 1 kali sehari, pasien jarang menggunakan sabun untuk mandi, rambut acak-acakan, gigi kotor serta bau mulut.
Defisit perawatan diri klien berbicara dengan irama lambat dan nada pelan
Tidak ada
klien terlihat hanya diam dikamar, dan tidak berbincang dengan orang lain
isolasi sosial
klien terlihat tidak rapi, baju diganti jika diingatkan saja, kuku-kuku jari tangan dan
kaki kotor dan
panjang,rambut pasien acak-acakan,jarang gosok gigi, jika mandi jarang dikeringkan dengan handuk.
Defisit perawatan diri cara menjawab pertanyaan pasien hanya menggeleng kepala dan manggut-manggut saja`
tidak ada
Klien terlihat mondar-mandir jika sendirian dan lebih banyak didalam kamar.
Tidak ada
4. Alam perasaan
10. Tingkat kesadaran dan Disorientasi
Masalah keperawatan
11. Memori
Klien mengatakan
perasaannya sedih karena ingin segera pulang dan berkumpul dengan keluarganya.
Saat berinteraksi dengan klien,klien lebih banyak menunduk dan tidak mau menatap lawan bicara.
Tidak ada
Klien mengatakan tidak pernah mendengar suara-suara atau bisikan, dan tidak pernah melihat bayangan.
Klien tidak mengalami gangguan persepsi.
Tidak ada
Klien mengalami blocking yaitu saat berbicara tiba-tiba berhenti sejenak,namun kemudian dilanjutkan lagi
Tidak ada
Klien tidak pernah mempunyai pikiran yang aneh-aneh.
Klien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang karena klien mampu
Klien mengatakan
perasaannya sedih karena jarang ditengok oleh keluarganya.
Tidak ada
Saat berbincang-bincang terkadang klien tiba-tiba pergi
Tidak ada
Saat berinteraksi dengan klien, klien terkadang menangis dan lebih banyak diam.
Tidak ada
Klien mengatakan tidak pernah mendengar suara-suara atau bisikan, dan tidak pernah melihat bayangan.
Klien tidak mengalami gangguan persepsi.
Tidak ada
Klien mengalami perseversi yaitu klien mengatakan ingin segera pulang dan di ucapkan berulang kali.
Tidak ada
Klien tidak pernah mempunyai pikiran yang aneh-aneh.
Tidak ada.
ketika diajak berbincang anggota tubuh klien terlihat kaku dan canggung.
Tidak ada.
Klien mengalami gangguan daya ingat jangka pendek, klien tidak mampu
Masalah keperawatan 12. Tingkat konsentrasi
dan berhitung
menyebutka dimana dia bekerja 3 tahun lalu.
Tidak ada.
Klien mampu berhitung dengan angka sederhana.
Tidak ada.
klien mampu memilih berbincang dulu sebelum kekamar mandi atau kekamar mandi dulu sebelum berbincang.
Tidak ada.
Klien mengatakan sudah sehat dan tidak perlu dirawat lagi
Tidak ada
mengingat kejadian minggu lalu.
Tidak ada.
Klien mampu berhitung dan tidak mampu berkonsentrasi lama.
Tidak ada.
Klien mampu mengambil keputusan yang sederhana klien dapat memilih mandi
7. Kebutuhan Persiapan Pulang
Kebutuhan Persiapan disediakan dari rumah sakit, klien mampu makan secara mandiri dan klien selalu mencuci piringnya setelah selesai makan.
Klien mampu melakukan BAB/ BAK secara mandiri.
klien membutuhkan bantuan minimal untuk di motivasi, menjaga kebersihan diri dan dekatkan alat-alat mandi klien agar mudah dijangkau, selesai mandi terkadang klien lupa dan malas untuk mengeringkan badannya dengan handuk.
klien membutuhkan bantuan minimal dalam berpakaian karena klien harus di disediakan dari rumah sakit, klien mampu makan secara mandiri dan klien selalu mencuci piringnya setelah selesai makan.
Klien mampu melakukan BAB/ BAK secara mandiri.
klien membutuhkan bantuan minimal untuk di motivasi, menjaga kebersihan diri dan dekatkan alat-alat mandi klien agar mudah dijangkau, selesai mandi terkadang klien lupa dan malas untuk mengeringkan badannya dengan handuk.
klien membutuhkan bantuan minimal dalam berpakaian karena klien harus di motivasi untuk ganti baju yang rapi dan bersih, dan memotivasi klien untuk
5. Istirahat dan tidur
6. Penggunaan obat
7. Pemeliharaan
Klien tidur siang selama 1-2 jam, tidur malam selama 7-8 jam, biasakan klien untuk membersihkan tempat tidur sebelum atau sesudah tidur.
