• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 KONSEP EVALUASI PROGRAM

D. Evaluasi Model CIPP

Istilah CIPP merupakan singkatan dari Context, Input, Processes, dan Products. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Stufflebeam dan Shinkfield,

“the CIPP model’s core concepts are denoted by the acronym CIPP, which stands for evaluations of an entity’s contect, input, processes and products”69

Evaluasi model CIPP merupakan suatu konsep dari Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan utama dari evaluasi adalah bukan membuktikan (to prove) tetapi untuk memperbaiki (to improve). 70 “The CIPP model is based on learning by doing—that is, an ongoing effort to identify and correct mistakes made in evaluation practice, to invent and test needed new procedures, and to retain and incorporate especially effective practices.” Model CIPP didasarkan pada pembelajaran sambil melakukan—yaitu, upaya berkelanjutan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki setiap kelemahan yang ada dalam praktik evaluasi, untuk menemukan dan menguji prosedur

68 Zulfani Sesmiarni, Model Evaluasi Program Pembelajaran (Bandang Lampung:

Aura Publishing, 2014), 7-8.

69 Munthe, “Pentingya Evaluasi Program Di Institusi Pendidikan: Sebuah Pengantar, Pengertian, Tujuan Dan Manfaat.”, 10.

70 Stufflebeam, D.L. H McKee and B McKee. The CIPP Model for Evaluation. Paper presented at the 2003 Annual Conference of the Oregon Program Evaluation Network (OPEN). Portland, Oregon, 118

baru yang diperlukan, dan untuk mempertahankan dan menggabungkan praktik-praktik yang sangat efektif.71

Model CIPP merupakan model evaluasi yang tidak terlalu menekankan pada tujuan suatu program yang sudah ditetapkan akan tetapi lebih menekankan pada tingkatan untuk menggambarkan tingkat ketercapaian dan ketersediaan informasi untuk mengambil keputusan yang lebih baik dalam evaluasi selanjutnya.72

Evaluasi model CIPP bisa menjadi model evaluasi dalam berbagai bidang baik dalam bidang Pendidikan, manajemen, perusahaan proyek, program maupun institusi. Evaluasi Model CIPP (Context, Input, Process, dan Product) adalah suatu model evaluasi yang dilakukan secara menyeluruh yang dapat dijadikan sebagai suatu system sehingga dalam proses menganalisa program harus dilihat berdasarkan komponen-komponennya yaitu Context, Input, Process dan Product.

1. Context

Komponen ini menjadi suatu gambaran dan spesifikasi terhadap lingkungan program, kebutuhan yang belum terpenuhi, karakteristik populasi dari individu program. Sasaran dari evaluasi context adalah memberikan beberapa alternatif keputusan yaitu: setting yang akan diterapkan, tujuan dan sasaran yang adakan dicapai.73 Arikunto berpendapat bahwa context merupakan langkah untuk menggambarkan dan menguraikan lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel serta tujuan program.74 Menurut Daryanto, evaluasi context adalah kondisi atau latar belakang yang dapat mempengaruhi jenis-jenis tujuan serta strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam suatu program.75

Organisasi dapat melakukan evaluasi konteks sebagai: studi yang dibatasi secara sempit untuk membantu menetapkan tujuan dan prioritas di bidang tertentu. Dalam tahap evaluasi dimulai selama atau setelah program atau intervensi lain, institusi sering melakukan dan melaporkan evaluasi konteks

71 Daniel L. Stufflebeam Chris L. S. Coryn, Evaluation Theory, Models, And Applications. (United States of America: Jossey-Bass), 310

72 H.M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 8.

73

74 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), 88.

