• Tidak ada hasil yang ditemukan

evaluasi kinerja pemerintah Kabupaten Pati selama 1 tahun. Dalam pembahasan ini ditujukan untuk menguji sifat partisipan

B. Pembahasan Hasil Penelitian

4) evaluasi kinerja pemerintah Kabupaten Pati selama 1 tahun. Dalam pembahasan ini ditujukan untuk menguji sifat partisipan

dari budaya politik masyarakat Desa Suwatu dimana budaya politik partisipan memiliki karakteristik parisipan aktif yang tinggi baik terhadap objek-objek input maupun objek-objek output dari sistem politik. Sehingga, perlu untuk mengetahui aspek evaluatif masyarakat Desa Suwatu terhadap output sistem politik pemerintah Kabupaten Pati, dimana masyarakat mempunyai pengetahuan dan mengetahui proses kinerja Pemerintah Kabupaten Pati selama 1 tahun ini, setelah diadakannya Pemilukada.

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, ditemukan fakta bahwa sebagian besar masyarakat Desa Suwatu menyatakan bahwa kinerja pemerintah Kabupaten Pati selama 1 tahun ini, dapat dikatakan sudah cukup lumayan, tidak terlalu mengecewakan dan juga tidak terlalu buruk. Mereka merasa cukup puas dengan kinerjanya beliau (bapak Haryanto) karena mereka merasa sudah ada perubahan jika dibandingkan 1 tahun yang lalu, sebelum adanya bupati dan wakil bupati yang terpilih. Mereka merasa cukup puas sebab melihatnya dari satu aspek saja yaitu setelah beliau terpilih menjadi bupati, terdapat program kerja pemerintah Kabupaten Pati untuk memperbaiki

infrastruktur jalan bagi desa-desa yang jalannya mengalami kerusakan. Dan program kerja tersebut memang sudah dilaksanakan dan sudah terealisasi sebab jalan utama dari Desa Suwatu menuju Kecamatan Tlogowungu, yang dulunya rusak parah. Sekarang memang sudah diperbaiki dan jalannya juga sudah mulus karena sudah diaspal goreng. Selain itu, infrastruktur lain yang juga sudah dibangun adalah dibuatkannya selokan di sepanjang jalan yang berada di depan rumah warga Desa Suwatu sepanjang 10 m. Hal tersebut bertujuan untuk mengalirkan air selokan supaya lancar dan tidak menyebabkan banjir. Jadi, sebagian besar masyarakat Desa Suwatu, mengevaluasi kinerja bupati dan wakil bupati yang terpilih dari melihat pembangunan infrastruktur yang tampak. Mereka belum menyentuh evaluasi kinerja dari program kerja pada pelayanan birokrasi di instansi-instansi pemerintahan Kabupaten Pati. Selain itu, visi dan misi dari bapak bupati dan bapak wakil bupati yang sekarang terpilih, adalah adanya program kerja untuk memperbaiki infrastruktur jalan-jalan dibeberapa desa yang rusak, salah satunya jalan utama dari Desa Suwatu menuju Kecamatan Tlogowungu yang sudah diperbaiki dan jalannya sudah mulus. Sehingga, sebagian besar masyarakat Desa Suwatu menyatakan bahwa kinerja beliau cukup lumayan. Sebab mereka melihat secara langsung bukti nyata yang tampak, tanpa mereka mengevaluasi program kerja yang berupa kinerja birokrasi-birokrasi yang terdapat dipemerintah daerah Kabupaten Pati. Walaupun begitu, setidaknya

sebagian besar masyarakat Desa Suwatu, masih mempunyai kepedulian untuk mengevaluasi program kerja pemerintah daerah Kabupaten Pati. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat Desa Suwatu mempunyai ciri budaya politik subjek partisipan. Sebab mereka masih mempunyai kepedulian terhadap salah satu output sistem politik pemerintah daerah Kabupaten Pati yaitu program kerja perbaikan infrastruktur jalan yang rusak.

Selain itu, juga ditemukan fakta lain bahwa sebagian kecil masyarakat Desa Suwatu yang menyatakan belum puas dengan kinerja beliau selama 1 tahun ini. Mereka menyatakan bahwa kinerja beliau masih biasa-biasa saja, mereka tidak merasa kecewa ataupun merasa puas. Sebab, tidak ada perubahan yang signifikan pada kesejahteraaan masyarakat Desa Suwatu pada khususnya. Mereka mengevaluasinya dengan melihat dari kinerja pelayanan birokrasi-birokrasi yang terdapat dipemerintah daerah Kabupaten Pati. Dimana, menurut mereka kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerah Kabupaten Pati, sepenuhnya belum memenuhi harapan-harapan masyarakat. Contoh kebijakan yang membuat mereka kecewa adalah masalah pencairan tunjangan fungsional untuk guru honorer dari pemerintah pusat yang tidak bisa tepat waktu padahal daerah lain bisa tepat waktu yaitu setiap 3 bulan sekali dana tersebut dicairkan. Mereka masih kurang puas dengan kinerja beliau sebab dalam pemberian tunjangan fungsional untuk guru honorer masih bermasalah. Menurut