Klien membutuhkan bantuan minimal yaitu klien harus diingatkan untuk meminum obatnya, klien diberi obat 2x sehari.
Setelah pulang nanti klien berusaha untuk rutin minum obat dan kontrol, klien mendapat dukungan penuh dari keluarga dalam proses penyenbuhannya.
Klien perlu latihan dan diajarkan untuk membantu aktifitas di dalam rumah, saat di rumah sakit klien juga selalu mencuci piring setelah selesai makan.
saat di rumah sakit, klien rajin mengikuti rehabilitasi setiap pagi, klien mengatakan jika sudah pulang ke rumah nanti klien ingin bekerja lagi.
Tidak ada.
menyisir rambut dan memotong kuku.
Klien tidur siang selama 1-2 jam, tidur malam selama 7-8 jam, tidak ada aktivitas khusus sebelum atau sesudah tidur.
Klien membutuhkan bantuan minimal yaitu klien harus diingatkan untuk meminum obatnya, klien diberi obat 2x sehari.
Setelah pulang nanti klien berusaha untuk rutin minum obat dan kontrol, klien mendapat dukungan penuh dari keluarga dalam proses penyembuhannya.
Saat di rumah sakit, klien selalu mencuci piring setelah selesai makan.
saat di rumah sakit klien jarang mengikuti rehabilitasi karena malas.
Tidak ada.
10. Mekanisme Koping
Mekanisme Koping KLIEN 1 KLIEN 2
Adaptif Maladaptif
Masalah keperawatan -
Klien jika berbicara dengan orang lain kontak mata kurang, sering menghindar dan reaksinya lambat.
Tidak ada
-
Klien mengatakan, jika merasa jengkel pasien
marah-marah dan
membanting barang yang ada didekatnya.
Koping individu tidak efektif, resiko perilaku kekerasan.
11. Masalah Psikososial dan Lingkungan
KLIEN 1 KLIEN 2
Masalah Psikososial dan Lingkungan
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dengan lingkungan sekitar rumah, pasien ingin segera pulang berkumpul dengan keluarga dan ingin diterima lagi di
12. Pengetahuan Kurang Tentang
KLIEN 1 KLIEN 2
Pengetahuan Kurang Tentang
Masalah keperawatan
Klien tidak mengetahui tentang penyakit jiwa.
Kurang pengetahuan.
Klien tidak mengetahui tentang penyakit jiwa, koping dan obat-obatan.
F20.3 Skizofrenia tak terinci Risperidon 2X2mg
Trihexyphenidyl (THP) 2x2mg
Chlorpromazine (CPZ) 2x100mg
F20.3 Skizofrenia tak terinci
Risperidon 2x2mg
Trihexyphenidyl (THP) 2x2mg
Chlorpromazine (CPZ) 1x100mg
14. Daftar Masalah Keperawatan
KLIEN 1 KLIEN 2
Daftar Masalah
Keperawatan
1. Menarik diri.
2. Defisit perawatan diri.
3. Perubahan interaksi sosial.
4. Gangguan memori.
5. Kurang pengetahuan.
1. Harga diri rendah.
2. Menarik diri.
3. Hambatan religi.
4. Defisit perawatan diri.
5. Perubahan interaksi sosial.
6. Kurang pengetahuan.
4.3 Analisis Data
Hari/ Tanggal Data Fokus Masalah Keperawatan KLIEN 1
Selasa, 23 Mei 2017 10.30 WIB
Ds:
Pasien mengatakan tidak mengenal teman satu kamar
Do:
Ekspresi wajah klien datar,lebih banyak menunduk Pasien terlihat bingung
Jarang berinteraksi dengan orang lain
Pasien sering menyendiri di kamar
Klien mengatakan malas beraktivitas
Klien mengatakan tidak pernah kramas
Klien jarang menggunakan sabun jika mandi
Do:
Pasien terlihat tidak bersih Pakaian pasien tidak rapi,tidak pernah ganti baju
Rambut pasien acak-acakan Gigi kotor serta bau mulut
Defisit perawatan diri
Klien mengatakan jarang gosok gigi
Klien mengatakan jarang kramas,rambut hanya dibasahi saja
Do:
Pakaian pasien terlihat tidak rapi,mengganti pakaian jika hanya di ingatkan
Kuku-kuku jari tangan dan kaki panjang dan kotor Klien lebih senang menyendiri dirumah.
Do:
Malu
Ekspresi wajah kosong
Senang menyendiri dan jarang
Gangguan konsep diri:
Harga diri rendah
berinteraksi
Kontak mata kurang.