75 Daniel Stufflebeam dan Guili Zhang, The CIPP Evaluation Model: How to Evaluation for Improfement and Accountability (New York: The Guilford Press, 2017), 23.

dalam kombinasi dengan masukan, proses, dan evaluasi produk. Di sini, evaluasi konteks berguna untuk menilai tujuan yang ditetapkan dan membantu audiens menilai nilai upaya dalam memenuhi kebutuhan penerima manfaat. Metodologi evaluasi konteks mungkin melibatkan pengumpulan berbagai informasi tentang anggota populasi sasaran dan lingkungan sekitarnya serta melakukan berbagai jenis analisis. Titik awal yang biasa adalah meminta klien dan pemangku kepentingan lainnya untuk membantu menentukan batas-batas studi. Selanjutnya evaluator dapat menggunakan berbagai Teknik untuk menghasilkan dan menguji hipotesis tentang layanan yang dibutuhkan atau perubahan dalam layanan yang ada.

Ini teknik mungkin termasuk meninjau dokumen, menganalisis demografi dan kinerja data, melakukan audiensi dan forum komunitas, melakukan sesi kelompok fokus, dan mewawancarai penerima manfaat dan pemangku kepentingan lainnya.76

Tahap evaluasi konteks bertujuan untuk menilai seluruh situasi organisasi serta mengidentifikasi kelemahan-kelemahan programnya, mengintervensi kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk menutupi kelemahan, menganalisis masalah-masalah yang dihadapi organisasi dan mencari solusi. Evaluasi konteks bertujuan untuk menilai apakah tujuan-tujuan dan prioritas yang telah ditetapkan memenuhi kebutuhan dari pihak yang menjadi sasaran dari organisasi tertentu.77

2. Input

Evaluasi konteks, dapat dilengkapi dengan evaluasi input. Tujuan utama tahapan ini adalah memilih strategi yang sesuai untuk implementasi dan memecahkan masalah program. Evaluasi konteks dan evaluasi input yang mereviu kualitas program adalah elemen kunci dari model Evaluasi CIPP.78 Menurut Eko Putro Widoyoko, evaluasi masukan membantu, mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, dan bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya.79 Daryanto berpendapat bahwa evaluasi

76 Daniel L. Stufflebeam Chris L. S. Coryn, Evaluation Theory, Models, And Applications. (United States of America: Jossey-Bass), 322

77 Ihwan Mahmudi, “CIPP. Suatu Model Evaluasi Program Pendidikan”,” At 6, no. 1 (2011): 120.

78 Patta Bundu & Ermi Sola, Dasar Model Evaluasi Program (Padang: Penerbit Insan Cendekia Mandiri, 2020), 83.

79 Zulfani Sesmiarni, Model Evaluasi Program Pembelajaran, 106.

input merujuk pada sarana, pendanaan atau biaya, bahan dan rencana strategi yang telah ditetapkan dalam mencapai tujuan.80

Tahap evaluasi input ini harus mendeskripsikan kebutuhan yang sudah diidentifikasi. Pertanyaan yang harus dijawab adalah “How should it be done?”

(bagaimana seharusnya itu dilaksanakan?), dan mengidentifikasi desain prosedur dan strategi yang dianggap paling tepat untuk mencapai hasil yang diharapkan. Hasil dari evaluasi input adalah satu desain proyek untuk mencapai kebutuhan yang sudah diidentifikasi.

Metode yang digunakan untuk melaksanakan evaluasi input termasuk inventori dan analisis ketersediaan sumber daya manusia dan material, rancangan anggaran biaya dan jadwal pelaksanaan, dan rekomendasi strategi pencapaian dan tahapan desain pelaksanaan.81

Menurut Stufflebeam sebagaimana yang dikutip Suharsimi Arikunto, mengungkapkan bahwa pertanyaan yang berkaitan dengan masukan mengarah pada pemecahan masalah yang mendorong diselenggarakannya program yang bersangkutan.82

3. Process

Worthen & Sanders menjelaskan bahwa evaluasi proses menekankan pada tiga tujuan: 1) do detect predict in procedural design or its implementation during implementation stage, 2) to provide information for programmed decision, and 3) to maintain a record of the procedure as it occurs.” Evaluasi proses digunakan untuk mendeteksi atau memprediksi rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program.83 Menurut Daryanto, evaluasi proses merupakan pelaksanaan dalam kegiatan di lapangan.84 Evaluasi proses menginvestigasi kualitas implementasi program.