ibu Musti’ah dan bapak Supriyadi, sebaiknya tunjungan guru honorer yang mendapatkan sertifikasi serta tunjangan untuk perangkat desa juga belum bisa dicairkan tunjangannya secara tepat waktu padahal di kabupaten lain sudah cair tunjangannya seperti di Kabupaten Kudus dan Jepara. Seharusnya hal tersebut diperhatikan supaya tunjangan tersebut bisa dicairkan secara tepat waktu setiap 3 bulan sekali. Sebaiknya, pencairan tunjangannya jangan terlalu lama molornya (sampai berbulan-bulan telatnya sekitar 2-3 bulan baru cair), paling tidak telatnya jangan terlalu lama, setidaknya telat 1-2 minggu hal itu masih wajar. Sebab dulu sebelum mempunyai bupati, pencairan dana tunjangannya molor, maka sekarang seharusnya tidak molor sebab sudah ada bupati dan wakil bupati yang terpilih.

Kemudian, menurut ibu Musti’ah, bapak Supriyadi, dan bapak Soeharto, mereka menilai untuk kinerja birokrasi yang mengurusi tunjangan untuk guru honorer yang mendapatkan sertifikasi supaya tunjangan untuk mereka juga segera dicairkan secara tepat waktu sebab mereka bukan pegawai negeri sipil yang setiap bulan mendapat gaji dari pemerintah. Selain itu, mereka juga sudah bekerja untuk negara tetapi nasib mereka kurang diperhatikan. Padahal mereka mempunyai hak-hak dasar sebagai warga negara yaitu hak untuk mendapatkan kesejahteraan dan mereka juga sudah menjalankan kewajibannya. Seharusnya bapak bupati, juga melakukan evaluasi terhadap kinerja dinas-dinas atau birokrasi-birokrasi pemerintahan daerah yang ada

dibawahnya supaya kinerjanya mereka bisa lebih baik. Selain itu, beliau harus melakukan prioritas mana yang harus diutamakan contohnya pelayanan kebutuhan aparatur untuk masyarakat dan kebutuhan masyarakat akan lembaga-lembaga pendidikan dan kesehatan yang lebih baik dan lebih terjangkau masyarakat. Tetapi, ternyata hal tersebut belum menyentuh kebutuhan masyarakat karena ternyata tidak ada perubahan yang signifikan. Sebelum mempunyai bupati dan setelah mempunyai bupati, keadaannya masih sama saja. Biaya pendidikan dan biaya kesehatan masih mahal.

Sedangkan menurut evaluasi dari bapak Suyoto selaku ketua Panwaslu Kabupaten Pati, yang menyatakan bahwa untuk mengevaluasi seorang pemimpin (bupati dan wakil bupati), beliau tidak menilai dari personnya tetapi beliau menilai dari kebijakan apa saja yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Pati periode ini, memang sudah ada perubahan tetapi beliau masih mengharapkan banyak perubahan dari kebijakan-kebijakan tersebut. Sehingga, apa yang dijadikan visi dan misi oleh bapak Haryanto selaku bupati dan bapak Budiyono selaku wakilnya pada saat ini bisa terlaksanakan. Kemudian, menurut evaluasi bapak Jukari selaku ketua KPU Kabupaten Pati yang menambahkan bahwa kinerja beliau selama 1 tahun ini, ada beberapa yang baik dan perlu ditingkatkan. Ada beberapa informasi dari teman-teman beliau, terkait dengan biaya penerimaan siswa baru, dimana biaya pendidikannya juga sudah

terlaksana dengan baik dalam arti sudah ada beberapa sekolah yang memberikan keringanan bagi siswa yang kurang mampu. Tetapi dalam beberapa program kerja yang lain, mungkin masih kurang atau tidak maksimal, memang ada. Untuk secara detailnya, mungkin hal seperti itu yang perlu kita cek dengan melihat secara langsung kondisi dilapangan. Menurut beliau, partisipasi masyarakat secara aktif terhadap output sistem politik sangat diperlukan, yaitu untuk mengecek dan mengevaluasi kinerja pemerintah memang harus dilakukan. Dan kinerja pemerintah daerah Kabupaten Pati juga baru 1 tahun, sehingga masih banyak hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan.

g. Kompetensi politik yang dimiliki masyarakat

1) minat masyarakat desa suwatu untuk turut serta dalam