Sering menangis jika diajak bicara
4.4 Diagnosa Keperawatan
Hari/ Tanggal Data Diagnosa Keperawatan
KLIEN 1 Selasa,
23 Mei 2017 10.30 WIB
Ds:
Pasien mengatakan tidak mengenal teman satu kamar
Do:
Ekspresi wajah klien datar,lebih banyak menunduk Pasien terlihat bingung
Jarang berinteraksi dengan orang lain
Pasien sering menyendiri di kamar
Klien mengatakan malas beraktivitas
Klien mengatakan tidak pernah kramas
Klien jarang menggunakan sabun jika mandi
Do:
Pasien terlihat tidak bersih Pakaian pasien tidak rapi,tidak pernah ganti baju
Rambut pasien acak-acakan Gigi kotor serta bau mulut
Defisit perawatan diri
Klien mengatakan jarang gosok gigi
Klien mengatakan jarang kramas,rambut hanya dibasahi saja
Do:
Pakaian pasien terlihat tidak rapi,mengganti pakaian jika hanya di ingatkan
Kuku-kuku jari tangan dan kaki panjang dan kotor
Gangguan konsep diri:
Klien lebih senang menyendiri dirumah.
Do:
Malu
Ekspresi wajah kosong
Senang menyendiri dan jarang berinteraksi
Kontak mata kurang.
Sering menangis jika diajak bicara
Klien dapat meningkatkan
motovasinya untuk
memperhatikan kebersihan diri.
Tujuan Khusus:
TUK 1:
Klien dapat membina hubunagn saling percaya.
Kriteria hasil :
1. Wajah cerah, tersenyum.
2. Mau berkenalan.
3. Ada kontak mata.
4. Menerima kehadiran perawat.
5. Bersedia menceritakan perasaannya
TUK 2 :
Klien dapat mengenal pentingnya kebersihan diri.
Kriteria hasil :
Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu 2 kali pertemuan, mampu menyebutkan kembali kebersihan untuk kesehatan seperti mencegah penyakit dan klien dapat meningkatkan cara merawat diri.
TUK 3 :
Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.
2. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
5. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian .
SP 2:
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien.
2. Menjelaskan cara berdandan.
3. Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan.
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP 3 :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
2. Menjelaskan cara makan yang baik.
3. Membantu pasien
mempraktekkan cara makan yang baik.
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP 4 :
1. Menjelaskan tempat
seperti mandi pakai sabun dan disiram pakai air sampai bersih, mengganti pakaian bersih sehari–hari, dan merapikan penampilan.
TUK 4 :
Klien dapat melakukan kebersihan diri secara mandiri.
Kriteria hasil :
Setelah satu minggu klien dapat melakukan perawatan
kebersihan diri secara rutin dan teratur tanpa anjuran, seperti mandi pagi dan sore, ganti baju setiap hari, penampilan bersih dan rapi.
BAB/BAK yang sesuai.
2. Menjelaskan cara
membersihkan diri setelah BAB dan BAK.
3. Menjelaskan cara
membersihkan tempat BAB
Klien dapat meningkatkan
motovasinya untuk
memperhatikan kebersihan diri.
Tujuan Khusus:
TUK 1:
Klien dapat membina hubunagn saling percaya.
Kriteria hasil :
1. Wajah cerah, tersenyum.
2. Mau berkenalan.
3. Ada kontak mata.
4. Menerima kehadiran perawat.
5. Bersedia menceritakan perasaannya
TUK 2 :
Klien dapat mengenal pentingnya kebersihan diri.
Kriteria hasil :
Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu 2 kali pertemuan, mampu menyebutkan kembali kebersihan untuk kesehatan seperti mencegah penyakit dan klien dapat meningkatkan cara merawat diri.
TUK 3 :
Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.
Kriteria hasil : Klien berusaha untuk memelihara kebersihan diri seperti mandi pakai sabun dan disiram pakai air sampai bersih, mengganti pakaian bersih sehari–hari, dan merapikan penampilan.
SP 1:
1. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian .
SP 2:
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien . 2. Menjelaskan cara berdandan.
3. Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan.
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP 3 :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
2. Menjelaskan cara makan yang baik.
3. Membantu pasien
mempraktekkan cara makan yang baik.
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP 4 :
1. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai.
2. Menjelaskan cara
membersihkan diri setelah BAB dan BAK.
3. Menjelaskan cara
membersihkan tempat BAB dan BAK
TUK 4 :
Klien dapat melakukan kebersihan diri secara mandiri.
Kriteria hasil :
Setelah satu minggu klien dapat melakukan perawatan kebersihan diri secara rutin dan teratur tanpa anjuran, seperti mandi pagi dan sore, ganti baju setiap hari, penampilan bersih dan rapi.
23 Mei 2017
7. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
8. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.
9. Membantu pasien
mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri.
10. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian .
SP 2:
5. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
6. Menjelaskan cara berdandan.
7. Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan.
8. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP 3 :
5. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
6. Menjelaskan cara makan yang baik.
7. Membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik.
8. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
46
Diagnosa
2. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
3. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.
4. Membantu pasien
mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri.
5. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian .
SP 2:
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
2. Menjelaskan cara berdandan.
3. Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan.
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP 3 :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
2. Menjelaskan cara makan yang baik.
3. Membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik.
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
47
4.7 Evaluasi
“baik saya mau berbincang 15 menit”
“saya merasa kebersihan itu tidak penting”
“saya malas melakukan kebersihan diri,saya tidak pernah kramas”
“saya jarang menggunakan sabun jika mandi”
“saya akan latihan setiap akan mandi”
O:
Klien terlihat tidak bersih, pakaian tidak rapi, tidak pernah ganti baju, rambut acak-acakan, gigi kotor serta bau mulut. mengganti baju sehari 2 kali.
S:
“saya mau berbincang 10 menit.”
“tadi saya sudah mandi”
“saya tidak pernah menyisir rambut”
“saya mau merapikan rambut setelah bangun tidur”
O:
Klien terlihat sudah mandi, baju sudah di ganti, wajah lebih bersih
A:
SP2P tercapai.
P:
Perawat: lanjutkan SP3P tanggal 25 Mei jam 08.00.
Klien: motivasi klien untuk merapikan diri, memotong kuku dan menyisir rambut
S:
“kita berbincang 10 menit saja.”
“saya makan dikamar”
“saya mau mendengarkan”
“berarti kalau saya makan harus di meja makan dan membereskannya”
“saya mau latihan setiap saya makan”
O:
Klien terlihat lebih segar, rambut tertata rapi dan sudah kramas, baju sudah ganti.
A:
SP3P tercapai.
P:
Perawat: lanjutkan SP4P tanggal 26 Mei jam 08.30.
Klien: motivasi klien untuk makan dimeja makan dan membersihkan alat-alat makan.
48
EVALUASI 23 Mei 2017
“saya mau berbincang 10 menit”
“saya jarang gosok gigi,jarang kramas”
“saat saya mandi rambut hanya saya basahi”
“saya ”
“saya akan latihan setiap pagi jam 06.00 saat saya mandi”
O:
Klien terlihat tidak rapi, mengganti pakaian jika hanya diingatkan, kuku-kuku jari tangan dan kaki panjang dan kotor, rambut acak-acakan, jika mandi jarang di keringkan dengan handuk.
A: mengganti baju sehari 2 kali.
.
S:
“baiklah, kita berbincang 10 menit saja ya.”
“tadi pagi saya sudah gosok gigi”
“saya tidak pernah memotong kuku”
“saya akan memotong kuku jika panjang-panjang.”
O:
Klien terlihat sudah rapi mengganti pakaiannya, bau mulut agak berkurang A:
SP2P tercapai.
P:
Perawat: lanjutkan SP3P tanggal 25 Mei jam 09.00.
Klien: motivasi klien untuk latihan merapikan diri, mandi, dan mengganti baju
S:
“kita berbincang 10 menit.”
“saya sudah merapikan baju saya,menggosok gigi, dan mandi menggunakan sabun”
Perawat: lanjutkan SP4P tanggal 26 Mei jam 09.00.
Klien: motivasi klien untuk mandi setiap hari,mengganti pakaian, dan merapikan diri.
49
50
Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan pada Sdr.R dan Sdr.F yang mengalami defisit perawatan diri dengan pemberian strategi pelaksanaan 1 cara merawat kebersihan diri dan strategi pelaksanaan 2 cara berhias/berdandan yang dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2017 di ruang gatotkaca Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Arif Zainuddin Surakarta.
5.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Setiadi, 2012). Format pengkajian meliputi aspek-aspek identitas klien, alasan masuk, faktor predisposisi, fisik, psikososial, status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial dan lingkungan, pengetahuan dan aspek medik. Format pengkajian ini dibuat agar semua data relevan tentang semua masalah klien saat ini, lampau atau potensial didapatkan sehingga diperoleh suatu data dasar yang lengkap (Damaiyanti dan Iskandar, 2012).
Pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 23 Mei 2017 didapatkan data identitas 2 klien yaitu klien 1 bernama Sdr.R, usia 17 tahun, berjenis kelamin laki-laki, ruang rawat di bangsal gatotkaca, klien masuk rumah sakit pada tanggal 12 April 2017. Sedangkan klien 2 bernama Sdr.F,
usia 18 tahun, berjenis kelamin laki-laki, ruang rawat di bangsal gatotkaca,
usia 18 tahun, berjenis kelamin laki-laki, ruang rawat di bangsal gatotkaca,