Tujuan utama dari tahapan ini adalah menyiapkan umpan balik berkaitan dengan program yang dilaksanakan sesuai perencanaan program, mengarahkan staf tentang bagaimana memodifikasi dan menyempurnakan rancangan program dan mengakses pencapaian staf melaksanakan program.

Evaluasi proses berfokus pada kerja monitor setiap tahapan implementasi proyek. Pertanyaan yang perlu dijawab “is it being done?”

(Apakah itu dilaksanakan?), dan menyiapkan pengecekan berkelanjutan pada

80 Daryanto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), 88

81 Patta Bundu & Ermi Sola, Konsep Dasar Model Evaluasi Program, 83-85.

82 Zulfani Sesmiarni, Model Evaluasi Program Pembelajaran, 106.

83 Ibid, 107.

84 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, 88.

proses implementasi proyek. Tujuan terpenting dari evaluasi proses adalah mendokumentasikan proses yang berjalan dan menyediakan feedback (umpan balik) terkait dengan a) kemajuan dari rancangan kegiatan yang dilaksanakan, dan b) pelurusan atau revisi dari rancangan jika diperlukan.

Evaluasi proses juga mengakses sejauh mana penerimaan anggota tim dalam menjalankan peranan masing-masing.

Metode yang digunakan untuk evaluasi proses termasuk monitoring hambatan-hambatan prosedur pelaksanaan program dan alternatif solusinya, identifikasi kebutuhan yang diperlukan dalam meluruskan kegiatan program, mengumpulkan tambahan informasi untuk mengoreksi perubahan program, mendokumentasikan proses implementasi proyek dan interaksi secara berkala dengan peserta dan mengobservasi aktivitas peserta.85

4. Product

Worthen & Sanders menjelaskan bahwa evaluasi proses menekankan pada tiga tujuan: 1) do detect predict in procedural design or its implementation during implementation stage, 2) to provide information for programmed decision, and 3) to maintain a record of the procedure as it occurs.” Evaluasi proses digunakan untuk mendeteksi atau memprediksi rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program.86 Evaluasi proses menginvestigasi kualitas implementasi program. Tujuan utama dari tahapan ini adalah menyiapkan umpan balik berkaitan dengan program yang dilaksanakan sesuai perencanaan program, mengarahkan staf tentang bagaimana memodifikasi dan menyempurnakan rancangan program dan mengakses pencapaian staf melaksanakan program.

Evaluasi proses berfokus pada kerja monitor setiap tahapan implementasi proyek. Pertanyaan yang perlu dijawab “is it being done?”

(Apakah itu dilaksanakan?), dan menyiapkan pengecekan berkelanjutan pada proses implementasi proyek. Tujuan terpenting dari evaluasi proses adalah mendokumentasikan proses yang berjalan dan menyediakan feedback (umpan balik) terkait dengan:

1. kemajuan dari rancangan kegiatan yang dilaksanakan, dan

2. pelurusan atau revisi dari rancangan jika diperlukan. Evaluasi proses juga mengakses sejauh mana penerimaan anggota tim dalam menjalankan peranan masing-masing.

85 Patta Bundu & Ermi Sola, Dasar Model Evaluasi Program, 86-87.

86 Zulfani Sesmiarni, Model Evaluasi Program Pembelajaran, 107.

Metode yang digunakan untuk evaluasi proses termasuk monitoring hambatan-hambatan prosedur pelaksanaan program dan alternatif solusinya, identifikasi kebutuhan yang diperlukan dalam meluruskan kegiatan program, mengumpulkan tambahan informasi untuk mengoreksi perubahan program, mendokumentasikan proses implementasi proyek dan interaksi secara berkala dengan peserta dan mengobservasi aktivitas peserta. 87

Dokumen terkait